Anda di halaman 1dari 102

Words Definisi

Obstetri Ilmu kebidanan untuk bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang
bersangkutan dengan lahirnya bayi.
Objek ilmu ini adalh :
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Bayi yang baru dilahirkan
Kelahiran Hidup Bayi yang pada saat / setelah lahir memperlihatkan tanda-tanda kehidupan, seperti nafas
spontan atau ada denyut jantung/ gerakan otot-otot sadar secara spontan dan definitive
Lahir Mati (Stillbirth) Tidak adanya satupun tanda kehidupan yang terlihat pada saaat / setelah lahir
Kematian Neonatal Kematian seorang bayi lahir yang terjadi setelah 8 hari sebelum 29 hari
Dini (Fetal Death)
Periode Perinatal Periode antara kelahiran dengan BBL 500 gram atau usia kehamilan 20 minggu sampai janin
berusia genap 28 hari setelah kelahiran
Kelahiran Pengeluaran janin ari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusat telah dipotong atau
plasentanya masih berhubungan
Berat Lahir Berat neonates yang segera ditimbang setelah lahir (setelah tali pusat dipotong)
Angka Kelahiran Jumla kelahiran hidup /1000 penduduk
Angka Kesuburan Jumlah kelahiran hidup / 1000 wanita usia subur (15 44 th)
Angka Lahir Mati Jumlah bayi yang dilahirkan per 1000 kelahiran
Angka Kematian Jumlah kematian neonatal / 1000 kelahiran hidup
Neonatal
Angka Kematian Jumlah bayi lahir mati ditambah dengan angka kematian neonatal per 1000 kelahiran total
Perinatal
Kematian Bayi (Infant) Semua bayi yang mati setelah lahir hidup sampai berusia 12 bulan
Angka Kematian Bayi jumlah kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
(Infant)
BLR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir (< 2500 gram)
BLSR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir (<1500 gram)
BLASR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir < 1000 gram
Bayi Cukup Bulan Bayi yang dilahirkan setelah genap 37 minggu usia kehamilan sampai 42 minggu (260 294
hari)
Bayi Premature Bayi yang dilahirkan sebelum Usia kehamilan genap 37 minggu (259 hari)
Serotinus Bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan genap 42 minggu (295 hari)
Abortus Janin atau embrio yang dikeluarkan dari uterus pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat <
500 gram
Induksi Untuk Bertujuan untuk mengakhiri kehamilan intrauterine dengan perhatian ditujukan untuk melahirkan
Terminasi Kehamilan bayi hidup
Kematian Ibu Kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetric kehamilan, persalinan atau nifas dan
Langsung akibat inervensi, kelalaian, tidak tepat atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh hal-hal
tersebut diatas. Contoh : ibu mati karena rupture uteri
Kematian Ibu Tidak Kematian obstetric yang tidak secara langsung disebabkan oleh sebab obstetric tetapi akibat
Langsung dari penyakit yand telah ada sebelumnya atau penyakit yang timbul selama kehamilan,
persalinan atau nifas namun diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, contoh :
kematian ibu karena stenosis mitral.
Kematian Non Kematian ibu yang disebabkan karena kecelakaan yang sama sekali tidak ada hubungan
Maternal dengan kehamilan
Angka Kematian Ibu Jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh proses reproduksi per 100.000 kelahiran hidup

JUMLAH PENDUDUK (data 2005-2006)


Indonesia 225 juta
Jawa tengah 32 juta

1 | Page
Semarang 3 juta (Singapore)
Jakarta 12 juta
Australia 20 juta
Penduduk miskin Indonesia 39,5 juta (16 %)

DTA (deep tansverse arrest) sudah dipmpim mengejan (melewati hodge 3+


Diambil tindakan partus tidak bisa spontan tapi dengan tindakan
Transverse position hodge I, II, III
Deep transverse position hodge III +, posisi melintang
Deep transverse arrest sudah dipimpin mengejan (primi)

Indikasi PINARD
Lilitan tali pusat
Partus kering local constriction ring
Tali pusat pendek

(G)RAVIDA orang yang sedang / pernah hamil


(P)ARA perempua yang pernah/sedang melahirkan yang dapat hidup (viable)
(A)BORTUS terhentinya kehamilan pada Usia kehamilan < 20 minggu (keguguran)
Nuli (belum pernah)
Primi (baru pertama kali)
Multi (sudah pernah > 1x)
Kembar dihitung G1 dan P2 (cat kembar 2 lahir)
Mola hidatidosa (dihitung Abortus)

RUMUS NAEGALE (menentukan Taksiran partus)


HPHT = H+7 B-3 T+1
Syarat : siklus haid 28 hari dan teratur
Kalau tidak teratur hitung manual + USG
Kalau siklus tidak 28 hari contoh 23 hari maka Taksiran partus -5
Grande multi gravida kehamilan > 5x
Primi sekundi jarak antara kehamilan terakhir dengan kehamilan sekarang > 10 tahun (udah dianggap
patologis)
Usia tua > 35 tahun mengarah ke primi
Primi tua G1 dengan umur >30 tahun

2 | Page
PARTUS
Fisiologis
Normal
Spontan (makin atas mkin baik)

Partus spontan proses pengeluaran hasil konsepsi dengan kekuatan ibu sendiri
Partus normal proses pengeluaran janin dengan kriteria : 9 syarat harus terpenuhi
1. Kehamilan aterm (37-42 minggu)
2. Janin tunggal dan hidup (intrauterine)
3. Lahir spontan dengan kekuatan ibu sendiri
4. Presentasi belakang kepala (UUK di depan)
5. BBL 2500-3999 gram
6. Plasenta lahir spontan lengkap
7. Lama persalinan < 18 jam
8. Nifasnya baik / fisiologis
9. Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (episiotomy tetap N tapi tidak fisioloigs)

PARTUS FISIOLOGIS partus normal pada ibu dengan :


Janin tunggal (teraba 1 bokong, 1 punggung, 1 kepala punctum max. 1)
Janin hidup djj terdengar
Janin intrauterine ada balotement
His + sulit teraba bagian janin
His - diraba uterusnya / dirangsang mammae/ oksitoksin test 2-3 drip oksitoksin 0,3 cc /im
Pemeriksaan dalam (VT)
Teraba KK, sulit untuk meraba bagian janin

JANIN 1
PF
Leopold
I (klau ga bisa pakai perasat KNBEL
II (kalau ga bisa pakai perasat BUDIN AHFELD)
III
IV untuk letak kepala (ltak bokong tidak bisa)
Mendengarkan 1 djj keras di 1 1 titik punctum max
PARTUS LAMA persalinan yang lamanya > 18 jam
3 | Page
PARTUS TAK MAJU tidak adanya kemajuan persalinan pada kala I dalam hal penurunan kepala, putaran paksi
dalam dan pembukaan servis (syarat HIS harus adekuat)
PARTUS MACET tidak adanya kemajuan persalinan pada kala II dalam hal penurunan kepala dan putaran
paksi dalam (syarat HIS harus adekuat)
PARTUS IMMATURUS terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minttu, kurang dari 28 minggu, dengan berat janin antara
500 1000 gram
PARTUS PREMATURUS terjadi pada kehamilan antara 28-36 minggu, dengan berat janin antara 1000 2500 garam
PARTUS POST MATURUS partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang diperkirakan, atau partus yang terjadi
(SEROTINUS) pada usia kehamilan > 42 minggu
PARTUS PRESIPITATUS partus yang terjadi dengan kecepatan di luar batas (cepat / < 4 jam)
PARTUS PREMATUR baru ancaman (sama dengan partus premature)
IMMINENS
PREGNANCY WASTAGE ketidak mampuan 1 persalinan untuk menghantarkan hasil konsepsi sampai lahir hidup
(contoh: abortus spontan, still birth, dll)
RIWAYAT OBSTETRI berhubungan dengan reproduksi sebelumnya misal : section 2x, vacuum terus, still birth
JELEK
RIWAYAT REPRODUKSI berhubungan dengan infertilitas, abortus, 3x kehamilan tidak cukup bulan
JELEK
INFERTILITAS PRIMER PUS sudah menikah, selama > 1 tahun berhubungan secara normal tanpa alat kontrasepsi
belum pernah hamil
INFERTILITAS sudah pernah hamil, tapi untuk hamil lagi setelah 1 tahun dengan hubungan normal tanpa
SEKUNDER alat kontrasepsi sulit
MENSTRUASI pengeluaran darah pervaginam disertai dengan reruntuhan dinding endometrium pada
perempuan usia reproduksi yang bersifat siklik, periodic dan fisiologis
MENARCHE menstruasi yang pertama kali (10-15 tahun)
HPHT hari pertama dari haid yang terakhir
AMENORE tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih
Primer tidak adanya mens pada wanita usia > 18 tahun yang sebelumnya belum pernah
mens
Sekunder tidak datangnya mens pada wanita yang telah mendapatkan menarche
PSEUDOAMENORE / keadaan dimana terjadi mens tetapi darah mens tidak dapat keluar karena tertutupnya
KRYPTOMENORE vagina, cervix, hymen
Diambil patokan 18 tahun dianggap sebagai usia perubahan pubertas dewasa
MENOMETRORAGI perdarahan pervaginam dalam jumlah banyak di luar siklus haid
POLIMENORE mens teratur yang terlampau sering datannya karena siklusnya pendek (<25 hari)
OLIGOMENORE mens teratur yang terlampau jarang datangnya karena siklusnya panjang > 35 hari
METRORHARGI perdarahan pervaginam yang berlebihan, tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
siklus haid
DYSMENORE nyeri yang berhubungan dengan mens dan paling kuat dirasakan pada daerah bujur sangkar
Michaaelis dan bersifat kolik atau terus menerus

NB:
Jika terjadi partus tidak maju / macet maka harus diakhiri namun harus dilihat sejauh mana proses itu
berlangsung (pasti)
Jika pada kala I umumnya diakhiri dengan operasi
Jika pada kala II lihat posisi forceps, vacuum atau juga dengan operasi

PPV periodic dan Siklik


SIKLUS HAID (menstrual 1-5, proliferasi/folikuler 5-14, secretory/luteal 14-28)
4 | Page
FSH dikeluarkan oleh hipofisis anterior folikel primer folikel sekunder folikel tersier (folikel de Graaf)
yang membuat estrogen menekan FSH mengeluarkan LH folikel de graaf mendekati permukaan
OVULASI ovum terlepas, sisa badannya yang masih berdarah banyak disebut korpus rubrum korpus
luteum (warna kuning) hormone progesterone kelenjar berlekuk (masa sekresi) mempersiapkan tempat
untuk nidasi, bila ada pembuahan, korpus luteum korpus luteum gravidalis, bila tidak korpus albicans
estrogen dan progesterone menurun spasme dan iskemi pada endometrium degenerasi + perdarahan +
pelepasan endometrium yang nekrotik.
[ovulasi LH meningkat]
Korpus graviditatis berfungsi untuk mempertahankan (hormone progesterone tetap tinggi) kehamilan sampai
tua kurang lebih 4 bulan kemudian fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta

Masa hidup sperma 72 jam


Masa hidup ovum 12 28 jam

FERTILISASI
Diperkirakan 100.000 folikel primordial pada seseorang perempuan yang dengan stimulasi FSH berkembang
menjadi folikel de Graf, tiap bulan akan keluar 1 (bisa 2) kemudian ditangkap fimbriae
Setelah pertemuan sperma dan ovum fertilisasi zigot miosis morula blastosit dalam 5-7 hari
terjadi nidasi yang minimal dalam fase morula/blastosit setelah nidasi, blastosit berdiferensiasi untuk
berkembang menjadi fetus.
Setelah nidasi kehamilan dimulai
Pada stadium blastula, sel-sel yang lebih kecil membentuk dinding blastula akan menjadi trofoblas
Trofoblas bersifat dapat menghancurkan dan mencairkan jaringan sel desidua sehingga blastula dapat masuk ke
endometrium.
Trofoblas
Lap dalam sitotropoblas
Lap luar sisisiotrofoblas
Dalam peristiwa nidasi, tropoblas menghasilkan HCG fungsinya untuk mempengaruhi korpus luteum, tumbuh
terus dan menghasilkan progesterion sampai plasenta mampu membuat progesterion sendiri
HCG khas untuk menentukan adanya kehamilan

Female (ovume) 22 + x
Male (sperm) 22 + x/y
X tahan lama
Y cepat mati

5 | Page
PERTUMBUHAN JANIN

Fase embrionik terjadi pada proses organogenesis


Fase fetal dilakukan pemeriksaan ANC

Usia kehamilan 34 minggu normal letak janin memanjang dengan kepala di bawah

6 | Page
TFU (tinggi fundus uteri) = (bartolinen)
UK 24 26 minggu setinggi pusat
UK 36 minggu (TFU paling tinggi)
UK 40 minggu 5-6 cm di bawah proc xyphoideus

NB : UK 39 minggu
Multiparitas tidak harus masuk PAP contoh karena CPD, kalau primi harus
UK 36 minggu (primi harusnya sudah masuk PAP

PERAWATAN ANTENATAL /ANC (pemeriksaan terhadap ibu selama kehamilan, sebelum persalinan)
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi
1. Kehamilan trimester 1 (0-14 minggu)
2. Kehamlan trimester 2 (14-28 minggu)
3. Kehamilan trimester 3 (28-42 minggu)

Trimester 1
Mengetahi hamilnya di dalam rahim?
Jumlah anak ?
Kelainan saat hamil ?

Trimester 2
Proses organogenesisnya sudah selesai ? (20 minggu janin sudah lengkap namun ukuran kecil)

Trimester 3
Posisi janin (memanjang, melintang, letak kepala, letak sungsang)?
Letak ari-ari (plasenta)?
Keadaan air ketuban ?
Besar dan profil biofisik janin baik ?

Tujuan ANC
1. Merawat bumil agar sehat
2. Bumil dapat bersalin dengan outcome baik
3. Post partum baik, dapat memelihara bayi dengan baik
Menghindari 3T (3 terlambat)
Terlambat mengenali diagnosis
Terlambat dirujuk

7 | Page
Terlambat mendapat penanganan yang optimal di RS

MACAM PELAYANAN ANC


1. Pemeriksaan ibu hamil
2. Imunisasi bumil
3. Penyuluhan gizi bumil
4. Ante natal breast care
5. Senam hamil/stimulasi partus

JADWAL PEMERIKSAAN IBU HAMIL


Pelayanan ANC yang terencana
UK 0-28 minggu = 4 minggu sekali (tiap bulan)
UK 28-36 minggu = 2 minggu sekali (2x sebulan)
36 lahir = tiap minggu
Peayanan ANC yang dianggap baik minimal
Trimester 1 1x
Trimester 2 1x
Trimester 3 2x

KLASIFIKASI BUMIL & ANC


K-1
K-1
K-2
K-4 total pemeriksaan 4x
Semakin naik K-4 semakin baik pelayanan ANC

Tanda kehamilan
Tidak pasti (subjektif, objektif)
Pasti

GEJALA KEHAMILAN TIDAK PASTI (SUBJEKTIF)


Amenore (tidak mendapat haid)
Nausea dengan atau tanpa vomitus morning sickness
Mengidam
Konstipasi karena penurunan peristaltic usus

8 | Page
Sering kencing
Pingsan & mudah lelah
Anoreksia (tidak nafsu makan)

TANDA KEHAMILAN TIDAK PASTI (OBJEKTIF)


1. Pigmentasi kulit (timbul di pipi, hidung dan dahi, dikenal sebagai kloasma gravidarum oleh karena
pengaruh hormone plasenta yang merangsang melanofor dan kulit)
2. Asdf oleh karena pengaruh hormone progesterion
3. Epulis hipergrofi papilla gingival
4. Perubahan payudara
Payudara menjadi tegang dan membesar (gulaktogenesis) karena pengaruh estrogen dan progesterion.
Daerah aerola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen berlebihan terdapat kolustrum bila kehamilan
> 12 minggu.
5. Pembesaran abdomen
6. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 37,8 C
7. Perubahan organ-organ dalam pelvik
a. Tanda chadwick vagina livid (biru), terjadi minggu ke 5 oleh karena kongesti
b. Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan (portio lembut)
c. Tanda Piscaseck : uterus membesar ke salah 1 jurusan oleh karena implantasi plasentanya
menonjol
d. Tanda Braxton-Hicks : uterus berkontraksi bila di rangsang, tanda ini KHAS untuk uterus pada
masa kehamilan
8. Tes kehamilan
Yang banyak dipakai pemeriksaan hormone korionik Gonadotropin hCG dalam urin. Dasar reaksi Ag-Ab
dengan hCG sebagai Ag. Cara yang banyak digunakan hemaglutinasi. Kadar terendah yang terdeteksi
so iu/L hCG dapat ditemukan pada hari pertama haid tidak dating.
Hasil _ palsu dapat diperoleh pada penyakit trofoblas ganas

TANDA PASTI KEHAMILAN (OBJEKTIF)


Palpasi dirasakan bagian janin & balotemen serta gerak janin
Auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ)
USG dapat dilihat gambaran janin ukuran uterus, kantung gestasi
Pemeriksaan sinar x tampak kerangka janin (>33 minggu) (sekarang tidak lagi dilakukan oleh karena dampak
radiasi terhadap janin)

DIAGNOSIS BANDING KEHAMILAN


9 | Page
Pseudosiesis (perempuan yang menginginkan kehamilan menyerupai gejala seperti hamil)
Kistoma ovary
Mioma uteri
VU dengan retensi urin
Menopause

INFORMASI UNTUK IBU HAMIL


Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas N
Kebersihan pribadi khususnya genitalia lebih dijata karena selama kehamilan terjadi peningkatan secret
vagina
Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi
Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dr/tenaga medis lainnya
Rokok dan alcohol dihentikan dulu selama kehamilan

IMUNISASI BUMIL (aktif)


Vaksin setiap tetanus / VST atau Tetanus Toxoid/TT
Untuk menghindarkan ibu dan anak dari penyakit tetanus
Cara pemberian
1. TT dasar (0,5 cc VST IM/SC 2x jarak 4 minggu)
Sebelum menikah (calon pengantin)
Usia kehamilan 3-8 bulan (<2minggu sebelum melahirkan)

NB : perdarahan
Nyeri solusio plasenta
Tidak nyeri plasenta previa

ANAMNESIS - Keluhan utama


- Riwayat kehamilan sekarang
Sudah inpartu (kapan mulai kenceng-kenceng sering dan teratur, sudah diperiksa, siapa,
tindakan dan saran apa yang sudah dilakukan, cairan ketuban, sejak kapan, jumlah, warna,
bau, sudah dipimpin mengejan, oleh siapa, berapa lama, didorong tidak, disuntik, dipasang
infus)
Perdarahan antepartum (kapan mulai perdarahan, seberapa banyak, warna dan bentuk
perdarahan, didahului trauma, ada nyeri, tegangan meninggi, gerak anak bagaimana)?
Preeklamsia dan eklamsia (kapan mulai bengkak, kejang, frekuensi kejang, sifat kejang,
sadar, sudah mendapat pengobatan, apa saja obatnya)
- Riwayat haid
- Riwayat perkawinan (berapa kali, kapan terakhir, jumlahanak terdahulu)
- Riwayat keluarga
- Riwayat penyakit lama/operasi/penyakit keluarga (DM, asma, penyakit jantung, HT,
10 | P a g e
operasi[baik min 4 bulan]
- Riwayat reproduksi -> riwayat abortus
- Riwayat obsteteri (persalinan dahulu N atau tidak)
- Keluhan sistemik
- Lain-lain
a. Riwayat gizi
Pola makan, selera makan, pantangan, diet, ekstra makanan
b. Riwayat laktasi (laktasi terdahulu, kepercayaan tradisional, hambatan anatomis)
c. Riwayat KB (pernah, jenis, kapan berhenti, rencana pasca persalinan nanti)
d. Riwayat SOSEK
PEMERIKSAAN FISIK 1. PF generalis (status internistik)
= status praesens Keadaan umum
TV (BB, TB, N, TD, S, RR)
Cor/pulmo/ext/dst
2. Pemeriksaan obstetric (status obstetric) luar; dalam
Inspeksi
Palpasi Li-iv, TBJ
Perkusi HIS
Auskultasi DJJ
Px anogenitalia
Px dalam vagina (PDV=VT)
NB: sebelum pemeriksaan kosongkan VU
PEMERIKSAAN Px Lab
PENUNJANG Px Fetal phon, Doppler
Px USG
Px FPA (BNO)
Px pelvimetri radiologic u.k. > 34 minggu
Px MRI
Dilapangan ANC Timbang
minimal 7T Tensi
Tinggi
TFU
Tablet zat besi
Tetanus imunisasi
Tecatat
!!!!!!!!!!!!!

Letak muka
Dagu depan
Dagu belakang (tidak bisa pervaginam, kepala sudah ekstensi)

Lanjutan (Status Obstretikus)


Sebelum pemeriksaan kosongkan VU, lalu ibu diminta berbaring terlentang dam pemeriksaan dilakukan di sisi
kanan ibu.

LETAK JANIN
Habitus = attitude = postur janin

11 | P a g e
Letak belakang kepala UUK / vertex
Letak puncak
Letak dahi
Letak muka
Situs = lie = sumbu janin terhadap sumbu ibu (letak)
Letak lintang
Letak membujur = sungsang
Letak oblique
Presentatio = presentation
Letak kepala vertex, puncak, dahi, muka
Letak su letak bokong (frank breech : bokong murni ), letak kaki
Letak lintang letak bahu
Positio = position
Titik tunjuk terhadap bagian jalan lahir (point of direction)
Position occipitalis posterior/anterior UUK belakang / depan (paling bagus!!!)
Position transversalis letak melintang
Position occipitalis directa

GAMBAR

Pemeriksaan luar
UK < 24 minggu balotement (+) NB : bayi berada dalam rongga berisi cairan, kalau ditekan akan berpindah
UK > 24 minggu leopold

LEOPOLD
Sebelumnya dilihat apakah uterus berkontraksi / tidak ? bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut
lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu
dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.

Leopold 1
TFU (dengan pita pengukur
Bagian janin pada fundus uteri
Kepala bulat, keras, besar
Bokong bulat, lunak besar

12 | P a g e
Leopold 2
Punggung tahanan keras memanjang
Bagian kecil janin

Leopold 3
Bagian janin yang berada di bawah

Leopold 4
Divergen sudah masuk (Hodge 3)
Konvergen belum masuk, teraba balotemen kepala
Sejajar

NB: leopold 1-3 pemeriksa menghadap kea rah muka ibu


Leopold 4 menghadap ke arah kaki
Saat leopold 1 bila teraba bulat besar lunak tidak bisa disebut bokong, yang disebut interpretasinya, bukan
hasilnya
Leopolddisebutin jumlah janin

TBJ (penting untuk pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan)
Taksiran berat janin N 2500-3999 gram
Ideal 2800 3200 gram

Rumus johnson
TBJ = (TFU n) x 155 gram
n = 11 bila sudah masuk PAP (Hodge 3)
n = 12 bila belum masuk PAP

NB jika sungsang pakai perikraan


Syarat letak kepala, intra uterine (kalau sungsang TBJ empiris), TFU bisa dikur (yang tidak bisa polihidromnion)

HIS / kontraksi uterus sebagai tanda awal persalinan


Syarat HIS yang baik dan adekuat
2x dalam 10 menit INPARTU, menurut WHO : kontraksi 2-3x dalam 10 menit menyebabkan
perubahan pada serviks
Durasi 40 60 detik
Fundus dominan

13 | P a g e
Simetris dan sinkronisasi
Ada fase relaksasi
Tidak teraba bagian janin

HIS dapat menyebabkan membukanya serviks uterus


PERHATIKAN :
Interval baik 5-6 menit
Durasi baik 60 detik
Relaksasi
Kekuatan kontraksi saat kontraksi bagian janin sulit diraba
Fundus dominan
Sinkronisasi (seirama)
Simetri
Rasa sakit diperkirakan di daerah pinggang kea rah simpisis

Inersiat uteri his yang mengalami kemunduran, jaraknya semakin panjang, semakin lemah dan durasi
semakin pendek

GAMBAR

Bila sudah INPARTU perhatikan adanya BANDLE;S RING (cincin retraksi patologis local constriction ring
(yang tingginya melebihi pertengahan pusat dan simfisis) tanda patognomonis untuk rupture uteri iminens
Cincin retraksi perbatasan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Rupture uteri imminent perdarahan masuk perut, bayi ke cavum abdomen

BRAXTON HICKS CONTRACTION (HIS palsu)


Belum teratur, merupakan salah satu gejala prodromal persalinan
Dapat terjadi sejak 24 minggu pada primigravida

INPARTU (persalinan dimulai)


1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus min 2x/10 menit
3. Keluarnya lender darah (bloody show) melalui vagina oleh karena pembuluh darah melebar dan pecah
oleh karena ditekan kepala
4. Perineum menonjol vulva anus membuka ibu ingin mengejan (kala II)

14 | P a g e
DJJ (denyut jantung janin)
Diberi sela-sela dalam perhitungan karena ada variabilitas DJJ
Didengar segera setelah HIS mereda pada daerah punggung janin
Dihitung dengan mencari suara terkeras menggunakan
USG mulai hamil 8 minggu
Fetal phone mulai hamil 12 minggu
Stetoskop LAENEC mulai hamil 16 minggu
Tentukan punctum maximum (hamil tunggal 1 pemeriksa, hamil gemelli 2 pemeriksa)
Frekuensi Normal = 120 160 x/menit
Dihitung 5 detik pertama, 5 detik ketiga dan 5 detik kelima lalu dijumlah dan dikalikan 4(bisa juga dihitung 1
menit full)

FETAL DISTRESS / gawat janin


Ditandai dengan
DJJ < 100 (lebih bahaya) atau > 180 x/menit
Frekuensi tidak teratur, perbedaan lebih dari 1 (10 12 11)
Keluar meconium pada letak kepala
pH darah kepala janin < 7,2

Pemeriksaan Genitalia
Perhatikan bentuk kelainan, dan PPV (pengeluaran per vaginam) yang terjadi
Kelainan = oedema, varises, ulkus keloid, perineum kaku pendek, dsb.

Pemeriksaan Dalam Vagina (PDV = VT)


(Umum, panggul, penurunan janin)
siapkan ibu dalam posisi litotomi
bersihkan daerah vulva dan perineum dengan laurtan antiseptic
inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat radang, varises, luka atau tumor
inspekulo liat ukuran warna porsio, dinding, dan secret vagina
lakukan VT (colok vagina) -> masukkan jari tengah + telunjuk raba adanya tumor/perbesaran kelenjar di
liang vagina, periksa adanya massa di adnksa dan parametrium, perhatikan letak, bentuk, ukuran
uterus serta pemeriksaan konsistensi, arah, panjang porsio dan pembukaan serviks (haurs dilakukan
secara papasi bimanual.

15 | P a g e
Ukuran uterus
tidak hamil sebesar telur ayam (5-7 cm)
hamil 8 minggu telur bebek
12 minggu telur angsa
16 minggu tinju dewasa
26 minggu kepala bayi

Indikasi pada kehamilan


1. Pemeriksaan dari luar tidak jelas
2. Ibu hamil belum pernah melahirkan bayi aterm
3. Curiga kesempitan panggul
4. Pada primigravida 36 minggu, kepala belum masuk PAP
5. Pada semua kelainan letak untuk mencari penyebab kelainan letak
6. Riwayat obstetric yang jelek lahir mati, riwayat SC
7. Pada saat akan melakukan tindakan : VL/BNO/USG

Indikasi pada persalinan


1. Semua indikasi pada kehamilan
2. Pada saat akan memilih dan melakukan tindakan
3. Partus berjalan tidak seperti yang diharapkan
4. Pecah ketuban, bagian bawah janin masih tinggi

NB : pada pemantauan persalinan dengan Partograf PDVB dilakukan setiap 5 jam sesuai waktu

Lakmus test tes pH air ketuban

Penilaian pada PDV


Cari adanya 5 kelainan patologi dasar (tumor, infeksi/radang, kelainan kongenital, trauma, proses degenerasi)
Termasuk edema, varises, abses dsb

Pengeluaran pervaginam (PPV)


Lender darah (bloody show) pertanda persalinan akan mulai, secret servix dan kapiler pecah
bercampur
Air ketuban
Darah
Lendir (hanya peradangan / kehamilan tua)
16 | P a g e
Pus
Tali pusat

V/U/V (vulva, uretra, vagina)


Cari adanya 5 kelainan patologi dasar
Terpenting cari adanya kelaian yang mengganggu jalannya kehamilan dan persalinan (ingat jalan lahir
lunak)

Serviks Uterus
Ingat selalu tentang penilaian BISHOP
Pembukaan
Kelembutan
Penipisan
Arah kanalis servikalis
Keadaan kulit ketuban

Bagian Janin yang Teraba


Presentasi ? penurunan sejauh mana ? titik tunjuknya apa ?, penumbungan ?

Penilaian Jalan lahir lunak dan keras

BISHOP PELVIC SCORRING


Penilaian kematangan serviks
NILAI 0 1 2 3
Dilatation (dilatasi) 0 1 2 cm 3 4 cm > 5cm
Effacement % 0-30 40 50 60 70 >80
(penipisan)
Consistency Firm (keras) Medium (sedang) Soft (lunak) -
(konsistensi)
Position (posisi serviks) Posterior medial anterior -
Station (penurunan -3 Hodge I -2 -1 +1, +2
kepala)
Sum of the Bishop pelvic scorring
The induction laboris likely to succed if the sum is ore than 5 oksitoksin
Bishops score < 5
1. Misoprostol (priming) pematangan serviks misoprostol 25 mg (1/8 tablet) pervaginam/diportio
dievaluasi 6 jam diharapkan portio sudah lunak

17 | P a g e
2. Bila sudah baik (nilai bishop naik), dilanjutkan infus okstitoksin 5 unit, kalau belum baik, kalau belum
baik dilanjutkan misoprostol sampai dengan 100 mg (max) lalu infus oksitoksin

PEMERIKSAAN PANGGUL
Penilaian dilakukan bila UK 35 minggu karena jaringan dalam panggul lebih lunak sehingga tidak menimbulkan
rasa sakit
1. Panggul luar
Sebelum memeriksa uk. Panggul harus diperhatikan ada tidaknya kelainan bentuk panggul
Jenis panggul menurut Caldwell and Melou
GAMBAR

Kapan curiga panggul sepmit ? / CPD


Kelainan bentuk panggul
Riwayat trauma daerah panggul
Riwayat lahir mati/riwayat obstetric jelak
Tinggi badan < 145 cm

Pemeriksaan ukuran panggul luar menggunakan jangka OSEANDER


Distansia spinarum : minimal 23 cm
Distansia cristarum minimal 26 cm
Conjugate externa Boudelosque minimal 18 cm, proc spinosus L3-simfisis pubis (etpi atas)

NB : tulang panggul (pelvis) terdiri atas :


Os coxae os ileum, os ischium, os Pubis(Dx-sn simfisis
Os sacrum
Os coccygeus
Pelvis mayor di atas linea inominata
Pelvis minor di bawah linea inominata

2. Panggul dalam
Pemeriksaan saat melakukan VT sekaligus untuk menilai jalan lahir lunak dan jalan lahir keras
Jalan lahir keras (polisi Dokma)
Meliputi rongga panggul
Panggul atas
Linea inominata < 1/3 o

18 | P a g e
Promentorium tidak teraba
Panggul tengah
Dinding samping pelvis > sejajar
Spina ischiadica tidak menonjol
Kelengkungan sacrum cukup
Panggul bawah
Arkus pubis > 90
Mobilitas os coccygeus baik / cukup

Jalan lahir lunak


Serviks uterus
Vagina
Vulva
Perineum
Tumor yang mendesak/berada pada jalan lahir

GAMBAR
GAMBAR

Mengukur conjugate diagonalis


Mengarahkan ujung ke 2 jari kea rah promontorium sedangkan salah satu jari tangan yang lain memberi tanda
disini
GAMBAR

Pemeriksaan LAB
Darah rutin (Hb, LED, jumlah eritrosit, diff count)
Urin hCg Beta, protein, glukosa
Gol darah, fh rhesus
Rx warserman, kahn-VDRL/TPMA (sifilis)
Serologi berat jenis urin
Sitology vaginal
HbSAg
TORCH (bila diperlukan)

Pemeriksaan lab persiapan operasi


19 | P a g e
Darah rutin, urin rutin
Gula darah I/II
Ureum, kratinin, as. Urat
SGOT,SGPT
Gol darah, trombosit, CT/BT
Kolesterol, TG, albumin/globulin tergantung keadaan
Elektrolit

Keadaan Janin dan ibu yang harus diperhatikan


1. BB TB (perhatikan peningkatan BB ibu, BB ibu hamil bertambah 0,5 kg perminggu
2. TD (apakah kenaikan sistolik > 30 mmHg / mencapai > 140 mmHg, atau kenaikkan diastolik > 15
mmHg/mencapai >90 mmHg,pertimbangkan adanya PE-E
3. TFU (peningkatan TFU pada trimester 3
4. DJJ (<120 x/menit bradikardi, >160 x/menit takikardi) bila tidak ditemukan DJJ pada punggung pikirkan
adanyak ematian janin, mola hidatiosa, IUGR, bila ditemukan 2 bunyi jantung ditempat berbeda dengan
perbedaan frekuensi paling sedikit 10 detik permenit merupakan diagnosis pasti gemelli
5. Edema (edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis, namun bila
disertai edema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan bila diikuti peningkatan TD, curiga adanya
PE
6. Besar & letak janin (uk uterus lebih kecil IUGR, kematian intrauterine; uk uterus lebih besar
makrosom, kehamilan mola/kehamilan ganda)
7. Perdarahan (pada trimester 1 (fisiologis) yaitu tanda hHartman perdarahan pervaginam akibat
proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan perlukaan. Perdarahan berlangsung
sebentar, sedikit tidak berbahaya [flek])
Pada trimester 1 (patologis) yaitu abortus, KBT, atau mola hidatiosa

PENURUNAN JANIN
Turunnya janin dapat ditentukan dengan
Bidang Hodge
HODGE I bidang yang melalui PAP (terbentuk pada o pintu atas panggul dengan tepi atas simfisis
dan promontorium)
HODGE II bidang sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi tepi bawah simfisis
HODGE III bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II terletak setinggi spina ischiadica
HODGE IV bidang yang sejajar dengan bidan H I II III terletak setinggi os Coccygeus
GAMBAR

20 | P a g e
Stasion
Stasion O bidang setinggi spina Ischiadica (H III)
Bidang di atas stasion 0 -1, -2, -3, -4, -5 (5 cm di atas stasion)
Bidan bawah stasion 0 +1, +2, +3 (sudah berada pada H IV)

CONTOH STATUS
Nama :
Usia
Hamil minggu
KU
RPS
Haid (menarche, lama haid, sikulis hari teratur, HPHT, TP)
Status obstetrikus
Px Luar (TFU, DJJ, letak janin, HIS), VT
Px Dalam (jika perlu)
Px panggul (jika perlu)
D. spinosum (23) cm
D tub (10) cm
D Cristarum (26) cm
D diagonal (12,5) cm
D. externa (18) cm
D Vera (11) cm
7 komponen jalan lahir keras (rongga pelvis)
Px Lab darah (Hb, leukosit, trombosit)
Diagnosis
G..P..A (usia) tahun, hamil () minggu anak (1/2) hidup intrauterine, presentasi (kepala/bokong) u/-u
puki/puka, inpartu/belum ?
KPD atau bekas SC ???

KEADAAN IBU PASCA PERSALINAN (contoh)


KU baik, kesadaran composmentis
N TD S RR
Uterus kontraksi kuat, TFU 2 jari bawah pusat
Perdarahan : kala III CC, kala IV cc

21 | P a g e
Placenta bentuk/cakram : cakram, uk 20 x 20 x 1,5 cm kotiledon lengkap, infark (asfiksia intrauterine) (-),
hematom (-)
Tali pusat : insersi di tengah, panjang 50 cm
Kulit ketuban : robek ditengah
Anak : jenis kelamin dst

Anemi pada kehamilan


Trimester 1 < 11 gr%
Trimester 2 < 10,5 gr%
Trimester 3 <11 gr%
Syarat ditransfusi Hb < 7 gr%

GYMOVSKY
Persalinan sungsang pervaginam cukup AMAN jika :
1. Pada setiap persalinan sungsang pervaginam harus tetap dipersiapkan operasi setiap saat bila
diperlukan
2. TBJ antara 2000 4000 gram
3. Usia kehamilan antara 2000 4000 gram
4. Ukuran dan bentuk panggul baik
5. Pengawasan ketat terhadap janin selama persalinan
6. Perjalanan kala I harus sesuai kurva Friedman pada primigravida 1 cm/jam, sedangkan multigravida 1,3
cm/jam
7. Kepala janin tidak dalam keadaan defleksi
Kalau persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka SC lebih dipilih

AZTUCHNI ANDROS BREECH SCORING INDEX


0 1 2
paritas Primi multi -
Usia kehamilan >38 minggu 38 minggu <38 minggu
Taksiran berat janin >3629 gram 3629 - 3176 <3176
Persalinan sungsang sebelumnya 0 1 >1
(>2500gram)
pembukaan 2 cm 3 cm >3 cm
penurunan -3 / lebih tinggi -2 -1 / lebih rendah

Bila skor :
3 dianjurkan SC
4 dilakukan reevaluasi, pengawasan persalinan ketat
5 persalinan diharapkan dapat pervaginam
22 | P a g e
GAMBAR
Perhatian
Prinsip :
1. Aproksimasi menyatu
2. Homostatsis
3. Lapis demi lapis
4. Tidak ada dead space
5. Tidak boleh terlalu kencang
Bagi penolong persalinan, bila ada laserasi perineum harap dicatat
Derajat laserasi
Perintah perawatan dengan jelas

DERAJAT 1 Mukosa vagina


Fourchette (labia minora yang menyatu di inferior) posterior
Penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada perdarahan dan jika luka teraposisi secara alamiah
DERAJAT 2 Mukosa vagina
Fourchette posterior
Kulit perineum
Otot perineum m.transversus perinei superficial
Jahit menggunakan teknik x
DERAJAT 3 Mukosa vagina
Fourchette posterior
Kulit perineum
Otot-otot perineum
Otot sfingter ani esksterna (-internal)
Jangan coba menjahitnya segera lakukan rujukan jangan lupa pasang infus jarum besar
(RL/NS)
DERAJAT 4 Mukosa vagina
Fourchette posterior
Kulit perineum
Otot-otot perineum
Otot sfingter ani eksternal
Dinding rectum anterior (mukosa rectum jken abys m agar tidka lengket diberi bougie,
disuruh puasa)
Sama dengan derjat 3
Chronik 20 30 hari
Plain cut gut 7 10 hari
23 | P a g e
Viksil dexon 90 hari

Bila ada bayi lahir dengan kelainan kongenital harap lapor


Setiap penderita PE E, pemberian cairannya hanya RL, karena RL tidak menyebabkan retensi cairan
sedangkan D5% dapat menyebabkan retensi cairan

INDEKS GESTOSIS (PE E) [sudah tidak dipakai]


0 1 2 3
Edema setelah istirahat tibia umum
baring
Proteinuria <0.5 + ++ +++
Semikuantitatif srbach 0.5 - 2 25 >5
Tensi sistolik <140 mmHg 140 160 mmHg 160 180 mmHg >180 mmHg
Tensi diastoik <90 mmHg 90 100 mmHg 100 110 mmHg >110 mmHg

Gejala impending eclamsia (EI) ya/tidak


Gejala convulsy elclamsia (EC) ya/tidak

PROSEDUR PEMAKAIAN UMBLICAL CORD CLAMP pada bayi baru lahir


Umblical cord clamp adalah klem tali pusat pada bayi baru lahir yang terbuat dari plastic steril, hanya
sekali pemakian
Harus dilihat masa kadaluarsa yang tertera pada kemasannya
Sebelum yabi lahir, dipersiapkan alat untuk pemotongan tali pusat terdiri atas : gunting tali pusat, klem
arteri, umblical cord clamp dalam kemasan steril, dan antiseptic
Setelah bayi lahir, umblical cord clamp dipasang pada tali pusat 3 cm dari umblical bayi, kemudian
dipotong klem arteri
Tali pusat digunting di antara umblical cord clamp dan klem arteri
Asepsis tali pusat yang terlah terpotong dengan antiseptic
Balut tali pusat beserta umblicall cord clamp dengan kasa

NB : pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah tali pusat berhenti berdenyut tapi pada beberapa kasus
harus segera diklem + potong, misalnya :
Fetal distress (asfiksia)
Eritoblastosis foetalis
Semua tindakan (vacuum, forceps, dll)
Oleh karena akan segera menolong

DISTOSIA BAHU

24 | P a g e
Tertahannya bahu depan di atas simfisis, ketidak mampuan melahirkan bahu pada persalinan Normal
Pemeriksaan :
Kepala bayi melekat pada perineum (turtle sign)
Kala II persalinan yang memanjang
Gagal untukj lahir walau dengan usaha max dan gerakan yang benar

ALARMER
Ask for help ib/suami/orang terdekat/perawat/dokter lain
Lift (bokong + kaki) manuvbver mc Robert
Anterior disimpaction of shoulder
Rotate to oblique Rubins Manuver
Suprapubic pressure Massantis Manuver
Manual removal of posterior arm
Episiotomy consider
Roll Over

HINDARI 4P
Panic harus tetap stay cool
Pulling menarik kepala
Pushing mendorong fundus uteri
Pivating memutar kepala secara tacam dengan cocsigis sebagai tumpuan
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR

Persiapan

Penilaian
Apakah air ketuban bersih, tidak bercampur meconium ?
Apakah bayi menangis/bernafas spontan & teratur ?

Bayi tidak menangis,


Bayi menangis/bernafas Air ketuban bercampur
tidak bernafas
spontan & teratur mekonium
spontan/megap-megap

A Manajemen bayi baru B Manajemen asfiksia C Manajemen air ketuban


lahir (normal) bayi baru lahir bercampur meconium

25 | P a g e
Bagan A

Bayi menangis / bernafas spontan


& teratur

Asuhan bayi baru lahir

Segera potong tali pusat jangan membubuhi apapun


Keringkan
Tidak perlu penghisapan jalan nafas
Dekatkan segera bayi pada payudara ibu dan berikan ASI dini
max jam (30 menit)
[ kontak kulit bayi dengan kulit ibu ]

26 | P a g e
Bagan B

Bayi tidak menangis, tidak bernafas, megap-megap

Langkah awal (dilakukan dalam 30 detik)


Jaga bayi agar tetap hangat
Atur posisi bayi
Isap lender
Keringkan dan rangsang taktil
Reposisi
Penilaian apakah bayi menangis / bernafas spontan & teratur

Ya Tidak

Lanjutkan ventilasi hentikan tiap 30


detik
Penilaian apakah bayi bernafas
spontan dan teratur/menangis

Ya Tidak

Setelah ventilasi selama dua detik tidak berhasil


siapkan rujukan

Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak


bisa bernafas hentikan ventilasi
setelah 20 detik

Konseling dukungan emosional


Pencatatan bayi meninggal

27 | P a g e
Bagan C

Air ketuban bercampur mekonium

Dekatkan penghisap lendir


Setelah kepala bayi lahir, sebelum bahu keluar segera
hisap lendir

Setelah seluruh tubuh bayi keluar, nilai apakah bayi


menangis / bernafas spontan dan teratur

Ya Tidak

Potong tali pusat Buka mulut bayi dengan lebar


isap lendir

Langkah awal
Potong tali pusat

Asuhan pasca resusitasi


Langkah Awal

nilai apakah bayi menangis /


bernafas spontan dan teratur

Ya Tidak

Asuhan pasca resusitasi ventilasi

APGAR SCORE
Penilaian 0 1 2
Appearance Biru / putih Pink, ujung-ujung biru pink
Pulse (denyut jantung) - <100 >100
Grimace (reflek) - meringis Menangis
activity Lemah Sedang Baik
Respitratory effort - Tidak teratur baik

Asfiksia Total
Vigerous baby (bayi sehat) 8-10
Asfiksia ringan 7

28 | P a g e
Asfiksia sedang 46
Asfiksia berat 03

KORTIKOSTEROID UNTUK PEMATANGAN PARU JANIN (24 34 minggu secara empiris berdasar
evidence base batas akhir 34 minggu)
Jenis obat Cara pemberian Dosis Jumlah pemberian Interval waktu Tablet dosis
Dexamethasone IM / IV 6 mg 4x 12 jam 24 mg
bethamethasone IM 12 mg 2x 24 jam 24 mg

Kenapa 30 minggu diberi tokolitik juga mau diberi ks ? agar paru janin sudah siap/matang jika sewaktu-waktu
terjadi terminasi kehamilan.
Shake test / tes busa (Lesitin/sfingemielin)

MANNING SCORE
Penilaian kesejahteraan janin yang dilakukan dengan ultrasonografi (USG) dan kardiotokografi (KTG)
Bila skor 8 kesejahteraan janin baik
Bila skor < 8 kesejahteraan janin jelek, sehingga harus dilakukan pengakhiran kehamilan

Variabel biofisik nilai @ 2


1. Gerakan pernapasan janin
2. Gerakan badan janin
3. Tonus otot janin
4. FHR reaktif (yang baik : reaktif)
5. Volume cairan ketuban
Seluruhnya ditotal

Nilai 2 :
1. Dalam 30 menit minimal 30 detik berlangsung gerak nafas
2. Dalam 30 menit minimal 3 gerakan janin terpisah
3. Setidaknya ada gerakan ekstensi disusul fleksi sempurna
4. Dalam 30 menit setidaknya ada 2 eksplorasi dalam 15 detik amplitude (15 bpm)
5. Ada 1 paket dengan uk vertical 1 cm/lebih

NB: 1,2,3,5 komponen pemeriksaan USG


NST (non stress test) komponen pemeriksaan KTG (px untuk evaluasi DJJ terhadap pengaruh gerakan janin)
Indikasi
1. Kehamilan lewat bulan/serotinus

29 | P a g e
2. Pertumbuhan janin terhambat / IUGR
3. Ibu dengan penyakit sistemik
4. PE berat
5. Oligohidromnion air ketuban < 500 mL (oleh karena KPD / KPA)
Kontra Indikasi : Tidak ada

pH ketuban basa :
Pecah sebelum waktunya
ISK
Bacterial vaginalis injeksi ampisilin 2 gr i.v. agar tidak terjai infeksi i.u (dites dulu)

KPA KPD (premature rupture of membrane)


KPD :
Pecahnya kulit ketuban sebelum inpartu
6 jam (bayi aterm belum inpartu )
Pengelolaan :
AB profilaksis (inj. PP)
Induksi persalinan lihat bishop score (bila tidak ada KI contoh : fetal distress, riwayat SC, dll)
Pengawasan perjalanan persalinan
< 6 jam (bayi aterm) belum inpartu
Pengelolaan :
Tunggu sampai 6 jam, bila belum inpartu juga, maka pengelolaan sama seperti di atas
Bayi premature
Pengelolaan : konservatif / dipertahankan se-aterm mungkin
Eritromisin 4 x 500 mg selama 6 hari AB profilaksis (inj. PP)
Tokolitik (duvadilon 3 x 1 tab) cegah HIS, kalau his (-) tidak perlu
Usia kehamilan < 34 minggu steroid

KPA
Pecahnya kulit ketuban pada inpartu kala I fase laten (pembukaan < 3 cm)
Karena sudah inpartu maka tak dilakukan induksi persalinan
Pengelolaan : (AB profilaksis, pengawasan perjalanan persalinan

NB :
Kenapa 6 jam ? karena window periode timbulnya infeksi sekitar 6 jam

30 | P a g e
Hanya di inspekulo pembukaan apa yang keluar dari OUE lakmus tes (jadi hijau)

INDUKSI PERSALINAN (mendek, USG + KTG kesejahteraan janin jelek)


Suatu upaya guna merangsang uterus mulai mengadakan persalinan (belum inpartu dari awal tidak ada his
sama sekali)
INDIKASI
1. Kehamilan lewat bulan / serotinus
2. KPD
3. IUFD (intra uterine fetal death)
4. Kehamilan dengan HT
5. Kehamian dengan DM
6. Solution plasenta

KONTRA INDIKASI
1. CPD
2. Plasenta previa
3. Riwayat SC
4. Riwayat distosia serviks
5. Gemelli

CARA
a. Medisinal (oksitoksin drip (PITON)
Prostaglandin misoprostol (bishop >t, bishop <5 priming induksi)
Cairan ttt intraamnion
b. Operatif
Amniotomi saat akhir HIS
Melepas kulit ketuban / stripping of the membrane
Lain-lain : Bougie Krause, Metreurynter , kateter foley dan batang laminaria

OKSITOKSIN DRIP bishops score > 5 (kalau < 5 boleh tetapi angka keberhasilan kecil)
5 ui (dalam 500 ml RL) dimulai 8 tetes/menit dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sampai max 20 tetes/menit
Kalau belum inpartu lanjutkan botol 2 belum lagi tidak dinaikkan istirahat 24 jam lanjutkan 2 botol
Kalau belum inpartu juga SC (akhiri kehamilan)

AUGMENTASI / PERBAIKAN HIS (ada penurunan his)


Adalah ada his (persalinan kala I) lalu terjadi inertia uteri
31 | P a g e
Pengelolaan : sama dengan induksi persalinan
Kalau buka 6-8 cm tapi KK (+) menonjol pecah KK(prostaglandin met) agar kepala turun bila masih tidak baik
oksitoksin

OKSITOKSIN vs METERGIN (UTEROTONIKA)


Oksitoksin Sifat : kontraksi ritmik (lambat) teratur, tidak mengganggu produksi ASI
Metergin (tidak perlu lagi bila kontraksi uterus baik) sifat kontraksi continue (cepat), efek samping : mengganggu
produksi ASI, menggigil, KI : hipertensi, PE E

ESO OKSITOKSIN (penggunaan jangka panjang)


Hipoksia janin hiperstimulasi tidak bisa mengkompensasi (HR meningkat/ akselerasi fetal
distress)
Fuptur uteri
Intoksikasi air efek ADH
Hipotensi vasodilatasi

USG
INDIKASI
TRIMESTER I :
Menentukan kehamilan intrauterine/ekstrauterin
Memastikan kehamilan ganda
Menentukan umur kehamilan
Abortus imminent - ancaman abortus
Mola hidatidosa
Lighted ovum kehamilan kosong

TRIMESTER II-III
Menentukan letak & presentasi janin
Letak & kematangan plasenta
Menentukan jumlah air ketuban
Biometri janin
Kelainan kongenital (hydrocephalus, anenocephalus, mikrocephalus)
Menentukan jenis kelamin janin
Amniosintesis
Komplikasi kehamilan (perdarahan antepartum)

32 | P a g e
IUGR
Memastikan IUFD adanya spalsding sign (+), halo sign (+)

GRADING PLACENTA
GRADE 0
GRADE 1
GRADE 2
GRADE 3
Kasus Inverted
GAMBAR (G I III)

USG dicari gambaran


Head Cari thalamus (hipechoik hitam (pengukuran diameter biparietal), dipisahkan oleh garis putih
falk cerebri yang diukur tegak lurus falx
Abdomen circumference Lihat v.porta setinggi hepar & ada lambung
VU acoustic window (v. umblikalis?)
Femur length Panjang putih satu buah, seperti cangkul (echogenic)
Lalu kelihatan 2 garis fibula + tibia
Placenta Liquor + janin
Cairan amnion 4 kuadran, dipisahkan oleh linea mediana + pusat panjangnya (1) dijumlahkan

KELAINAN PADA KEHAMILAN

HIPEREMIS GRAVIDARUM :
Mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
muntah merupakan gangguan tersering dijumpai pada kehamilan trimester I (>3 bulan)

Etiologi :
Faktor predisposisi primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda
Faktor organic lergi, masuknya villi chorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolic akibat hamil,
resistensi ibu hamil menurun
Faktor psikologis

PATOFISIOLOGI
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi, hiponatremia, hypokalemia, penurunan Cl urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosit. Hypokalemia akibat muntah dan

33 | P a g e
ekskresi yang berlebihan menyebabkan frekuensi muntah bertambah, dan merusak hepar, selaput lender,
esophagus lambung dapat robek (synd. Mallory Weiss) sehingga perdarahan TGI

Terapi : rehidrasi sampai urin tidak pekat lagi, infus, antasida, CPZ

Diagnosis :
Anamnesis amenore, tanda kehamilan mudah, muntah terus menerus
Pemeriksaan fisik pasien lemah, apatis s/d koma, nadi > 100 x/menit, suhu meningkat, tekanan darah
menurun, tanda dehidrasi
Pemeriksaan penunjang elektrolit Na dan Cl menurun
Pemeriksaan urin Cl turun dan dapat ditemukan keton

ABORTUS
Berhentinya kemilan/penghentian kehamilan dan pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau berat janin < 500 gram.

Etiologi : ibu, janin, lingkungan


1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan kromosom, lingkungan sekitar tempat implantasi yang kurang sempurna, pengaruh teratogen
(radiasi, virus, obat, tembakau)
2. Kelainan pada plasenta (endorteritis vili chorialis karena hipertensi menahun)
3. Faktor maternal (pneumonia, tifus, anemi berat, keracunan, toksoplasmosis, malaria)
4. Kelainan tractus genitalia (inkompetensi serviks, retroversi uteri, mioma uteri (sub mukosum) geburt,
kelainan bawaan uterus

Patogenesis :
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
< 8 minggu keluar total
> 8 minggu keluar sebagian karena vili korialis telah menembus desidua basalis secara mendalam.

Klasifikasi
1. Abortus spontan (spontaneous abortion)
a. Abortus imminent (threatened abortion) ancaman abortus, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks

34 | P a g e
b. Abortus insipiens (inevitable abortion) abortus yang sedang berlangsung, ada tanda-tanda
dilatasi serviks + perdarahan
c. Abortus inkomplit hasil konsepsi telah dikeluarkan sebagian, ada tanda-tanda dilatasi serviks
d. Abortus komplit hasil konsepsi sudah keluar dari uterus, tidak ada tanda-tanda dilatasi serviks
e. Missed abortion -> kematian janin sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan
selama 8 minggu / lebih. (retensi lama hasil konsepsi),
Penghentian kehamilan sebelum usia 20 minggu dan hasil konsepsi masih tertahan di dalam
uterus
f. Abortion habitus (recurrent spontaneous abortion) abortus yang terjadi 3x / lebih berturut-turut.
Etiologi :
Kelainan ovum
Kelainan kormosom
Kelainan anatomi uterus
Serviks inkompeten
Inkompatibilitas rh
Infeksi (TORCH)
Disfungsi hormonal (tiroid)
2. Abortus buatan (induced abortion)
a. Abortus provokatus medicinal / therapeutic tujuan pengobatan, demi keselamatan ibu,
contoh adanya Ca serviks
b. Abortus provokatus kriminalis

Perdarahan Nyeri perut Tes


Abortus TFU Dilatasi serviks USG
pervaginam (kontraksi) kehamilan
Iminens Sesuai
+ flek Ringan - + GS+, FP+,FHM+
UK
Insipiens Sesuai
+ banyak Berat + + GS+,FP+,FM +/-, FHM +/-
UK
Inkomplit + banyak Ringan < UK + -(?) Sisa hasil konsepsi (+)
Komplit - - < UK - - Sisa hasil konsepsi (-)
Missed Sedikit (flek) ? < UK - - GS+,FP+,FM-,FHM-
Mola << / >> +/-
dengan + OUE membka
Ada >UK + ?
gelembung teraba massa
udara jaringan

GS gestational sac
FP fetal plate
FM fetal movement

35 | P a g e
FHM fetal heart movement

SET KURATASE PADA ABORTUS (INCOMPLETE)


1. Cunam timpon / tang abortus (1)
2. Tenakulum (1)
3. Klem ovarium (forester/ fenster clamp) lurus bengkok (2)
4. Sendok kuret (1)
5. Penalo kavum uteri (sonde uterus) (1)
6. Speculum sims (2)
7. Kateter karet (1)
8. Pinset (1)

CARA KURETASE
1. Pasien dalam posisi lithotomi
2. Suntikkan valium 10 mg dan atropine sulfat 0.25 mg i.v.
3. Aseptis genitalia eksterna, vagina, serviks
4. Kosongkan VU
5. Pasang speculum sims (yang posterior dulu baru anterior), selanjuntya serviks dipresentasikan dengan
tenakulum menjepit dinding depan porsio pada jam 12. Angkat spekulum depan dan speculum
belakang dipegang oleh seorang asisten
6. Masukkan sonde uterus dengan hati-hati untuk menentukan besar dan arah uterus
7. Keluarkan jaringan dengan cunam abortus (tang abortus), dilanjutkan dengan kuret tumpul secara
sistematis menurut putaran jarum jam. Usahakan seluruh kavum uteri dikerok
8. Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan, awasi tanda vital 15-30 menit pasca
tindakan metil ergometrin

Abortus jepit portio dengan tenakulum/kogel tang, gunakan yang lanccip untuk kuret oleh karena
miometriumnya masih tebal
Mola kuret gunakan yang tumpul + terbesar yang masuk cavum uteri oleh karena dinding uterusnya lebih
tipis sehingga untuk menghindari perforasi uterus, dan mecapai daerah yang lebih luas.

36 | P a g e
Perdarahan pervaginam

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Riwaya terlambat haid Tanda vital cari tanda syok
Riwayat trauma Pada pemeriksaan ginekologis/obstetric
Waktu, jumlah dan sifat perdarahan perhatikan adanya darah, jaringan, bau,
Mules rasa nyeri, massa
Riwayat keluarnya jaringan dari vagina
Kenaikan suhu badan [ Inspekulo, VT, sondase ]
Keadaan umum lemah / pingsan

Hamil ?

Tidak hamil / tidak berkaitan Kehamilan Kehamilan


dengan kehamilan < 20 minggu > 28 minggu
GIN OBS

DD : DD : DD :
Ca Serviks Abortus Solutio placenta
Erosi porsio Mola hidatidosa Placenta previa
Perdarahan uterus, disfungsional /DUB KET
(perdarahan abnormal di dalam/diluar
siklus mens yang disebabkan
gangguan hipotalamus hipofisis
ovarium dan tidak disebabkan oleh
kelainan organic, kehamilan,
neoplasma, dll.

MOLA HIDATIDOSA
Kehamilan abnormal dimana hampir seluruhnya dari vili korialis mengalami perubahan hidrofik. (penyakit
trofoblas [tempat berlabuh sperma-ovum]).

Etiologi : belum pasti, ada yang menyebutkan infeksi, defisiensi makanan, genetic, yang paling cocok ialah teori
ACOSTA SISON (defisiensi protein).

Patogenesis :
Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas ekstra-embrionik. Mola hidatidosa terbagi menjadi
1. Mola hidatidosa komplet (klasik) tidak didapatkan janin
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial) disertai janin / bagian janin

37 | P a g e
Trias
1. Degenerasi hidrofik
2. Proliferasi trofoblas
3. Villi korialis avaskuler

Manifestasi klinik mual hebag sekali oleh karena hCG meningkat


- Amenore dan tanda-tanda kehamilan
- Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung cokelat. Pada keadaan lanjut kadang keluar
gelembung mola
- Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus membesar setinggi
pusat / lebih
- PE- E terjadi sebelum kehamilan 24 minggu

DIAGNOSIS (pasti) keluar gelembung mola dari kanalis sevikalis


Anamnesis perdarahan pervaginam / gambaran mola gejala PE E trimester I II, hiperemis gravidarum,
gejala tirotoksikosis, emboli paru
Pemeriksaan fisik uterus lebih besar dari Usia kehamilan, kista lutein, balotemen (-)
Pemeriksaan penunjang :
- Tes Acusta sison dapat dikeluarkan jaringan mola
- Tes Hanifa sonde dapat masuk tanpa tahanan

PENATALASKANAAN evaluasi
- Dilatasi dan kuretase
- Histerektomi (bila usia > 35 th, anak 3 hidup)

ENDOMETRIUM (kavum uteri)


Etiologi :
Faktor Tuba (motilitas tuba tergangg) salfingitis, perlekatan tub, kelainan kongenital, tuba,
pembedahan sebelumnya, endometriosis, KET sebelumnya, tumor yang mengubah
bentuk tuba.
Kelainan zigot Kelainan kromosom , dan malformasi
Faktor ovarium Migrasi luar ovum (ovum dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya),
pembesaran ovarium, unestruded ovum
Penggunaan hormone estrogen (kontrasepsi oral)
Faktor lain Aborsi tuba dan pemakaian IUD

DIAGNOSIS
38 | P a g e
Anamnesis Amenore, tanda hamil muda, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu tenesmus dan
perdahrahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah
Pemeriksaan fisik Kesakitan dan pucat, bisa tanda-tanda syok
Pemeriksaan ginekologi Tanda-tanda kehamilan muda, rasa nyeri pada pergerakan serviks : uterus dapat
teraba agak membesar dan kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas
yang sukar ditentukan : kavum douglas (kuidosintesis) menonjol, berisi darah, dan
nyeri bila diraba.
Pemeriksaan lab Hb menurun setelah 24 jam, jumlah eritrosit meningkat

PENATALAKSANAAN
- Laparotomy
- Salpingektomi / salphigestomi/reanestomosis tuba
- Chemoth / metotreksat

Umur kehamilan 20 minggu (pedoman 2005)


HIPERTENSI Timbulnya desakan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg, diukur 2x
selang 4 jam setelah penderita istirahat
PROTEINURI a. Adanya protein 30 mg/L dari urin tengah, acak ( 1+ dipstick)
b. Adanya protein 300 mg dalam 24 jam produksi urin
c. Dengan memakai dipstick
EDEMA (tungkai) tak dipakai lagi sebagai kriteria hipertensi dalam kehamilan, kecuali edema
anasarka
PREEKLAMSIA Desakan darah 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan
RINGAN proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstick +1
EKLAMSIA Kejang-kejang pada preeklamsia disertai koma
SYND. HELLP PE E dengan adanya hemolysis, peningkatan enzyme hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia
PREEKLAMSIA PE dengan salah satu / lebih gejala dan tanda di bawah ini :
BERAT a. Desakan darah 160/110 mmHg
b. Proteinuria 5 gr/24 jam atau dipstick : 4+
c. Oliguria : produksi urin < 400-500 cc / 24 jam
d. Kenaikan kreatinin serum
e. Edema paru dan sianosis
f. Nyeri epigastrium & nyeri kuadran kanan atas abdomen
g. Gangguan otak dan visus (perubahan kesadaran, nyeri kepala, scotoma dan
pandangan kabur)
h. Gangguan fungsi hepar - peningkatan alanine atau SGOT
i. Hemolysis mikroangiopatik anemi, ikterik
j. Trombositopenia : < 100.000 sel/mm
k. Synd. HELLP komplikasi : perdarahan karena DIC, sepsis
39 | P a g e
Terapi :
- Segera masuk RS
- Tirah baring miring ke kiri
- Infus RL
- Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang
- Anti hipertensi (nifedipine 10 20 mg oral [max 120 mg/24 jam]) diulangi jam
jika tekanan darah 180/110 mmHg
- Diuretikum jika ada (edema paru, PJK, edema anasarka)
- Diet seimbang hindari protein dan kalori

Cara persalinan (konservatif / ekspektatif)


- Belum inpartu kehamilan dipertahankan sampai kehamilan aterm
- Inpartu perjalanan persalinan diikuti seperti lazimnya (kurva Friedman), diutamakan pervaginam,
kecuali ada indikasi untuk SC.

Cara persalinan aktif, agresif


Sedapat mungkin pervaginam
- Belum inpartu induksi persalinan bila bishop 8, harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24
jam kalau tidak dianggap gagal SC
INDIKASI SC
Tidak ada indikasi pervaginam
Induksi persalinan gagal
Terjadi maternal/fetal distress
SC elektfif (bila janin + ibu baik, puasa 6 jam)
- Sudah inpartu
Perjalanan persalinan diikuti dengan kurva Friedman
Memperpendek kala II
SC bila terdapat maternal/fetal distress
Primi direkomendasikan SC
Anastesi : regional anestesi, epidural anastesi, ditak dianjurkan general anastesi

EKLAMSIA PE yang disertai dengan kejang tonik-klinik disusul dengan koma


Terapi : sama seperti PE berat, semua kehamilan dengan Eklamsi harus diterminasi tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin

40 | P a g e
Ca Channel blocker sehingga mencegah eksitasi impus saraf otot
MgSO4 7H2O Tidak untuk menurunkan tekanan darah
Kalau berlebih mempengaruhi ke organ nafas dan jantung

MgSO4 maintenance 1 gram/jam


MgSO4 20% 25 cc seetiap 5 gram
MgSO4 40% 25 cc setiap 10 gram

Syarat pemberian :
- Reflex patella Normal
- RR > 16 x/menit
- Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc atau 0,5 cc/kgBB/jam
- Siapkan ampul kalsium Glukomat 10% (antidotum) dalam 10 cc selama 3 menit

Nifedipine (3 x 10 mg) Ca Antagonis


Anti hipertensi metildopa (3 x 250 mg) blocker
propranolol blocker

Fungsi plasenta menurun


KEHAMILAN LEWAT WAKTU /
SEROTINUS Kadar hormone (estriol + placenta lactogen) yang dihasilkan oleh
placenta menurun

Kehamilan melewati 42 minggu ( 42 minggu)


Etiologi : tidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, dan keretanan akan stress.

Manifestasi klinis :
- Gerakan janin yuang jarang, yaitu secara subjektif < 7x / 20 menit atau secara objektif dengan KTE <
10x/20 menit
- Bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu
a. Stadium I -> kulit kehilangan vernks kasposa dan termaserasi sehingga kulit kering rapuh dan
mudah mengelupas
b. Stadium II sama dengan I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di kulit
c. Stadium III sama I disertai pewarnaan pada kuku, kulit dan tali pusat.

Pemeriksaan Penunjang :
- USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta
41 | P a g e
- KTG untuk menilai ada/tidaknya gawat janin
- Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi/amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif
atau tidak dan tes tekanan oksitoksin)
- Pemeriksaan sitology bila hasil + segera induksi persalinan.

Fungsi Plasenta :
- Alat untuk memberi makan janin
- Mengeluarkan sisa metabolism
- Menyalurkan antibody
- Membuat hormone

PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu (karena pada 29 minggu mulai terbentuk segmen
bawh rahim, jadi kalau ada kontraksi lebih mudah berdarah (SBR mulai melebar sedang plasenta tetap sehingga
terjadi robekan plasenta).

Penyebab
1. Plasenter (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
2. Non plasenter (laserasi jalan lahir, kelainan serviks uteri erosi, polip, kelainan darah)

PLASENTA PREVIA diagnosis sesaat ??


Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebaigan / seluruh
pembukaan jalan lahir.

Patofisiologi :
Usia kehamilan 28 minggu SBR mulai terbentuk dan muai melebar. Umumnya terjadi pada trimester II karena
SBR lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran SBR dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot SBR untuk berkontraksi seperti pada
plasenta letak normal.

Manifestasi Klinis
Anamnesis perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, cenderung berulang
Pemeriksaan Fisik :
- Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP, ada kelainan letak janin
- Pemeriksaan inspekulo (VT forbidden) perdarahan berasal dari ost uteri ext.

42 | P a g e
Pemeriksaan Penunjang
- USG diagnosis pasti yaitu untuk menentukan letak plasenta (normal di fundus)
- Pemeriksaan darah Hb, Ht

Diagnosis
Berdasarkan derajat abnormal, placenta previa dibagi
1. P.P. totalis ostium internum serviks tertutup sama sekali
2. P.P. parsialis ostim internum serviks tertutup jaringan, plasenta sebagian
3. P.P. marginalis tepi plasenta terletak pada bagian pinggir ostium internum serviks
4. Plasenta letak rendah implantasi plasenta pada SBR hingga letak tepi plasenta sangat dekat
dengan ostium internum serviks.

GAMBAR

SOLUSIO PLASENTA (placenta abruption, ablation placentae)


berdasarkan perdarahan yang terlihat (external, internal), berdasarkan derajat (ringan, sedang, berat)
Etiologi : (belum diketahui pasti)
Faktor predisposisi :
- Hipertensi kronik
- Trauma eksterna
- Tali pusat pendek
- Dekompresi uterus mendadak
- Obstruksi v. cava inferior dan v ovarika
- Anomaly / tumor uterus
- Defisiensi gizi
- Merokok
- Konsumsi alcohol
- Penyalahgunaan kokain

Patofisiologi (kerusakan vaskuler local)


Peningkatan tekanan yang mendadak di dalam pembuluh vena uteri solution placenta dipicu oleh perdarahan ke
dalam disidua basalis, yang lemah terbelah dan meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada myometrium dan
akhirnya menghancurkan plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Rupture a. spinalis menyebabkan hematom retroplasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh arah
hingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta. Karena uterus tetap beristensi dengan

43 | P a g e
adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut, selanjutnya
darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.

Manifestasi Klinik
Anamnesis perdarahan pervaginam berwarna kehitaman yang sedikit sekali, nyeri perut, uterus tegang
seperti papan, perdarahan pervaginam yang banyak, syok dan kematian janin intrauterine, pusing, lemas, pucat,
anemi.
PF normal sama dengan tanda syok
Pemeriksaan distensi nyeri tekan uterus dan tegang, bagian janin sukar dinilai, DJJ sulit dinilai / -, air
ketuban berwarna kemerahan karena bercampur darah.
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan lab darah Hb, Ht, trombosit , waktu protrombin (PT), waktu pembekuan, waktu
tromboplastin parsial (PTT), kadar fibrinogen , dan elektrolit plasma
- KTG
- USG letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin retroplasenter

Komplikasi perdarahan, infeksi, emboli, syok hipovolemik

UTERUS COUVELAIRE (apopleksi uteroplasental) seluruh perukaan uterus berbercak biru / ungu karena
extravasasi darah yang hebat ke serabut myometrium.

VASA PREVIA
Pembuluh darah di depan jalan lahir pada saat menempel di kulit ketuban (hati-hati saat memerah kulit ketuban)
dampak pada janin ibu tidak merasa apa-apa,
Akhiri kehamilan

INERSIO FILAMENTOSA pembuluh darah lewat kulit ketuban tapi tidak di depan OUI.

ESSENSIAL HEALTH SECTOR INTERVENTION FOR SAFE MOTHERHOOD

44 | P a g e
Safe mother hood

e
y
ng e car
n e ver
nni car c
rtio car deli
Pla um tetri
abo tal e
y art obs
st ena saf
mil stp al
Po Ant an/
Fa Po enti
Cle
Ess

Basic Health Service

Equity

Emotional & psychological support

POST PARTUM HEMMORRHAGE


Penyebab 4 T
1. Tonus atonia uteri
2. Trauma laserasi jalan lahir
3. Tissue plac restan, KK
4. Thrombin gangguan pembekuan darah

Setelah bayi lahir > 500 cc (pervaginam, >1000 cc (5c)


1. Early PPH (< 24 jam
a. Hipotonia / atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir (cervix uteri jam 2 dan jam 9, fornix posterior, perdarahan arterial lain)
c. Retensio plasenta
d. Kelainan darah
2. Late PPH (> 24 jam)
a. Hipotonia uteri
b. Sisa placenta / placenta restan (>>>)
c. Sisa KK
d. Infeksi (endometriosis)
e. Kelainan darah
Early PPH
45 | P a g e
1. Hampir semuanya kasus gawat darurat obstetric
2. Tingkat fatalitas paling tinggi
3. Emergency skill penolong - siapa saja
4. Penguasaan resusitasi cairan menjaga hemodinamika
5. Rujukan cepat dan tepat

HIPOTONIA ATONIA UTERI


Kontraksi tidak adekuat dari myometrium sehingga tidak menjepit pembuluh darah pada placenta side
perdarahan arteriae
Sebab : (grandemultiparitas, anemia, overdistensi uterus, PE-E, tumor uterus)
Tanda klinis :
- Perdarahan hebat
- Uterus kontraksi lembek keras flail (atonia)
- KU, VS cepat
- Eksplorasi tidak ada laserasi yang bermakna
Tatalaksana :
Langkah awal
1. Jalur infus dengan jarum besar (elastic)
2. Pantau dan kuasai KU, hemodinamika
3. Massase uterus + uterutonika i.v. dan perinfus (oksitoiksin)
Metylerometrin maleat tetanik
Oksitoksin ritmik
4. Pastikan tidak ada laserasi arterial masih berdarah lanjut ke 5
5. Bimanual kompresi eksterna interna (siklus 5 menit karena waktu kembalinya darah kira-kira 5
menit)
6. Persiapan merujuk obat emergency, cairan, alat resusitasi, CPR
7. Diantar oleh dokter, ligase a.hipogastrica (histerektomi)

LASERASI JALAN LAHIR


Robekan serviks jam 3 dan 9
Perdarahan arteridal dari a.uterina
Sebab :
- Persalinan pembukaan belum lengkap
- Akibat tindakan operatif
- Partus precapitatus
Tanda klinik :
46 | P a g e
- Perdarahan arterii
- Kontraksi uterus baik (pada awal kejadian)
- Masih tetap berdarah walau telah di + uterotonika & kontraksi baik
- KU, TV cepat menurun
- Eksplorasi manual discontinue serviks jam 3/9
- Inspekulo laserasi jam 3/9, daerah arterial
Penatalaksanaan
- Pasang jalur infus secara benar
- Tetap berikan uterotonika
- Ekspolrasi asal perdarahan dengan (inspekulo, penerangan baik, peralatan jahit, ovarium clamp_
- Klemp suber perdarahan
- Lakukan jahitan situasi yang penting perdarahan harus berhenti
- Bila sulit menjahit klemp besar perdarahan berhenti tinggalkan 12-24 jam
- Pengawasan KU, VS, kontraksi uterus siap resusitasi cairan.

LASERASI VAGINA PADA FORNIX LATERALIS


Robekan ramus vaginalis dari a.uterina arterial
Penyebab :
- Partus presipitatus
- Bayi besar
- Elastisitas berkurang
- Tindakan operasi lewat vagina

Manifestasi klinis :
- Perdarahan arterial
- Kontraksi uterus baik
- Esplrasi manual robekan vagina sampai fornix

Penatalaksanaan
- Sama seperti laserasi lain
- Sumber perdarahan & vagina harus dijahit dengan benar (sistematis)
- Sulit - harus cepat, cermat

RETENSIO PLACENTAE
Plasenta yang tidak lahir setelah > 30 menit anak lahir

47 | P a g e
Penyebab :
- Kesalahan managemen incarcerate
- Kelainan perlekatan placenta (adhesive acreta - increta)

Faktor presipitasi :
- Multiparitas
- Riwayat perlukaan rahim
- Riwayat kuretase
- anemia

Tanda Klinis
- Pakai perasat kurner / strassman
- Perdarahan sedikit, mungkin placenta belum lepas
- Perdarahan banyak lepas sebagian

Penatalaksanaan
1. Pasang infus
2. Manual placenta cara benar
3. Pastikan incarcerate, adhesive, increta, percreta
In carcerat, adhesive uterotonika
Increta pastikan seberapa kotiloden tertinggal berdrah -> 3 hari kuretase
Percreta histerektomi

Saat operasi perhatikan :


- Titik A : pertemuan a.uterina, ureter & kelenjar limfe,
diradiasi diexspose lebih dahulu (lesi Ca Serviks stadium III)
- Titik B : limfonodi di per.obturatoria limfonodinya paling banyak

MANUAL PLACENTA
Tindakan melepaskan placenta dari dasarnya dan menariknya keluar dari jalan laihir ibu secara manual.

Indikasi :
- Retensio placentae
- Perdarahan yang banyak pada kala uri
- Persalinan dengan narkose
- Tali pusat putus pada pangkalnya
48 | P a g e
Syarat
Pembukaan serviks uteri masih dapat dilalui untuk tangan penolong (obstetric hand)

Prinsip :
1. Masukkan tangan ke dalam caum uteri guna melepaskan dan mengambil placenta
2. Bila kanalis serviks uteri sudah menyempit (pada ibu yang sudah lama bersalin) pada umumnya
diperlukan narkose

Teknik pelaksanaan
1. Tangan kanan penolong masuk ke dalam kanalis serviks uteri (obstetric hand) menelusuri tali pusat,
kemudian jari-jari tangan dibuka dengan tujuan untuk melebarkan kanalis servis uteri tersebut.
2. Setelah sampai pada kavum uteri, jari-jari tangan diluruskan dan dirapatkan, dengan menggunakan sisi
dan ujung tangan, plasenta dilepaskan dari dasarnya kemudian dicekam dan ditarik keluar dari jalan
lahir. Selama pemasukan tangan dan pelepasaan plasenta, fundus uteri oleh tangan kiri penolong
3. Segera setelah placenta dilepaskan dari dasarnya, uterotonika diberikan secara i.v.

Komplikasi
- Atonia uteri
- Rupture uteri
- Sisa plasenta
- Infeksi jalan lahir

INFEKSI INTRA UTERINE (amnionitis, korioamnionitis)


Tanda-tanda :
- Air ketuban bau, kehijauan
- Tanda-tanda infeksi leukosit meningkat ( > 20.000)
- Fetal distress
- Febris (> 38oC)
- Takikardi (fetal/maternal)
- KK pecah
- Uterus lembek

RUPTURA UTERI IMINENS (RUI)


Peregangan pada SBR relaksasi uterus tak kembali seperti keadaan semula.
Tanda tanda :
- Bundles ring

49 | P a g e
- Ibu kesakitan
- Nadi cepat ? 100 x/menit
- Hematuria
- Ligamentum rotundum teregang (karena ikut naik-naik)

RUPUTRA UTERI (RU)


Tanda-tanda :
- Sudah tidak kesakitan
- Syok, tensi turun
- Kontraksi hilang
- Terdapat distress
- Ada bagian bagian anak yang teraba dari dinding abdomen
- Bayi bisa di dorong ke atas
- VT keluar darah
GAMBAR

MEMPERINGAN KALA II
Tujuan membantu persalinan kala II
- Forceps
- Vacuum
- Dorongan cepat kristaller (dorongan tangan penolong persalinan padda fundus uteri dengan arah
menuju panggul bersamaan dengan HIS dan pengejanan ibu)
- Efisiotomi lebar

FORCEPS
Prinsip : pasang yang sulit dulu, dan jangan menyilang
Persalinan buatan dengan cara :
- Rotasi
- Ekstraksi
- Ekstensi
- Fleksi
Dengan alat forceps yang dipasang pada kepala janin sehingga janin lahir
Sepasang forceps : kanan (ka-long) bolong
Kiri dipegang tangan kiri operator cdan ditahan dipanggul kiri ibu

Bagian forceps

50 | P a g e
- daun forceps (lengkung kepala, lengkung panggul)
- Tangkai forceps
- Kunci forceps
- Pemegang forceps
GAMBAR

FORCEPS MNEUMONIC
A anesthesia assistance : (adequate pain relief, neonatal support)
Menurunkan nyeri dengan anastesi di perineum, inflitrasi dan blok n.pudendus
Neonatal support kesulitan memilih forceps, kesulutan posisi Mc. Crovert maneuver
B bladder : bladder empty agar tidak terjepit
C cervix : fully dilated, membranes ruptured : KK harus pecah agar tidak terjadi solusio placenta
D determine : position (min H 3+ / engaged) station dan pelvid adequacy, think possible shouder dystosia
E equipment (forceps, anestesi, partus set, episiotomy set, jahit set, baju, masker, sarung tangan, sedative,
muscle relaxan, spuit, baju, duk steril, resusitasi bayi)
F forceps dari phantom (membayangkan) sampai dengan forcep ^&^&*
G gentle traction : applied with contraction / expulsive effort
H handle elevated : traction in axis of birth canal, do not elevate handle to early,
I incision : consider episiotomy (efisiotomi medial nyeri <<)
J jaw : remove forceps when jaw is reachable or delivery acquired

INDIKASI
Ibu :
- PE berat E
- Rupture uteri membakat
- Penyakit jantung, paru-paru dan penyakit sistemik yang berat
- Bekas SC, miomektomi, histerektomi
- Ededma vulva
- Ibu lemah untuk mengejan
Janin :
- Gawat janin
- Tangan / kaki menumbung
- Presentasi ganda
- Tali pusat menumbung
Obstetri :
- Indikasi PINARD
51 | P a g e
- DTA
- POPP (persisten occiput posterior position)
- Kala II > 5 jam

KI : CPD
Syarat :
1. Pembukaan serviks lengkap
2. Kepala sudah turun di Hodge 3 + / sudah cukup
3. Kepala janin harus bisa dipegang dengan forceps
4. Ketuban sudah pecah / dipecah

Forceps Gagal
- Tidak dapat dikunci
- 3x traksi bayi belum lahir
Komplikasi : (lebih ke arah ibu)
- Laserasi jalan lahir
- Perdarahan post partum
- Infeksi
Cara
1. Lange (langsung sulit, tidak langsung : wandering mudah)
2. Scanconi UUK di belakang

VAKUM (terbentuk Kaput Suksedaneum)


Persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi teknik (-) pada kepalanya dengan menggunakan
ekstraktor dari Malstrom.
Bagian : Cup (kecil 4 cm, sedang 5 cm, besar 6 cm) semakin besar cup vakum semakin sedikit trauma yang
terjadi, kalau bisa gunakan yang terbesar
Rantai penghubung
Pipa penghubung
Botol
Pompa hisap
Handle pemegang

Indikasi Forcep
Kecuali PE-E, penyakit jantung, rupture uteri membakat

52 | P a g e
KI
CPD, letak muka, preterm

Syarat :
1. Pembukaan serviks lengkap
2. Kepala janin sudah cakap
3. Ketuban udah pecah/dipecah
4. Kontraksi baik
5. Ibu dapat mengejan

Bersamaan dengan timbulnya HIS, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan cara menarik
pemegang sesuai sumbu panggul.

Vakum gagal
- Cup terlepas 3x/lebih
- 30 menit dari pemasangan bayi belum lahir
- 3 tarikan tidak ada kemajuan persalinan
- Bayi sudah lahir
Komplikasi (lebih ke janin)
- Deficit neurologis (tidak segera terlihat)
- Sefalhematom
- Fraktur tengkorak
- Inserasi kulit kepala janin, dll

NB :
Benang cromik cut gut (2, 1, 0, 1.0, 2.0, 3.0) kenapa tidak memakai side ?
Jahitan selain subkutikular (satu-satu)
Jarum bulat untuk mukosa, otot, cutting untuk kulit.

EFISIOTOMI
Tindakan menggunting perineum ibu dengan tujuan mempermudah pengeluaran janin pada persalinan kala II.
Indikasi :
- Primigravida
- Persalinan buatan
- Bekas rupture uteri
- Perineum tinggi

53 | P a g e
- Introitus vagina kaku
- Persalinan preterm.

Syarat : janin (bagian bawah) sudah berada di dasar panggul.


Teknik :
1. Efisiotomi median
Dinding vagina, kulit, m.bulbokavernosus, m. tranversus perinei superfisialis dan sebagian m. sfingter
ani ext.
Mudah berlanjut menjadi rupture perinei totalis tetapi penyembuhan baik & jarang dispareuni.
2. Efisiotomi mediolateral
Sama dengan median tetapi tidak mengenai m. sfingter ani ext. paling sering dilakukan
3. Efisiotomi lateral
Hanya dinding vagina, kulit, m.bulbocavernosus jarang dilakukan

Vulva dibersihkan dengan antiseptic


Gunting tajam yang berujung tumpul agar bagian janin tidak tertusuk
Anestesi infiltrasi/blok n.pudendus
Benang cromik catgut 2.0
Jahit jelujur subkutikuler

PARTUS LAMA
Lama persalinan > 18 jam (WHO)
Komplikasi :
Janin :
- Asfiksia / cerebral palsy
- Sepsis neonatal
- Kematian
Ibu :
- Sepsis puerpuralis
- Rupture uteri
- Perdarahan
- Fistula (vesikovaginal, rektovaginal)
- Kematian
Etiologi : janin CPD, maternal (panggul sempit, tumor jaringan lunak pada pelvik)
Manifestasi klinik :
- Dehidrasi nadi cepat, turgor menurun

54 | P a g e
- Oliguria
- Ketoasidosis (asidosis metabolic) nafas cepat
- Sepsis
- Kelelahan
- Rupture uteri
Penatalaksanaan :
Pencegahan :
- Gizi yang baik sejak kkecil
- Promosi ANC
- Penggunaan partogram
- Pembangunan system dan waktu rujukan yang cepat
SC
Pemeriksaan Lab darah : anemi (Hb), leukosit (lekositosis), trombosit
Elektrolit : Na , K , Cl

NIFAS Setelah partus selesai sampai dengan 42 hari post partum (6 minggu)
(Puerperium : fisiologis, patologis)
Pengawasan nifas :
- Keluhan utama
- Mammae / laktasi, lembek, ASI (+)
Hari ke 2 3 ASI max (hari I kolostrum protein >>> mudah dicerna)
Mastitis engagement (ASI dikeluarkan / drain, kasih antibiotic (penisilin)
Nipple pump -> untuk retraksi dan gerakkan Hoffman
Reflex :
Oksitoksin rongrongan putting susu
Prolactin untuk memproduksi
Breast care dirawat dengan air panas

10 langkan menuju keberhasilan menyuusui


1. Kebijakan tertulis tetntang manajemen yang mendukung pelaksanaan RS saying bayi (RSSB)
pelarangan promosi susu formula di RS
2. Pelatihan petugas untuk melaksanakan kebijakan RSSB
3. Penjelasan manfaat ASI kepada ibu hamil
4. Membantu ibu untuk menyusui segera segelah melahirkan (1/2 jam pertama)
5. Menunjukkan teknik menyusui yang benar
6. Tidak memberikan makanan lain selain ASI

55 | P a g e
7. Melaksanakan rawat gabung
8. Memberi ASI sesuai kebutuhan ankk
9. Tidak memberi kempengan / dot
10. Membentuk kel. Pendukung ASI

Uterus
TFU berinvolusi (syarat pemeriksaan VU kosong)
- Bayi lahir setinggi pusat
- Placenta lahir 2 jari bawah pusat
- 1 minggu pertengahan
- 2 minggu tak teraba
- 8 minggu kembali semula
Sub involusi
- Atonia / hipotonia
- Sisa plasenta
- Mimoa uteri
Ganguan proses involusi :
- Perdarahan
- Infeksi
- Myoma
- Plasenta rata
- Kk tertinggal
Sarwono (involusi, hemokonsentrasi, laktasi)
Sesudah mules oleh karena uterus terapi analgetik / sedative

PPV (lochea) secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
- Rubra 1-2 hari sisa KK, verniks,
- Darah, diseave, meconium
- Sanguinolenta 3 7 hari (darah, lender)
- Serosa 1 minggu (darah -, kuning)
- Alba 8 42 hari (cairan putih)
Purulenta patologis oleh karena adanya infeksi
Vulva bersih ?
BAK sesegera mungkin harus BAK N 4 jam post partum

56 | P a g e
Retensio urin (oleh karena desakan kepala bayi pada musculus sfingter vesica) DC (untuk member istirahat
pada kandung kemih) blader training (konsul RM)
Nekrosis otot fistula
BAB max 5 hari post persalinan
Terapi laksatif (dulcolac)

INFEKSI NIFAS
Febris > 38o C
Febrie puerpurium : 2 7 hari post partum (hari 1 adalah normal)
Terapi : antibiotic triple drug
Ampicillin
Metronidazon (bulat kuning)
Gentamisin (makrolid)
Diberikan minimal 3 5 hari bebas panas

NB : pasien post partum


- Sensasi ingin berak mungkin ada hematom
- Tanyakan muai kencang-kencang sejak kapan
- Tanyakan riwayat KPD (kalau sering demam)

Prolactin kelenjar berisi ASI (tetek anak prolactin Normal)


NSR (normo snus ritme)

Vakum
Letak kepala
Pervaginam Forceps
Janin Hidup Versi ekstraksi letak lintang
Perabdominal SC
PARTUS
Pervaginam embriotomi
Jain Mati
Perabdominal histerektomi

Selalu pikirkan pervaginam


Syarat : pembukaan lengkap, kepala sudah turun di Hodge III + / IV
Kalau tidak maju VT :
- jika pembukaan tidak lengkap kepala belum turun SC
- jika pembukaan belum lengkap kepala di dasar panggul SC
IMUNISASI TT
Alat steril :
57 | P a g e
- spuit 5 cc
- aquabides
- kapas alcohol
- obat yang dibutuhkan
Alat tidak steril : 1 bengkok
Pelaksanaan :
1. cuci tangan
2. memberi penjelasan pada penderita mengenai tindakan yang akan dilaksanakan
3. penderita duduk / tiduran
4. mengisi spuit dengan obat sesuai dosis 0,5 cc
5. disinfektan daerah lengan kiri atas
6. menyuntikkan ovat secara pelan-pelan via IM
7. tunggu jam setelah penyuntikan
8. bila tidak terjadi apa-apa boleh pulang
9. cuci tangan sampai bersih

Bila ibu hamil sewaktu calon pengatin sudah mendapat TT 2x maka selama kehamilan cukup mendapat suntikan
1x, dicatat sebagai TT ulang
Pada kehamilan selajjutnya tetap diberikan TT 1x dicatat sebagai TT 1x
Bila hamil selamacalon pengantin baru mendapat TT 1x atau kehamilan sebelumnya baru
Mendapat TT1x/belum pernah sama sekali, maka perlu diberi TT 2x selama kehamilan dan pada kehamilan
selajutnya hanya diberikan TT 1x sebagai TT ulang
Bila bumil sudah pernah mendapat TT 2x pada kehamilan sebelumnya, maka pada kehamilan sekarang dan
berikutnya tetap mendapat TT 1x sebagai TT ulang.

OBAT ANC & POST PARTUM


Kelompok jenis obat generik Nama dagang
Antibiotic (gol penisilin) amoksisilin Nufamax
Analgetik As. Mefenamat gltaramin
Uterotonika Metil ergometrin Pospargen
Tokolitik Isoxsuprin Hystolan
Antiemetic Promamin Nufapreg
Metoclopramide Damaben
Roboransia Multivitamin Mirabion

OBAT YANG RESMI DIGUNAKAN


PBF Golongan Obat Nama Dagang
Kalbe Ami injeksi Kalpicillin inj.
Amox injeksi Kalmoksicillin inj.
As. Trans injeksi Kalnex inj.
m. ergot injeksi Pospargin inj.
tramadol injeksi Katrasik inj.
58 | P a g e
ketoprofen supp Ketrofen sup.
Landson Amox tab Tikimox 500 mg
Cipro tab Wiaflox 500 mg
Karbozokram Adrome tab
M ergo tab Meherinal tab
M ergo inj. Metherinal inj.
Cefotaxim inj. Lancef inj.
Sekar Merah Multivitamin Mirabion tab

KALNEX antifibrinolitik / antiperdarahan


MgSO4 20 % ( cokelat muda), 40 % (abu-abu)
Diazepam (2ml) 5 mg/dL
Nifeipine (10 mg) tokolitik
Misoprostol / cytotex (200 g) untuk pematangan serviks
Papaverin spasmolitik

ENDOKRINOLOGI
HIPOTALAMUS MENGHASILKAN Gonadotropin Realising Hormone (GnRH) mempengaruhi hipofisis
anterior untuk menghasilkan follicle stimulating Hormone (FSH) FSH untuk pematangan folikel-folikel
folikel primordial folikel primer folikel sekunder folikel terseier (folikel de graff)

SIKLUS HAID
Haid : perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium
- panjang siklus 21 35 hari
- lama haid 3 7 hari
- banyaknya darah 50 80 cc
mekanisme dan system hormonal 4 kompartemen
1. uterus
2. ovarium
3. hipofisis anterior
4. hipotalamus

59 | P a g e
Hipotalamus
GnRH
Hipofisis anterior
(-) (-)
FSH LH

Ovarium

Estrogen Progesteron

Uterus

Haid

Amenore Patologis
Amenore Primer
Amenore Sekunder

Tes progesteron
Tablet provera @ 10 mg 1x selama 10 hari

(+) (-)
Hypotalamus N Uji E + P
3 siklus 21 hari dengan pil KB
16 25

(+) (-)
Berikan pl KB Konsul
selama 3 siklus

Tumor ovarium awalnya asimptomatik, akan menimbulkan gejala bila :


Sangat besar
Abnormal distention (USG)

SINGKATAN HASIL LAB


HPHT Hari Partama Haid Terakhir Hematologi
DJJ Denyut Jantung Janin Hb 12 15 gr%
TFU Tinggi Fundus Uteri Ht 35 47 %
TBJ Taksiran Berat Janin Eritrosit 3,9 5,6 juta / mm3
ANC Antenatal Care MCH 27 32 pg
CPD Cephalo Pelvic Dispresporsion MCV 76 96 FL

60 | P a g e
IUGR Intrauterine Growth Rate MCHC 29 36 g/dL
a.i. Atas Indikasi Leukosit 4 11 ribu/mm3
e.c. Et Causa Trombosit 150 400 ribu/mm3
v/u/v Vulva Uretra Vagina Kimia darah
CUT Cavum Uteri Glukosa sewaktu 80 110 mg/dL
AP / CD Adnexa Perineum / Cavum Douglas Urea 15 39 mg/dL
SC Section Secaria Kreatinin 0,6 1,3 mg/dL
DC Dower Cateter SGOT (AST) 15 37 /L
AL After Loading SGPT (ALT) 30 65 /L
PRL Pasca Radiasi Lengkap Elektrolit :
SOS Salfingo Ooforetonii Sinistra Natrium 136 145 mmol/L
TAH Total Aud. Histerektomi Kalium 3,5 5,1 mmol/L
PNED Pelayanan Obstetric Neonatal Esensial Dasar chlorida 98 107 mmol/L

Anemia :
Ringan 8 10 gr%
Sedang 5 8 gr%
Berat < 5 gr%

61 | P a g e
BANGSAL GINEKOLOGI Lapor
- follow up pagi jam 5.00
- ikut operasi (cari tahu program yang adaa)
- visit
- tentiran residen
- waktu luang liat CM (catat : anamnesis, kelainan, diagnosis, terapi)
- laporan pagi
- tutorial
- kursus fantom

5 jurus jitu cuci tangan :


1. telapak tangan vs telapak tangan
2. telapak tangan vs sela-sela jari
3. telapak tangan vs punggung tangan
4. ujung dari punggung jari saling mengait
5. gosokkan memutar pada ibu jari

Tunggul vagina - ujung vagina

GINEKOLOGI
Pemeriksaan ginekologik dikenal 3 jenis letak :
1. letak litotomi (flexi sendi genue, fleksi dan abductor sendi coxae)
2. legak miring
3. letak sims
GAMBAR

Alat dan perlengkapan


- sarung tangan
- speculum sims dan speculum cocor bebek
- cunam kaper (kurentang)
- kateter nelaton dan kateter lobam
- kapas sublimat atau lisol
- kaca benda (pemeriksaan GO dan sitology vagina)
- spatel Ayre dan etil alcohol (95 %) sitology vagina
- kapas lidi GO, trikomoniasis, kandidiasis
- botol kecil berisi garam fisiologis (sediaan segar trikomoniasis dan kandidiasis)

62 | P a g e
- cunam portio
- sonde uterus
- cunam biopsy
- mikrokuret

CARA PEMERIKSAAN :
- Pemeriksaan genitalia eksterna
- Pemeriksaan dengan speculum
- Pemeriksaan genitalia interna / bimanual
a. Perabaan vulva dan perineum
b. Perabaan vagina dan dasar panggul
c. Perabaan serviks
d. Perabaan korpus uteri
e. Perabaan parametrium dan adneksum
- Pemeriksaan rektal
- Pemeriksaan dalam narkosis

1. Pemeriksaan genitalia esterna


Inspeksi :
- Bentuk : bengkak, kembang kol ?
- Warna : tanda radang, kemerahan (erosi)
- Kualitas : fluor +/-, fluxus +/- warna, kekentalan ?(GO : nanah kental)
- Kuantitas : banyaknya
Cari :
- Peradangan
- Iritasi kulit
- Ekserma
- Tumor
- Karunkula
- Polip
- Sistokel (VU menonjol ke vagina)
- Rektokel (rectum menonjol ke vagina)
- Prolas
- Rambut pubis (distribusi amenore primer)
- Labia mayor/minor
- himen

63 | P a g e
2. Pemeriksaan dengan speculum
Dilakukan pada pemeriksaan sitology, GO, triomniasis dan kandidiasis, atau ada proses yang mudah
berdarah (kanker serviks)
Dinilai :
- Dinding vagina
- Porsio vaginalis serviks uteri (erosion, tumor, polip, peradangan, ulkus/ca
3. Pemeriksaan geintalia interna / bimanual (rectum & VU harus dalam keadaan kosong)
Sebelumnya dilakukan sondase (untuk mengukur panjang cm cavum uteri)
a. Perabaan vulva dan perineum
- Glandula bartholini : abses(cairan meningkat, sakit, radang, kista tidak ada cairan)
- Urethritis gonoreika
- Perineum (tebal, tegang, elastisitas?)
b. Perabaan vagina dan dasar panggul
Nilai :
- Introitus vagina (berapa jari masuk ? normal 2 jari)
- Dinding vagina (peradangan, laserasi)
- Polip, tumor, Ca, benda asing
- Kelainan bawaan septum
Penonjolan forniks posterior :
- Terkumpulnya feses/skibala
- Korpus uterus retrofleksi
- Abses di cavum douglas
- Hematokel retrouterine pada KET
- Tumor rektosigmoid
c. Perabaan serviks
- Kemana menghadapnya
- Bentuk
- Besar dan konsistensi
- Apakah turun ke bawah prolapse, elangatio cerviks (invertilitas > 5, N = 2 cm)
- Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jaringan terutama ostium uteri internum
- Nyeri tekan
- Nyeri goyang (slinger sign)
Tangan kiri di atas simfisis, kanan VT, cari dulu portio
d. Perabaan korpus uteri (CUT)
- Letaknya
- Bentuknya

64 | P a g e
- Besar dan konsistensi normal seperti telur ayam
- Permukaan
- Gerakan/mobilitas
- Nyeri tekan
- Daerah fornix
e. Perabaan parameterium dan adneksum (AP)
Disebabkan oleh :
- Infeksi dan peradangan
- Neoplasma
f. Cavum doutlas diblekang portio agak ke dalam menonjol (darah/tumor)
4. Pemeriksaan rektal
Dilakukan pada wanita yang mengaku belum pernah bersetubuh (virgo) atau pada kelainan bawaan.
Dinilai :
- Tonus otot sfingtaer ani (TSA)
- Mukosa rectum
- Adanya tumor
- Infeksi (abses douglas)
- Tumor / Ca
5. Pemeriksaan anterior
Perlu/harus dilakukan pada :
- Anak kecil
- Biarawati
- Virgo dengan introitus vagina sempit atau hymen rigidus
- Vaginismus pada kelainan psikis
- Penegangan perut tdiak bisa dihilangkan
- Tidak didapatkan data yang jelas
Indikasi pemeriksaan :
- Perdarahan yang tidak Normal
- Fluor albus
- Kelainan endokrin
- Persangkaan interseksualitas

KOSAKATA
Ferning Penampakan pola seperti pakis pada specimen mucus servikal kering, petunjuk terdapatnya
estrogen
Kolposkopi Speculum untuk memeriksa vagina dan serviks dengan bantuan lensa pembesar
Kuldoskopi Pemeriksaan visual terhadap visera wanita dengan bantuan endoskop yang dimasukkan ke
dalam rongga pelvik melalui forniks posterior (vagina)
65 | P a g e
Histereskopi Endoskop untuk pemeriksaan visual langsung saluran serviks dan rongga uterus
Histerosalfingografi Radiografi uterus dan tuba uterine
Spin burkelt Pembentukan benang oleh mucus dan serviks uteri ketika dioleskan pada objek glass dan ditarik
dengan deck-glass ; saat mucus ini dapat ditarik sampai panjangnya masimal, biasanya
mendahului atau bertepatan dengan ovulasi
kataminie Penggambaran pola haid 3 bulan

GAMBAR
ANAMNESIS Identitas nama, alamat, umur, profesi
Keluhan utama
a. Perdarahan/fluxus
b. Leucorrhea
c. Amenorrhea/dysmenorrhea
d. Nyeri perut bagian bawah
e. Benjolan perut bagian bawah
f. Ingin anak
Riwayat obstetric (GPA, riwayat persalinan sebelumnya)
Riwayat menstruasi (menarche, siklus menahun, keluhan nyeri dan banyaknya)
PEMERIKSAAN Vital sign
UMUM Inspeksi
Perubahan warna / pigmentasi
Benjolan
Sikatriks
Simetris
Palpasi : (dengan tangan jangan menggunakan ujung jari)
Supel / tidak
Nyeri tekan / nyeri lepas
Adanya massa tumor (ukuran, konsistensi, mobilitas, sensasi nyeri)
Penyebaran nyeri
Perkusi
Ascites (pekak alih)
Massa tumor (redup absolut)
Auskultasi
Ileus (metalik sound, bourborigmi
Bising tumor (hipervaskular)
LABORATORIUM Preparat apus (trichomonas, candida)
Kultur
Urine
Pap smear test (dx dini ca servix)
PEMERIKSAAN Sondase (acusto sion pada KET
PENUNJANG Biopsy / retage (diagnose molahidatidosa)
Kolpaskopi (pembesaran daerah vagina)
Kuldoskopi (culdesac / cavum douglas)
USG/kisterografi/histereskopi/endoskopi

KEGANASAN GINEKOLOGIK
Pembagian kanker ginekologik menurut anatomi :
- Vulva
- Vagina
- Serviks
66 | P a g e
- Corpus uterus (CUT)
- Ovarium
- Tuba fallopi
- Penyakit trofoblas ganas
CA SERVIKS (timbul di sambungan skuamos kolumner serviks)
- Keganasan pada wanita, masih tinggi frekuensinya
- Urutan teratas diantara tumor ganas pada wanita Indonesia
- Skrinning dengan tes Pap smear menurunkan frekuensi 50 60%, biasanya wanita sering enggan
skrining secara rutin karena (ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, faktor biaya)
- Pap smear segera dilakukan setelah wanita mulai aktivitas sex, pada gadis usia (20 25 tahun)

Faktor Risiko :
- Wanita banyak partner
- Wanita kawin usia muda
- Hygiene genitalia kurang
- Penyakit hubungan seks (IM) yang tidak diobati secara tuntas
- Merokok
- Multipara
- Usia 35 45 tahun
Gejala dan tanda :
- Pada awalnya umumnya tanpa gejala (waktu diketahui sudah stadium lanjut)
- Keputihan (fluor albus) / purulent
- Perdarahan sentuh (contact bleeding) setelah bersetubuh
- Pengeluaran cairan encer yang berbau busuk dari vagina (bau khas) dan tidak gatal
- Umumnya cairan vagina seperti cairan cucian daging
- Nyeri daerah panggul karena infiltrasi tumor pada syaraf / adanya radang panggul
- Adanya perdarahan air seni atau lewat anus, dapat terjadi pada keadaan tumor telah menginfiltrasi
VU/rectum.
- Rapuh ( mudah berdarah) bila diperiksa Chrobak disentuh pentol korek, schiller pemberian yod /
as. Asetat
- Paps smear
- Kolposkopi dan biopsy terarah
- Gambaran PA (Brodes I IV)
Makroskopis : (endofilik tumbuh ke atas, exofilik)
Mikroskopis (aqena carcinoma (endofilik), ca epidermoid >>>(eksofitik))
- Penyebaran (limfogen laparoskopi)

67 | P a g e
Usaha menghindari CA serviks :
- Tes pap smear secara rutin (2x tiap tahun)
- Berhenti merokok
- Memakai kondom untuk mencegah penyakit hubungan sex
- Mencari pertolongan ahli jika ada perdarahan vagina/cairan vagina abnormal
- Tidak berganti-ganti pasangan
- Menjaga higienitas kelamin dan jalan lahir
- Tidak menikah di usia muda < 20 tahun
DIAGNOSA :
Harus dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi (biopsy)
Gold standard adeno Ca (cenderung lebih resisten terhadap radioaktif), Ca epidermoid sensitive

CIN I CIN II CIN III Ca Serviks


Terapi doksisiklin + control 3 bulan pap smear(dysplasia berat)

STADIUM BERDASAR FIGO (diagnose klinis)


0 Lesi belum menembus membrane basalis (insitu
I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 lesi telah menembus membrane basalis < 3mm dengan diameter permukaan tumor < 7 mm
IA2 lesi telah menembus membrane basalis 3 5 mm dengan diameter permukaan tumor > 7mm
IB1 lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer < 4 cm
IB2 lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer > 4 cm
II Lesi telah keluar dari serviks (meluas ke parametrium dan 1/3 proximal vagina
IIA lesi telah meluas vagina proximal
IIB lesi telah meluas ke parametrium tapi tidak mencapai dinding panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan 1/3 distal vagina)
IIIA lesi menyebar 1/3 vagina distal
IIIB lesi menyebar ke parametrium sampai dinding panggul (dengan VT)
IV Lesi keluar dari organ genitalia
IVA lesi meluas ke rongga panggul, dan atau menyebar ke mukosa VU
IVB lesi meluas ke mukosa rectum, dan atau meluas ke organ jauh
NB :
- Bila disertai hidronefrosis (oleh karena ureter tersumbat, uremia) tidak berfungsinya ginjal masuk
stadium IIIB
Blunting, platening, clubbing, ballooning (beberapa mm perbesaran dan kaliksnya
- III B yang sering menyebabkan kematian

Penatalaksanaan
- Stadium 0 konisasi/biopsy kerucut hiesterektomi total (uterus _ porsio) TAH
- Stadium IA1 konisasi reproduksi masih diperlukan histerektomi tota wanita fertilitas cukup

68 | P a g e
- Stadium IA2, IB, IIA histerektomi radikal dengan limfadeknetkomi pelvik bilateral (uterus s/d 1/3
vagina prox, 2 orarium/BSO, bilateral)
- Stadium IIB, III, IVA radiasi eksterna ER (5000 rad) 25 x @200 rad dilanjutkan after loading
(brachith/ ato intrakovith AL1/ALII W BSO < cGy (tapi yang dipakai 750 cby)
Terapi / penunjang : chemoterapi (sitostatika), Platosin (nama dagang cisplatin) platosin neoadjuvant
(sebelum terapi radiasi) untuk mencegah metastasis/ sel Ca tidak menyebar dengan dosis lebih banyak
daripada platosin adjuvant (bersamaan dengan radiasi karena menambah sensifitifitas sel terhadap
radioterapi)
NB : penelitian menduga bahwa kombinasi Platosin dan RE mempunyai efekSinergisme
- Stadium IVB terapi paliatif (radiasi paliatif) 4000 rad = 20 x @200 rad
NB :
- BER / ALI/ALII(@750 CBY)
- NEOADJUVANT (75 -100 mg x LPB, menunggu ER, max 4)
- Adjuvant (40 mg x LP bareng ER ada 5x (hari ke 1,6,11,16,21) 4 bulan setelah ER terakhir, hasil
papsmear baik pasien usulkan remisi
Pertanyaan :
Untuk ibu yang menderita Ca serviks uteri (insitu) apakah ibu punya anak ?
- Punya 4 anak histerektomi total
- Punya 1 anak konisasi tepi harus bersih dari sel ganas, (LEEP (ler electrosurgical excitian
procedure) keuntungan tidak dilakukan penjahitan secara rutin.
KONISASI (termasuk pembedahan)
- Pengambiln jaringan serviks berbentuk kerucut dengan basis pada portio untuk mengmbil jaringan
ektoserviks dan endoserviks baik untuk tujuan diagnostic & terapeutik. Harapan sel tumor dapat
terangkat semua.
- Kenapa std IIB ke atas tidak di operasi ? karena jaringannya mudah rapuh sehingga tidak bisa
dioperasi.

BIOPSI SERVIKS UTERI diagnose pasti


(histopatologi) karena yang diambil jaringan
Tujuan :
- Mendapatkan kepastian diagnosis dari sediaan serviks uteri
- Mengetahui hasil pengobatan terhadap keganasan serviks uteri
- Memberi panduan pada tenaga medis pelaksana untuk pengelolaan penderita keganasan serviks uteri
Indikasi :
- Curiga keganasan pada serviks uteri
- Penderita keganasan serviks uteri pasca pengobatan
69 | P a g e
Peralatan :
- Speculum
- Pinset
- Kapas lidi
- Tang biopsy
- Botol berisi formalin 10%
Persiapan pasien
- Kalnex injeksi
- Analgetik, suppositoria (profenid)
Prosedur :
1. Penderita tidur terlentang dengan posisi lithotomi di atas meja ginekologi
2. Dilakukan antiseptic daerah vulva dan sekitarnya
3. Dipasang speculum anterior dan posterior
4. Portio uteri dibersihkan dengan menggunakan lidi kapas agar jelas tempat yang akan di biopsy
5. Dengan tang biopsy diambil jaringan pada daerah yang dicurigai dengan menggunakan mengikut
sertakan daerah yang sehat. Dibagi menjadi 4 kuadran (jam 3, 6, 9, 12) agar hasil representative
6. Hasil biopsy dimasukan ke dalam botol dan dikirim ke PA untuk pemeriksaan histopatologi
7. Perdarahan yang terjadi dihentikan dengan menekannya menggunakan kapas lidi, jika perlu dengan
dibasahi yodium
8. Jika diperlukan dapat diberikan obat hemostatika

PAP SMEAR
(sitology) hanya apusan sel bukan jaringan
Pemeriksaan usapan dari leher / serviks uteri yang berguna untuk mendeteksi berbagai penyakit pada rahim
wanita khususnya.
Siapa yang harus diperiksa :
- Wanita yang sudah menikah
- Wanita kawin usia muda
- Wanita banyak pasangan sex
- Wanita yang menderita PMS atau pasangannya menderita PMS
- Wanita banyak anak
- Wanita hygiene sanitasi buruk
- Usia > 50 tahun
- Perokok
- Koitus pertama pada usia muda (early age of coitus)
Uraian umum :

70 | P a g e
- Merupakan program skrining yang cukup akurat untuk mendeteksi kelainan serviks uteri, mulai pra
kanker sampai dengan kanker
- Mampu menurunkan frekuensi Ca serviks sampai 50 %
Keuntunga/keunggulan :
- Mudah pelaksanaan
- Murah dan biaya terjangkau
- Cepat waktunya (hanya 5 menit)
- Akurat dan hasil bisa dipercaya
- Tidak sakit
Manfaat :
- Deteksi dini keganasan
- Mengetahui status hormonal (maturasi indeks / MI)
- Mamastikan adanya sperma (curiga pemerkosaan)
- Menilai respon radioterapi
Persiapan PAP smear :
- Penderita dipersiapkan, diberi nasehat untuk tidak melakukan pencucian vagina, koitus, obat
pervaginam 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan, tidak menstruasi (flek tidak apa-apa).
- Penyediaan peralatan : (speculum cocor bebek, spatula ayre, cytobrush, gelas objek + salah satu sisi
diberi label, alcohol 95% untuk fiksasi, formulir konsultasi sitology)
Cara pengambilan Paps Smear yang benar :
- Kosongkan Vu terlebih dahulu
- Seluruh serviks harus dilihar secara baik dengan speculum cocor bebek melihat daerah transformasi
(area skuama columnar junction)
- Membersihkan dengan NaCL ( air steril) untuk menghindari hasil yang
- Melakukan servikal cmear memakai spatula kayu pada daerah ektoservik dan daerah endoserviks
dengan lidi watten atau memakai spatula pyre (diputar 360o) pada daerah transfomasi, hasil signifikan
apabila pengambilan pada daerah endoserviks. Cytobrsah dapat pula digunakan. Bahan dioleskan
pada gelas objek
- Sediaan segera difiksasi dengan alcohol 95%, jangan berada di udara > 10 detik karena mungkin akan
terjadi arerfak. Biarkan dalam larutan fiksasi min. 30 menit
- Setelah 1 jam dalam keadaan kering, diberi label dan kirim ke PA bersama formulir permintaan yang
telah diisi.
Pada gadis - memakai lidi kapas yang dimasukksan lewat lubang hymen diteruskan sampai menyentuh
portio.

CIN Cervical Intraepithelial Neoplasma

71 | P a g e
- CIn I dysplasia ringan
- CIN II dysplasia sedang
- CIN III dysplasia berat
Penilaian hasil (system derajat Iapanicolau)
- Kelas 0 sediaan tidak representative
- Kelas 1 sel normal
- Kelas 2 sel abnormal (atifik), tidak tersangka keganasan
- Kelas 3 sel abnormal _ dengan dysplasia (CINI, CINII) meragukan keganasan
- Kelas 4 sel abnormal + dengan CIN III / Ca insitu mencurigakan keganasan
- Kelas 5 pasti keganasan (Ca invasive)
System WHO
- Tidak didapatkan sel abnormal tetapi terdapat metaplasia
- Terdapat sel abnormal dengan sel atipik benigna infeksi, keratinisasi, metaplasia atifpik, kondiloma
- Terdapat sel abnormal dengan dysplasia dysplasia ringan, sedang, berat (CIN I, II, III)
- Terdapat sel-sel abnormal dengan keganasan (Ca insitu, ca invasive)
System Bethesda
(lebih sering digunakan karena objektif)
- Sel epitel skuamosa dalam batas normal
- Terdapat sel epitel skuamosa atipik, yang tidak dapat ditentukan (atypic squamous cell of undetermined
significancy /ASCUS)
- Lalu grade squamous intraepithelial Lession (LSIL) -> iinfeksi HPV dan CIN I
- High grade squamous intraepithelial Lession (HSIL) CIN II, CIN III, Ca insitu
- Karsinoma sel squamous
Tindak lanjut tes Pap smear abnormal
- Bila terdapat infeksi dilakukan terapi dan dilakukan tes pap ulang bulan kemudian, dan bila hasil tetap
abnormal dilakukan kolposkopi
- Bila terdapat sel atipik/ askus atau LSIL dilakukan tes pap ulang 4 bulan kemudian, dan bila hasil tetap
abnormal dilakukan kolposkopi
- Bila terdapat LSIL dilakukan kolposkopi biopsy atau kuretase endoserviks, dengan pengelolaan
selanjutnya :
Hasil kolposkopi biopsy sama atau lebih tinggi disbanding hasil pap dilakukan terapi sesuai derajat /
stadium ca serviks uteri
Hasil kolposkopi biopsy lebih rendah dibanding hasil pap atau terjadi diskrepansi sitology-histopatologi
dilakukan konisasi (pengelolaan tergantung hasil konisasi).

KOLPOSKOPI

72 | P a g e
Pemeriksan gambaran epitel serviks dengan kalposkop sehingga dapat dilakukan pengambilan sediaan secara
lebih terarah baik untuk pemeriksaan sitology maupun histopatologi.
Indikasi : sitology abnormal (CIN II, CIN III, Ca Insitu)
Hasil :
- Kolposkopi Normal epitel kolumner dan zona transformasi
- Kolposkopi abnormal mozaik, punctasi, acetowhite, leukofakia
- Curiga Ca invasive (tidak terdeteksi secara klinis)
Peran Kolposkopi :
- Merupakan pemeriksaan pelengkap untuk rujukan hasil Pap yang abnormal, terutama untuk derajat
riongan yang kurang menggambarkan kelainan patologik yang sebenarnya
- Kolposkopi dapat mengurangi tindakan histerektomi atau konisasi
- Riwayat post coital bleeding
- Atipik persisten, border line, abnormal sel kelenjar
Hasil kolposkopi biopsy searah dan sitology akan menghasilkan diagnosis 98,6%

Pap Smear -> dysplasia sedang, berat curiga keganasan (porsio berbenjol-benjol) tapi porsio terlihat titik
berbenjol-benjol (tidak ada kelainan) lakukan biopsy, lakukan kolposkopi

Kolposkopi

Satisfactory Unsatisfactory

Hasil jelas yg abnormal Zona perbatasan tak


misal mozaik tampak (curiga
ganas)

Lakukan Konisasi
Atas indikasi CIN II, III

CONTOH KASUS
Ny. Surkati (54 th)
Kel utama Keluar darah dari jalan lahir
RPS Tanggal 27/9 jam 03.00 keluar darah banyak dari jalan lahir, merongkol-mrongkol, perut tidak mules,
riwayat mioma -.penderita pernah dirawat di RSDK tgl 8/1 2006 s/d 8/2 2006 dengan DM + Ca epid.
Cerviks uteri std IA(hasil PA) rencana akan dilakukan operasi tetapi pasien menolak
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
V/u/v : tak ada kelainan
Portio berbenjol-benjol, rapuh, mudah rapuh
CUT sebesar telur ayam
AP infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvix
CD tak ada kelainan
73 | P a g e
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) +/+
infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvis
Diagnosis Ca epid. Cervix uteri std IIB
DM (GDP 3100, GDPP 288)
Menorrhagia
Metroragia
Pasca ER 10
Lekopeni (2080)
Trombositopeni (58.700)
S/ Injeksi dexametason 2x1 ampul (trombositopeni
Glucobay (3x100 mg) (DM)
Glurenerem 1 -0 -0 (DM)
Metoklopramid 3x1
Mirabion 1x1 tab
Supertin 2x1
Diet Dm 1900 kkal + 90 gr protein
Cek GD I-II senin/kamis
Pengawasan KU, TV, PPV
Radiasi di tunda oleh karena GD naik, lekopeni, trombositopeni

Ny. Urip 46 tahun


Kel utama Kanker leher rahim ingin melanjutkan pengobatan
RPS Penderita pernah dirawat di RSDK R.9c dengan diagnose epidermoid serviks uteri Std. III B tgl 16/9
28/9 2006 dengan rencana ER 25x 5000 rad, ulai tanggal 12/10 2006 (takut baru) di chemoterapi
platosin adjuvant, nafsu makan baik, BAB & BAK tidak ada kelainan.
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
V/u : taka da kelainan
Vagina : infiltrate +/+ 1/3 proximal
Portio sesuai jempol tangan, berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah
OUE tertutup
CUT sebesar telur ayam
AP infiltrate +/+ sampai dengan dinding pelvix
CD taka da kelainan
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) infiltrate -/-
Diagnosis Carcinoma epidermoid serviks uteri std III B
Pasca ER 17
Pasca platosin adj. I
S/ Nupamox 3 x 500 mg
Nitrabion 1x1 tab roboransia
Vit A 1x 50.000 persiapan penyinaran ronitidin, antasida
New diatab 1x1 tiap diare (karena ada keluhan diare +)
Pengawasan KU, VT, PPV
Rencana ER 17

Ny. Sumiyati (51th)


Kel utama Rujukan SpOG RS mardi rahayu dengan Ca epid cervix uter std IIB
RPS 2 tahun timbul benjolan di perut bag. Bawah makin lama makin membesar,
74 | P a g e
3 bulan terakhir keluar darah dari jalan lahir sedikit, kadang merongkol, disertai keputihan bebau
busuk post contact bleeding (+) BAB sulit, BAB lancar nafsu makan berkurang, BB
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
Portio sama jempol kaki, berbenjol-benjol, tak rapuh, tidak mudah berdarah
OUE terbuka, teraba jaringan rapuh, mudah berdarah
CUT sebesar telur angsa
AP teraba massa kistik sesuai hamil 8 bulan, mobilitas cukup, permukaan rata
CD tak ada kelainan
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) +/+
infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvis
Diagnosis Ca epid serviks uteri IIB IIIB (TFU)
Kistoma ovarii tumor pada ovarium curiga ganas
Efusi pleura duplex (dari foto thorax)
Kista soliter renal dextra (dari USG abd)
Ascites
S/ Rencana kemoterapi
ER 15/11
Plastonin adj 15/11
Vit A 1x 50.000
Vit. BC/C/SF 2x1 tab
Pengawasan KU, TV, PPV
Cek hasil Ca 125

Ny.Sri M (45th)
Kel utama Melanjutkan pengobatan
RPS 21/9 10/10 2006 rawat di RSDK e.c. Ca epid. Cervix uteri std. IIIB, PRL maret 2006, partial respon,
PASCA MMC II 30/10
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
Portio berbenjol-benjol, tak rapuh, tidak mudah berdarah
CUT sebesar telur ayam
AP infiltrate -/-
CD tak ada kelainan
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) +/+
infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvis
Diagnosis Ca epid serviks uteri stadium IIB
PRL (maret 2006)
Partial respon (agustus 2006)
Anemi ringan (Hb: 8,2 gr%)
Trombositopenia (8900)
S/ Mirabion 1x1
Vit. A 1x50.000
As. Mefenamat 3x500 mg
Diet biasa

75 | P a g e
Rencana MMC II
Pengawasan KU, TV, PPV
Cek darah rutin pasca MMC
Injeksi dexamethasone 2x1 ampul trombositopeni
Transfuse PRC
NB:
MMC (mitomycin C)
PRL (pasca radiasi lengkap)

SITOSTATIKA (kemoterapi)
Syarat :
1. Diagnose pasti secara histopatologis
2. KU penderita baik (penilaian keadaan umum menggunakan derajat status performance IUCC 91)
3. Memenuhi skor prioritass pemberian sitostatika (>6)
4. Penderita mengerti tujuan pengobatan dan ESO yang mungkin terjadi
5. Fungsi hati dan ginjal baik
6. Hb > 10 gr% anemi (anoksik jaringan) efektivigas
7. Leukosit > 3500 /L
8. Trombosit > 150.000 / L
- Kanker sensitir terhadap kemoterapi yang akan diberikan

Macam kemotarapi :
Kuratif untuk mematikan semua sel kanker (metrotexat untuk TTG untuk risti dan ris.rendah, MAC untuk TTG
risti
Adjuvant untuk membantu memperkuat hasil terapi utama (MMC untuk Ca serviks uteri)
Paliatif untuk meringankan penderitaan (rasa sakit, dsb) karena dapat mencegah pertumbuhan lebih lanjut
dari sel kanker

Jenis kemoterapi
- Alkylating agent chlorambusil, ciklofosfamit
- Alkaloid vinkristin
- Antimetabolite metotrexat
- AB mitomicin / MMC, aktinomisin D, adriamisin
- Hormone progesterone, ketosteron
- Meselanous cisilatin
Kontraindikasi kemoterapi
Absolut :

76 | P a g e
- Kehamilan TM 1
- Stadium terminal
- Koma
- Sepsis
Relatif :
- Usia < 3 bulan
- Usia lanjut
- Metastasis ke otak
- Gangguan organ vital (ginjal, hati, jantung)
ES kemoterapi
- Depresi sumsung tulang (pansitopenia)
- Alopesia reversible / rambut rontok
- Mual muntah
- Stomatitis
- Phlebitis atau nekrosis pada tempat pemberian
- Reaksi alergi
- Toksisitas paru, hepar, ginjal, jantung
Respon tumor terhadap kemoterapi : (objektif)
- Respon lengkap (complete response) menghilangnya massa tumor dari 2x pemberian dengan jarak
waktu kurang dari 4 minggu
- Respon sebagian (partial response) menghilangnya > 50% dari massa tumor dan tidak didapatkan
lesi baru
- Tidak ada respon (no response) massa tumor berkurang < 50% atau membesar > 25%
- Menjadi progresif (progressive disease) terjadi perbesaran tumor > 25 % dari lesi yang diukur atau
timbul lesi baru

RADIOTERAPI
Cara pengobatan dengan sinar pengion supaya terjadi kerusakan sel abnormal / sel ganas tanpa menimbulkan
kerusakan berat pada jaringan sehat disekitarnya.
Macam radioterapi :
- Teleterapi
Sumber sinar pengion berjauhan dengan tumor primer 30 cm (misalnya ER dengan Co 60 Caesium
137 untuk membunuh sel kanker pada daerah regional dan metastasis parametrium pada Ca serviks
uteri.
- Brakhl terapi (AL /intrakaviter)

77 | P a g e
Sumber sinarpengion berdekatan dengan tumor primer (misal : intrakavuter radiasi pada Ca serviks
uteri dengan radium berbentuk batang/kawat/jarum untuk melisiskan sel kanker pada serviks dan
vagina.

Kurva Syarat :
- Isodose sama dengan syarat sitostatika (1,2,4-8)
- Kanker sensitive terhadap radioterapi
- Pada daerah terapi tidak didapatkan lesi luka / kulit.
Efek samping :
- Penurunan
- Mual muntah (paling berbahaya, sehingga perlu direhidrasi sampai 4 botol)
- Depresi sumsum tulang (pansitopenia)
- Kombutio / terbakar pada kulit
- Sistitis
- Stenosis ureter / rectum
- Kistula rekto vaginal / vesiko vaginal / uretro vaginal
Respon radiasi klinis & respon radiasi histologis
a. Respon radiasi klinis (RRK) VT lagi
Penilaian secara klinis keberhasilan radioterapi yang dilakukan 4 bulan setelah intrakaviter radiasi I untuk
menentukan remisi atau tidaknya keganasan, pemeriksaan ini berdasarkan :
- Berhentinya perdarahan
- Permukaan portio licin
- Infiltrate tumor (pada paramerium) hilang
- Tak didapatkan sel ganas pada pemeriksaan sitologi
b. Respon radiasi histologis (RRH) biopsy
Penilaian keberhasilan radioterapi berdasarkan gambaran histologi jaringan hasil biopsy yang diambil pada
pemasangan intrakaviter radiasi II (menentukan prognosis keganasan) 5 year survival rate)

ER system box
10 x @ 200 cGy = 2000 cGy

TUMOR MARKER
Adalah substansi yang terbentuk pada pertumbuhan sel-sel ganas atau dipacu oleh sel-sel lain sebagai akibat
pertumbuhan keganasan yang dipakai untuk menetapkan adanya kegawatan atau membedakan tumor ganas
dengan jaringan normal. Berdasarkan pengukuran dalam darah atau cairan tubuh lainnya

78 | P a g e
Syarat :
- Spesifik untuk organ tertentu
- spesifisitas, sensifisitas, serta nilai ramal yang tinggi
- berkorelasi dengan massa tumor / derajat keganasan
- berkorelasi dengan prognosis
Asal tumor marker
- produk tumor sendiri hCG, SCC, CEA, AF
- senyawa yang dihasilkan sekunder dari proses keganasan GA-125, CA 19 9, PAP
Guna tumor marker
- diagnose tumor (hCG untuk karsinoma dan CA-125 untuk endometriosis & Ca ovarium)
- memantau perkembangan tumor (CA 125, CA 19-9, dll) (APP untuk Ca hepatoseluler)
- menentukan prognosis (CA 125 pada Ca ovarium)
Tumor marker Ginekologi
- choriocarcinoma hCG
- Ca serviks uteri SCC (squamous cell carcinoma), CA 125 (carbohydrate antigen 125), CEA
(carcinoembrionic antigen)
- Ca endometrium CA-125 sensitivitas rendah, CA 19 9 & CEA hanya untuk pemantauan pasca
terapi
- Ca ovarium Ca 125 (>>), CEA, hCG, AFP

STAGING
Guna :
- Merencanakan terapi
- Meramalkan prognosis
- Evaluasi hasil terapi
- Memudahkan pertukaran informasi di antara pusat pendidikan
- Keperluan penelitian lanjut
Staging TNM
Tidak digunakan dalam dipergunakan kecuali Ca vulva dan Ca vagina karena kesulitan dalam menentukan
besar tumor dan kondisi kel. Limfe regional.

STATUS PERFORMANCE MENURUT KAFNOFSKY


100 Normal, tidak ada keluhan, tidak tampak sakit
90 Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gejala klinik minimal
80 Aktivitas Normal dengan sedikit dipaksakan, dengan beberapa gejala klinik
70 Dapat memelihara diri sendiri, tak dapat melakukan aktivitas normal/melakukan perkerjaan aktif
60 Memerlukan bantuan orang lain, tapi dapat memenuhi beberapa yang dikehendaki
50 Lebih banyak memerlukan bantuan orang lain dan perlu perawatan rumah

79 | P a g e
40 Perlu perawatan khusus
30 Lemah, perlu perawatan di RS, tidak ada ancaman kematian
20 Tampak sakit, perlu perawtan di RS, bila perlu dengan terapi suportif
10 Regang nyawa
5 Meninggal

STATUS PERFORMANCE MENURUT SWISS COOP, GROUP


0 Penderita melakukan aktivitas normal
1 mampu hidup di rumah, adanya toleransi terhadap manifestasi tumor
2 Terdapat hambatan aktivitas tapi waktu di tempat tidur kurang dari 50%
3 Terdapat hambatan aktivitas yang berat > 50% waktunya ditempat tidur
4 Sangat lemah
5 meninggal

TTG (tumor trofoblast gestasional)


MAC = metroreksat aktinomisin chlorambusil
Tumor yang berasal dari khorion janin (trofoblas) yang terdiri atas :
- Mella invasive / korio ca villosum
- Korio ca (korio Ca non-villosum)
Klasifikasi stadium TTG (FIGO 1991)
1 Tumor terbatas pada uterus
2 Meluas keluar dari uterus tapi terbatas pada struktur genitalia (adneksa, vagina, lig. Rotundum)
3 Tumor menyebar ke paru dengan atau tanpa penyebaran ke genitalis
4 Metastasis jauh (hepar, otak)

TTG risiko rendah (terapi/kemoterapi / tnggal metorektrsat)


- hCG < 100.000 IU/24 jam urine atau hCG < 40.000 mIU/ml serum
- gejala timbul < 4 bulan dari mola/abortus (pasca kuret)
- tidak didapatkan metastasis ke hati / otak
- tidak ada riwayat pemberian kemoterapi sebelumnya
- berasal dari kehamilan yang belum aterm (abortus, molla, KET)

TTG Risiko tinggi (terapi MAC/EMACO/CHAMOCA)


- hCG 1000.000 IU/24 jam urin atau hCG > 40.000 mIU/ml serum
- gejala timbul 4 bulan dari mola/abortus
- didapatkan metastasis jauh kecuali paru-paru
- terdapat kegagalan kemoterapi sebelumnya
- berasal dari kehamilan yang aterm
terapi : pemberian Chemoth , tiap 4 minggu sekali, dilakukan sampai dengan tes kehamilan -

CA OVARIUM

80 | P a g e
Dikatakan silent lady killer karena sulit dideteksi dini dan mempunyai prognosis yang jelek sehingga hampir 50%
angka kematian dari penyebab kematian keganasan ginekologk.
Deteksi dini dilakukan dengan pemeriskaan ginekologi disertai pemeriksaan pe unjang pertanda tumor dan USG
pada wanita usia lanjut dengan perdarahan abnormal, kelainan gastrointestinal, asites, dan tumor pada di
adnexa.

Yang mempengaruhi prognosis Ca ovary :


- usia (makin tua prognosis makin jelek)
- stadium klinik
- macam hisologi
- keterlibatan ovarium kontralateral
- kapsula pecah
- permukaan ovarium berbenjol
- adanya ascites
- metastasis jauh
- respon terapi
Uraian Umum :
- tumor ganas pada ovarium, diagnosis : jenis histopatologis & stadium
Anamnesis :
- tanpa gejala awal (sampai massa tumor besarnya cukup memberi tekanan pada VU dan rectum / rasa
sakit yang hebat seperti torsi)
- tingkat lanjut (kembung, nafsu makan turun, rasa penuh diperut, perdarahan pervaginam, haid tidak
teratur, perut membesar dan timbul benjolan dalam waktu relative cepat)
STADIUM PEMBEDAHAN (FIGO 70 (2000))
I Tumor terbatas pada ovarium
IA : tumor terbatas pada 1 ovarium, kapusl tumor masih utuh, tidak ada pertumbuhan, di perumkaan tumor tidak ada
sel tumor, cairan ascites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IB : tumor terbatas pada 2 ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, tidak ada sel tumor
cairan ascites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IC : tumor terbatas pada 1/2 dengan salah satu faktor dari kapsul, diketemukan sel tumor ganas pada cairan ascites,
ataupun bilasan rongga peritoneum
II Tumor pada 1/2 ovarium dengan perluasan di pelvis
IIA : tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor di carian ascites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIB : tumor meluas ke jar. Organ pelvis lainnya tanpa sel tumor cairan ascites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIC : perluasan di pelvis, sel tumor + ditemukan di cairan ascites atau bilasan rongga peritoneum
III Tumor pada 1/2 ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau
metastasis ke kel. Getah bening regional
IIIA : metastasis mikroskopik di luar pelvis
IIIB : metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi metastasis yang 2 cm paling banyak.
IIIC : metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar metastasis > 2 cm dan atau metastasis ke kel. Getah
bening regional
IV Metastasis jauh (diluar rongga peritoneum)

81 | P a g e
Gold Standard : PA (pemeriksaan histopatologis) didapat dari pembedahan
NB : kista dermoid (ada rambut + gigi pada usia muda)

Histologi (Ca Ovarii)


1. epitel
a. serosum (>>) khas : pertumbuhan papiller
b. musinosum Khas : pseudomiksoma peritonei (peritonitis), contoh : kistadeno Ca musinosum
c. endometrioid
d. sel jernih (clear cell)
e. Brenner
f. Mix
g. Differented
h. Undifferented
Terapi : cyclofosfamid corborin (3 siklus), paxus carbosin
2. Sel germinomal
a. Digerminoma sangat radiosensitive
- Germ cell >> sama sevitoma testis pria
- Usia muda
- 5% dari tumor ovarium
- 85% unilateral
- Makros : tidak terlalu khas, coklat keabuan, diameter 3-5 cm, konsistensi semisolid seperti karet,
permukaan rata
- Mikros : kumpulan sel bulat / polygonal berukuran besar (sel germ primitive yang dipisahkan jar.
Ikat terinfiltrasi (limfosit)
- Unilateral salfingo ooforektomi, kemoterapi
- Tumor marker LDH, hCG (jarang) dikatikan dengan sdisgermigonad, perlu karioptype
- Terapi BEC, VAC
b. Yolk sac tumor
c. Embryonal Ca
d. Polienbrioma
e. Korio Ca
f. Teratoma
- Matur (kistik (jinak), padat (ganas)
- Imatur

82 | P a g e
Dari jaringan embrional yang pluripotent, mampu membentuk elemen-elemen dari ke tiga lapisan
embrional
Benigna >> wanita lebih tua
Maligna jarang, berlawanan dengan teratoma testis
Kistik, kista adenoid (tidak sama gonor)
Solid tidak ada campuran jaringan sel telur yang matang & tidak matang
Pada anak-anak
Tumbuh cepat prognosis buruk
PF tumor disamping uterus, kadang disertai perdarahan dari uterus & ascites
g. Malignant missed germ cell tumours
3. Sex cord stromal & steroid cell tumor
Tumor sell granulera (tipe dewasa / tipe anak-anak)
Tipe dewasa : svere estrogen, postmenopause bleeding

Pengelolaan :
(TAH + BSO + omentektomi) pembedahan baku
- Panhisterektoi (histerektomi + ooforektomi bilateral/BSO) + omentektomi terapi utama adalah
pengangkatan tumor primer dan tumor potensial untuk metastasis, bila tidak memungkinkan dilakukan
pengangkatan massa tumor sebanyak mungkin (debulking pengangkatan tumor + limfadenektomi).
- Radioterapi pasca pengangkatan tumor
- Kemoterapi pasca pembedahan / paska radioterapi untuk membunuh sel-sel hanas yang tersisa asat
pembedahan / radiasi (contoh VAC = visiteristin, aktinomisin, ciclofosfafin diulang setiap minggu)
- Imunoterapi
- Recent look operation untuk melihat hasil terapi yang dilakukan (5 8 bulan pasca kemoterapi)
NB :
- Penyebaran Ca ovarii dapat terjadi perkontinuitatum melalui omentum, lig. Rotundum, tuba sehingga
perlu omentektomi untuk mencegah metastasis jauh melalui omentum dan terjadi ascites.
- Mengapa perlu panhisterektomi ;
Penyebaran Ca ovarii dapat terjadi ke uterus secara limfaen dan perkontinuitatum melalui tuba dan lig.
Ovary porprium/lig. Rotundum untuk mencegah metastasis dilakukan panhisterektomi. Disamping itu
uterus secara embrional berasal dari ductus Muller sebagaiman ovarium, sehingga berisiko tinggi untuk
terjadinya occult metastasis.

Tujuan pembedahan :
1. Terapi
2. Diagnostic (histopastologi) diagnosis pasti
83 | P a g e
3. Penentuan stadium

untuk wanita usia muda / belum memiliki anak :


bila masih stadium IA dan memenuhi kriteria Morrow dilakukan pembedahan konservatif yaitu pengangkanan 1
ovarium (yang bersifat patologis) dan dilakukan pengamatan lanjut (dengan tumor marker CA-125 dan
pemeriksaan klinis). Pengangkatan uterus, ovaium kontralateral dan omentum dilakukan, setelah berhasil
mendapatkan keturunan.

KRITERIA MORROW
syarat dilakukan pembedahan konservtif (ooforektomi unilateral) pada Ca ovary meliputi :
- Ca ovary stadium IA
- Macam histologi baik (borderline malignancy / dif. Baik, pure dysgerminoma, granulosa sel tumor,
arrhenoblastoma)
- Usia muda dengan paritas rendah
- Tumor berkapsul tanpa perlekatan
- Tidak ada invasi pada kapsula, sal. Limfe dan meso-ovarium
- Bilasan peritoneum tidak didapatkan sel ganas
- Biopsy uvarium kontralateral dan omentum normal
- Dapat dilakukan pengamatan lanjut dengan cermat (penderita kooperatif)
- Penderita bersedia dioperasi lagi setelah berhasil mendapatkan anak.
GAMBAR

Komplikasi :
- Torsi (akut abdomen) indikasi cito laparotomi
- Rupture perdarahan intraabdominal indikasi cito laparotomi
- Infeksi
- Degenerasi ganas (cystadeno Ca)
Pengelolaan :
- Kistektomi + FS (frozen section / potong beku)
- Ooforektomi unilateral + FS

FROZEN SECTION (FS)


Pemeriksaan histopatoloi jaringan hasil operasi yang dilakukan durante operasi, yang berfungsi untuk
menentukan ganas/jinak sehingga dapat digunakan sebagai pedoman menentukan jenis tindakan/operasi yang
dilakukan beserta tindak lanjut pasca operasi (radioterapi / kemoterapi)
NB :

84 | P a g e
- Semua kistoma indikasi operasi / pembedahan
- Solid 5 cm
- Kistik 8 cm / 15 cm (cenderung ganas dioperasi)
- Tanda-tanda torsi / rupture kista ovarium
- Ascites yang tidak diketahui penyebabnya
- Ascites dipungsi bila terjadi sesak nafas
Apakah terjadi gangguan jika kistoma terjadi pada kehamilan aterm ?
- Menggganggu SC + ambil massa tumor,
- tidak mengganggu pervaginam lalu ambil tumor setelah nifas
setelah nifas karena : involusi uterus, keadaan umum diperbaiki, mengurangi perdarahan, memberi
kesempatan pada ibu untuk memberi breast feeding
perbedaan kistoma ateri vs ascites
- kistoma ovary
perut tampak mebuncit ke depan, palpasi undulasi -, perkusi didapatkan pekak di bagian atas dan
timpani di bagian samping serta tida adanya pekak sisi
- ascites
perut tampak membuncit ke samping (perut katak), palpasi undulasi +, perkusi didapatkan timpani pada
bagian atas dan pekak di bagian samping, serta didapatkan pekak sisi

Kistoma ovarii dicurigai KEGANASAN (TPO)


- terdapat bagian padat
- permukaan berbenjol-benjol
- pertumbuhan cepat
- perlekatan (sulit digerakkan) terfiksasi
- disertai ascites sel menghasilkan mediator cairan >>
- disertai penurunan BB
OOREKTOMI UNILATERAL, bila
- usia muda, belum menikah, belum punya anak
- fungsi reproduksi masih diinginkan
- kesuolitan teknik operasi (banyak perlekatan)
SYNDROMA MEIG
1. fibroma ovarii (keras)
2. ascites
3. hidrotoraks
DD :
- kehamilan

85 | P a g e
- ascites
- mioma uteri dengan kistik
- kista mesenterium (letaknya di atas sehingga bila didorong ke bawah nyeri, tidak
terfiksasi/menggantung karena bertangkai seolah-olah seperti pendulum jam.
Pemeriksaan Fisik (Ca Ovarii)
- ditemukan tumor di rongga pelvis dan dapat meluas sehingga seluruh isi perut, mengisi parametrium
kiri,kanan dan cavum douglas
- permukaan tumor tidak rata, konsistensi padat / kistik dengan bagian padat
- mobilitas terbatas karena perlekatan
- sering disertai ascites
Pemeriksaan penunjang (Ca Ovarii)
- USG hepar, ginjal, omentum, ascites
- Barium enema bila curiga invasi ke rectum / sigmoid
- Sitology dari hapusan vagina / cavum peritoneum
Perlu dicurigai keganasan pada pemeriksaan makroskopis saat pembedahan bila :
- Konsistensi padat / kistik dengan bagian padat
- Adanya pertumbuhan tumor pada kapsul
- Gambaran pelebaran pembuluh darah pada permukaan tumor
- Gambaraan hematoma
- Terdapat ascites, terutama bila hermmoragis
- Adanya perlekatan dengan organ lain
- Adanya metastasis pada peritoneum / omentum

Contoh Kasus
Ny. Kasmiyah(64th)
Kel utama Melanjutkan pengobatan
RPS Penderita pernah dirawat di RSDK 4 18 /10 2006 dengan diagnose granulosa cell Ca ovarii std. III
pasca histerektomi, pasca laparatomi biopsy (8/8 2006) efusi pleura dextra, mendapatkan VAC I,
rencana VAC II (7/11)
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
V/U/V : tak ada kelainan
Portio : tak ada kelainan
CUT -
AP teraba massa padat seukuran kepala bayi batas tak tegas
CD tak ada kelainan
Diagnosis Granuloma celi Ca ovary std. III
Pasc aa panhisterektomi (juni 2002)
Pasca laparatomi biopsy (agustus 2006)
S/ Mirobion 1x1
Diet biasa

86 | P a g e
Pengawasan KU, VS, PPV
Rencana VAC II (7/11)
VAC :
- Pasang infus D5% atau NaCl 0,9% 8 12 jam
- Selang 1 jam diberi
Vaneristin 2 mg i.v. pelan-pelan melalui selang infus hari I & VIII
Actinomycin D 0,25 mg pelan-pelan melalui selang infus setiap hari, hari I V
Cyclofosfamid 200 mg i.v. pelan-pelan melalui selang infus setiap hari I - V
Ny. Sarinah (50 th)
Kel utama Ingin melanjutkan pengobatan
RPS Penderita pernah di rawat di RSDK tgl 16/2 5/3 2004 dilakukan TAH + BSO + omentektomi atas
indikasi kistadeno Ca Ovarii muscinosum std. IC, hasil PA didapat kistadeno Ca musinosum
multilobuler disertai metastasis adeno Ca diff. moderat. Disarankan melanjutkan terapi sitostatika tapi
keluarga menolak karena alasan keuangan
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
Portio (-)
CUT (-)
AP tak ada kelainan
CD tak ada kelainan
Diagnosis Kistadeno Ca ovary musinosum Std. IV
Pasca TAH + SOB + Omentoektomi
Metastasis hepar
Ascites
S/ Mirobion 1x1
Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV
Rencana siklofosfamid carbosin ca ovarii residif cek darah rutin, urin rutin

MIOMA UTERI (sondase > 9 cm)


NB: uterus miomatosus (sondase 8-9 cm)
Firomioma = fibroid uteri = leiomyoma
Tumor jink pada myometrium dan jaringan ikat oleh karena estrogen berlebih
Myometrium paling sensitive terhadap estrogen hyperplasia mioma uteri

Jenis mioma uteri :


- Submukosum (bila kelauar serviks / dilahirkan disebut mioma geburt bedakan dengan polip)
Gebut : > keras dari myometrium, > lunak, dari kelenjar, dari miometrium
- Intramural
- Subserosum (bila tumbu di abdomen / terlepas dari uterus dan mendapatkan vaskularisasi dari
omentum disebut parasitic mioma)
- Cervical mioma
Penegakkan diagnosis

87 | P a g e
Anamnesis Dysmenorrhea knapa ?
Menometorhagia oleh karena adanya hyperplasia endometrium, permukaan endometrium yang
lebih luas, gangguan kontraksi uterus PATOGNOMONIS
Benjolan perut bagian bawah
Gangguan penekanan (ureter, VU, rectum)
Gangguan BAB BAK
Infertilitas dan abortus (habitualis)
Pemeriksaan Fisik Palpasi : teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanya di medial)
VT serviks ikut bergerak bila massa tersebut digerakkan
Pemeriksaan Penunjang a. Sondase
b. Kuretase : sering disertai hyperplasia glandularis endometrium dan untuk menyingkirkan
Ca endometrium
c. Histerekskopi tampak gambaran berwarna merah (Ca endometrium berwarna merah
kehitaman) Ca endometrium infertilitas, hiperestrogen, menarche terlalu awal
d. USG tampak gambaran uterus yang besar dengan endometrial line berlekuklekuk dengan
sarang-sarang mioma yang hiperechoic
USG Doppler untuk mengetahui adanya neovaskularisasi pada keganasan
e. BNO IVP pada mioma uteri yang besar / dengan perlekatan dapat merubah topografi
ureter
Komplikasi :
- Perdarahan (anemia)
- Dismenorhea
- Nyeri panggul
- Infertilitas
- Keganasan
Pengelolaan
1. Non operatif (medikamentosa mematikan fungsi ovarium)
Radiotokastrasi (radiasi pada ovarium diharapkan terjadi menopause precox sehingga estrogen berhenti,
GnRH diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan mengecilkan volume tumor
2. Operatif
- Miomektomi (tidak selalu) biasanya subserosum aau yang masih menginginkan anak
- TAH + SOB ? karena lengket besar, evidence base akan menjadi Ca serviks
TAH (parsial/total)
- Enukleasi intramural
Mioma uteri tidak dioperasi bila :
- Menopause
- Tidak ada keluhan (perdarahan berulang)
- KI operasi (penyakit jantung, gangguan ginjal/hati, KU jelek)
- Paritas rendah
- Besar CUT tidak lebih dari telur ayam
Pengaruh Mioma uerus usia kehamilan
1. Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan

88 | P a g e
- Infertilitas mengganggu transport seprma dan gangguan implantasi
- Abortus -> gangguan kontraksi
- Kelainan letak dan presentasi
- Partus tak maju
- Partus macet
- Atonia uteri
- Inertia uteri
- Perdarahan post partum
- Partus prematorus
- Partus immatorus
2. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
- Pertumbuhan menjadi lebih cepat oleh karena estrogen >>
- Degenerasi merah neovaskularisasi banyak dengan perdarahan kecil-kecil
- Mioma subserosum dapat terjadi torsi
DD /mioma uteri :
- Tumor padat ovarium (TPD) sondase lebih kecil
- Adenomiosis,
- Ca corpus uteri (hasil PA kuretase bertingkat), hiperplasi glandularis, hiperplasi atipik
- Mola hidatidosa
- Kehamilan
- Ca endometri
Membedakan mioma uteri vs adenomiosis
- Mioma saat mens tidak sakit, berbenjol-benjol seperti sarang
- Adenomiosis saat mens sakit (dismenorhea), pembesaran simetris
Endometriosis (terdapatnya jaringan endometrium diluar uterus) pengamatan secara laparoskopi
Estrogen dependent menurunkan progesterone tidak terjadi ovulasi (un-ovulasi)
Laparoskopi :
Yang dibuka adalah
- Ligamentum latum lamina anerior
- Lig.rotundum
- Lig. Latum lamina posterior
Bipolar koagulasi untuk menghentikan perdarhan a. overika + lig. Ovary proprium
Kista ovary serosum ditusuk , dikeluarkan cairannya
Kista ovary muscinosum dimasukkan dalam endopack (tidak boleh dikeluarkan cairannya)

KISTOMA OVARII

89 | P a g e
Tumor kistik yang bersifat neoplastic (pertumbuhan baru & abnormal)
Jenis kistoma ovarii (menurut letaknya):
- Intraligamenter (di antara lig. Latum), gerak terbatas
- Bertangkai (melekat pada mesoovarium), gerak bebas
- Pseudo intraligamenter, gerak terbatas (melekat pada lamina posterior lig. Latum)
Penegakkan diagnosis
Ny. Sumiyati (51th)
Anamnesis Amenorrhea
Benjolan perut bagian bawah membesar cepat / ga?
Nyeri perut bag. Bawah (karena peregangan kapsula, torsi atau ruptur)
Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
Gejala endokrin (maskulinisasi atau feminisasi)
Pemeriksaan fisik Palpasi
Teraba massa kistik pada perut bg. Bawah biasanya di lateral
Sering disertai ascites (meningkatkan permeabilitas kapiler transudasi ke cavum peritoneum)
VT
Serviks tidak ikut bergerak bila massa digerakkan (bedakan dengan mioma uteri)
Px penunjang Sondase normal karena tidak ada perbesaran uterus
USG tampak gambaran uterus normal dengan masa sonolusen di adnexa sering bersekat-sekat /
multilokuler dan pada kecurigaan keganasan dapat dijumpai gambaran papiler dan neovaskularisasi
X-foto thorax
BNO IVP kistoma besar dapat merubah topografi ureter
Leukosit & LED
Es kehamilan
laparoskopi
NEOPLASMA OVARIUM

Kistadenoma ovarii simplex Rata, halus bilateral, bertangkai, membesar

Kistadenoma ovarii serosum khas : papiller, histologi psemoma bodies

KISTIK Kistadenoma ovarii muscinosum Khas pseudo mikroma pertonei,


Histologi : sel bentuk bulat
Kista endometroid (unilateral)
Etiologi :
Teori ovulasi Kista dermoid (usia muda) 3 komponen emtrional
Ekso (kult/rambut)
Teori endokirn
Meso (tulang/gigi)
Teori substansi exogenous Endo (usus)
Teori transformasi
Fibroma, Leiomioma, Firboadenoma, Papiloma, Limfangioma
SOLID Tumor Brenner
Bumor Sisa Adrenal (Maskulina - Ovoblastoma
OSE : the ovarium surface epihelium is physiologically much more complex than would be predicted from it

CONTOH KASUS
Ny Tarti (38 th)
Kel utama Hendak operasi
RPS 3 bulan yang lalu penderita mengeluh ada benjolan di perut bagian bawah, sakit (-), jika kecapean

90 | P a g e
perut terasa sakit, kemudian oleh penderita dipijat karena dirasakan tidak membaik kemudian periks
ke SpOG sebanyak 3x dikatakan kista rujuk ke RSDK
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
v/u/v tidak ada kelainan
CUT sebesar telur ayam
AP teraba massa sebesar tinju dewasa
CD tak ada kelainan
Diagnosis Kistoma ovarii
S/ Efedrin
Mirobion 1x1
Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV
Rencana operasi (oofonektomi ??)

Ny. Sumarti (38th)


Kel utama Keluar darah dari jalan lahir
RPS Penderita mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 12 hari yang lalu sampai sekarang, warna
merah, banyak, ganti pembalut > 5x/hari, nyeri (-) riwayat trauma (-)
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
Portio sama jempol kaki, berbenjol-benjol, tak rapuh, tidak mudah berdarah
OUE tertutup
CUT sebesar telur bebek
AP tak ada kelainan
CD tak ada kelainan
Diagnosis Uterus miomatosus (sondase 8-9 cm) uterus yang menyerupai mioma tapi ukuran lebih kecil
Menometroraghia
S/ Kalnex 3x1 tab (500mg) antifbrinolitik
VIT BC/C?SF 3x1
Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV
Pro kuretase bertingkat
- tujuan untuk diagnostic (mengetahui asal keganasan) PA (endometrium : Ca endometri),
(endoserviks : Ca serviks)
- untuk terapeutik menghentikan perdarahan
Indikasi
- mioma uteri dengan menometrorahgia
- uterus miomatosus dengan menometroraghia
- perimenopausal bleeding pikirkan keganasan
lakukan endoserviks dulu baru endometrium
Konsul anastesi
Izin tindakan
Puasa 6 jam pre operasi
Kosongkan VU
Ganas : Ca endometri & Ca serviks
Jinak : hyperplasia simpleks, kompleks
Ada 2 tes sederhana yang dapat dilakukan pada siklus haid utnuk menilai lender serviks :
1. Spinnbarkeit

91 | P a g e
Untuk melihat elastisitas getah serviks yang max pada waktu ovulasi. Jika getah serviks dari kanalis
servikalis di ambil dengan pinset pada waktu itu, getah tersebut tidak terputus-putus sampai sepanjang 10
20 cm.
2. Fen-test (tes daun pakis)
Bila getah serviks dikeringkan di atas objek glass dan dilihat di bawah mikroskop akantampak kritalisasi
getah tersebut dalam bentuk daun pakis
DD / kehamilan muda :
- Mioma uteri
- Kistoma uteri
- KET
Tes kehamilan tes latex pakai
Obat terlarang pada wanita hamil :
- Vit A pada kehamilan awal (teratogenik)
- Warfarin
- Talidamil
- Antibiotik

ABORTUS IMMINENS (ancaman)


- keluar flek-flek darah dari jalan lahir tapi tidak keluar jaringan
- ada riwayat terlambat haid
- bisa didahului riwayat trauma, minum obat-obatan, dipijat, coitus muda
Gejala :
- mules
- nyeri
- mual muntah
Pemeriksaan Obstetri :
- fluxus (+)
- OUE menutup
- CUT sebesar umur kehamilan
DD :
- KET
- Mioma uteri
- Mola hidatidosa

ABORTUS INSIPIENS (sedang berlangsung)


Perdarahan sangat banyak & aktif

92 | P a g e
VT :
- Teraba KK
- OUE membuka
- CUT masih sebesar usia kehamilan

ABORTUS INCOMPLETE (ada jaringan yang keluar sebagian)


VT :
- OUE terbuka
- CUT < usia kehamilan
- Teraba jaringan

ABORTUS COMPLETE (semua jaringan sudah keluar


VT :
- OUE tertutup
- CUT < umur kehamilan

MISSED ABORTION
VT :
- OUE menutup
- CUT < umur kehamilan atau sesuai
Keluhan :
- Janin tak bergerak
- Keluar flek-flek
- Besar perut tidak sesuai umur kehamilan

ABORTUS
1. imminent : konservatif (bedrest) papaverin, USG
2. insipient : evakuasi / hasil konsepsi dikeluarkan, perhatikan KU, infus line oksitoksin untuk kontraksi
uterus supaya tidak sakit dan segera dilahirkan, kalau ada sisa kuretase
3. incomplete (evakuasi, kuretase sebelumnya diinfus)
4. complete : observasi (didiamkan saja karena tidak perdarahan lagi)
5. missed abortion : evakuasi dengan dilatasi (jika belum dilatasi), kuret

urutan terjadinya :
imminents insipiens incomplete / complete

93 | P a g e
Bedakan :
- imminens - insipient
- insipient inkomplet
- inkomplet - komplet

DIAGNOSIS :
- hamil (amenore)
- mengalami perdarahan
- nyeri
- keluar jaringan ?
- OUE terbuka/tertutup
- TFU sesuai umur kehamilan?
- Pernah dipijat
- Obat
Setiap abortus harusnya dilakukan pemeriksaan PA karena untuk kasus criminal digunakan hasil PA.

KET
(boleh hamil lagi setelah 3 bulan, Kehamilan di luar caum uteri, Setelah menimbulkan gejala akut abdomen)
kehamilan ektopik yang sudah mengalami perdarahan dan nyeri mungkin karena pecah / rupture, perdarahan
lebih banyak dari abdomen. Sebagian kecil saja yang lewat abdomen sehingga hanya berupa flek-flek sama
seperti abortus imminent.

Anamnesis :
- nyeri perut bagian baawah (tanda abdomen akut +) wanita reproduksi
- disertai pingsan, mual, muntah, riwayat hamil (amenore)
- riwayat infertilitas
- tampak anemis (tambah turun turun) [anemis karena perdarahan intraabdomen
Pemeriksaan Fisik :
- tanda abdomen akut + (kebiruan)
VT :
- cavum douglas menonjol karena darah tertampung disitu
- nyeri goyang porsio, porsio digoyang timbul nyeri perut karena rangsangan perineum (visceralis &
parietalis) slinger sign (+)
- tanda patognomonis / diagnose pasti

94 | P a g e
- kuldosintesis (menusuk cav douglas lewat vagina pakai speculum pasien posisi sims, fornix posterior
dijepit tenakulum lalu cav douglas di spuit 20 cc (+) bila ada butir-butir darah kehitaman (kalau darah
segar berarti menusuk pembuluh darah)
DD :
- appendicitis nyeri perut bagian bawah
- adnexitis
- abortus imminens
NB :
- hamil diluar kenapa uterus juga membesar karena ada reaksi desidua
- tentunya hamil intra/ekstra uterin ? dari gambaran PA post op (gambaran kollesterol)
- pemeriksaan penunjan USG ada gestastional sac tidak pada uterus
- laparotomy (RS)

BLIGHTED OVUM
(tidak pernah keluar darah, TFU tidak ada pertambahan)
Tidak terbentuknya calon janin pada hasil konsepsi. Bisa ditegakkan dengan USG saja.
Ditegakkan setelah Usia kehamilan 8 minggu, yang tampak hanya gestasional sac saja tanpa foetal plate (FP) /
bakat janin.
Tanda : dilatasi & curettage,
- mekanik : laminaria, busi canalis servikalis (pj. 8, 10 mm, balon)
- medicated : misoprostol p.o/sublingual (jangan pervaginam buat induksi)

Riwayat abortus :
- TORCH
- Synd, fosfolipid
- SLE
- Serviks inkompeten (tidak mampu menampung beban janin)

Pemantauan KEBT
- KU
- TV
- Tanda-tanda syok tensi turun, nadi naik
- Tanda-tana abdomen akut defance muscular (keras seperti papan)
- Hb serial tiap menit / jam disesuaikan keadaan pasien
- KE (pengelolaan) : lebih aktif laparotomy, bersihkan cavum abdomen

95 | P a g e
POST MENOPAUSE
Hiperplasi glandularis endometri dengan ditemiukan sel-sel atipik 50% jadi Ca endometri
Motivasi untuk histerektomi total (karena menopause, reproduksi sudah tidak berfungsi, takut nanti terlambat dan
berkembang menjadi keganasan)
Kalau usia reproduksi terapi hormonal dikasih
- tablet DMPA
- injeksi 10x suntikan
- oral tiap 4 minggu @ 100 mg minggu ke 5 (200 mg) minggu ke 6 10 @200 mg

PEMERIKSAAN SITOLOGI
1. sitohormonal
- fungsi hormonal
- maturasi index ditemukan sel-sel parabasal geser ke kiri
2. sitopatologi
- diagnose infeksi (erosion portionix (akut/kronis, penyebabnya)
- Diagnose keganasan
- Evaluasi terapi misal :
a. 3 6 bulan baru diulang terapi, menunjukkan terapi berhasil atau tidak misal Ca serviks pada
erosion portionis
b. Pada keganasan : evaluasi setelah radiasi hasilnya bagaimana
3. Sitogenik
- Laki-laki drum stick
- Perempuan barr bodies

HEMATOKEL (terkumpulnya darah di suatu ruangan yang sebelumnya sudah ada)

MOLA HIDATIDOSA
Tumor jinak trofoblas, merupkan kehamilan abnormal dan tidak terbentuk janin, hanya berupa gelembung,
deenerasi hidrofik pada sel.
Pengamatan lebih lanjut pasca mola
1 minggu 1 bulan dianjurkan control tiap minggu pada 3 bulan pertama
2 minggu 1 bulan control tiap bulan pada 3 6 bulan berikutnya ??
Control tiap bulan sampai 2 tahun
Total 23 bulan 13x
Follow Up :
- Perdarahan (menometroragi)
96 | P a g e
- Kadar HcG
- Involusi uterus (VT)
- Tanda-tanda metastasis ke paru-paru (batuk darah)
- Tanda-tanda metastasis ke vagina (contact bleeding)
Komplikasi :
- Perdarahan
- Tiroksikosis
- PE
- Infeksi
- Berlanjut menjadi choriocarsinoma (TTG) bisa sesak nafas

Mola menghasilkan tiroid hormone like system (hipertiroid) N >100x/menit, TSH ,,T3, T4 , takypneu, hipotermi
Tiroksikasi TSH, T3, T4

FLUXUS (perdarahan)
1. Fisiologis
a. Fungsional (organic, non organic)
b. Non fungsional
2. Patologis
a. Organic
b. Non organic (fungsional : DUB, gangguan hormonal)
FISIOLOGIS :
- Menstruasi
- Hartman sign (flek-flek)
- Bayi baru lahir oleh karena estrogen kacau
- Perforasi hymen
- Saat ovulasi, nidasi
PATOLOGIS :
- Vulva Ca vulva
- Vagina laserasi vagina (> pada coitus MP)
- Serviks (Ca serviks, erosi portio)
- Uterus (Ca endometri, perdarahan antepartum)
- Tuba KET
- Ovarium jarang perdarahan
- Kelainan mens yang tidak fisiologis
- Abortus

97 | P a g e
Tanyakan : adakah riwayat suntikan hormone ? jika iya berarti diagnose DUB.

KURETASE
Indikasi :
- Abortus inkomplit (miss abortion)
- Blighted ovum
- Meno/metroragia
- Molahidatidosa
1. Terapeutik (molahidatidosa, abortus incomplete)
2. Diagnostic (kuretase bertingkat)
3. Suction : mola tapi karena bisa menyebabkan perdarahan banyak dan lama (pada mola besar)
sehingga biasanya pakai kuretase surgery
4. Surgery

DUB (dysfunctional uterine bleeding)


Perdarahan uterus disfungsi : perdarahan abnormal di dalam / luar siklus mens yang disebabkan gangguan
poros hipotalamus-hipofisis ovarium dan tidak disebabkan oleh kelainan organic, kehamilan, neoplasama atau
kelainan perdarahan.
DUB ada 3 :
- Ovulatorik
- Unovulatorik
- Folikel persisten
Pengelolaan :
1. First line (anti prostaglandin untuk hentikan perdarahan, asam mefenamat 3 x 500 mg/ ibuprofen /
ketoprofen diberikan 10 hari sebelum mens berikutnya
2. Second line (hormonal) progesterone (DMPA) 10 mg selama 10 hari uji progesterone (-) uji estrogen
progesterone
3. Radiokastrasi
4. Operatif (ablasi endometrial dengan laser koagulasi, kuretase, histerektomi bila rekuren dan tidak
respon terhadap terapi hormonal atau usia tua)

FLUOR ALBUS (cairan yang keluar)


Mebedakan (jumlah, warna, bau, kekentalan)
Normal : jernih, bening, tidak bau
1. Fisiologis
a. Hamil (pengaruh progesterone)

98 | P a g e
b. Pertengahan siklus mens/ovulasi
c. Bayi baru lahir (masih menyimpan hormone ibunya)
d. Saat akan mens
e. Perangsangan seksual sebelum coitus
2. Patologis
a. Infeksi
b. Keganasan
c. Radang
Disertai gatal (trikominaiasis, kandidiasis, DM)
Disertai nyeri (vaginitis, sevilis)

DISMENORRHEA
Nyeri menjelang (H-2) dan sesaat menstruasi, dibedakan :
1. Dismenorhea primer
- OUE menutup sehingga uterus kontraksi terus untuk membuka OUE
- Karena prostaglandin menyebabkan kontraksi uterus
- Menstruasi spasme pembuluh darah nekrosis
Terapi (analgetik / antiprostaglandin, spasmolitik).
2. Dismenorhea sekunder
Karena ada kelainan di dalam pelvis. Contoh :
- Encometriosis & adenomiosis
- PID
- Uterus miomatosus
- Polip endometrium
- Kelainan bentuk dan letak uterus
- Stenosis canalis servicalis
- Pemakaian IUD
Terapi Tergantung penyebab (kausatif)

PROLAPS UTERI (uterus melorot)


Yang mempertahankan uterus :
- Ligamentum (latum, rotundum, sacrouterina [sacrum ke serviks])
- Fascia
- Diafragma urogenital
Keluhan :
- Tidak bisa menahan kencing

99 | P a g e
- Teraba masssa keluar dari jalan lahir sepeti daging uterus melorot
Penanganan :
- Konservatif
- Operatif
Penyebab :
Biasanya orang tua terapi pessarium karena usia tua resiko pada operasi > besar (ukuran pesarium 6/kecil,
7/sedang, 8/besar).

KISTA BARTHOLINI
Terapi :
1. Ekstrinpasi & insisi dulu lalu dikeluarkan (diangkat) sekapsulnya.
Keuntungan daya recurrent rendah
Kerugian : kalau kista diangkat semua, daya lubrikasi kurang
2. Marsupialisasi
Keuntungan : lubrikasi masih ada
Kerugian daya rekurensi tinggi insisi, kapsul di buka, dijahitkan ke mukosa dengan simple interuptus

CA ENDOMETRIUM
Pasien dengan perdarahan biasanya dikuret kuretase bertingkat (endoserviks dikouret setelah itu
endometriumnya dikuret).
Kuret mempunyai tujuan terapi dan diagnostic (apakah ada keganasan pada corpus?)

USG intravaginal lihat :


- Ketebalan sel-se endometrium
- Jaringan endometrium masuk ke myometrium (invasive)

Neovaskularisasi hitung (resistensi index, persistensi index)


RIPI (resisstency index pulsatility),
Histerektomi, limfodesektomi

Urutan besarnya uterus :


Urutan besarnya uterus Usia kehamilan Sondase
Telur ayam (uterus normal) 5 7 cm
Telur bebek (uterus miomatosus) 8 minggu 8 9 cm
Telur angsa (mioma uteri) 12 minggu >10 cm
Tinju dewasa 16 minggu 14 15 cm
Kepala bayi 20 minggu
Sebesar hamil bulan
TFU setinggi pusat 26 28 cm

100 | P a g e
Besar diperut (hamil, mioma uteri, kistoma uteri)

SONDASE
1. Mengetahui arah uterus (ante/retro)
2. Mengetahui kedalaman uterus
3. Mengetahui ada tidaknya massa tumor
4. Mengetahui diagnostic acusta sison) bisa diputar ke segala arah tanpa hambatan berarti mola
hidatidosa
5. Menghindari infeksi (sepsis, perforasi, perdarahan)
Tenakulum : untuk mendatarkan uterus sehingga memudahkan melkukan tindakan
Ada keluhan perdarahan / flek (tumor / gangguan hormonal) baik usia muda/tua

DURANTE OPERASI
Operasi optimal =- citoreduksi primer
- histerektomi total perabdominal (TAH)
- salfingo ooforektomi bilateral (SOB)
- omentektomi
- pengambilan cairan peritoneum sitology PA (epitel, gesin sel, sex cord stromal)
- terapi sitostatika (tergantung golongannya) :
(1) epital (siklofosfamit carbosin), (paxus carbosin) 3 siklus
(2) Germ cell (BEP / bleomisin etonoside cisplatin), (VAC (Vinristin actindunisin Ciklofosfamit)
Tumor marker (-) second loock operation
Biopsy di tempat yang mencurigakan
Citoreduksi sekunder

Tumor Ovarium

Non Neoplasma Neoplasma

radang Lain Jinak Ganas

Neoplasma jinak Neoplasma ganas


Anamnesis
- Pertumbuhan Lambat Cepat
- Nyeri (-) (+)
- Tanda keganasan Biasa Turun
- Umum BB nafsu makan
- Usia muda Tua
Pemeriksaan fisik
101 | P a g e
- Uni/bilateral Unilateral Bilateral
- Konsistensi Kistik Padat/heterogen
- Terfiksasi/mobile Mobile Terfiksasi
- Batas Tegas Batas tidak tegas
- Ascites (-) (+)
Pemeriksaan penunjang
USG :
- Konsistensi
- Papil
- Sekat
(+) makin tebal
- Cairan bebas
- Neovaskularisasi
- Metastasis
X foto thorax (untuk mengetahui metastasis)
Tumor marker (mahal)

102 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai