Anda di halaman 1dari 1

ASFIKSIAN NEONATORUM

FAKTOR MATERNAL FAKTOR PLASENTA FAKTOR UTERUS FAKTOR JANIN Definisi:


• Hipoksia DAN TALI PUSAT • Gangguan • Presentasi abnormal Menurut WHO,
• Anemia maternal • Solusio plasenta vaskular • Infeksi Asfiksia Neonatorum
• Penyakit paru • Kompresi tali pusat • Aktivitas • Anemia janin adalah kegagalan
• Malnutrisi • Simpul mati, lilitan kontraksi • Perdarahan bernafas secara
• Asidosis dan tali pusat memanjang/ • Trauma persalinan spontan dan teratur
dehidrasi • Hilangnya Jelly hiperaktivitas • Stenosis saluran segera setelah lahir
• Hipoventilasi Wharton napas (Depkes RI, 2008:6)

KOMPLIKASI ASFIKSIA Aliran darah menuju plasenta berkurang PEMERIKSAAN PENUNJANG


• Edema otak & Perdarahan otak • PH tali pusat
• Anuria atau oliguria • Hemoglobin/ hematokrit
Kejang • Tes combs langsung pada daerah tali pusat.
• Transport O2 & nutrisi janin tidak cukup
• Koma
• Obstruksi usus yang fungsional MANISFESTASI KLINIS ASFIKSIA
• Komplikasi akibat resusitasinya 1. Pada Kehamilan
Pembuangan CO2 terganggu
sendiri (pneumothorak) Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau
kurang dari 100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya
pengeluaran mekonium.
Metabolisme anaerob • Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai
asfiksia.
• Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium :
Timbunan asam laktat dan piruvat janin sedang asfiksia
• Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium :
Latifannisa Dwi Dedinta janin dalam gawat
Asidosis 2. Pada bayi setelah lahir
214121082 Bayi pucat dan kebiru-biruan, Usaha bernafas minimal
atau tidak ada, Hipoksia, Asidosis metabolik atau
ASFIKSIA respiratori, Perubahan fungsi jantung, Kegagalan
sistem multiorgan, Kalau sudah mengalami perdarahan
di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus,
dan menangis kurang baik/ tidak menangis.
Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat

Pengkajian

Pernapasan cepat Suplai O2 ke paru ↓ Suplai O2 dalam darah ↓ Rangsangan n. vagus 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
Kerusakan otak b. Antropometri
Pola Napas Tidak Efektif Apneu Rangsangan n. vagus
c. Kepala
d. Mata
e. Hidung
Intervensi DJJ dan TD Kematian bayi DJJ lambat f. Mulut

a. Monitor jalan nafas g. Leher
b. Monitor bunyi nafas tambahan h. Jantung
Janin tidak bereaksi n. vagus tidak dapat mengkompensasi i. Paru-paru
c. Monitor sputum
terhadap rangsangan j. Abdomen
d. Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan headlit dan chinlit k. Ektremitas
e. Posisikan semi fowler atau Rangsangan n. simpatikus
fowler
f. Berikan minum hangat
g. Lakukan fisioterapi dada
h. Lakukan penghisapan lender DJJ↑, Irreguler dan menghilang
kurang dari 15 detik
i. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan Gangguan metabolisme asam basa Paru-paru terisi cairan Janin mengadakan pernapasan intrauterin
endotrakeal
j. Keluarkan benda padat dengan
forsep mcGil Asidosis respiratorik Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
k. Berikan oksigen Daftar Pustaka
Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah
Gangguan Pertukaran Gas INTERVENSI Obstetri. Jakarta :EGC
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri.
a. Monitor jalan nafas Jakarta :EGC
INTERVENSI b. Monitor bunyi nafas Novyana. (2010). Asfiksia Neonatorum.
tambahan Diakses melalui
a. Monitor frekuensi, irama, c. Monitor sputum http://novyana.wordpress.com/a
kedalaman dan upaya nafas d. Pertahankan kepatenan sfiksia-neonatorum/ pada tanggal
b. Monitor pola nafas jalan nafas dengan headlit 13 Oktober 2020
c. Monitor adanya produksi dan chinlit Straight, B. (2004). Keperawatan Ibu
sputum e. Posisikan semi fowler atau dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :EGC
d. Auskultasi bunyi nafas’ fowler Subianto, T. (2009). Pathway Asfiksia
e. Monitor saturasi oksigen f. Berikan minum hangat Neonatorum. Diakses melalui
f. Monitor nilai AGD g. Lakukan fisioterapi dada http://teguhsubianto.blogspot.co
m/2009/07/pathway-asfiksia-
neonatorum.html pada tanggal 13
oktober 2020
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBPSP

Anda mungkin juga menyukai