Obstetri Ilmu kebidanan untuk bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang
bersangkutan dengan lahirnya bayi.
Objek ilmu ini adalh :
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Bayi yang baru dilahirkan
Kelahiran Hidup Bayi yang pada saat / setelah lahir memperlihatkan tanda-tanda kehidupan, seperti nafas
spontan atau ada denyut jantung/ gerakan otot-otot sadar secara spontan dan definitive
Lahir Mati (Stillbirth) Tidak adanya satupun tanda kehidupan yang terlihat pada saaat / setelah lahir
Kematian Neonatal Kematian seorang bayi lahir yang terjadi setelah 8 hari sebelum 29 hari
Dini (Fetal Death)
Periode Perinatal Periode antara kelahiran dengan BBL 500 gram atau usia kehamilan 20 minggu sampai janin
berusia genap 28 hari setelah kelahiran
Kelahiran Pengeluaran janin ari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusat telah dipotong atau
plasentanya masih berhubungan
Berat Lahir Berat neonates yang segera ditimbang setelah lahir (setelah tali pusat dipotong)
Angka Kelahiran Jumla kelahiran hidup /1000 penduduk
Angka Kesuburan Jumlah kelahiran hidup / 1000 wanita usia subur (15 44 th)
Angka Lahir Mati Jumlah bayi yang dilahirkan per 1000 kelahiran
Angka Kematian Jumlah kematian neonatal / 1000 kelahiran hidup
Neonatal
Angka Kematian Jumlah bayi lahir mati ditambah dengan angka kematian neonatal per 1000 kelahiran total
Perinatal
Kematian Bayi (Infant) Semua bayi yang mati setelah lahir hidup sampai berusia 12 bulan
Angka Kematian Bayi jumlah kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
(Infant)
BLR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir (< 2500 gram)
BLSR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir (<1500 gram)
BLASR Berat BBL yang ditimbang pertama kali setelah lahir < 1000 gram
Bayi Cukup Bulan Bayi yang dilahirkan setelah genap 37 minggu usia kehamilan sampai 42 minggu (260 294
hari)
Bayi Premature Bayi yang dilahirkan sebelum Usia kehamilan genap 37 minggu (259 hari)
Serotinus Bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan genap 42 minggu (295 hari)
Abortus Janin atau embrio yang dikeluarkan dari uterus pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat <
500 gram
Induksi Untuk Bertujuan untuk mengakhiri kehamilan intrauterine dengan perhatian ditujukan untuk melahirkan
Terminasi Kehamilan bayi hidup
Kematian Ibu Kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetric kehamilan, persalinan atau nifas dan
Langsung akibat inervensi, kelalaian, tidak tepat atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh hal-hal
tersebut diatas. Contoh : ibu mati karena rupture uteri
Kematian Ibu Tidak Kematian obstetric yang tidak secara langsung disebabkan oleh sebab obstetric tetapi akibat
Langsung dari penyakit yand telah ada sebelumnya atau penyakit yang timbul selama kehamilan,
persalinan atau nifas namun diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, contoh :
kematian ibu karena stenosis mitral.
Kematian Non Kematian ibu yang disebabkan karena kecelakaan yang sama sekali tidak ada hubungan
Maternal dengan kehamilan
Angka Kematian Ibu Jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh proses reproduksi per 100.000 kelahiran hidup
1 | Page
Semarang 3 juta (Singapore)
Jakarta 12 juta
Australia 20 juta
Penduduk miskin Indonesia 39,5 juta (16 %)
Indikasi PINARD
Lilitan tali pusat
Partus kering local constriction ring
Tali pusat pendek
2 | Page
PARTUS
Fisiologis
Normal
Spontan (makin atas mkin baik)
Partus spontan proses pengeluaran hasil konsepsi dengan kekuatan ibu sendiri
Partus normal proses pengeluaran janin dengan kriteria : 9 syarat harus terpenuhi
1. Kehamilan aterm (37-42 minggu)
2. Janin tunggal dan hidup (intrauterine)
3. Lahir spontan dengan kekuatan ibu sendiri
4. Presentasi belakang kepala (UUK di depan)
5. BBL 2500-3999 gram
6. Plasenta lahir spontan lengkap
7. Lama persalinan < 18 jam
8. Nifasnya baik / fisiologis
9. Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (episiotomy tetap N tapi tidak fisioloigs)
JANIN 1
PF
Leopold
I (klau ga bisa pakai perasat KNBEL
II (kalau ga bisa pakai perasat BUDIN AHFELD)
III
IV untuk letak kepala (ltak bokong tidak bisa)
Mendengarkan 1 djj keras di 1 1 titik punctum max
PARTUS LAMA persalinan yang lamanya > 18 jam
3 | Page
PARTUS TAK MAJU tidak adanya kemajuan persalinan pada kala I dalam hal penurunan kepala, putaran paksi
dalam dan pembukaan servis (syarat HIS harus adekuat)
PARTUS MACET tidak adanya kemajuan persalinan pada kala II dalam hal penurunan kepala dan putaran
paksi dalam (syarat HIS harus adekuat)
PARTUS IMMATURUS terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minttu, kurang dari 28 minggu, dengan berat janin antara
500 1000 gram
PARTUS PREMATURUS terjadi pada kehamilan antara 28-36 minggu, dengan berat janin antara 1000 2500 garam
PARTUS POST MATURUS partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang diperkirakan, atau partus yang terjadi
(SEROTINUS) pada usia kehamilan > 42 minggu
PARTUS PRESIPITATUS partus yang terjadi dengan kecepatan di luar batas (cepat / < 4 jam)
PARTUS PREMATUR baru ancaman (sama dengan partus premature)
IMMINENS
PREGNANCY WASTAGE ketidak mampuan 1 persalinan untuk menghantarkan hasil konsepsi sampai lahir hidup
(contoh: abortus spontan, still birth, dll)
RIWAYAT OBSTETRI berhubungan dengan reproduksi sebelumnya misal : section 2x, vacuum terus, still birth
JELEK
RIWAYAT REPRODUKSI berhubungan dengan infertilitas, abortus, 3x kehamilan tidak cukup bulan
JELEK
INFERTILITAS PRIMER PUS sudah menikah, selama > 1 tahun berhubungan secara normal tanpa alat kontrasepsi
belum pernah hamil
INFERTILITAS sudah pernah hamil, tapi untuk hamil lagi setelah 1 tahun dengan hubungan normal tanpa
SEKUNDER alat kontrasepsi sulit
MENSTRUASI pengeluaran darah pervaginam disertai dengan reruntuhan dinding endometrium pada
perempuan usia reproduksi yang bersifat siklik, periodic dan fisiologis
MENARCHE menstruasi yang pertama kali (10-15 tahun)
HPHT hari pertama dari haid yang terakhir
AMENORE tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih
Primer tidak adanya mens pada wanita usia > 18 tahun yang sebelumnya belum pernah
mens
Sekunder tidak datangnya mens pada wanita yang telah mendapatkan menarche
PSEUDOAMENORE / keadaan dimana terjadi mens tetapi darah mens tidak dapat keluar karena tertutupnya
KRYPTOMENORE vagina, cervix, hymen
Diambil patokan 18 tahun dianggap sebagai usia perubahan pubertas dewasa
MENOMETRORAGI perdarahan pervaginam dalam jumlah banyak di luar siklus haid
POLIMENORE mens teratur yang terlampau sering datannya karena siklusnya pendek (<25 hari)
OLIGOMENORE mens teratur yang terlampau jarang datangnya karena siklusnya panjang > 35 hari
METRORHARGI perdarahan pervaginam yang berlebihan, tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
siklus haid
DYSMENORE nyeri yang berhubungan dengan mens dan paling kuat dirasakan pada daerah bujur sangkar
Michaaelis dan bersifat kolik atau terus menerus
NB:
Jika terjadi partus tidak maju / macet maka harus diakhiri namun harus dilihat sejauh mana proses itu
berlangsung (pasti)
Jika pada kala I umumnya diakhiri dengan operasi
Jika pada kala II lihat posisi forceps, vacuum atau juga dengan operasi
FERTILISASI
Diperkirakan 100.000 folikel primordial pada seseorang perempuan yang dengan stimulasi FSH berkembang
menjadi folikel de Graf, tiap bulan akan keluar 1 (bisa 2) kemudian ditangkap fimbriae
Setelah pertemuan sperma dan ovum fertilisasi zigot miosis morula blastosit dalam 5-7 hari
terjadi nidasi yang minimal dalam fase morula/blastosit setelah nidasi, blastosit berdiferensiasi untuk
berkembang menjadi fetus.
Setelah nidasi kehamilan dimulai
Pada stadium blastula, sel-sel yang lebih kecil membentuk dinding blastula akan menjadi trofoblas
Trofoblas bersifat dapat menghancurkan dan mencairkan jaringan sel desidua sehingga blastula dapat masuk ke
endometrium.
Trofoblas
Lap dalam sitotropoblas
Lap luar sisisiotrofoblas
Dalam peristiwa nidasi, tropoblas menghasilkan HCG fungsinya untuk mempengaruhi korpus luteum, tumbuh
terus dan menghasilkan progesterion sampai plasenta mampu membuat progesterion sendiri
HCG khas untuk menentukan adanya kehamilan
Female (ovume) 22 + x
Male (sperm) 22 + x/y
X tahan lama
Y cepat mati
5 | Page
PERTUMBUHAN JANIN
Usia kehamilan 34 minggu normal letak janin memanjang dengan kepala di bawah
6 | Page
TFU (tinggi fundus uteri) = (bartolinen)
UK 24 26 minggu setinggi pusat
UK 36 minggu (TFU paling tinggi)
UK 40 minggu 5-6 cm di bawah proc xyphoideus
NB : UK 39 minggu
Multiparitas tidak harus masuk PAP contoh karena CPD, kalau primi harus
UK 36 minggu (primi harusnya sudah masuk PAP
PERAWATAN ANTENATAL /ANC (pemeriksaan terhadap ibu selama kehamilan, sebelum persalinan)
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi
1. Kehamilan trimester 1 (0-14 minggu)
2. Kehamlan trimester 2 (14-28 minggu)
3. Kehamilan trimester 3 (28-42 minggu)
Trimester 1
Mengetahi hamilnya di dalam rahim?
Jumlah anak ?
Kelainan saat hamil ?
Trimester 2
Proses organogenesisnya sudah selesai ? (20 minggu janin sudah lengkap namun ukuran kecil)
Trimester 3
Posisi janin (memanjang, melintang, letak kepala, letak sungsang)?
Letak ari-ari (plasenta)?
Keadaan air ketuban ?
Besar dan profil biofisik janin baik ?
Tujuan ANC
1. Merawat bumil agar sehat
2. Bumil dapat bersalin dengan outcome baik
3. Post partum baik, dapat memelihara bayi dengan baik
Menghindari 3T (3 terlambat)
Terlambat mengenali diagnosis
Terlambat dirujuk
7 | Page
Terlambat mendapat penanganan yang optimal di RS
Tanda kehamilan
Tidak pasti (subjektif, objektif)
Pasti
8 | Page
Sering kencing
Pingsan & mudah lelah
Anoreksia (tidak nafsu makan)
NB : perdarahan
Nyeri solusio plasenta
Tidak nyeri plasenta previa
Letak muka
Dagu depan
Dagu belakang (tidak bisa pervaginam, kepala sudah ekstensi)
LETAK JANIN
Habitus = attitude = postur janin
11 | P a g e
Letak belakang kepala UUK / vertex
Letak puncak
Letak dahi
Letak muka
Situs = lie = sumbu janin terhadap sumbu ibu (letak)
Letak lintang
Letak membujur = sungsang
Letak oblique
Presentatio = presentation
Letak kepala vertex, puncak, dahi, muka
Letak su letak bokong (frank breech : bokong murni ), letak kaki
Letak lintang letak bahu
Positio = position
Titik tunjuk terhadap bagian jalan lahir (point of direction)
Position occipitalis posterior/anterior UUK belakang / depan (paling bagus!!!)
Position transversalis letak melintang
Position occipitalis directa
GAMBAR
Pemeriksaan luar
UK < 24 minggu balotement (+) NB : bayi berada dalam rongga berisi cairan, kalau ditekan akan berpindah
UK > 24 minggu leopold
LEOPOLD
Sebelumnya dilihat apakah uterus berkontraksi / tidak ? bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut
lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu
dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
Leopold 1
TFU (dengan pita pengukur
Bagian janin pada fundus uteri
Kepala bulat, keras, besar
Bokong bulat, lunak besar
12 | P a g e
Leopold 2
Punggung tahanan keras memanjang
Bagian kecil janin
Leopold 3
Bagian janin yang berada di bawah
Leopold 4
Divergen sudah masuk (Hodge 3)
Konvergen belum masuk, teraba balotemen kepala
Sejajar
TBJ (penting untuk pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan)
Taksiran berat janin N 2500-3999 gram
Ideal 2800 3200 gram
Rumus johnson
TBJ = (TFU n) x 155 gram
n = 11 bila sudah masuk PAP (Hodge 3)
n = 12 bila belum masuk PAP
13 | P a g e
Simetris dan sinkronisasi
Ada fase relaksasi
Tidak teraba bagian janin
Inersiat uteri his yang mengalami kemunduran, jaraknya semakin panjang, semakin lemah dan durasi
semakin pendek
GAMBAR
Bila sudah INPARTU perhatikan adanya BANDLE;S RING (cincin retraksi patologis local constriction ring
(yang tingginya melebihi pertengahan pusat dan simfisis) tanda patognomonis untuk rupture uteri iminens
Cincin retraksi perbatasan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Rupture uteri imminent perdarahan masuk perut, bayi ke cavum abdomen
14 | P a g e
DJJ (denyut jantung janin)
Diberi sela-sela dalam perhitungan karena ada variabilitas DJJ
Didengar segera setelah HIS mereda pada daerah punggung janin
Dihitung dengan mencari suara terkeras menggunakan
USG mulai hamil 8 minggu
Fetal phone mulai hamil 12 minggu
Stetoskop LAENEC mulai hamil 16 minggu
Tentukan punctum maximum (hamil tunggal 1 pemeriksa, hamil gemelli 2 pemeriksa)
Frekuensi Normal = 120 160 x/menit
Dihitung 5 detik pertama, 5 detik ketiga dan 5 detik kelima lalu dijumlah dan dikalikan 4(bisa juga dihitung 1
menit full)
Pemeriksaan Genitalia
Perhatikan bentuk kelainan, dan PPV (pengeluaran per vaginam) yang terjadi
Kelainan = oedema, varises, ulkus keloid, perineum kaku pendek, dsb.
15 | P a g e
Ukuran uterus
tidak hamil sebesar telur ayam (5-7 cm)
hamil 8 minggu telur bebek
12 minggu telur angsa
16 minggu tinju dewasa
26 minggu kepala bayi
NB : pada pemantauan persalinan dengan Partograf PDVB dilakukan setiap 5 jam sesuai waktu
Serviks Uterus
Ingat selalu tentang penilaian BISHOP
Pembukaan
Kelembutan
Penipisan
Arah kanalis servikalis
Keadaan kulit ketuban
17 | P a g e
2. Bila sudah baik (nilai bishop naik), dilanjutkan infus okstitoksin 5 unit, kalau belum baik, kalau belum
baik dilanjutkan misoprostol sampai dengan 100 mg (max) lalu infus oksitoksin
PEMERIKSAAN PANGGUL
Penilaian dilakukan bila UK 35 minggu karena jaringan dalam panggul lebih lunak sehingga tidak menimbulkan
rasa sakit
1. Panggul luar
Sebelum memeriksa uk. Panggul harus diperhatikan ada tidaknya kelainan bentuk panggul
Jenis panggul menurut Caldwell and Melou
GAMBAR
2. Panggul dalam
Pemeriksaan saat melakukan VT sekaligus untuk menilai jalan lahir lunak dan jalan lahir keras
Jalan lahir keras (polisi Dokma)
Meliputi rongga panggul
Panggul atas
Linea inominata < 1/3 o
18 | P a g e
Promentorium tidak teraba
Panggul tengah
Dinding samping pelvis > sejajar
Spina ischiadica tidak menonjol
Kelengkungan sacrum cukup
Panggul bawah
Arkus pubis > 90
Mobilitas os coccygeus baik / cukup
GAMBAR
GAMBAR
Pemeriksaan LAB
Darah rutin (Hb, LED, jumlah eritrosit, diff count)
Urin hCg Beta, protein, glukosa
Gol darah, fh rhesus
Rx warserman, kahn-VDRL/TPMA (sifilis)
Serologi berat jenis urin
Sitology vaginal
HbSAg
TORCH (bila diperlukan)
PENURUNAN JANIN
Turunnya janin dapat ditentukan dengan
Bidang Hodge
HODGE I bidang yang melalui PAP (terbentuk pada o pintu atas panggul dengan tepi atas simfisis
dan promontorium)
HODGE II bidang sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi tepi bawah simfisis
HODGE III bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II terletak setinggi spina ischiadica
HODGE IV bidang yang sejajar dengan bidan H I II III terletak setinggi os Coccygeus
GAMBAR
20 | P a g e
Stasion
Stasion O bidang setinggi spina Ischiadica (H III)
Bidang di atas stasion 0 -1, -2, -3, -4, -5 (5 cm di atas stasion)
Bidan bawah stasion 0 +1, +2, +3 (sudah berada pada H IV)
CONTOH STATUS
Nama :
Usia
Hamil minggu
KU
RPS
Haid (menarche, lama haid, sikulis hari teratur, HPHT, TP)
Status obstetrikus
Px Luar (TFU, DJJ, letak janin, HIS), VT
Px Dalam (jika perlu)
Px panggul (jika perlu)
D. spinosum (23) cm
D tub (10) cm
D Cristarum (26) cm
D diagonal (12,5) cm
D. externa (18) cm
D Vera (11) cm
7 komponen jalan lahir keras (rongga pelvis)
Px Lab darah (Hb, leukosit, trombosit)
Diagnosis
G..P..A (usia) tahun, hamil () minggu anak (1/2) hidup intrauterine, presentasi (kepala/bokong) u/-u
puki/puka, inpartu/belum ?
KPD atau bekas SC ???
21 | P a g e
Placenta bentuk/cakram : cakram, uk 20 x 20 x 1,5 cm kotiledon lengkap, infark (asfiksia intrauterine) (-),
hematom (-)
Tali pusat : insersi di tengah, panjang 50 cm
Kulit ketuban : robek ditengah
Anak : jenis kelamin dst
GYMOVSKY
Persalinan sungsang pervaginam cukup AMAN jika :
1. Pada setiap persalinan sungsang pervaginam harus tetap dipersiapkan operasi setiap saat bila
diperlukan
2. TBJ antara 2000 4000 gram
3. Usia kehamilan antara 2000 4000 gram
4. Ukuran dan bentuk panggul baik
5. Pengawasan ketat terhadap janin selama persalinan
6. Perjalanan kala I harus sesuai kurva Friedman pada primigravida 1 cm/jam, sedangkan multigravida 1,3
cm/jam
7. Kepala janin tidak dalam keadaan defleksi
Kalau persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka SC lebih dipilih
Bila skor :
3 dianjurkan SC
4 dilakukan reevaluasi, pengawasan persalinan ketat
5 persalinan diharapkan dapat pervaginam
22 | P a g e
GAMBAR
Perhatian
Prinsip :
1. Aproksimasi menyatu
2. Homostatsis
3. Lapis demi lapis
4. Tidak ada dead space
5. Tidak boleh terlalu kencang
Bagi penolong persalinan, bila ada laserasi perineum harap dicatat
Derajat laserasi
Perintah perawatan dengan jelas
NB : pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah tali pusat berhenti berdenyut tapi pada beberapa kasus
harus segera diklem + potong, misalnya :
Fetal distress (asfiksia)
Eritoblastosis foetalis
Semua tindakan (vacuum, forceps, dll)
Oleh karena akan segera menolong
DISTOSIA BAHU
24 | P a g e
Tertahannya bahu depan di atas simfisis, ketidak mampuan melahirkan bahu pada persalinan Normal
Pemeriksaan :
Kepala bayi melekat pada perineum (turtle sign)
Kala II persalinan yang memanjang
Gagal untukj lahir walau dengan usaha max dan gerakan yang benar
ALARMER
Ask for help ib/suami/orang terdekat/perawat/dokter lain
Lift (bokong + kaki) manuvbver mc Robert
Anterior disimpaction of shoulder
Rotate to oblique Rubins Manuver
Suprapubic pressure Massantis Manuver
Manual removal of posterior arm
Episiotomy consider
Roll Over
HINDARI 4P
Panic harus tetap stay cool
Pulling menarik kepala
Pushing mendorong fundus uteri
Pivating memutar kepala secara tacam dengan cocsigis sebagai tumpuan
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
Persiapan
Penilaian
Apakah air ketuban bersih, tidak bercampur meconium ?
Apakah bayi menangis/bernafas spontan & teratur ?
25 | P a g e
Bagan A
26 | P a g e
Bagan B
Ya Tidak
Ya Tidak
27 | P a g e
Bagan C
Ya Tidak
Langkah awal
Potong tali pusat
Ya Tidak
APGAR SCORE
Penilaian 0 1 2
Appearance Biru / putih Pink, ujung-ujung biru pink
Pulse (denyut jantung) - <100 >100
Grimace (reflek) - meringis Menangis
activity Lemah Sedang Baik
Respitratory effort - Tidak teratur baik
Asfiksia Total
Vigerous baby (bayi sehat) 8-10
Asfiksia ringan 7
28 | P a g e
Asfiksia sedang 46
Asfiksia berat 03
KORTIKOSTEROID UNTUK PEMATANGAN PARU JANIN (24 34 minggu secara empiris berdasar
evidence base batas akhir 34 minggu)
Jenis obat Cara pemberian Dosis Jumlah pemberian Interval waktu Tablet dosis
Dexamethasone IM / IV 6 mg 4x 12 jam 24 mg
bethamethasone IM 12 mg 2x 24 jam 24 mg
Kenapa 30 minggu diberi tokolitik juga mau diberi ks ? agar paru janin sudah siap/matang jika sewaktu-waktu
terjadi terminasi kehamilan.
Shake test / tes busa (Lesitin/sfingemielin)
MANNING SCORE
Penilaian kesejahteraan janin yang dilakukan dengan ultrasonografi (USG) dan kardiotokografi (KTG)
Bila skor 8 kesejahteraan janin baik
Bila skor < 8 kesejahteraan janin jelek, sehingga harus dilakukan pengakhiran kehamilan
Nilai 2 :
1. Dalam 30 menit minimal 30 detik berlangsung gerak nafas
2. Dalam 30 menit minimal 3 gerakan janin terpisah
3. Setidaknya ada gerakan ekstensi disusul fleksi sempurna
4. Dalam 30 menit setidaknya ada 2 eksplorasi dalam 15 detik amplitude (15 bpm)
5. Ada 1 paket dengan uk vertical 1 cm/lebih
29 | P a g e
2. Pertumbuhan janin terhambat / IUGR
3. Ibu dengan penyakit sistemik
4. PE berat
5. Oligohidromnion air ketuban < 500 mL (oleh karena KPD / KPA)
Kontra Indikasi : Tidak ada
pH ketuban basa :
Pecah sebelum waktunya
ISK
Bacterial vaginalis injeksi ampisilin 2 gr i.v. agar tidak terjai infeksi i.u (dites dulu)
KPA
Pecahnya kulit ketuban pada inpartu kala I fase laten (pembukaan < 3 cm)
Karena sudah inpartu maka tak dilakukan induksi persalinan
Pengelolaan : (AB profilaksis, pengawasan perjalanan persalinan
NB :
Kenapa 6 jam ? karena window periode timbulnya infeksi sekitar 6 jam
30 | P a g e
Hanya di inspekulo pembukaan apa yang keluar dari OUE lakmus tes (jadi hijau)
KONTRA INDIKASI
1. CPD
2. Plasenta previa
3. Riwayat SC
4. Riwayat distosia serviks
5. Gemelli
CARA
a. Medisinal (oksitoksin drip (PITON)
Prostaglandin misoprostol (bishop >t, bishop <5 priming induksi)
Cairan ttt intraamnion
b. Operatif
Amniotomi saat akhir HIS
Melepas kulit ketuban / stripping of the membrane
Lain-lain : Bougie Krause, Metreurynter , kateter foley dan batang laminaria
OKSITOKSIN DRIP bishops score > 5 (kalau < 5 boleh tetapi angka keberhasilan kecil)
5 ui (dalam 500 ml RL) dimulai 8 tetes/menit dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sampai max 20 tetes/menit
Kalau belum inpartu lanjutkan botol 2 belum lagi tidak dinaikkan istirahat 24 jam lanjutkan 2 botol
Kalau belum inpartu juga SC (akhiri kehamilan)
USG
INDIKASI
TRIMESTER I :
Menentukan kehamilan intrauterine/ekstrauterin
Memastikan kehamilan ganda
Menentukan umur kehamilan
Abortus imminent - ancaman abortus
Mola hidatidosa
Lighted ovum kehamilan kosong
TRIMESTER II-III
Menentukan letak & presentasi janin
Letak & kematangan plasenta
Menentukan jumlah air ketuban
Biometri janin
Kelainan kongenital (hydrocephalus, anenocephalus, mikrocephalus)
Menentukan jenis kelamin janin
Amniosintesis
Komplikasi kehamilan (perdarahan antepartum)
32 | P a g e
IUGR
Memastikan IUFD adanya spalsding sign (+), halo sign (+)
GRADING PLACENTA
GRADE 0
GRADE 1
GRADE 2
GRADE 3
Kasus Inverted
GAMBAR (G I III)
HIPEREMIS GRAVIDARUM :
Mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
muntah merupakan gangguan tersering dijumpai pada kehamilan trimester I (>3 bulan)
Etiologi :
Faktor predisposisi primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda
Faktor organic lergi, masuknya villi chorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolic akibat hamil,
resistensi ibu hamil menurun
Faktor psikologis
PATOFISIOLOGI
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi, hiponatremia, hypokalemia, penurunan Cl urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosit. Hypokalemia akibat muntah dan
33 | P a g e
ekskresi yang berlebihan menyebabkan frekuensi muntah bertambah, dan merusak hepar, selaput lender,
esophagus lambung dapat robek (synd. Mallory Weiss) sehingga perdarahan TGI
Terapi : rehidrasi sampai urin tidak pekat lagi, infus, antasida, CPZ
Diagnosis :
Anamnesis amenore, tanda kehamilan mudah, muntah terus menerus
Pemeriksaan fisik pasien lemah, apatis s/d koma, nadi > 100 x/menit, suhu meningkat, tekanan darah
menurun, tanda dehidrasi
Pemeriksaan penunjang elektrolit Na dan Cl menurun
Pemeriksaan urin Cl turun dan dapat ditemukan keton
ABORTUS
Berhentinya kemilan/penghentian kehamilan dan pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau berat janin < 500 gram.
Patogenesis :
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
< 8 minggu keluar total
> 8 minggu keluar sebagian karena vili korialis telah menembus desidua basalis secara mendalam.
Klasifikasi
1. Abortus spontan (spontaneous abortion)
a. Abortus imminent (threatened abortion) ancaman abortus, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks
34 | P a g e
b. Abortus insipiens (inevitable abortion) abortus yang sedang berlangsung, ada tanda-tanda
dilatasi serviks + perdarahan
c. Abortus inkomplit hasil konsepsi telah dikeluarkan sebagian, ada tanda-tanda dilatasi serviks
d. Abortus komplit hasil konsepsi sudah keluar dari uterus, tidak ada tanda-tanda dilatasi serviks
e. Missed abortion -> kematian janin sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan
selama 8 minggu / lebih. (retensi lama hasil konsepsi),
Penghentian kehamilan sebelum usia 20 minggu dan hasil konsepsi masih tertahan di dalam
uterus
f. Abortion habitus (recurrent spontaneous abortion) abortus yang terjadi 3x / lebih berturut-turut.
Etiologi :
Kelainan ovum
Kelainan kormosom
Kelainan anatomi uterus
Serviks inkompeten
Inkompatibilitas rh
Infeksi (TORCH)
Disfungsi hormonal (tiroid)
2. Abortus buatan (induced abortion)
a. Abortus provokatus medicinal / therapeutic tujuan pengobatan, demi keselamatan ibu,
contoh adanya Ca serviks
b. Abortus provokatus kriminalis
GS gestational sac
FP fetal plate
FM fetal movement
35 | P a g e
FHM fetal heart movement
CARA KURETASE
1. Pasien dalam posisi lithotomi
2. Suntikkan valium 10 mg dan atropine sulfat 0.25 mg i.v.
3. Aseptis genitalia eksterna, vagina, serviks
4. Kosongkan VU
5. Pasang speculum sims (yang posterior dulu baru anterior), selanjuntya serviks dipresentasikan dengan
tenakulum menjepit dinding depan porsio pada jam 12. Angkat spekulum depan dan speculum
belakang dipegang oleh seorang asisten
6. Masukkan sonde uterus dengan hati-hati untuk menentukan besar dan arah uterus
7. Keluarkan jaringan dengan cunam abortus (tang abortus), dilanjutkan dengan kuret tumpul secara
sistematis menurut putaran jarum jam. Usahakan seluruh kavum uteri dikerok
8. Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan, awasi tanda vital 15-30 menit pasca
tindakan metil ergometrin
Abortus jepit portio dengan tenakulum/kogel tang, gunakan yang lanccip untuk kuret oleh karena
miometriumnya masih tebal
Mola kuret gunakan yang tumpul + terbesar yang masuk cavum uteri oleh karena dinding uterusnya lebih
tipis sehingga untuk menghindari perforasi uterus, dan mecapai daerah yang lebih luas.
36 | P a g e
Perdarahan pervaginam
Hamil ?
DD : DD : DD :
Ca Serviks Abortus Solutio placenta
Erosi porsio Mola hidatidosa Placenta previa
Perdarahan uterus, disfungsional /DUB KET
(perdarahan abnormal di dalam/diluar
siklus mens yang disebabkan
gangguan hipotalamus hipofisis
ovarium dan tidak disebabkan oleh
kelainan organic, kehamilan,
neoplasma, dll.
MOLA HIDATIDOSA
Kehamilan abnormal dimana hampir seluruhnya dari vili korialis mengalami perubahan hidrofik. (penyakit
trofoblas [tempat berlabuh sperma-ovum]).
Etiologi : belum pasti, ada yang menyebutkan infeksi, defisiensi makanan, genetic, yang paling cocok ialah teori
ACOSTA SISON (defisiensi protein).
Patogenesis :
Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas ekstra-embrionik. Mola hidatidosa terbagi menjadi
1. Mola hidatidosa komplet (klasik) tidak didapatkan janin
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial) disertai janin / bagian janin
37 | P a g e
Trias
1. Degenerasi hidrofik
2. Proliferasi trofoblas
3. Villi korialis avaskuler
PENATALASKANAAN evaluasi
- Dilatasi dan kuretase
- Histerektomi (bila usia > 35 th, anak 3 hidup)
DIAGNOSIS
38 | P a g e
Anamnesis Amenore, tanda hamil muda, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu tenesmus dan
perdahrahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah
Pemeriksaan fisik Kesakitan dan pucat, bisa tanda-tanda syok
Pemeriksaan ginekologi Tanda-tanda kehamilan muda, rasa nyeri pada pergerakan serviks : uterus dapat
teraba agak membesar dan kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas
yang sukar ditentukan : kavum douglas (kuidosintesis) menonjol, berisi darah, dan
nyeri bila diraba.
Pemeriksaan lab Hb menurun setelah 24 jam, jumlah eritrosit meningkat
PENATALAKSANAAN
- Laparotomy
- Salpingektomi / salphigestomi/reanestomosis tuba
- Chemoth / metotreksat
40 | P a g e
Ca Channel blocker sehingga mencegah eksitasi impus saraf otot
MgSO4 7H2O Tidak untuk menurunkan tekanan darah
Kalau berlebih mempengaruhi ke organ nafas dan jantung
Syarat pemberian :
- Reflex patella Normal
- RR > 16 x/menit
- Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc atau 0,5 cc/kgBB/jam
- Siapkan ampul kalsium Glukomat 10% (antidotum) dalam 10 cc selama 3 menit
Manifestasi klinis :
- Gerakan janin yuang jarang, yaitu secara subjektif < 7x / 20 menit atau secara objektif dengan KTE <
10x/20 menit
- Bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu
a. Stadium I -> kulit kehilangan vernks kasposa dan termaserasi sehingga kulit kering rapuh dan
mudah mengelupas
b. Stadium II sama dengan I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di kulit
c. Stadium III sama I disertai pewarnaan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Pemeriksaan Penunjang :
- USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta
41 | P a g e
- KTG untuk menilai ada/tidaknya gawat janin
- Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi/amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif
atau tidak dan tes tekanan oksitoksin)
- Pemeriksaan sitology bila hasil + segera induksi persalinan.
Fungsi Plasenta :
- Alat untuk memberi makan janin
- Mengeluarkan sisa metabolism
- Menyalurkan antibody
- Membuat hormone
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu (karena pada 29 minggu mulai terbentuk segmen
bawh rahim, jadi kalau ada kontraksi lebih mudah berdarah (SBR mulai melebar sedang plasenta tetap sehingga
terjadi robekan plasenta).
Penyebab
1. Plasenter (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
2. Non plasenter (laserasi jalan lahir, kelainan serviks uteri erosi, polip, kelainan darah)
Patofisiologi :
Usia kehamilan 28 minggu SBR mulai terbentuk dan muai melebar. Umumnya terjadi pada trimester II karena
SBR lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran SBR dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot SBR untuk berkontraksi seperti pada
plasenta letak normal.
Manifestasi Klinis
Anamnesis perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, cenderung berulang
Pemeriksaan Fisik :
- Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP, ada kelainan letak janin
- Pemeriksaan inspekulo (VT forbidden) perdarahan berasal dari ost uteri ext.
42 | P a g e
Pemeriksaan Penunjang
- USG diagnosis pasti yaitu untuk menentukan letak plasenta (normal di fundus)
- Pemeriksaan darah Hb, Ht
Diagnosis
Berdasarkan derajat abnormal, placenta previa dibagi
1. P.P. totalis ostium internum serviks tertutup sama sekali
2. P.P. parsialis ostim internum serviks tertutup jaringan, plasenta sebagian
3. P.P. marginalis tepi plasenta terletak pada bagian pinggir ostium internum serviks
4. Plasenta letak rendah implantasi plasenta pada SBR hingga letak tepi plasenta sangat dekat
dengan ostium internum serviks.
GAMBAR
43 | P a g e
adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut, selanjutnya
darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Manifestasi Klinik
Anamnesis perdarahan pervaginam berwarna kehitaman yang sedikit sekali, nyeri perut, uterus tegang
seperti papan, perdarahan pervaginam yang banyak, syok dan kematian janin intrauterine, pusing, lemas, pucat,
anemi.
PF normal sama dengan tanda syok
Pemeriksaan distensi nyeri tekan uterus dan tegang, bagian janin sukar dinilai, DJJ sulit dinilai / -, air
ketuban berwarna kemerahan karena bercampur darah.
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan lab darah Hb, Ht, trombosit , waktu protrombin (PT), waktu pembekuan, waktu
tromboplastin parsial (PTT), kadar fibrinogen , dan elektrolit plasma
- KTG
- USG letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin retroplasenter
UTERUS COUVELAIRE (apopleksi uteroplasental) seluruh perukaan uterus berbercak biru / ungu karena
extravasasi darah yang hebat ke serabut myometrium.
VASA PREVIA
Pembuluh darah di depan jalan lahir pada saat menempel di kulit ketuban (hati-hati saat memerah kulit ketuban)
dampak pada janin ibu tidak merasa apa-apa,
Akhiri kehamilan
INERSIO FILAMENTOSA pembuluh darah lewat kulit ketuban tapi tidak di depan OUI.
44 | P a g e
Safe mother hood
e
y
ng e car
n e ver
nni car c
rtio car deli
Pla um tetri
abo tal e
y art obs
st ena saf
mil stp al
Po Ant an/
Fa Po enti
Cle
Ess
Equity
Manifestasi klinis :
- Perdarahan arterial
- Kontraksi uterus baik
- Esplrasi manual robekan vagina sampai fornix
Penatalaksanaan
- Sama seperti laserasi lain
- Sumber perdarahan & vagina harus dijahit dengan benar (sistematis)
- Sulit - harus cepat, cermat
RETENSIO PLACENTAE
Plasenta yang tidak lahir setelah > 30 menit anak lahir
47 | P a g e
Penyebab :
- Kesalahan managemen incarcerate
- Kelainan perlekatan placenta (adhesive acreta - increta)
Faktor presipitasi :
- Multiparitas
- Riwayat perlukaan rahim
- Riwayat kuretase
- anemia
Tanda Klinis
- Pakai perasat kurner / strassman
- Perdarahan sedikit, mungkin placenta belum lepas
- Perdarahan banyak lepas sebagian
Penatalaksanaan
1. Pasang infus
2. Manual placenta cara benar
3. Pastikan incarcerate, adhesive, increta, percreta
In carcerat, adhesive uterotonika
Increta pastikan seberapa kotiloden tertinggal berdrah -> 3 hari kuretase
Percreta histerektomi
MANUAL PLACENTA
Tindakan melepaskan placenta dari dasarnya dan menariknya keluar dari jalan laihir ibu secara manual.
Indikasi :
- Retensio placentae
- Perdarahan yang banyak pada kala uri
- Persalinan dengan narkose
- Tali pusat putus pada pangkalnya
48 | P a g e
Syarat
Pembukaan serviks uteri masih dapat dilalui untuk tangan penolong (obstetric hand)
Prinsip :
1. Masukkan tangan ke dalam caum uteri guna melepaskan dan mengambil placenta
2. Bila kanalis serviks uteri sudah menyempit (pada ibu yang sudah lama bersalin) pada umumnya
diperlukan narkose
Teknik pelaksanaan
1. Tangan kanan penolong masuk ke dalam kanalis serviks uteri (obstetric hand) menelusuri tali pusat,
kemudian jari-jari tangan dibuka dengan tujuan untuk melebarkan kanalis servis uteri tersebut.
2. Setelah sampai pada kavum uteri, jari-jari tangan diluruskan dan dirapatkan, dengan menggunakan sisi
dan ujung tangan, plasenta dilepaskan dari dasarnya kemudian dicekam dan ditarik keluar dari jalan
lahir. Selama pemasukan tangan dan pelepasaan plasenta, fundus uteri oleh tangan kiri penolong
3. Segera setelah placenta dilepaskan dari dasarnya, uterotonika diberikan secara i.v.
Komplikasi
- Atonia uteri
- Rupture uteri
- Sisa plasenta
- Infeksi jalan lahir
49 | P a g e
- Ibu kesakitan
- Nadi cepat ? 100 x/menit
- Hematuria
- Ligamentum rotundum teregang (karena ikut naik-naik)
MEMPERINGAN KALA II
Tujuan membantu persalinan kala II
- Forceps
- Vacuum
- Dorongan cepat kristaller (dorongan tangan penolong persalinan padda fundus uteri dengan arah
menuju panggul bersamaan dengan HIS dan pengejanan ibu)
- Efisiotomi lebar
FORCEPS
Prinsip : pasang yang sulit dulu, dan jangan menyilang
Persalinan buatan dengan cara :
- Rotasi
- Ekstraksi
- Ekstensi
- Fleksi
Dengan alat forceps yang dipasang pada kepala janin sehingga janin lahir
Sepasang forceps : kanan (ka-long) bolong
Kiri dipegang tangan kiri operator cdan ditahan dipanggul kiri ibu
Bagian forceps
50 | P a g e
- daun forceps (lengkung kepala, lengkung panggul)
- Tangkai forceps
- Kunci forceps
- Pemegang forceps
GAMBAR
FORCEPS MNEUMONIC
A anesthesia assistance : (adequate pain relief, neonatal support)
Menurunkan nyeri dengan anastesi di perineum, inflitrasi dan blok n.pudendus
Neonatal support kesulitan memilih forceps, kesulutan posisi Mc. Crovert maneuver
B bladder : bladder empty agar tidak terjepit
C cervix : fully dilated, membranes ruptured : KK harus pecah agar tidak terjadi solusio placenta
D determine : position (min H 3+ / engaged) station dan pelvid adequacy, think possible shouder dystosia
E equipment (forceps, anestesi, partus set, episiotomy set, jahit set, baju, masker, sarung tangan, sedative,
muscle relaxan, spuit, baju, duk steril, resusitasi bayi)
F forceps dari phantom (membayangkan) sampai dengan forcep ^&^&*
G gentle traction : applied with contraction / expulsive effort
H handle elevated : traction in axis of birth canal, do not elevate handle to early,
I incision : consider episiotomy (efisiotomi medial nyeri <<)
J jaw : remove forceps when jaw is reachable or delivery acquired
INDIKASI
Ibu :
- PE berat E
- Rupture uteri membakat
- Penyakit jantung, paru-paru dan penyakit sistemik yang berat
- Bekas SC, miomektomi, histerektomi
- Ededma vulva
- Ibu lemah untuk mengejan
Janin :
- Gawat janin
- Tangan / kaki menumbung
- Presentasi ganda
- Tali pusat menumbung
Obstetri :
- Indikasi PINARD
51 | P a g e
- DTA
- POPP (persisten occiput posterior position)
- Kala II > 5 jam
KI : CPD
Syarat :
1. Pembukaan serviks lengkap
2. Kepala sudah turun di Hodge 3 + / sudah cukup
3. Kepala janin harus bisa dipegang dengan forceps
4. Ketuban sudah pecah / dipecah
Forceps Gagal
- Tidak dapat dikunci
- 3x traksi bayi belum lahir
Komplikasi : (lebih ke arah ibu)
- Laserasi jalan lahir
- Perdarahan post partum
- Infeksi
Cara
1. Lange (langsung sulit, tidak langsung : wandering mudah)
2. Scanconi UUK di belakang
Indikasi Forcep
Kecuali PE-E, penyakit jantung, rupture uteri membakat
52 | P a g e
KI
CPD, letak muka, preterm
Syarat :
1. Pembukaan serviks lengkap
2. Kepala janin sudah cakap
3. Ketuban udah pecah/dipecah
4. Kontraksi baik
5. Ibu dapat mengejan
Bersamaan dengan timbulnya HIS, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan cara menarik
pemegang sesuai sumbu panggul.
Vakum gagal
- Cup terlepas 3x/lebih
- 30 menit dari pemasangan bayi belum lahir
- 3 tarikan tidak ada kemajuan persalinan
- Bayi sudah lahir
Komplikasi (lebih ke janin)
- Deficit neurologis (tidak segera terlihat)
- Sefalhematom
- Fraktur tengkorak
- Inserasi kulit kepala janin, dll
NB :
Benang cromik cut gut (2, 1, 0, 1.0, 2.0, 3.0) kenapa tidak memakai side ?
Jahitan selain subkutikular (satu-satu)
Jarum bulat untuk mukosa, otot, cutting untuk kulit.
EFISIOTOMI
Tindakan menggunting perineum ibu dengan tujuan mempermudah pengeluaran janin pada persalinan kala II.
Indikasi :
- Primigravida
- Persalinan buatan
- Bekas rupture uteri
- Perineum tinggi
53 | P a g e
- Introitus vagina kaku
- Persalinan preterm.
PARTUS LAMA
Lama persalinan > 18 jam (WHO)
Komplikasi :
Janin :
- Asfiksia / cerebral palsy
- Sepsis neonatal
- Kematian
Ibu :
- Sepsis puerpuralis
- Rupture uteri
- Perdarahan
- Fistula (vesikovaginal, rektovaginal)
- Kematian
Etiologi : janin CPD, maternal (panggul sempit, tumor jaringan lunak pada pelvik)
Manifestasi klinik :
- Dehidrasi nadi cepat, turgor menurun
54 | P a g e
- Oliguria
- Ketoasidosis (asidosis metabolic) nafas cepat
- Sepsis
- Kelelahan
- Rupture uteri
Penatalaksanaan :
Pencegahan :
- Gizi yang baik sejak kkecil
- Promosi ANC
- Penggunaan partogram
- Pembangunan system dan waktu rujukan yang cepat
SC
Pemeriksaan Lab darah : anemi (Hb), leukosit (lekositosis), trombosit
Elektrolit : Na , K , Cl
NIFAS Setelah partus selesai sampai dengan 42 hari post partum (6 minggu)
(Puerperium : fisiologis, patologis)
Pengawasan nifas :
- Keluhan utama
- Mammae / laktasi, lembek, ASI (+)
Hari ke 2 3 ASI max (hari I kolostrum protein >>> mudah dicerna)
Mastitis engagement (ASI dikeluarkan / drain, kasih antibiotic (penisilin)
Nipple pump -> untuk retraksi dan gerakkan Hoffman
Reflex :
Oksitoksin rongrongan putting susu
Prolactin untuk memproduksi
Breast care dirawat dengan air panas
55 | P a g e
7. Melaksanakan rawat gabung
8. Memberi ASI sesuai kebutuhan ankk
9. Tidak memberi kempengan / dot
10. Membentuk kel. Pendukung ASI
Uterus
TFU berinvolusi (syarat pemeriksaan VU kosong)
- Bayi lahir setinggi pusat
- Placenta lahir 2 jari bawah pusat
- 1 minggu pertengahan
- 2 minggu tak teraba
- 8 minggu kembali semula
Sub involusi
- Atonia / hipotonia
- Sisa plasenta
- Mimoa uteri
Ganguan proses involusi :
- Perdarahan
- Infeksi
- Myoma
- Plasenta rata
- Kk tertinggal
Sarwono (involusi, hemokonsentrasi, laktasi)
Sesudah mules oleh karena uterus terapi analgetik / sedative
PPV (lochea) secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
- Rubra 1-2 hari sisa KK, verniks,
- Darah, diseave, meconium
- Sanguinolenta 3 7 hari (darah, lender)
- Serosa 1 minggu (darah -, kuning)
- Alba 8 42 hari (cairan putih)
Purulenta patologis oleh karena adanya infeksi
Vulva bersih ?
BAK sesegera mungkin harus BAK N 4 jam post partum
56 | P a g e
Retensio urin (oleh karena desakan kepala bayi pada musculus sfingter vesica) DC (untuk member istirahat
pada kandung kemih) blader training (konsul RM)
Nekrosis otot fistula
BAB max 5 hari post persalinan
Terapi laksatif (dulcolac)
INFEKSI NIFAS
Febris > 38o C
Febrie puerpurium : 2 7 hari post partum (hari 1 adalah normal)
Terapi : antibiotic triple drug
Ampicillin
Metronidazon (bulat kuning)
Gentamisin (makrolid)
Diberikan minimal 3 5 hari bebas panas
Vakum
Letak kepala
Pervaginam Forceps
Janin Hidup Versi ekstraksi letak lintang
Perabdominal SC
PARTUS
Pervaginam embriotomi
Jain Mati
Perabdominal histerektomi
Bila ibu hamil sewaktu calon pengatin sudah mendapat TT 2x maka selama kehamilan cukup mendapat suntikan
1x, dicatat sebagai TT ulang
Pada kehamilan selajjutnya tetap diberikan TT 1x dicatat sebagai TT 1x
Bila hamil selamacalon pengantin baru mendapat TT 1x atau kehamilan sebelumnya baru
Mendapat TT1x/belum pernah sama sekali, maka perlu diberi TT 2x selama kehamilan dan pada kehamilan
selajutnya hanya diberikan TT 1x sebagai TT ulang
Bila bumil sudah pernah mendapat TT 2x pada kehamilan sebelumnya, maka pada kehamilan sekarang dan
berikutnya tetap mendapat TT 1x sebagai TT ulang.
ENDOKRINOLOGI
HIPOTALAMUS MENGHASILKAN Gonadotropin Realising Hormone (GnRH) mempengaruhi hipofisis
anterior untuk menghasilkan follicle stimulating Hormone (FSH) FSH untuk pematangan folikel-folikel
folikel primordial folikel primer folikel sekunder folikel terseier (folikel de graff)
SIKLUS HAID
Haid : perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium
- panjang siklus 21 35 hari
- lama haid 3 7 hari
- banyaknya darah 50 80 cc
mekanisme dan system hormonal 4 kompartemen
1. uterus
2. ovarium
3. hipofisis anterior
4. hipotalamus
59 | P a g e
Hipotalamus
GnRH
Hipofisis anterior
(-) (-)
FSH LH
Ovarium
Estrogen Progesteron
Uterus
Haid
Amenore Patologis
Amenore Primer
Amenore Sekunder
Tes progesteron
Tablet provera @ 10 mg 1x selama 10 hari
(+) (-)
Hypotalamus N Uji E + P
3 siklus 21 hari dengan pil KB
16 25
(+) (-)
Berikan pl KB Konsul
selama 3 siklus
60 | P a g e
IUGR Intrauterine Growth Rate MCHC 29 36 g/dL
a.i. Atas Indikasi Leukosit 4 11 ribu/mm3
e.c. Et Causa Trombosit 150 400 ribu/mm3
v/u/v Vulva Uretra Vagina Kimia darah
CUT Cavum Uteri Glukosa sewaktu 80 110 mg/dL
AP / CD Adnexa Perineum / Cavum Douglas Urea 15 39 mg/dL
SC Section Secaria Kreatinin 0,6 1,3 mg/dL
DC Dower Cateter SGOT (AST) 15 37 /L
AL After Loading SGPT (ALT) 30 65 /L
PRL Pasca Radiasi Lengkap Elektrolit :
SOS Salfingo Ooforetonii Sinistra Natrium 136 145 mmol/L
TAH Total Aud. Histerektomi Kalium 3,5 5,1 mmol/L
PNED Pelayanan Obstetric Neonatal Esensial Dasar chlorida 98 107 mmol/L
Anemia :
Ringan 8 10 gr%
Sedang 5 8 gr%
Berat < 5 gr%
61 | P a g e
BANGSAL GINEKOLOGI Lapor
- follow up pagi jam 5.00
- ikut operasi (cari tahu program yang adaa)
- visit
- tentiran residen
- waktu luang liat CM (catat : anamnesis, kelainan, diagnosis, terapi)
- laporan pagi
- tutorial
- kursus fantom
GINEKOLOGI
Pemeriksaan ginekologik dikenal 3 jenis letak :
1. letak litotomi (flexi sendi genue, fleksi dan abductor sendi coxae)
2. legak miring
3. letak sims
GAMBAR
62 | P a g e
- cunam portio
- sonde uterus
- cunam biopsy
- mikrokuret
CARA PEMERIKSAAN :
- Pemeriksaan genitalia eksterna
- Pemeriksaan dengan speculum
- Pemeriksaan genitalia interna / bimanual
a. Perabaan vulva dan perineum
b. Perabaan vagina dan dasar panggul
c. Perabaan serviks
d. Perabaan korpus uteri
e. Perabaan parametrium dan adneksum
- Pemeriksaan rektal
- Pemeriksaan dalam narkosis
63 | P a g e
2. Pemeriksaan dengan speculum
Dilakukan pada pemeriksaan sitology, GO, triomniasis dan kandidiasis, atau ada proses yang mudah
berdarah (kanker serviks)
Dinilai :
- Dinding vagina
- Porsio vaginalis serviks uteri (erosion, tumor, polip, peradangan, ulkus/ca
3. Pemeriksaan geintalia interna / bimanual (rectum & VU harus dalam keadaan kosong)
Sebelumnya dilakukan sondase (untuk mengukur panjang cm cavum uteri)
a. Perabaan vulva dan perineum
- Glandula bartholini : abses(cairan meningkat, sakit, radang, kista tidak ada cairan)
- Urethritis gonoreika
- Perineum (tebal, tegang, elastisitas?)
b. Perabaan vagina dan dasar panggul
Nilai :
- Introitus vagina (berapa jari masuk ? normal 2 jari)
- Dinding vagina (peradangan, laserasi)
- Polip, tumor, Ca, benda asing
- Kelainan bawaan septum
Penonjolan forniks posterior :
- Terkumpulnya feses/skibala
- Korpus uterus retrofleksi
- Abses di cavum douglas
- Hematokel retrouterine pada KET
- Tumor rektosigmoid
c. Perabaan serviks
- Kemana menghadapnya
- Bentuk
- Besar dan konsistensi
- Apakah turun ke bawah prolapse, elangatio cerviks (invertilitas > 5, N = 2 cm)
- Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jaringan terutama ostium uteri internum
- Nyeri tekan
- Nyeri goyang (slinger sign)
Tangan kiri di atas simfisis, kanan VT, cari dulu portio
d. Perabaan korpus uteri (CUT)
- Letaknya
- Bentuknya
64 | P a g e
- Besar dan konsistensi normal seperti telur ayam
- Permukaan
- Gerakan/mobilitas
- Nyeri tekan
- Daerah fornix
e. Perabaan parameterium dan adneksum (AP)
Disebabkan oleh :
- Infeksi dan peradangan
- Neoplasma
f. Cavum doutlas diblekang portio agak ke dalam menonjol (darah/tumor)
4. Pemeriksaan rektal
Dilakukan pada wanita yang mengaku belum pernah bersetubuh (virgo) atau pada kelainan bawaan.
Dinilai :
- Tonus otot sfingtaer ani (TSA)
- Mukosa rectum
- Adanya tumor
- Infeksi (abses douglas)
- Tumor / Ca
5. Pemeriksaan anterior
Perlu/harus dilakukan pada :
- Anak kecil
- Biarawati
- Virgo dengan introitus vagina sempit atau hymen rigidus
- Vaginismus pada kelainan psikis
- Penegangan perut tdiak bisa dihilangkan
- Tidak didapatkan data yang jelas
Indikasi pemeriksaan :
- Perdarahan yang tidak Normal
- Fluor albus
- Kelainan endokrin
- Persangkaan interseksualitas
KOSAKATA
Ferning Penampakan pola seperti pakis pada specimen mucus servikal kering, petunjuk terdapatnya
estrogen
Kolposkopi Speculum untuk memeriksa vagina dan serviks dengan bantuan lensa pembesar
Kuldoskopi Pemeriksaan visual terhadap visera wanita dengan bantuan endoskop yang dimasukkan ke
dalam rongga pelvik melalui forniks posterior (vagina)
65 | P a g e
Histereskopi Endoskop untuk pemeriksaan visual langsung saluran serviks dan rongga uterus
Histerosalfingografi Radiografi uterus dan tuba uterine
Spin burkelt Pembentukan benang oleh mucus dan serviks uteri ketika dioleskan pada objek glass dan ditarik
dengan deck-glass ; saat mucus ini dapat ditarik sampai panjangnya masimal, biasanya
mendahului atau bertepatan dengan ovulasi
kataminie Penggambaran pola haid 3 bulan
GAMBAR
ANAMNESIS Identitas nama, alamat, umur, profesi
Keluhan utama
a. Perdarahan/fluxus
b. Leucorrhea
c. Amenorrhea/dysmenorrhea
d. Nyeri perut bagian bawah
e. Benjolan perut bagian bawah
f. Ingin anak
Riwayat obstetric (GPA, riwayat persalinan sebelumnya)
Riwayat menstruasi (menarche, siklus menahun, keluhan nyeri dan banyaknya)
PEMERIKSAAN Vital sign
UMUM Inspeksi
Perubahan warna / pigmentasi
Benjolan
Sikatriks
Simetris
Palpasi : (dengan tangan jangan menggunakan ujung jari)
Supel / tidak
Nyeri tekan / nyeri lepas
Adanya massa tumor (ukuran, konsistensi, mobilitas, sensasi nyeri)
Penyebaran nyeri
Perkusi
Ascites (pekak alih)
Massa tumor (redup absolut)
Auskultasi
Ileus (metalik sound, bourborigmi
Bising tumor (hipervaskular)
LABORATORIUM Preparat apus (trichomonas, candida)
Kultur
Urine
Pap smear test (dx dini ca servix)
PEMERIKSAAN Sondase (acusto sion pada KET
PENUNJANG Biopsy / retage (diagnose molahidatidosa)
Kolpaskopi (pembesaran daerah vagina)
Kuldoskopi (culdesac / cavum douglas)
USG/kisterografi/histereskopi/endoskopi
KEGANASAN GINEKOLOGIK
Pembagian kanker ginekologik menurut anatomi :
- Vulva
- Vagina
- Serviks
66 | P a g e
- Corpus uterus (CUT)
- Ovarium
- Tuba fallopi
- Penyakit trofoblas ganas
CA SERVIKS (timbul di sambungan skuamos kolumner serviks)
- Keganasan pada wanita, masih tinggi frekuensinya
- Urutan teratas diantara tumor ganas pada wanita Indonesia
- Skrinning dengan tes Pap smear menurunkan frekuensi 50 60%, biasanya wanita sering enggan
skrining secara rutin karena (ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, faktor biaya)
- Pap smear segera dilakukan setelah wanita mulai aktivitas sex, pada gadis usia (20 25 tahun)
Faktor Risiko :
- Wanita banyak partner
- Wanita kawin usia muda
- Hygiene genitalia kurang
- Penyakit hubungan seks (IM) yang tidak diobati secara tuntas
- Merokok
- Multipara
- Usia 35 45 tahun
Gejala dan tanda :
- Pada awalnya umumnya tanpa gejala (waktu diketahui sudah stadium lanjut)
- Keputihan (fluor albus) / purulent
- Perdarahan sentuh (contact bleeding) setelah bersetubuh
- Pengeluaran cairan encer yang berbau busuk dari vagina (bau khas) dan tidak gatal
- Umumnya cairan vagina seperti cairan cucian daging
- Nyeri daerah panggul karena infiltrasi tumor pada syaraf / adanya radang panggul
- Adanya perdarahan air seni atau lewat anus, dapat terjadi pada keadaan tumor telah menginfiltrasi
VU/rectum.
- Rapuh ( mudah berdarah) bila diperiksa Chrobak disentuh pentol korek, schiller pemberian yod /
as. Asetat
- Paps smear
- Kolposkopi dan biopsy terarah
- Gambaran PA (Brodes I IV)
Makroskopis : (endofilik tumbuh ke atas, exofilik)
Mikroskopis (aqena carcinoma (endofilik), ca epidermoid >>>(eksofitik))
- Penyebaran (limfogen laparoskopi)
67 | P a g e
Usaha menghindari CA serviks :
- Tes pap smear secara rutin (2x tiap tahun)
- Berhenti merokok
- Memakai kondom untuk mencegah penyakit hubungan sex
- Mencari pertolongan ahli jika ada perdarahan vagina/cairan vagina abnormal
- Tidak berganti-ganti pasangan
- Menjaga higienitas kelamin dan jalan lahir
- Tidak menikah di usia muda < 20 tahun
DIAGNOSA :
Harus dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi (biopsy)
Gold standard adeno Ca (cenderung lebih resisten terhadap radioaktif), Ca epidermoid sensitive
Penatalaksanaan
- Stadium 0 konisasi/biopsy kerucut hiesterektomi total (uterus _ porsio) TAH
- Stadium IA1 konisasi reproduksi masih diperlukan histerektomi tota wanita fertilitas cukup
68 | P a g e
- Stadium IA2, IB, IIA histerektomi radikal dengan limfadeknetkomi pelvik bilateral (uterus s/d 1/3
vagina prox, 2 orarium/BSO, bilateral)
- Stadium IIB, III, IVA radiasi eksterna ER (5000 rad) 25 x @200 rad dilanjutkan after loading
(brachith/ ato intrakovith AL1/ALII W BSO < cGy (tapi yang dipakai 750 cby)
Terapi / penunjang : chemoterapi (sitostatika), Platosin (nama dagang cisplatin) platosin neoadjuvant
(sebelum terapi radiasi) untuk mencegah metastasis/ sel Ca tidak menyebar dengan dosis lebih banyak
daripada platosin adjuvant (bersamaan dengan radiasi karena menambah sensifitifitas sel terhadap
radioterapi)
NB : penelitian menduga bahwa kombinasi Platosin dan RE mempunyai efekSinergisme
- Stadium IVB terapi paliatif (radiasi paliatif) 4000 rad = 20 x @200 rad
NB :
- BER / ALI/ALII(@750 CBY)
- NEOADJUVANT (75 -100 mg x LPB, menunggu ER, max 4)
- Adjuvant (40 mg x LP bareng ER ada 5x (hari ke 1,6,11,16,21) 4 bulan setelah ER terakhir, hasil
papsmear baik pasien usulkan remisi
Pertanyaan :
Untuk ibu yang menderita Ca serviks uteri (insitu) apakah ibu punya anak ?
- Punya 4 anak histerektomi total
- Punya 1 anak konisasi tepi harus bersih dari sel ganas, (LEEP (ler electrosurgical excitian
procedure) keuntungan tidak dilakukan penjahitan secara rutin.
KONISASI (termasuk pembedahan)
- Pengambiln jaringan serviks berbentuk kerucut dengan basis pada portio untuk mengmbil jaringan
ektoserviks dan endoserviks baik untuk tujuan diagnostic & terapeutik. Harapan sel tumor dapat
terangkat semua.
- Kenapa std IIB ke atas tidak di operasi ? karena jaringannya mudah rapuh sehingga tidak bisa
dioperasi.
PAP SMEAR
(sitology) hanya apusan sel bukan jaringan
Pemeriksaan usapan dari leher / serviks uteri yang berguna untuk mendeteksi berbagai penyakit pada rahim
wanita khususnya.
Siapa yang harus diperiksa :
- Wanita yang sudah menikah
- Wanita kawin usia muda
- Wanita banyak pasangan sex
- Wanita yang menderita PMS atau pasangannya menderita PMS
- Wanita banyak anak
- Wanita hygiene sanitasi buruk
- Usia > 50 tahun
- Perokok
- Koitus pertama pada usia muda (early age of coitus)
Uraian umum :
70 | P a g e
- Merupakan program skrining yang cukup akurat untuk mendeteksi kelainan serviks uteri, mulai pra
kanker sampai dengan kanker
- Mampu menurunkan frekuensi Ca serviks sampai 50 %
Keuntunga/keunggulan :
- Mudah pelaksanaan
- Murah dan biaya terjangkau
- Cepat waktunya (hanya 5 menit)
- Akurat dan hasil bisa dipercaya
- Tidak sakit
Manfaat :
- Deteksi dini keganasan
- Mengetahui status hormonal (maturasi indeks / MI)
- Mamastikan adanya sperma (curiga pemerkosaan)
- Menilai respon radioterapi
Persiapan PAP smear :
- Penderita dipersiapkan, diberi nasehat untuk tidak melakukan pencucian vagina, koitus, obat
pervaginam 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan, tidak menstruasi (flek tidak apa-apa).
- Penyediaan peralatan : (speculum cocor bebek, spatula ayre, cytobrush, gelas objek + salah satu sisi
diberi label, alcohol 95% untuk fiksasi, formulir konsultasi sitology)
Cara pengambilan Paps Smear yang benar :
- Kosongkan Vu terlebih dahulu
- Seluruh serviks harus dilihar secara baik dengan speculum cocor bebek melihat daerah transformasi
(area skuama columnar junction)
- Membersihkan dengan NaCL ( air steril) untuk menghindari hasil yang
- Melakukan servikal cmear memakai spatula kayu pada daerah ektoservik dan daerah endoserviks
dengan lidi watten atau memakai spatula pyre (diputar 360o) pada daerah transfomasi, hasil signifikan
apabila pengambilan pada daerah endoserviks. Cytobrsah dapat pula digunakan. Bahan dioleskan
pada gelas objek
- Sediaan segera difiksasi dengan alcohol 95%, jangan berada di udara > 10 detik karena mungkin akan
terjadi arerfak. Biarkan dalam larutan fiksasi min. 30 menit
- Setelah 1 jam dalam keadaan kering, diberi label dan kirim ke PA bersama formulir permintaan yang
telah diisi.
Pada gadis - memakai lidi kapas yang dimasukksan lewat lubang hymen diteruskan sampai menyentuh
portio.
71 | P a g e
- CIn I dysplasia ringan
- CIN II dysplasia sedang
- CIN III dysplasia berat
Penilaian hasil (system derajat Iapanicolau)
- Kelas 0 sediaan tidak representative
- Kelas 1 sel normal
- Kelas 2 sel abnormal (atifik), tidak tersangka keganasan
- Kelas 3 sel abnormal _ dengan dysplasia (CINI, CINII) meragukan keganasan
- Kelas 4 sel abnormal + dengan CIN III / Ca insitu mencurigakan keganasan
- Kelas 5 pasti keganasan (Ca invasive)
System WHO
- Tidak didapatkan sel abnormal tetapi terdapat metaplasia
- Terdapat sel abnormal dengan sel atipik benigna infeksi, keratinisasi, metaplasia atifpik, kondiloma
- Terdapat sel abnormal dengan dysplasia dysplasia ringan, sedang, berat (CIN I, II, III)
- Terdapat sel-sel abnormal dengan keganasan (Ca insitu, ca invasive)
System Bethesda
(lebih sering digunakan karena objektif)
- Sel epitel skuamosa dalam batas normal
- Terdapat sel epitel skuamosa atipik, yang tidak dapat ditentukan (atypic squamous cell of undetermined
significancy /ASCUS)
- Lalu grade squamous intraepithelial Lession (LSIL) -> iinfeksi HPV dan CIN I
- High grade squamous intraepithelial Lession (HSIL) CIN II, CIN III, Ca insitu
- Karsinoma sel squamous
Tindak lanjut tes Pap smear abnormal
- Bila terdapat infeksi dilakukan terapi dan dilakukan tes pap ulang bulan kemudian, dan bila hasil tetap
abnormal dilakukan kolposkopi
- Bila terdapat sel atipik/ askus atau LSIL dilakukan tes pap ulang 4 bulan kemudian, dan bila hasil tetap
abnormal dilakukan kolposkopi
- Bila terdapat LSIL dilakukan kolposkopi biopsy atau kuretase endoserviks, dengan pengelolaan
selanjutnya :
Hasil kolposkopi biopsy sama atau lebih tinggi disbanding hasil pap dilakukan terapi sesuai derajat /
stadium ca serviks uteri
Hasil kolposkopi biopsy lebih rendah dibanding hasil pap atau terjadi diskrepansi sitology-histopatologi
dilakukan konisasi (pengelolaan tergantung hasil konisasi).
KOLPOSKOPI
72 | P a g e
Pemeriksan gambaran epitel serviks dengan kalposkop sehingga dapat dilakukan pengambilan sediaan secara
lebih terarah baik untuk pemeriksaan sitology maupun histopatologi.
Indikasi : sitology abnormal (CIN II, CIN III, Ca Insitu)
Hasil :
- Kolposkopi Normal epitel kolumner dan zona transformasi
- Kolposkopi abnormal mozaik, punctasi, acetowhite, leukofakia
- Curiga Ca invasive (tidak terdeteksi secara klinis)
Peran Kolposkopi :
- Merupakan pemeriksaan pelengkap untuk rujukan hasil Pap yang abnormal, terutama untuk derajat
riongan yang kurang menggambarkan kelainan patologik yang sebenarnya
- Kolposkopi dapat mengurangi tindakan histerektomi atau konisasi
- Riwayat post coital bleeding
- Atipik persisten, border line, abnormal sel kelenjar
Hasil kolposkopi biopsy searah dan sitology akan menghasilkan diagnosis 98,6%
Pap Smear -> dysplasia sedang, berat curiga keganasan (porsio berbenjol-benjol) tapi porsio terlihat titik
berbenjol-benjol (tidak ada kelainan) lakukan biopsy, lakukan kolposkopi
Kolposkopi
Satisfactory Unsatisfactory
Lakukan Konisasi
Atas indikasi CIN II, III
CONTOH KASUS
Ny. Surkati (54 th)
Kel utama Keluar darah dari jalan lahir
RPS Tanggal 27/9 jam 03.00 keluar darah banyak dari jalan lahir, merongkol-mrongkol, perut tidak mules,
riwayat mioma -.penderita pernah dirawat di RSDK tgl 8/1 2006 s/d 8/2 2006 dengan DM + Ca epid.
Cerviks uteri std IA(hasil PA) rencana akan dilakukan operasi tetapi pasien menolak
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
V/u/v : tak ada kelainan
Portio berbenjol-benjol, rapuh, mudah rapuh
CUT sebesar telur ayam
AP infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvix
CD tak ada kelainan
73 | P a g e
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) +/+
infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvis
Diagnosis Ca epid. Cervix uteri std IIB
DM (GDP 3100, GDPP 288)
Menorrhagia
Metroragia
Pasca ER 10
Lekopeni (2080)
Trombositopeni (58.700)
S/ Injeksi dexametason 2x1 ampul (trombositopeni
Glucobay (3x100 mg) (DM)
Glurenerem 1 -0 -0 (DM)
Metoklopramid 3x1
Mirabion 1x1 tab
Supertin 2x1
Diet Dm 1900 kkal + 90 gr protein
Cek GD I-II senin/kamis
Pengawasan KU, TV, PPV
Radiasi di tunda oleh karena GD naik, lekopeni, trombositopeni
Ny.Sri M (45th)
Kel utama Melanjutkan pengobatan
RPS 21/9 10/10 2006 rawat di RSDK e.c. Ca epid. Cervix uteri std. IIIB, PRL maret 2006, partial respon,
PASCA MMC II 30/10
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (+) fl (-)
Portio berbenjol-benjol, tak rapuh, tidak mudah berdarah
CUT sebesar telur ayam
AP infiltrate -/-
CD tak ada kelainan
RT :
TSA cukup, mukosa licin
FCS (free cancer space) +/+
infiltrate +/+ tidak sampai dinding pelvis
Diagnosis Ca epid serviks uteri stadium IIB
PRL (maret 2006)
Partial respon (agustus 2006)
Anemi ringan (Hb: 8,2 gr%)
Trombositopenia (8900)
S/ Mirabion 1x1
Vit. A 1x50.000
As. Mefenamat 3x500 mg
Diet biasa
75 | P a g e
Rencana MMC II
Pengawasan KU, TV, PPV
Cek darah rutin pasca MMC
Injeksi dexamethasone 2x1 ampul trombositopeni
Transfuse PRC
NB:
MMC (mitomycin C)
PRL (pasca radiasi lengkap)
SITOSTATIKA (kemoterapi)
Syarat :
1. Diagnose pasti secara histopatologis
2. KU penderita baik (penilaian keadaan umum menggunakan derajat status performance IUCC 91)
3. Memenuhi skor prioritass pemberian sitostatika (>6)
4. Penderita mengerti tujuan pengobatan dan ESO yang mungkin terjadi
5. Fungsi hati dan ginjal baik
6. Hb > 10 gr% anemi (anoksik jaringan) efektivigas
7. Leukosit > 3500 /L
8. Trombosit > 150.000 / L
- Kanker sensitir terhadap kemoterapi yang akan diberikan
Macam kemotarapi :
Kuratif untuk mematikan semua sel kanker (metrotexat untuk TTG untuk risti dan ris.rendah, MAC untuk TTG
risti
Adjuvant untuk membantu memperkuat hasil terapi utama (MMC untuk Ca serviks uteri)
Paliatif untuk meringankan penderitaan (rasa sakit, dsb) karena dapat mencegah pertumbuhan lebih lanjut
dari sel kanker
Jenis kemoterapi
- Alkylating agent chlorambusil, ciklofosfamit
- Alkaloid vinkristin
- Antimetabolite metotrexat
- AB mitomicin / MMC, aktinomisin D, adriamisin
- Hormone progesterone, ketosteron
- Meselanous cisilatin
Kontraindikasi kemoterapi
Absolut :
76 | P a g e
- Kehamilan TM 1
- Stadium terminal
- Koma
- Sepsis
Relatif :
- Usia < 3 bulan
- Usia lanjut
- Metastasis ke otak
- Gangguan organ vital (ginjal, hati, jantung)
ES kemoterapi
- Depresi sumsung tulang (pansitopenia)
- Alopesia reversible / rambut rontok
- Mual muntah
- Stomatitis
- Phlebitis atau nekrosis pada tempat pemberian
- Reaksi alergi
- Toksisitas paru, hepar, ginjal, jantung
Respon tumor terhadap kemoterapi : (objektif)
- Respon lengkap (complete response) menghilangnya massa tumor dari 2x pemberian dengan jarak
waktu kurang dari 4 minggu
- Respon sebagian (partial response) menghilangnya > 50% dari massa tumor dan tidak didapatkan
lesi baru
- Tidak ada respon (no response) massa tumor berkurang < 50% atau membesar > 25%
- Menjadi progresif (progressive disease) terjadi perbesaran tumor > 25 % dari lesi yang diukur atau
timbul lesi baru
RADIOTERAPI
Cara pengobatan dengan sinar pengion supaya terjadi kerusakan sel abnormal / sel ganas tanpa menimbulkan
kerusakan berat pada jaringan sehat disekitarnya.
Macam radioterapi :
- Teleterapi
Sumber sinar pengion berjauhan dengan tumor primer 30 cm (misalnya ER dengan Co 60 Caesium
137 untuk membunuh sel kanker pada daerah regional dan metastasis parametrium pada Ca serviks
uteri.
- Brakhl terapi (AL /intrakaviter)
77 | P a g e
Sumber sinarpengion berdekatan dengan tumor primer (misal : intrakavuter radiasi pada Ca serviks
uteri dengan radium berbentuk batang/kawat/jarum untuk melisiskan sel kanker pada serviks dan
vagina.
Kurva Syarat :
- Isodose sama dengan syarat sitostatika (1,2,4-8)
- Kanker sensitive terhadap radioterapi
- Pada daerah terapi tidak didapatkan lesi luka / kulit.
Efek samping :
- Penurunan
- Mual muntah (paling berbahaya, sehingga perlu direhidrasi sampai 4 botol)
- Depresi sumsum tulang (pansitopenia)
- Kombutio / terbakar pada kulit
- Sistitis
- Stenosis ureter / rectum
- Kistula rekto vaginal / vesiko vaginal / uretro vaginal
Respon radiasi klinis & respon radiasi histologis
a. Respon radiasi klinis (RRK) VT lagi
Penilaian secara klinis keberhasilan radioterapi yang dilakukan 4 bulan setelah intrakaviter radiasi I untuk
menentukan remisi atau tidaknya keganasan, pemeriksaan ini berdasarkan :
- Berhentinya perdarahan
- Permukaan portio licin
- Infiltrate tumor (pada paramerium) hilang
- Tak didapatkan sel ganas pada pemeriksaan sitologi
b. Respon radiasi histologis (RRH) biopsy
Penilaian keberhasilan radioterapi berdasarkan gambaran histologi jaringan hasil biopsy yang diambil pada
pemasangan intrakaviter radiasi II (menentukan prognosis keganasan) 5 year survival rate)
ER system box
10 x @ 200 cGy = 2000 cGy
TUMOR MARKER
Adalah substansi yang terbentuk pada pertumbuhan sel-sel ganas atau dipacu oleh sel-sel lain sebagai akibat
pertumbuhan keganasan yang dipakai untuk menetapkan adanya kegawatan atau membedakan tumor ganas
dengan jaringan normal. Berdasarkan pengukuran dalam darah atau cairan tubuh lainnya
78 | P a g e
Syarat :
- Spesifik untuk organ tertentu
- spesifisitas, sensifisitas, serta nilai ramal yang tinggi
- berkorelasi dengan massa tumor / derajat keganasan
- berkorelasi dengan prognosis
Asal tumor marker
- produk tumor sendiri hCG, SCC, CEA, AF
- senyawa yang dihasilkan sekunder dari proses keganasan GA-125, CA 19 9, PAP
Guna tumor marker
- diagnose tumor (hCG untuk karsinoma dan CA-125 untuk endometriosis & Ca ovarium)
- memantau perkembangan tumor (CA 125, CA 19-9, dll) (APP untuk Ca hepatoseluler)
- menentukan prognosis (CA 125 pada Ca ovarium)
Tumor marker Ginekologi
- choriocarcinoma hCG
- Ca serviks uteri SCC (squamous cell carcinoma), CA 125 (carbohydrate antigen 125), CEA
(carcinoembrionic antigen)
- Ca endometrium CA-125 sensitivitas rendah, CA 19 9 & CEA hanya untuk pemantauan pasca
terapi
- Ca ovarium Ca 125 (>>), CEA, hCG, AFP
STAGING
Guna :
- Merencanakan terapi
- Meramalkan prognosis
- Evaluasi hasil terapi
- Memudahkan pertukaran informasi di antara pusat pendidikan
- Keperluan penelitian lanjut
Staging TNM
Tidak digunakan dalam dipergunakan kecuali Ca vulva dan Ca vagina karena kesulitan dalam menentukan
besar tumor dan kondisi kel. Limfe regional.
79 | P a g e
40 Perlu perawatan khusus
30 Lemah, perlu perawatan di RS, tidak ada ancaman kematian
20 Tampak sakit, perlu perawtan di RS, bila perlu dengan terapi suportif
10 Regang nyawa
5 Meninggal
CA OVARIUM
80 | P a g e
Dikatakan silent lady killer karena sulit dideteksi dini dan mempunyai prognosis yang jelek sehingga hampir 50%
angka kematian dari penyebab kematian keganasan ginekologk.
Deteksi dini dilakukan dengan pemeriskaan ginekologi disertai pemeriksaan pe unjang pertanda tumor dan USG
pada wanita usia lanjut dengan perdarahan abnormal, kelainan gastrointestinal, asites, dan tumor pada di
adnexa.
81 | P a g e
Gold Standard : PA (pemeriksaan histopatologis) didapat dari pembedahan
NB : kista dermoid (ada rambut + gigi pada usia muda)
82 | P a g e
Dari jaringan embrional yang pluripotent, mampu membentuk elemen-elemen dari ke tiga lapisan
embrional
Benigna >> wanita lebih tua
Maligna jarang, berlawanan dengan teratoma testis
Kistik, kista adenoid (tidak sama gonor)
Solid tidak ada campuran jaringan sel telur yang matang & tidak matang
Pada anak-anak
Tumbuh cepat prognosis buruk
PF tumor disamping uterus, kadang disertai perdarahan dari uterus & ascites
g. Malignant missed germ cell tumours
3. Sex cord stromal & steroid cell tumor
Tumor sell granulera (tipe dewasa / tipe anak-anak)
Tipe dewasa : svere estrogen, postmenopause bleeding
Pengelolaan :
(TAH + BSO + omentektomi) pembedahan baku
- Panhisterektoi (histerektomi + ooforektomi bilateral/BSO) + omentektomi terapi utama adalah
pengangkatan tumor primer dan tumor potensial untuk metastasis, bila tidak memungkinkan dilakukan
pengangkatan massa tumor sebanyak mungkin (debulking pengangkatan tumor + limfadenektomi).
- Radioterapi pasca pengangkatan tumor
- Kemoterapi pasca pembedahan / paska radioterapi untuk membunuh sel-sel hanas yang tersisa asat
pembedahan / radiasi (contoh VAC = visiteristin, aktinomisin, ciclofosfafin diulang setiap minggu)
- Imunoterapi
- Recent look operation untuk melihat hasil terapi yang dilakukan (5 8 bulan pasca kemoterapi)
NB :
- Penyebaran Ca ovarii dapat terjadi perkontinuitatum melalui omentum, lig. Rotundum, tuba sehingga
perlu omentektomi untuk mencegah metastasis jauh melalui omentum dan terjadi ascites.
- Mengapa perlu panhisterektomi ;
Penyebaran Ca ovarii dapat terjadi ke uterus secara limfaen dan perkontinuitatum melalui tuba dan lig.
Ovary porprium/lig. Rotundum untuk mencegah metastasis dilakukan panhisterektomi. Disamping itu
uterus secara embrional berasal dari ductus Muller sebagaiman ovarium, sehingga berisiko tinggi untuk
terjadinya occult metastasis.
Tujuan pembedahan :
1. Terapi
2. Diagnostic (histopastologi) diagnosis pasti
83 | P a g e
3. Penentuan stadium
KRITERIA MORROW
syarat dilakukan pembedahan konservtif (ooforektomi unilateral) pada Ca ovary meliputi :
- Ca ovary stadium IA
- Macam histologi baik (borderline malignancy / dif. Baik, pure dysgerminoma, granulosa sel tumor,
arrhenoblastoma)
- Usia muda dengan paritas rendah
- Tumor berkapsul tanpa perlekatan
- Tidak ada invasi pada kapsula, sal. Limfe dan meso-ovarium
- Bilasan peritoneum tidak didapatkan sel ganas
- Biopsy uvarium kontralateral dan omentum normal
- Dapat dilakukan pengamatan lanjut dengan cermat (penderita kooperatif)
- Penderita bersedia dioperasi lagi setelah berhasil mendapatkan anak.
GAMBAR
Komplikasi :
- Torsi (akut abdomen) indikasi cito laparotomi
- Rupture perdarahan intraabdominal indikasi cito laparotomi
- Infeksi
- Degenerasi ganas (cystadeno Ca)
Pengelolaan :
- Kistektomi + FS (frozen section / potong beku)
- Ooforektomi unilateral + FS
84 | P a g e
- Semua kistoma indikasi operasi / pembedahan
- Solid 5 cm
- Kistik 8 cm / 15 cm (cenderung ganas dioperasi)
- Tanda-tanda torsi / rupture kista ovarium
- Ascites yang tidak diketahui penyebabnya
- Ascites dipungsi bila terjadi sesak nafas
Apakah terjadi gangguan jika kistoma terjadi pada kehamilan aterm ?
- Menggganggu SC + ambil massa tumor,
- tidak mengganggu pervaginam lalu ambil tumor setelah nifas
setelah nifas karena : involusi uterus, keadaan umum diperbaiki, mengurangi perdarahan, memberi
kesempatan pada ibu untuk memberi breast feeding
perbedaan kistoma ateri vs ascites
- kistoma ovary
perut tampak mebuncit ke depan, palpasi undulasi -, perkusi didapatkan pekak di bagian atas dan
timpani di bagian samping serta tida adanya pekak sisi
- ascites
perut tampak membuncit ke samping (perut katak), palpasi undulasi +, perkusi didapatkan timpani pada
bagian atas dan pekak di bagian samping, serta didapatkan pekak sisi
85 | P a g e
- ascites
- mioma uteri dengan kistik
- kista mesenterium (letaknya di atas sehingga bila didorong ke bawah nyeri, tidak
terfiksasi/menggantung karena bertangkai seolah-olah seperti pendulum jam.
Pemeriksaan Fisik (Ca Ovarii)
- ditemukan tumor di rongga pelvis dan dapat meluas sehingga seluruh isi perut, mengisi parametrium
kiri,kanan dan cavum douglas
- permukaan tumor tidak rata, konsistensi padat / kistik dengan bagian padat
- mobilitas terbatas karena perlekatan
- sering disertai ascites
Pemeriksaan penunjang (Ca Ovarii)
- USG hepar, ginjal, omentum, ascites
- Barium enema bila curiga invasi ke rectum / sigmoid
- Sitology dari hapusan vagina / cavum peritoneum
Perlu dicurigai keganasan pada pemeriksaan makroskopis saat pembedahan bila :
- Konsistensi padat / kistik dengan bagian padat
- Adanya pertumbuhan tumor pada kapsul
- Gambaran pelebaran pembuluh darah pada permukaan tumor
- Gambaraan hematoma
- Terdapat ascites, terutama bila hermmoragis
- Adanya perlekatan dengan organ lain
- Adanya metastasis pada peritoneum / omentum
Contoh Kasus
Ny. Kasmiyah(64th)
Kel utama Melanjutkan pengobatan
RPS Penderita pernah dirawat di RSDK 4 18 /10 2006 dengan diagnose granulosa cell Ca ovarii std. III
pasca histerektomi, pasca laparatomi biopsy (8/8 2006) efusi pleura dextra, mendapatkan VAC I,
rencana VAC II (7/11)
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
V/U/V : tak ada kelainan
Portio : tak ada kelainan
CUT -
AP teraba massa padat seukuran kepala bayi batas tak tegas
CD tak ada kelainan
Diagnosis Granuloma celi Ca ovary std. III
Pasc aa panhisterektomi (juni 2002)
Pasca laparatomi biopsy (agustus 2006)
S/ Mirobion 1x1
Diet biasa
86 | P a g e
Pengawasan KU, VS, PPV
Rencana VAC II (7/11)
VAC :
- Pasang infus D5% atau NaCl 0,9% 8 12 jam
- Selang 1 jam diberi
Vaneristin 2 mg i.v. pelan-pelan melalui selang infus hari I & VIII
Actinomycin D 0,25 mg pelan-pelan melalui selang infus setiap hari, hari I V
Cyclofosfamid 200 mg i.v. pelan-pelan melalui selang infus setiap hari I - V
Ny. Sarinah (50 th)
Kel utama Ingin melanjutkan pengobatan
RPS Penderita pernah di rawat di RSDK tgl 16/2 5/3 2004 dilakukan TAH + BSO + omentektomi atas
indikasi kistadeno Ca Ovarii muscinosum std. IC, hasil PA didapat kistadeno Ca musinosum
multilobuler disertai metastasis adeno Ca diff. moderat. Disarankan melanjutkan terapi sitostatika tapi
keluarga menolak karena alasan keuangan
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
Portio (-)
CUT (-)
AP tak ada kelainan
CD tak ada kelainan
Diagnosis Kistadeno Ca ovary musinosum Std. IV
Pasca TAH + SOB + Omentoektomi
Metastasis hepar
Ascites
S/ Mirobion 1x1
Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV
Rencana siklofosfamid carbosin ca ovarii residif cek darah rutin, urin rutin
87 | P a g e
Anamnesis Dysmenorrhea knapa ?
Menometorhagia oleh karena adanya hyperplasia endometrium, permukaan endometrium yang
lebih luas, gangguan kontraksi uterus PATOGNOMONIS
Benjolan perut bagian bawah
Gangguan penekanan (ureter, VU, rectum)
Gangguan BAB BAK
Infertilitas dan abortus (habitualis)
Pemeriksaan Fisik Palpasi : teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanya di medial)
VT serviks ikut bergerak bila massa tersebut digerakkan
Pemeriksaan Penunjang a. Sondase
b. Kuretase : sering disertai hyperplasia glandularis endometrium dan untuk menyingkirkan
Ca endometrium
c. Histerekskopi tampak gambaran berwarna merah (Ca endometrium berwarna merah
kehitaman) Ca endometrium infertilitas, hiperestrogen, menarche terlalu awal
d. USG tampak gambaran uterus yang besar dengan endometrial line berlekuklekuk dengan
sarang-sarang mioma yang hiperechoic
USG Doppler untuk mengetahui adanya neovaskularisasi pada keganasan
e. BNO IVP pada mioma uteri yang besar / dengan perlekatan dapat merubah topografi
ureter
Komplikasi :
- Perdarahan (anemia)
- Dismenorhea
- Nyeri panggul
- Infertilitas
- Keganasan
Pengelolaan
1. Non operatif (medikamentosa mematikan fungsi ovarium)
Radiotokastrasi (radiasi pada ovarium diharapkan terjadi menopause precox sehingga estrogen berhenti,
GnRH diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan mengecilkan volume tumor
2. Operatif
- Miomektomi (tidak selalu) biasanya subserosum aau yang masih menginginkan anak
- TAH + SOB ? karena lengket besar, evidence base akan menjadi Ca serviks
TAH (parsial/total)
- Enukleasi intramural
Mioma uteri tidak dioperasi bila :
- Menopause
- Tidak ada keluhan (perdarahan berulang)
- KI operasi (penyakit jantung, gangguan ginjal/hati, KU jelek)
- Paritas rendah
- Besar CUT tidak lebih dari telur ayam
Pengaruh Mioma uerus usia kehamilan
1. Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan
88 | P a g e
- Infertilitas mengganggu transport seprma dan gangguan implantasi
- Abortus -> gangguan kontraksi
- Kelainan letak dan presentasi
- Partus tak maju
- Partus macet
- Atonia uteri
- Inertia uteri
- Perdarahan post partum
- Partus prematorus
- Partus immatorus
2. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
- Pertumbuhan menjadi lebih cepat oleh karena estrogen >>
- Degenerasi merah neovaskularisasi banyak dengan perdarahan kecil-kecil
- Mioma subserosum dapat terjadi torsi
DD /mioma uteri :
- Tumor padat ovarium (TPD) sondase lebih kecil
- Adenomiosis,
- Ca corpus uteri (hasil PA kuretase bertingkat), hiperplasi glandularis, hiperplasi atipik
- Mola hidatidosa
- Kehamilan
- Ca endometri
Membedakan mioma uteri vs adenomiosis
- Mioma saat mens tidak sakit, berbenjol-benjol seperti sarang
- Adenomiosis saat mens sakit (dismenorhea), pembesaran simetris
Endometriosis (terdapatnya jaringan endometrium diluar uterus) pengamatan secara laparoskopi
Estrogen dependent menurunkan progesterone tidak terjadi ovulasi (un-ovulasi)
Laparoskopi :
Yang dibuka adalah
- Ligamentum latum lamina anerior
- Lig.rotundum
- Lig. Latum lamina posterior
Bipolar koagulasi untuk menghentikan perdarhan a. overika + lig. Ovary proprium
Kista ovary serosum ditusuk , dikeluarkan cairannya
Kista ovary muscinosum dimasukkan dalam endopack (tidak boleh dikeluarkan cairannya)
KISTOMA OVARII
89 | P a g e
Tumor kistik yang bersifat neoplastic (pertumbuhan baru & abnormal)
Jenis kistoma ovarii (menurut letaknya):
- Intraligamenter (di antara lig. Latum), gerak terbatas
- Bertangkai (melekat pada mesoovarium), gerak bebas
- Pseudo intraligamenter, gerak terbatas (melekat pada lamina posterior lig. Latum)
Penegakkan diagnosis
Ny. Sumiyati (51th)
Anamnesis Amenorrhea
Benjolan perut bagian bawah membesar cepat / ga?
Nyeri perut bag. Bawah (karena peregangan kapsula, torsi atau ruptur)
Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
Gejala endokrin (maskulinisasi atau feminisasi)
Pemeriksaan fisik Palpasi
Teraba massa kistik pada perut bg. Bawah biasanya di lateral
Sering disertai ascites (meningkatkan permeabilitas kapiler transudasi ke cavum peritoneum)
VT
Serviks tidak ikut bergerak bila massa digerakkan (bedakan dengan mioma uteri)
Px penunjang Sondase normal karena tidak ada perbesaran uterus
USG tampak gambaran uterus normal dengan masa sonolusen di adnexa sering bersekat-sekat /
multilokuler dan pada kecurigaan keganasan dapat dijumpai gambaran papiler dan neovaskularisasi
X-foto thorax
BNO IVP kistoma besar dapat merubah topografi ureter
Leukosit & LED
Es kehamilan
laparoskopi
NEOPLASMA OVARIUM
CONTOH KASUS
Ny Tarti (38 th)
Kel utama Hendak operasi
RPS 3 bulan yang lalu penderita mengeluh ada benjolan di perut bagian bawah, sakit (-), jika kecapean
90 | P a g e
perut terasa sakit, kemudian oleh penderita dipijat karena dirasakan tidak membaik kemudian periks
ke SpOG sebanyak 3x dikatakan kista rujuk ke RSDK
Status Ginekologi Inspeksi
VT :
Flx (-) fl (-)
v/u/v tidak ada kelainan
CUT sebesar telur ayam
AP teraba massa sebesar tinju dewasa
CD tak ada kelainan
Diagnosis Kistoma ovarii
S/ Efedrin
Mirobion 1x1
Diet biasa
Pengawasan KU, TV, PPV
Rencana operasi (oofonektomi ??)
91 | P a g e
Untuk melihat elastisitas getah serviks yang max pada waktu ovulasi. Jika getah serviks dari kanalis
servikalis di ambil dengan pinset pada waktu itu, getah tersebut tidak terputus-putus sampai sepanjang 10
20 cm.
2. Fen-test (tes daun pakis)
Bila getah serviks dikeringkan di atas objek glass dan dilihat di bawah mikroskop akantampak kritalisasi
getah tersebut dalam bentuk daun pakis
DD / kehamilan muda :
- Mioma uteri
- Kistoma uteri
- KET
Tes kehamilan tes latex pakai
Obat terlarang pada wanita hamil :
- Vit A pada kehamilan awal (teratogenik)
- Warfarin
- Talidamil
- Antibiotik
92 | P a g e
VT :
- Teraba KK
- OUE membuka
- CUT masih sebesar usia kehamilan
MISSED ABORTION
VT :
- OUE menutup
- CUT < umur kehamilan atau sesuai
Keluhan :
- Janin tak bergerak
- Keluar flek-flek
- Besar perut tidak sesuai umur kehamilan
ABORTUS
1. imminent : konservatif (bedrest) papaverin, USG
2. insipient : evakuasi / hasil konsepsi dikeluarkan, perhatikan KU, infus line oksitoksin untuk kontraksi
uterus supaya tidak sakit dan segera dilahirkan, kalau ada sisa kuretase
3. incomplete (evakuasi, kuretase sebelumnya diinfus)
4. complete : observasi (didiamkan saja karena tidak perdarahan lagi)
5. missed abortion : evakuasi dengan dilatasi (jika belum dilatasi), kuret
urutan terjadinya :
imminents insipiens incomplete / complete
93 | P a g e
Bedakan :
- imminens - insipient
- insipient inkomplet
- inkomplet - komplet
DIAGNOSIS :
- hamil (amenore)
- mengalami perdarahan
- nyeri
- keluar jaringan ?
- OUE terbuka/tertutup
- TFU sesuai umur kehamilan?
- Pernah dipijat
- Obat
Setiap abortus harusnya dilakukan pemeriksaan PA karena untuk kasus criminal digunakan hasil PA.
KET
(boleh hamil lagi setelah 3 bulan, Kehamilan di luar caum uteri, Setelah menimbulkan gejala akut abdomen)
kehamilan ektopik yang sudah mengalami perdarahan dan nyeri mungkin karena pecah / rupture, perdarahan
lebih banyak dari abdomen. Sebagian kecil saja yang lewat abdomen sehingga hanya berupa flek-flek sama
seperti abortus imminent.
Anamnesis :
- nyeri perut bagian baawah (tanda abdomen akut +) wanita reproduksi
- disertai pingsan, mual, muntah, riwayat hamil (amenore)
- riwayat infertilitas
- tampak anemis (tambah turun turun) [anemis karena perdarahan intraabdomen
Pemeriksaan Fisik :
- tanda abdomen akut + (kebiruan)
VT :
- cavum douglas menonjol karena darah tertampung disitu
- nyeri goyang porsio, porsio digoyang timbul nyeri perut karena rangsangan perineum (visceralis &
parietalis) slinger sign (+)
- tanda patognomonis / diagnose pasti
94 | P a g e
- kuldosintesis (menusuk cav douglas lewat vagina pakai speculum pasien posisi sims, fornix posterior
dijepit tenakulum lalu cav douglas di spuit 20 cc (+) bila ada butir-butir darah kehitaman (kalau darah
segar berarti menusuk pembuluh darah)
DD :
- appendicitis nyeri perut bagian bawah
- adnexitis
- abortus imminens
NB :
- hamil diluar kenapa uterus juga membesar karena ada reaksi desidua
- tentunya hamil intra/ekstra uterin ? dari gambaran PA post op (gambaran kollesterol)
- pemeriksaan penunjan USG ada gestastional sac tidak pada uterus
- laparotomy (RS)
BLIGHTED OVUM
(tidak pernah keluar darah, TFU tidak ada pertambahan)
Tidak terbentuknya calon janin pada hasil konsepsi. Bisa ditegakkan dengan USG saja.
Ditegakkan setelah Usia kehamilan 8 minggu, yang tampak hanya gestasional sac saja tanpa foetal plate (FP) /
bakat janin.
Tanda : dilatasi & curettage,
- mekanik : laminaria, busi canalis servikalis (pj. 8, 10 mm, balon)
- medicated : misoprostol p.o/sublingual (jangan pervaginam buat induksi)
Riwayat abortus :
- TORCH
- Synd, fosfolipid
- SLE
- Serviks inkompeten (tidak mampu menampung beban janin)
Pemantauan KEBT
- KU
- TV
- Tanda-tanda syok tensi turun, nadi naik
- Tanda-tana abdomen akut defance muscular (keras seperti papan)
- Hb serial tiap menit / jam disesuaikan keadaan pasien
- KE (pengelolaan) : lebih aktif laparotomy, bersihkan cavum abdomen
95 | P a g e
POST MENOPAUSE
Hiperplasi glandularis endometri dengan ditemiukan sel-sel atipik 50% jadi Ca endometri
Motivasi untuk histerektomi total (karena menopause, reproduksi sudah tidak berfungsi, takut nanti terlambat dan
berkembang menjadi keganasan)
Kalau usia reproduksi terapi hormonal dikasih
- tablet DMPA
- injeksi 10x suntikan
- oral tiap 4 minggu @ 100 mg minggu ke 5 (200 mg) minggu ke 6 10 @200 mg
PEMERIKSAAN SITOLOGI
1. sitohormonal
- fungsi hormonal
- maturasi index ditemukan sel-sel parabasal geser ke kiri
2. sitopatologi
- diagnose infeksi (erosion portionix (akut/kronis, penyebabnya)
- Diagnose keganasan
- Evaluasi terapi misal :
a. 3 6 bulan baru diulang terapi, menunjukkan terapi berhasil atau tidak misal Ca serviks pada
erosion portionis
b. Pada keganasan : evaluasi setelah radiasi hasilnya bagaimana
3. Sitogenik
- Laki-laki drum stick
- Perempuan barr bodies
MOLA HIDATIDOSA
Tumor jinak trofoblas, merupkan kehamilan abnormal dan tidak terbentuk janin, hanya berupa gelembung,
deenerasi hidrofik pada sel.
Pengamatan lebih lanjut pasca mola
1 minggu 1 bulan dianjurkan control tiap minggu pada 3 bulan pertama
2 minggu 1 bulan control tiap bulan pada 3 6 bulan berikutnya ??
Control tiap bulan sampai 2 tahun
Total 23 bulan 13x
Follow Up :
- Perdarahan (menometroragi)
96 | P a g e
- Kadar HcG
- Involusi uterus (VT)
- Tanda-tanda metastasis ke paru-paru (batuk darah)
- Tanda-tanda metastasis ke vagina (contact bleeding)
Komplikasi :
- Perdarahan
- Tiroksikosis
- PE
- Infeksi
- Berlanjut menjadi choriocarsinoma (TTG) bisa sesak nafas
Mola menghasilkan tiroid hormone like system (hipertiroid) N >100x/menit, TSH ,,T3, T4 , takypneu, hipotermi
Tiroksikasi TSH, T3, T4
FLUXUS (perdarahan)
1. Fisiologis
a. Fungsional (organic, non organic)
b. Non fungsional
2. Patologis
a. Organic
b. Non organic (fungsional : DUB, gangguan hormonal)
FISIOLOGIS :
- Menstruasi
- Hartman sign (flek-flek)
- Bayi baru lahir oleh karena estrogen kacau
- Perforasi hymen
- Saat ovulasi, nidasi
PATOLOGIS :
- Vulva Ca vulva
- Vagina laserasi vagina (> pada coitus MP)
- Serviks (Ca serviks, erosi portio)
- Uterus (Ca endometri, perdarahan antepartum)
- Tuba KET
- Ovarium jarang perdarahan
- Kelainan mens yang tidak fisiologis
- Abortus
97 | P a g e
Tanyakan : adakah riwayat suntikan hormone ? jika iya berarti diagnose DUB.
KURETASE
Indikasi :
- Abortus inkomplit (miss abortion)
- Blighted ovum
- Meno/metroragia
- Molahidatidosa
1. Terapeutik (molahidatidosa, abortus incomplete)
2. Diagnostic (kuretase bertingkat)
3. Suction : mola tapi karena bisa menyebabkan perdarahan banyak dan lama (pada mola besar)
sehingga biasanya pakai kuretase surgery
4. Surgery
98 | P a g e
b. Pertengahan siklus mens/ovulasi
c. Bayi baru lahir (masih menyimpan hormone ibunya)
d. Saat akan mens
e. Perangsangan seksual sebelum coitus
2. Patologis
a. Infeksi
b. Keganasan
c. Radang
Disertai gatal (trikominaiasis, kandidiasis, DM)
Disertai nyeri (vaginitis, sevilis)
DISMENORRHEA
Nyeri menjelang (H-2) dan sesaat menstruasi, dibedakan :
1. Dismenorhea primer
- OUE menutup sehingga uterus kontraksi terus untuk membuka OUE
- Karena prostaglandin menyebabkan kontraksi uterus
- Menstruasi spasme pembuluh darah nekrosis
Terapi (analgetik / antiprostaglandin, spasmolitik).
2. Dismenorhea sekunder
Karena ada kelainan di dalam pelvis. Contoh :
- Encometriosis & adenomiosis
- PID
- Uterus miomatosus
- Polip endometrium
- Kelainan bentuk dan letak uterus
- Stenosis canalis servicalis
- Pemakaian IUD
Terapi Tergantung penyebab (kausatif)
99 | P a g e
- Teraba masssa keluar dari jalan lahir sepeti daging uterus melorot
Penanganan :
- Konservatif
- Operatif
Penyebab :
Biasanya orang tua terapi pessarium karena usia tua resiko pada operasi > besar (ukuran pesarium 6/kecil,
7/sedang, 8/besar).
KISTA BARTHOLINI
Terapi :
1. Ekstrinpasi & insisi dulu lalu dikeluarkan (diangkat) sekapsulnya.
Keuntungan daya recurrent rendah
Kerugian : kalau kista diangkat semua, daya lubrikasi kurang
2. Marsupialisasi
Keuntungan : lubrikasi masih ada
Kerugian daya rekurensi tinggi insisi, kapsul di buka, dijahitkan ke mukosa dengan simple interuptus
CA ENDOMETRIUM
Pasien dengan perdarahan biasanya dikuret kuretase bertingkat (endoserviks dikouret setelah itu
endometriumnya dikuret).
Kuret mempunyai tujuan terapi dan diagnostic (apakah ada keganasan pada corpus?)
100 | P a g e
Besar diperut (hamil, mioma uteri, kistoma uteri)
SONDASE
1. Mengetahui arah uterus (ante/retro)
2. Mengetahui kedalaman uterus
3. Mengetahui ada tidaknya massa tumor
4. Mengetahui diagnostic acusta sison) bisa diputar ke segala arah tanpa hambatan berarti mola
hidatidosa
5. Menghindari infeksi (sepsis, perforasi, perdarahan)
Tenakulum : untuk mendatarkan uterus sehingga memudahkan melkukan tindakan
Ada keluhan perdarahan / flek (tumor / gangguan hormonal) baik usia muda/tua
DURANTE OPERASI
Operasi optimal =- citoreduksi primer
- histerektomi total perabdominal (TAH)
- salfingo ooforektomi bilateral (SOB)
- omentektomi
- pengambilan cairan peritoneum sitology PA (epitel, gesin sel, sex cord stromal)
- terapi sitostatika (tergantung golongannya) :
(1) epital (siklofosfamit carbosin), (paxus carbosin) 3 siklus
(2) Germ cell (BEP / bleomisin etonoside cisplatin), (VAC (Vinristin actindunisin Ciklofosfamit)
Tumor marker (-) second loock operation
Biopsy di tempat yang mencurigakan
Citoreduksi sekunder
Tumor Ovarium
102 | P a g e