Anda di halaman 1dari 29

Asfiksia Ridho Ahmad Jabbar

1010211052

Abdullah Al Mahdi 1010211118

Asfiksia keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnea)

Etiologi
Penyebab alamiah. Trauma mekanik penyebab tersering. Keracunan.

Fisiologi
Anoksia anoksik O tidak bisa masuk ke paru karena: Tidak ada/tidak cukup O Hambatan mekanik dari luar maupun dari dalam saluran nafas. Anoksia anemia. Anoksia hambatan. Anoksia jaringan.

Patologi
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfiksia dapat dibagi dalam 2 golongan: Primer akibat langsung dari asfiksia. Sekunder berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi dari tubuh.

Stadium Asfiksia
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dibedakan dalam 4 stadium: Fase dipnea. Fase kejang. Fase apnea. Fase akhir.

Fase dipnea
Kekurangan O dan meningkatnya CO merangsang pusat pernafasan. Cemas, mata menonjol, bibir sianosis, denyut nadi dan tekanan darah meningkat.

Fase Kejang
Terjadi gerakan klonik yang kuat pada hampir seluruh otot tubuh kemudian menjadi tonik hinggan akhirnya timbul spasme opistotonik. Kesadaran menurun, tekanan darah dan nadi tinggi, sianosis makin jelas. Relaksasi spinkter: feses, urin dan sperma dapat keluar spontan.

Fase Apnea
Kehabisan nafas karena depresi pusat pernafasan, otot melemah, hilangnya refleks, dilatasi pupil, tekann darah menurun, nafas menjadi lambat dan panjang.

Fase Akhir
Paralisis pusat pernafasan lengkap. Jantung masih berdenyut beberapa saat setelah pernafasan berhenti. Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya 3 5 menit.

Tanda Kardinal Asfiksia


Tardieus spot overdistensi dan rupturnya pembuluh darah vena perifer. Kongesti dan edem. Sianosis. Tetap cairnya darah.

Pemeriksaan Jenazah
Sianosis pada bibir, ujung jari dan kuku. Pembendungan sistemik atau pulmoner. Dilatasi jantung kanan. Lebam mayat yang terbentuk cepat dan meluas karena kadar CO yang tinggi dan fibrinolisis. Terdapat busa pada hidung dan mulut. Kadang disertai darah. Pembendungan pada mata.

Asfiksia Mekanik

Asfiksia mekanik mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan yang bersifat mekanik.

Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas Pembekapan (Smothering) Penyumbatan (Gagging and Choking) Penekanan dinding saluran pernafasan. Penjeratan (Strangulation) Pencekikan (Manual strangulation, throttling) Gantung (Hanging) Penekanan dinding dada bagian luar (Asfiksia traumatik)

Pembekapan (Smothering)

Pembekapan (Smothering)
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut yang menghambat pemasukan udara ke paru paru. Cara kematian yang berkaitan dengan pembekapan: Bunuh diri. Kecelakaan. Pembunuhan.

Pada pemeriksaan jenazah ditemukan tanda tanda kekerasan, tergantung dari benda yang digunakan. Terdapat luka lecet jenis tekan/geser, goresan kuku, memar pada hidung, bibir, pipi dan dagu. Luka memar atau lecet pada bagian dalam bibir. Tanda tanda asfiksia.

Gagging dan Chocking

Terjadi sumbatan jalan napas oleh benda asing mengakibatkan hambatan udara untuk masuk ke paru paru. Gagging sumbatan pada orofaring. Chocking sumbatan pada laringofaring. Mekanisme kematian karena asfiksia atau refleks vagal akibat rangsangan pada reseptor nervus vagus. Kematian dapat terjdi akibat: Bunuh diri. Pembunuhan Kecelakaan.

Pencekikan (Manual Strangulation)

Pencekikan penekanan leher dengna tangan yang menyebabkan dinding saluran napas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas. Mekanisme kematian terjadi akibat asfiksia dan refleks vagal. Ditemukan kongesti pada muka dan kepala pembuluh darah tertekan. Biasanya ditemukan luka memar pada kulit dan bekas tekanan jari.

Penjeratan (Strangulation)

Penjeratan penekanan benda asing yang mengikat leher atau melingkari yang makin lama makin kuat sehingga saluran nafas tertutup. Alat jerat benda bukti. Mekanisme kematian karena asfiksia dan refleks vagal. Pola jejas jerat bervariasi luka pada leher yang ditimbulkan juga bervariasi. Cara kematian dapat berupa bunuh diri, pembunuhan dan kecelakaan.

Gantung (Hanging)

Hampir sama dengan penjeratan perbedaan terdapat pada asal tenaga yang dibutuhkan, di mana gaya yang bekerja berasal dari hambatan gravitasi dari berat tubuh atau bagian tubuh. Mekanisme kematian pada kasus gantung: Kerusakan pada batang otak dan medula spinalis. Asfiksia Kongesti Vena Iskemia otak Refleks vagal.

Jenis gantung diri typical dan atypical. Pada pemeriksaan jenazah: Bila jerat kecil dan keras maka terjadi hambatan total arteri pucat, tidak terdapat ptekie pada kulit maupun konjungtiva. Bila jerat lebar dan lunak hambatan akan terjadi pada saluran pernafasan, timbul kongesti pada bagian sebelah atas. Tanda tanda post mortem bergantung pada mekanisme kematian jenazah.

Pemeriksaan Jenazah
Pemeriksaan luar: Jejas jerat bergantung dari lamanya korban tergantung, berat badan korban dan ketatnya jeratan. Kulit mencekung kedalam sesuai bahan penjeratnya, berwarna coklat, perabaan kaku dan ditemukan luka lecet. Dapat memastikan letak simpul dengan menelusuri jejas jeratan simpul terletak di bagian yang tidak ada jejas jeratan. Tanda asfiksia, kadang ada tetesan urin, feses dan sperma Dsitribusi lebam mayat pada titik terendah tubuh.

Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam: Jaringan otot setentang jeratan didapati hematom, saluran pernafasan congested. Tardieus spot di permukaan paru-paru, jantung dan otak. Darah berwarna gelap dan encer. Patah tulang lidah (os hyoid), sedangkan tulang rawan yang lain jarang. Adanya robekan melintang berupa garis berwarna merah (red line) pada tunika intima dari arteri karotis interna.

Anda mungkin juga menyukai