Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Pengaturan defekasi normal
Defekasi merupakan proses fisiologis yang melibatkan :
-
Kontraksi yang baik dari otot-otot polos dan seran lintang yang terlibat
Hal penting untuk mekanisme pengaturan buang air besar, yang bertugas
mempertahankan penutupan yang baik dari saluran anus, yaitu (Brocklehurst, 1987 ):
a.Sudut ano-rektal, yang dipertahankan pada posisi paling ideal, dibawah 100 oleh posisi
otot-otot pubo-rektal.
b.Sfingter anus eksterna yang melindungi terutama terhadap kenaikan mendadak dari
tekanan intra- abdominal, misalnya batuk, bersin, olahraga, dan sebagainya.
c.Bentuk anus sendiri yang seakan menguncup berbentuk katup, dengan otot-otot serta
lipatam-lipatan mukosa yang saling mendukung.
Gambaran klinis
Klinis inkontinensia alvi tampak dalam dua keadaan (Pranarka, 2000):
1.Feses yang cair atau belum berbentuk, sering bahkan selalu keluar merembes.
2.Keluarnya feses yang sudah berbentuk, sekali atau dua kali per hari, dipakaian atau
ditempat tidur.
Perbedaan dari penampilan klinis kedua macam inkontinensia alvi ini dapat mengarahkan
pada penyebab yang berbeda dan merupakan petunjuk untuk diagnosis.
Proses Defekasi Normal melalui refleks gastro-kolon--> beberapa menit setelah makanan
sampai di lambung/gaster-->akan menyebabkan pergerakan feses dari colon descenden ke
arah rectum-->Distensi rectum, akan diikuti relaksasi sfingter interna.-->Pada orang
dewasa normal, tidak terjadi kontraksi intrinsik dari rectum --> karena ada
hambatan/inhibisi dari pusat di korteks serebri. --> Bila buang air besar tidak
memungkinkan,--> hal ini tetap ditunda dengan inhibisi yang disadari terhadap kontraksi
rectum dan sfingter eksternanya.
Pada lanjut usia, kemampuan untuk menghambat proses defekasi ini dapat
terganggu bahkan hilang.
Karakteristik tipe ini tampak pada penderita dengan infark serebri multiple, atau
penderita demensia. Gambaran klinisnya ditemukan satu-dua potong feses yang sudah
terbentuk di tempat tidur, dan biasanya setelah minum panas atau makan.
Tatalaksana
Pengelolaan inkontinensia alvi neurogenik, dengan menyiapkan penderita pada suatu
komodo (commode), duduk santai dengan ditutup kain sebatas lutut, kemudian diberi
minuman hangat, relaks, dan dijaga ketenangannya sampai feses keluar.
Bila dengan cara tersebut tidak berhasil berikan obat yang menyebabkan konstipasi tetapi
dipastikan diikuti evakuasi usus bagian bawah satu/dua kali seminggu dengan
suppositoria dan enema-->cara ini harus hati-hati dan teliti agar tidak mengubah
inkontinensia menjadi konstipasi yang sesungguhnya
4.Inkontinensia alvi akibat hilangnya refleks anal
Terjadi akibat hilangnya refleks anal, disertai kelemahan otot-otot seran lintang.
Pada tipe ini, terjadi pengurangan unit-unit yang berfungsi motorik pada otot-otot daerah
sfingter dan pubo-rektal.-->Keadaan ini menyebabkan hilangnya refleks anal,
berkurangnya sensasi pada anus disertai menurunnya tonus anus.--> Hal ini berakibat
inkontinensia alvi pada peningkatan tekanan intra-abdomen dan prolaps dari rectum.
Pengelolaan tipe ini sebaiknya diserahkan pada ahli proktologi untuk pengobatannya.
Perubahan Organ Digestif pada lansia
DIGESTIF
Gigi dan Rahang
Esofagus
Anus
Perubahan Morfologik
-Atrofi mukosa,kelenjar dan otot intestinal
-Aliran darah dan aktivitas enzim di usus dan hati menurun
Perubahan Fungsional
-Gastritis atrofikans
-Perubahan nafsu makan
-Perubahan asimtomatik sekresi,motilitas dan absorbsi
-produksi asam basal menurun
-stimulasi histamin menurun
-produksi faktor intrinsik menurun
-sindroma malabsorbsi meningkat
Keadaan patologis
KOMPLIKASI
Dampak psikososial
PROGNOSIS:BONAM
PI
(23)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam