Anda di halaman 1dari 116

Anomali Traktus

Urinarius
Embriologi Traktus
Urinarius
W 5 ureter bud tumbuh
dari distal duktus mesoefros
Blastosit tertanam di Metanefros  ginjal
 menginduksi
endometrium pada hari ke 6 permanen
pembetukan metaefros dan
mesoderm

Muncul mesonefros (w 4-8)


Perkembang hingga
Yolk sac dan amnion  punya dua duktuli
pembentukan ren dan
terbentuk Mesonefik (Wolfii) dam para
ureter
mesomefrik (Muleri)

Diferensiasi jd ektiderm Pronefros  minggu 1 4 


Duktus mesonefrik 
mesoderm dan endoderm regresi  6-10 pasang
kloaka  sinus urogenitalis
 pembentukan organ start tubulus yag bermuara pada
dan anorektal  w4 -6 Vu
minggu 3-10  traktus sepasang duktuli proefros
dari S Urogen.
urogenital dr mesoderm  bermuara pada kloaka
Anomali Ginjal
Epidemiologi
Sering disertai dengan anomali organ lain seperti tidak adanya VU atau ureter, pneumothorax
spontanea, hipoplasia paru, pneumomediastinum.
Insiden 450 dari 1800 kelahiran
Kelainan disertai orga reproduksi 4 kali lebih sering pada wanita
Anomali Jumlah Ginjal
Agenesis
Merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya jaringan ginjal
pada tubuh seseorang. Merupakan kelainan pada perkembangan blastema
metanefrik menjadi ginjal dewasa
Supernumemary kidney
Yaitu jumlah ginjal pada satu sisi lebih
dari satu, mungkin disebabkan karena
terbelahnya blastema metanefrik
menjadi beberapa bagian.
Manifestasi Klinis
Sering disertai dengan kelainan organ genital pada sisi yang sama (Laki-laki : satu vas
deferens, hipoplasia testis , wanita : uterus bikornua atau unikornua, hipoplasi da tidak
adanya ovarium)  sindrom Rokitansky-Kuster Hauser
Jarang diketahui langsung, biasanya dari pemeriksaan penunjang.
Diagnosa agenesis ginjal ini biasanya ditegakkan secara kebetulan dengan USG, IVPatau
Scanning
Anomali Posisi
Malrotasi Ginjal
Ginjal Ektopik
Malrotasi Ginjal
Etiologi : rotasi ginjal tidak lengkap, rotasi terbalik (reverse), rotasi yang terlalu banyak (excesive).
Yang paling banyak adalah rotasi ginjal tidak lengkap  posisi ginjal menghadap diantara posisi
normal dan sebelum rotasi.
Manifestasi Klinis
Bisa pada satu ginjal maupun keduanya
Mengeluh nyeri tumpul pada abdomen a
Massa pada abdomen  obstruksi  kailektasis
Ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan VIU
Ginjal Ektopik
Ginjal ektopik adalah posisi ginjal yang berada pada tempat yang tidak seharusnya.
Ginjal ektopik mungkin berada pada posisi dia berasal (simple ectopic) atau menyebrang garis
tengah menuju sisi kontralateral (crossed ectopic)
Pelvic kidney, thoraxic kidney
Manifestasi Klinis
ISK
Nyeri
Mual muntah
Hidroneprosis
Ginjal yang terletak pelvikal  hipoplasia, refluks, obstruksi
Pemeriksaan Penunjang
Untuk pemeriksaan, perlu dilakukan sintigrafi renal, CT scan, dan MRI. Jika positif ditemukan
ginjal ectopic, bisa dilakukan bedah rekonstruksi untuk reposisi ginjal.
Anomali Fusi Ginjal
Istilah Fusi yaitu terjadinya penyatuan anatomik 2 ginjal atau lebih menjadi satu
Klasifikasi
◦ Ginjal Tapal Kuda (Horshoe Kidney)
◦ Kista Ginjal
Ginjal Tapal Kuda
Ginjal tapal kuda merupakan kelainan fusi ginjal sehingga kedua ginjal terhubung
melalui istmus.
Fusi ini sering terjadi di bagian bawah ginjal.
Insiden kelainan ini yang ditemukan pada otopsi klinis adalah 1:400 dan 90% fusi
terjadi pada bagian bawah ginjal.
Posisi ginjal pada kelainan ini akan lebih rendah dibandingkan dengan posisi ginjal
normal dan istmusnya berada pada lumbal 4 sampai lumbal 5.
Horse shoe kidney
Patofisiologi
Ginjal yang berasal dari metanerfos biasanya tampak pada
minggu ke 5 dan ginjal yang semula terletak di daerah
panggul bergeser ke kedudukan yang lebih cranial di
rongga perut. Selama perjalanan naik ginjal berjalan melewati
sudut percabangan yang dibentuk arteri umbilikalis tetapi
kadang kedua ginjal terdorong demikian dekatnya satu sama
lain selama perjalanannya melalui percabangan itu sehingga
mereka membentuk suatuistmus yang berupa parenkim ginjal
atau jaringan fibrous
Manifestasi Klinis
Jika tidak ada komplikasi, kelainan ini jarang menunjukkan gejala dan biasanya tidak
sengaja terdeteksi saat pemeriksaan pencitraan untuk tujuan lain.
Keluhan biasanya muncul bila ada obstruksi uretropelvic junction atau refluks vesiko
ureter sehingga menimbulkan nyeri pada pinggang serta dapat ditemukan massa di
pinggang. Kelainan ini juga dapat menimbulkan infeksi dan batu saluran kemih.
Kista Ginjal
Kista ginjal disebabkan kegagalan pertemuan saluran pengumpul dengan nefron
sehingga menimbulkan kista pada ginjal.
Kista ginjal ini terdiri dari tiga jenis, yaitu ginjal multikistik displastik, ginjal polikistik,
dan kista ginjal soliter.
Diagnosis
Pada kelainan ginjal multikistik dysplasia, akan ditemukan pada palpasi
bimanual massa ireguler, berlobus dan ureter biasanya atretik.
Pada USG akan ditemukan gambaran kista. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi
degenerasi maligna.Pada kelainan ginjal polikistik, kerusakan terjadi pada kedua
ginjal. Kelainan ini akhirnya akan berujung pada gagal ginjal terminal.
Polikistik Ginjal Autosomal Resesif
Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit polikistik infantile, gangguan autosomresesif yang
jarang ini mungkin tidak terdeteksi sampai sesudah masa bayi. Selain kista pada ginjal, kista juga
ditemukan didalam hat
Manifestasi Klinis
Penderita mempunyai masa pinggang bilateral pada saat lahir, ganguan ini
dihubungkandengan oligohidramnion, karena janin tidak manghasilkan urin yang cukup
Oligohidramnion  sindrom potter (hidung pesek, dagu berceruk, lipatan epikantus,
telinga terletak abnormal rendah, kelainan tungkai) sebagai akibat kompresi janin dan
hipoplasia paru. Hipoplasia paru dapat menyebabkan kegawatan pernapasan neonatus,
dengan pneumotor
Potter’s face
Pemeriksaan Penunjang
Manifestasi klinis di dukung denagn ultrasonografi yang menunjkan pembesaran
yangnyata dan hiperekogenik ginjal yang seragam. Sedang pielogram akan
menunjukankekeruhan duktus kolektivus yang mengalami dilatasi. Karena duktus ini
berjalan melaluikorteks ke medulla dan akan tampak gais-garis radial yang serupa
dengan jeruji roda
Pengobatan
Pengobatan bersifat suportif, mencakup menejemen hipertensi yang cermat.
Prognosis
Anak dengan pembesaran ginjal yang berat dapat meninggal pada masa
neonatus karena insufisiensi paru atau ginjal. Sedang anak-anak yang mampu bertahan
dapat hidup selama beberapa tahun sebelum terjadi insufisiensi ginjal. Selama masa ini
ukuran ginjalmengkerut dan hipertensi menjadi kurang berat.
Bila terjadi gagal ginjal, dialisis dan transplantasi ginjal harus dipertimbangkan.
Pada penderita fibrosis hati, sirosis dapatmengakibatkan hipertensi portal,karena
prognosisnya jelek
Penyakit Ginjal Polikistik Autosom
Dominan
Dikenal juga dengan penyakit polikistik dewasa, gangguan autosom dominan inimerupakan
penyebab gagal ginjal stadium akhir pada orang dewasa
Etiologi
Defek genetic pada suatu lokus pada lengan pendek kromosom 16
Patofisiologi
Pada orang dewasa yang terkena kedua ginjal memebesar dan menampakan
kista-kistakorteks dan medulla yang terutama merupakan pelebaran tubulus.
Penyakit ini biasanyamuncul pada usia dekade ke-4 atau ke-5 dengan hematuria
makroskopis ataumikroskopis. Kelainan yang menyertai dapat meliputi kista hati
tanpa arti klinis dananeurisma pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan
pendarahan intracranial
Manifestasi Klinis
Hematuri
Massa Pinggang unilateral atau bilateral
Hematuri
Pemeriksaan Penunjang
Kista seringkali dapat diperlihatkan dengan ultrasonografi pielografi intavena atau scantomografi
komputasi (CT), biasanya pemeriksaan radiografi dan biopsy ginjalmemperkuat diagnosis
Pengobatan
Pengobatan bersifat suportif, mencakup menejemen hipertensi yang cermat
Komplikasi
Kista yang besar dapat menyumbat sistem pelviokalises atau saluran kemih.
Bisa terjadi perdarahan di dalam kista atau daerah perineal, yang engakibatkan
rasa nyeri yang sangat pada pasien. Kista ginjal juga dapat mengalami infeksi,
bila meluas sampai ke parenkimginjal, sehingga dapat menyebabkan infeksi
sistemik. Komplikasi lain: urolitiasis,nefrokalsinosis, keganasan.
Anomali Ureter dan Pelvis
Ureter Ektopik
Duplikasi ureter
Ureterokel
Stenosis UPJ atau stenosis subplevin
Ureter Ektopik
Kelainan kongenital jika ureter bermuara di leher vesica urinaria atau lebih distal dariitu
Epidemiologi
Insiden ureter ektopik belum diketahui dengan pasti, tapi autopsi pada
anak didapatkan 1 dari 1900 autopsi. Kurang lebih 5-17% ureter ektopik mengenai
kedua sisi.80% pada wanita, disertai dengan duplikasi sistem pelviureter, pada pria
umumnyaterjadi pada single-ureter. Kejadian pria : wanita = 2,9 : 1
Diagnosis
Ureter ektopik pada pria kebanyakan bermuara pada ureter posterior,
meskipunkadang bermuara pada vesikula seminalis, vas deferens, atau duktus
ejakulatorius.
Muara pada uretra posterior seringkali tidak memberikan gejala, tetapi muara
ureter pada vasa deferens seringkali tidak menyebabkan keluhan epididimis yang
sulitdisembuhkan karena vasa deferens dan epididimis selalu teraliri ole
Pada wanita, ureter ektopik sering kali bermuara pada uretra dan vestibulum. Keadaan ini
memberikan keluhan yang khas pada anak kecil, yaitu celana dalam selalu basah oleh urine
(inkontinensia kontinua) tetapi dia masih bisa miksi seperti orang normal.
Jika ureter ektopik terjadi pada duplikasi system pelviureter, ureter ektopik menerima
drainase dari ginjal system cranial. Selain itu muara ureter ektopik biasanya atretik dan
mengalami obstruksi sehingga seringkali terjadi hidronefrosis pada segmen ginjal
sebelah cranial.
Pada pemeriksaan PIV, hidronefrosis mendorong segmen kaudal terdorong ke bawah
dan ke lateral sehingga terlihat sebagai gambaran bunga lili yang jatuh (dropping lily)
Dropping Lily sign
Pemeriksaan sitoskopi mungkin dapat menemukan adanya muara ureter ektopik padauretra
atau ditemukan hemitrigonum (tidak ditemukan salah satu muara ureter pada buli).Jika
ditemukan muara ureter ektopik pada uretra, dapat dicoba dimasuki kateter ureter dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan uretografi retograd
Penatalaksanaan
Jika ditemukan muara ureter ektopik pada uretra dapat di coba di masuki kateter
ureter dan dilanjutkan dengan ureterografi retrograd. Namun ureter ektopik
tergantungkelainan yang tedapat pada ginjal. Jika ginjal sudah mengalami
kerusakannefroereterektomi, tetapi kalau masih bisa dipertahankan dilakukan
implantasi ureter pada vesica urinaria.
Duplikasi Ureter
Anomali saluran kemih sebelah atas yang paling sering dijumpai, yaitu 1 : 125 dari bayi lahir
hidup
Klasfikasi
Dupilkasi
Pielo-Ureter

Tak Lengkap Lengkap

Ureter Kutub Ureter Kutub


Y type Ureter V type ureter
atas ginjal Bawah ginjal
Manifestasi Klinis
DuplikasiTak lengkap
Tidak ada keluhan. Namun terjadi refluks uretero-ureter (Yo Yo fenomena)  HN atau
Hidroureter
Duplikasi Lengkap
Hukum Weighert-Meyer  obstruksi
Keluhan : ISK, HN refluks uretero-ureter, stenosis muara ureter
Pemeriksaan Penunjang
IVU  dropping lily
Sintigrafi  untuk menilai ketebalan parenkim
Penatalaksanaan
Pieloplasti (membuang salah satu ureter)  pada HN akibat fenomena Yo Yo
Heminfrektomi  membuang kutub ginjal yang rusak
Namun jika fungsi masih baik  neoimplantasi ureter dg memindahkan muara ureter ke buli-
buli
Ureterecole
Ureterokel adalahsirkulasi atau dilatasi kistik terminal ureter.
Letaknya mungkin berada dalam buli-buli (intravesikel) atau mungkin ektopik diluar
muara ureter yangnormal, antara lain terletak di leher buli-buli atau uretra.
Ureterokel yang letaknya intravesikular biasanya merupakan ureter satu-satunya yang
terletak pada sisi itu,sedangkan ureterokel ektopik pada umumnya berasal dari
duplikasi ureter yangmenyalurkan urine dari ginjal kutub atas.
Bentuk ureter ektopik ternyata lebih sering dijumpai pada ureterokel intravesika.
Kelainan ini ternyata 7 kali lebih banyak dijumpai pada wanita, dan 10 % anomaly
inimengenai kedua sisi
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
Ureterokel kecil tidak bergejala . Ureterokel yang cukup besar akan mendorong muara
ureter yang sebelah kontralateral dan menyebabkan obstruksi leher buli diikuti dengan
hidroureter dan hidronefrosis. Biasanya ditemukan ISK kambuhan atau kronik.
Bilaureterokel besar atau terdapat penyulit, maka perlu tindak bedah berupa
ekstirpasiuretrokel dan neoimplantasi ureter ke dalam kandung kemih
Stenosis UPJ atau stenosis subplevin
HN karena Stenosis UPJ sering ditemukan pada anak anak.
Dengan USG antenatal  dapat terdeteksi dan dilakukan drainase urin in utero guna mecegah
kerusakan parenkim.
Laki > perempuan
Etiologi
Faktor Instrinsik
Ureter  fase solid  kanalisasi  rekanalisasi dimulai dari tengah lalu ke distal dan proksimal
 terjadi kegagalan rekanalisasi  stenosis UPJ
Faktor Ekstrinsik
Ureter proksimal disilang oleh pembuluh darah aberent atau assesoria yang menuju kutub
bawhah ginjal  menekan ureter proksimal  terjadi gg pengosongan urin
Manifestasi Klinis
Pada anak
Gangguan perkembangan
Flank pain
Hematuria
Pada dewasa
Episode nyeri pinggang saat diuresis  sehabis minum banyak
Sepsis
BSK
Refluks Vesiko-Ureter
Terjadi aliran balik / retrograd urin dari buli-buli ke ureter/ ginjal.
Sering ditemukan pada bayi
PR > LK
Derajat VUR
Etiologi
Primer Sekunder

• Bagian Ureter Intravesika • Sistitis atau ISK


terlalu pendek atau tidak • Obstruksi intravesika
dijumpai • Instabilitas Detrusor
• Letak orifisium ureter • Duplikasi Sistem
terlalu lateral Pelvikalises
• Bentuk orifisium ureter • Divertikulum para vesika
abnormal (stadium, tapal
kuda, golf hole)
Manifestasi Klinis
hidronefrosis intrauterin biasanya bersifat asimtomatik
Manifestasi klinis pada neonatus berupa gangguan pernafasan, muntah berulang, gagal ginjal,
masa di abdomen, asites akibat urin, gagal tumbuh dengan atau tanpa demam.
Anak yang lebih tua akan bermanifestasi dalam bentuk gejala-gejala ISK
Pemeriksaan Penunjang
Lab
Pencitraan
◦ USG
◦ VCUG
◦ Skintigrafi renal
Terapi
Tujuan : Menjaga agar ginjal tumbuh secara normal dan mencegah kerusakan parenkim ginjal.
Medikamentosa
Intervensi
Operasi terbuka
Laparoskopi
Menyuntikan bahan tertentu melalui sistoskopi
Ekstrofia Buli-Buli
Defek sebelah ventral sinus urogenitalis system musculoskeletal
Dinding abdomen sebelah bawah berhubungan langsung dengan permukaan dalam dinding
posterior buli-buli  ujung-ujung mukosanya bertemu dengan kulit dinding abdomen 
mukosa buli-buli terpapar langsung dengan dunia luar  urine yang keluar dari muara ureter
tidak tertampung
Tulang ramus osis pubis terpisah lebar, cincin pelvis tidak rigid, dan eksorotasi femur, sehingga
pasien berjalan seperti bebek.
Kelainan ini jarang didapatkan, yakni terjadi pada 1 dari 30.000 kelahiran hidup, dan lebih
banyak didapatkan pada lelaki (3:1).
Klasifikasi
Ekstrofia buli-buli klasik
Angka kejadiannya 60%
Massa berwarna merah yang menonjol pada region suprapubik
Dinding buli-buli dan trigonum terpapar ke luar
Muara urethra yang epispadias mengeluarkan urine
Kelainan yang menyertainya adalah:
Kedua simfisis pubis yang terpisah cukup lebar
Hernia inguinalis indirek
Testis retraktil
Prolapse rectum pada 15-20% kasus
Prognosis
Cukup baik, dengan usia harapan dan kualitas hidup cukup baik
Tatalaksana
Operasi sebaiknya secepat mungkin, pada usia 48 jam, untuk mengurangi kerusakan mukosa
buli-buli dari paparan lingkungan luar dan menghindari tindakan operasi osteotomy iliaka.
Ekstrofia kloaka
Angka kejadian 10%
Tipe ini adalah yang paling berat  defek dinding abdomen yang sangat luas, berupa buli-buli,
usus iliosekal terpapar, dan anus imperforatus
Diikuti dengan mielomeningokel (50%).
Prognosis jenis ini tidak menggembirakan.
Epispadias
Angka kejadiannya 30%
Kelainan yang paling ringan  muara urethra berada di dorsum penis dan jarak antara simfisis
pubis tidak terlalu jauh
Sesuai dengan letak muara urethra, epispadias dibedakan dalam 3 tipe: epispadias glanular
(15%), penile (25%) dan penopubik
Lebih kurang 90% diikuti dengan refluks vesiko-ureter dan 75% dengan inkontinensia urine
Terapi
Operasi rekonstruksi epispadias glanular dan penile dilakukan secara elektif uteroplasti dengan
kordektomi
Untuk yang tipe penopubik yang biasanya disertai dengan inkontinensia harus dilakukan
rekonstruksi lebih ekstensif  bladder-neck plasty, uretroplasti dan implantasi urethra
Kontinensia dapat tercapai hingga 60-80%.
TESTIS MALDESENSUS
Keadaan dimana testis tidak berada di dalam kantong skrotum (maldesensus).
Faktor yag mempengaruhi penurunan testis ke dalam skrotum:
Adanya tarikan dari gubernaculum testis dan reflex dari otot kremaster
Perbedaan pertumbuhan gubernaculum dengan pertumbuhan badan
Dorongan dari tekanan intraabdominal.
Proses desensus testikulorum tidak berjalan dengan baik  testis tidak
berada dalam skrotum (maldesensus)

testis tidak mampu mencapai Testis tersesat (keluar) dari


skrotum tetapi di jalur yang jalurnya yang normal  testis
normal  kriptorkismus ektopik
Berada di perineal yaitu diantara
Terletak di kanalis inguinalis atau aponeurosis obligus eksternus
di ronga abdomen yaitu diantara dan jaringan subkutan,
fossa renalis dan anulus suprapubik atau regio femoral
inguinalis internus
Prevalensi
Kriptorkismus pada bayi prematur 30% yaitu 10 kali lebih banyak daripada bayi cukup bulan
(3%)
Dengan bertambahnya usia testis mengalami desensus secara spontan sehingga pada saat usia 1
tahun angka kejadia kriptorkismus tinggal 0,7-0,9%. Setelah usia 1 tahun, testis yang letaknya
abnormal jarang dapat mengalami desensus testis secara spontan
Etiologi
Adanya kelainan pada:
Gubernaculum testis
Kelainan intrinsic testis atau defisiensi hormone gonadotropin yang memacu proses desensus
testis.
Patofisiologi
Suhu di dalam rongga abdomen 10C lebih tinggi daripada suhu di dalam skrotum 
mengakibatkan kerusakan sel-sel epitel germinal testis  Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5
bagian dari sel-sel germinal testis telah mengalami kerusakan  Pada usia 3 tahun hanya 1/3
sel-sel germinal yang masih normal  Kerusakan ini makin lama makin progresif dan akhirnya
testis mengecil.
Potensi seksual tidak mengalami gangguan karena sek-sel Leydig sebagai penghasil hormone
androgen tidak ikut rusak
Akibat lain yang ditimbulkan dari letak testis yang tidak berada di skrotum adalah mudah
terpluntir (torsio), mudah terkena trauma dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna
Gambaran Klinis
Anak-anak: tidak menjumpai testis di kantong skrotum
Dewasa: infertilitas yaitu belum mempunyai anak setelah kawin beberapa tahun.
Kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang disebabkan testis maldesensus
mengalami trauma, mengalami torsio, atau berubah mejadi tumor testis
Inspeksi: regio skrotum terlihat hypoplasia kulit skrotum karena tidak pernah ditempati oleh
testis
Palpasi: testis tidak teraba di kantong skrotum melainkan berada di inguinal atau di tempat lain
 harus dibedakan dengan anorkismus bilateral (tidak mempunyai testis)  pemeriksaan
hormonal antara lain hormon testosterone, kemudian dilakukan uji dengan pemberian hormone
hCG (hormon chorionic gonadotropin)
Periksa kadar testosteron awal terus injeksi hCG 2000U/hari selama 4 hari. Pada hari ke-5 kadar
meningkat 10 kalo lebih tinggi daripada kadar semula itu artinya testis memang ada.
Pemeriksaan Penunjang
Pemakaian USG seringkali tidak banyak manfaatnya, sehingga jarang dikerjakan. Pemeriksaan
flebografi selektif adalah usaha untuk mencari keberadaan pleksus Pampiniformis, jika tidak ada
itu berarti testis memang tidak ada.
Diagnosis Banding
Testis retraktil atau kriptorkismus fisiologis, dijumpai testis yang biasanya berada di kantong
skrotum tiba-tiba berada di daerah inguinal dan nanti akan kembali ka tempat semula. Keadaan
itu terjadi karena reflek otot kremaster yang terlalu kuat akibat cuaca dingin atau setelah
melaukan aktifitas fisik.
Anorkismus (tidak adanya testis), terjadi karena memang tidak terbentuk testis atau testis yang
mengalami atrofi akibat torsio in utero atau torsio pada saat neonatus.
Tindakan
Prinsipnya  menurunkan testis yang tidak pada tempatnya ke dalam kantong skrotum baik
dengan cara medikamentosa maupun pembedahan. Dengan asumsi bahwa jika dibiarkan, testis
tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun sedangkan setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan
testis yang cukup bermakna, maka saat yang tepat untuk melakukan terapi adalah pada usia 1
tahun.
Medikamentosa  pemberian hormonal pada kriptorkismus banyak memberikan hasil
terutama pada kelainan bilateral, sedangkan pada kelainan unilateral hasilnya masih belum
memuaskan. Obat yang sering digunakan adalah hormone hCG yang disemprotkan intranasal
Operasi  mempertahankan fertilitas, mencegah timbulnya degenerasi maligna, mencegah
kemungkinan terjadinya torsio testis, melakukan koreksi hernia dan secara psikologis mencegah
terjadinya rasa rendah diri karena tidak mempunyai testis.
Operasi  orkidopeksi yaitu meletakkan testis ke dalam skrotum dengan melakukan fiksasi
pada kantong sub dartos.
HIDROKEL
• DEFINISI
Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis

• ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir  karena belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum
sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
• GAMBARAN KLINIS
-Pasien mengeluh ada benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri
-Pada PF didapatkan adanya benjolan
di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada
pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transiluminasi
• KLASIFIKASI
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis:
1) Hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak
dapat diraba. Pada anamnesis besarnya kanton hirokel tidak berubah sepanjang
hari.
2) Pada hirdrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di
sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi testis dapat diraba dan berada di
luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari
3) Pada hidrokel komunikan, terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan
rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen
• TERAPI •Pada hidrokel kongenital dilakukan
pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel
-Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga
adalah dengan aspirasi dan operasi pada saat operasi hidrokel, sekaligus
- Indikasi pembedahan: melakukan herniorafi.
 Hidrokel yang besar sehingga dapat
menekan pembuluh darah •Pada hidrokel testis dewasa dilakukan
 Indikasi kosmetik pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi
dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai
 Hidrokel permagna yang dirasakan cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel
terlalu berat dan menganggu pasien sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dalam melakukan aktivitasnya sehari- dilakukan ekstirpasi hidrokel in toto
hari.
FIMOSIS
• DEFINISI
Prepusium penis yang
tidak dapat diretraksi
(ditarik) ke proksimal
sampai ke korona glandis
• GEJALA KLINIS
-Sulit kencing
-Pancaran urine mengecil
-Meggelembungnya ujung prepusium penis pada saat miksi dan menimbulkan retensi urine
-Kadang timbul korpus smegma
• TINDAKAN
-Fimosis dengan keluhan miksi
-Meggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi atau fimosis yang
-Disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi
PARAFIMOSIS
• DEFINISI
Prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak
dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada
penis dibelakang sulkus koronarius.
- Menarik preputium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat
bersenggama/ masturbasi atau sehabis pemasangan kateter  Jika
prepusium tidak dikembalikan ke tempat semula menyebabkan
gangguan aliran balik vena superfisial, sedangkan aliran arteri tetap
berjalan normal  edema glans penis dan nyeri
• TINDAKAN
-prepusium diusahakan dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans selama 3-5
menit  edema <<
-secara perlahan prepusium dikembalikan pada tempatnya
-setelah edema dan proses inflamasi menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi
BALANOPOSTITIS
Pengertian
Balanitis : inflamasi superfisial glans penis
Postitis : inflamasi prepusium penis.
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada
kepala penis (glans penis) dan kulitnya.
Etiologi
Infeksi bakteri ataupun kandida dan iritasi dari iritan
eksterna.
Pada anak 2 - 5 tahun dikarenakan higiene yang
kurang baik
Gambaran klinis
Iritasi, kemerahan, eksudat, edema glans dan
permukaan dalam prepusium
Infeksi streptokokus : eksudat tipis, purulen pada
sulkus korona glandis, dapat bersamaan dengan
infeksi tenggorok
Tindakan
Dapat sembuh dengan pembersihan lokal sederhana
Streptokokus  rapid test dan kultur sekret dan ampisilin sistemik
Krim hidrokortison 0,5% dan salep antibiotik 2x1hari
Berulang  sirkumsisi
Adesi Penis
Definisi
Perlengketan kulit penis sebelah distal pada glans
yang termasuk sebagai penyulit dari sirkumsisi.
Etiologi
Glans yang terkelupas pada saat sirkumsisi langsung
bersinggungan dengan sendirinya karena
penumpukan epitel debris dibawah adesi dan
peregangan pada saat ereksi.
Meskipun jarang, adesi mengalami epitelisasi 
terbentuk jembatan kulit antara glans dan shaft penis
 koreksi pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai