Anda di halaman 1dari 5

OSTEOMA

a. Definisi
Osteoma adalah tumor jinak yang menyerang jaringan tulang, yang terbatas
dengan karesteristik dengan proliferasidari pada tulang kompak atau consellous dan
umumnya pada endosteal atau periosteal. Tumor ini bukan tumor yang umum pada
rongga mulut. Oleh karena lesi ini kecil, tanpa gejala (asimptomatik) dan
perjalanannya lambat, jadi pada kenyataannya insinden yang terdapat dirahang
susah ditentukan. Osteoma sering ditemukan ditulang tengkorak dan tulang-tulang
muka. Osteoma yang luas dapat menyerang clavicula, pelvis dan jaringan tubula
tulang (osteoma periosteal). Osteoma jaringan lunak dapat terjadi dikepala, mata
dan lidah atau dieksremitas. Insiden yang terjadi pada beberapa laporan osteoma
lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 3:1. (Regezi et
al., 2017; Glick et al., 2021)
b. Etiologi dan patogenesis
Etiologi dan pathogenesis osteoma tidak diketahui dan tidak ada yang
menunjukkan etiologi yang pasti terjadinya osteoma. kebanyakan penyebab dari
osteoma ini disebabkan diantaranya oleh (Regezi et al., 2017) :
 faktor trauma iritasi kronis
 kelainan congenital dimana terjadi pertumbuhan tulang pada garis tengah
dari palatum
 Adanya infeksi
 kebiasaan-kebiasaan makan yang aneh seperti halnya orang yang mengunyah
tembakau bisa menyebabkan suatu keadaan hyperostosis dan perkembangan
yang tidak normal dari gigi.
c. Gambaran Klinis
Umumnya osteoma jarang ditemukan dirongga mulut dan apabila ditemukan
dilaporkan bahwa lebih banyak menyerang rahang bawah dari pada rahang atas.
Osteoma mempunyai gejala klinik yang sama seperti perjalanan tumor jinak pada
umumnya, Osteoma dapat dapat di identifikasi pada usia 20 sampai dengan 50
tahun, tetapi bisa juga ditemukan pada usia yang lebih muda atau bahkan pada usia
yang lebih tua. .Multipel osteoma dirahang sama seperti osteoma yang terjadi di
tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak.
Adapun gambaran klinik dari osteoma di rongga mulut adalah:
• Asymptomatis
• Pertumbuhan lambat, sehingga pasien datang ke dokter sudah dalam keadaan
yang lanjut. Perabaan keras seperti tulang dan bertangkai.
• Tidak nyeri pada tumor.
• Tidak terjadi perubahan pada bentuk wajah kecuali jika lesi tersebut telah meluas
dan membesar.
Osteoma selain bisa terjadi di mandibula atau maxilla, juga bisa terdapat
dalam sinus-sinus paranasalis dengan Gejala-gejala yang menyertainya adalah rasa
sakit kepala, sinusitis yang berulang-ulang dan keluhan-keluhan opthalmologi.
(Regezi et al., 2017)
Osteoma yang berjumlah banyak dapat dicurigai sebagai Sindrom Gardner
yang diturunkan sebagai kelainan dominan autosomal. Sindrom ini ditandai dengan
poliposis pada usus, osteoma multipel, fibroma pada kulit, kista epiderma, impaksi
gigi dan supernumerary gigi permanen, serta adanya odontoma. Osteoma yang
terkait dengan sindrom ini dapat ditemukan di rahang (terutama sudut mandibula)
dan di wajah dan tulang panjang. Polip usus yang terkait dengan sindrom Gardner ini
umumnya terletak di usus besar dan rectum (Glick et al., 2021)
d. Gambaran Radiologi
Gambaran osteoma pada medula tulang rahang densitas yang tinggi dan
dikelilingi oleh gambaran radioopak yang berbentuk bundar / lonjong dengan batas
tegas. Gambaran ini dapat ditemui sejak pertumbuhan dan sebelum adanya
perluasan korteks (Regezi et al., 2017)
e. Gambaran Histopatologis
Ada dua bentuk gambaran osteoma yaitu:
- Compact osteoma
Dimana gambaran histologisnya merupakan jaringan tulang yang padat dan relative
sedikit osteosit.

- Cancellous
Dimana ruang trabeculae tulang lebih lebar dengan cortex lamella tulang.
f. Diagnosis Banding

Osteoma harus dibedakan dari eksostosis rahang. Eksostosis adalah ekskresi


tulang pada aspek bukal tulang alveolar. Lesi ini bersifat reaktif atau berkembang
secara lambat dan tidak dianggap sebagai neoplasma. Osteoblastoma dan osteoid
osteoma yang mungkin juga dipertimbangkan dalam diagnosis banding cenderung
terasa sakit dan mungkin menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat
daripada osteoma. Osteoma juga dapat dibingungkan secara radiografis dengan
odontoma, sementoblastoma, condensing osteitis dan osteoblastoma (Regezi et al.,
2017)
g. Penatalaksanaan dan prognosis

Sebaiknya penanganan (terapi dan evaluasi) kasus osteoma yang


membutuhkan koreksi dilakukan oleh (Regezi et al., 2017) :
1. Ahli bedah mulut, Pengobatan osteoma terdiri dari eksisi bedah jika osteoma
tersebut bergejala. Lesi harus dieksisi untuk tujuan mengkonfirmasi diagnosis dalam
kasus tersebut. Dalam beberapa kasus, pengamatan berkala dari osteoma kecil
tanpa gejala adalah pengobatan yang sesuai. Osteoma tidak kambuh setelah operasi
pengangkatan.
2. Ahli penyakit THT, bila dibutuhkan koreksi akibat perluasan kerongga hidung jika
osteoma berada di sinus.

Daftar Pustaka :
Glick M., Greenberg M., Lockhart P., Challacombe S. 2021. Burket’s Oral Medicine
Thirteenth Edition. Hamilton : BC Delker.
Regezi J., Scuba J., Jordan R. 2017. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations
Seventh Edition. ST Louis : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai