Anda di halaman 1dari 37

Asphyxi

a
Fetricia Catherina (1102019079)
Pembimbing :
dr. Riza Rivani, Sp.F, MH.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


FORENSI RSUD ARJAWINANGUN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 2 - 27 JANUARI 2024
Definisi
Asfiksia adalah suatu keadaan
yang
dengan terjadinya gangguan
ditandai
pertukaran udara pernapasan,
, mengakibatkan oksigen darah
berkurang (hipoksia) dan terjadi
peningkatan karbondioksida
(hiperkapnea) organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen
(hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.
Etiologi
Alamiah Mekanik
01 Penyakit yang menyumbat 02 Akibat obstruksi mekanik
saluran pernafasan seperti difteri saluran pernafasan; hanging,
atau menimbulkan gangguan drowning, strangulation,
pergerakan paru seperti fibrosis dan suffocation
paru

Keracuna
03 n
Paralisis sistem respirasi
karena adanya penekanan
pada otak; barbiturat dan
narkotik
Etiologi
Fase
Asfiksia
01 04
02 03

Fase Dispneu Fase Konvulsi Fase Apneu Fase Akhir


Terjadi penurunan Timbulnya Terjadi depresi Terjadi paralisis
kadar oksigen dalam rangsangan terhadap pusat pernapasan pusat pernapasan
sel darah merah susunan saraf pusat yang lebih hebat → yang lengkap
dan penimbunan sehingga terjadi pernapasan
CO2 dalam plasma konvulsi (kejang) → melemah dan
→ merangsang spasme apistonik → berhenti, kesadaran
pusat pernapasan pupil berdilatasi, menurun,
di media oblongata denyut jantung dan pengeluaran cairan
tekanan darah sperma, urin dan
menurun tinja
Tanda Kardinal
Asfiksia
Kongesti dan Oedema
Terbendungnya pemb. Darah Sianosis
→ peningkatan tekanan hidrostatik Peningkatan jumlah absolut
intravaskuler → perembesan cairan plasma Hb tereduksi (Hb yang tidak
ke dalam ruang interstitium berikatan dengan O2)

Tardieu’s
PeningkatanSpot
tekanan vena yang menyebabkan Tetap Cairnya Darah
overdistensi dan rupturnya dinding perifer Terjadi karena peningkatan
vena, terutama pada jaringan longgar, seperti fibrinolisin paska kematian.
kelopak mata, dibawah kulit dahi, konjungtiva,
sklera mata permukaan jantung, paru dan otak
Taídieu’s Spot

Sianosis

bintik perdarahan pada jantung


GAMBARAN UMUM POST MORTEM

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan Dalam
●Sianosis pada bibir, ujung jari
dan kuku ● Darah warna lebih gelap dan encer
●Warna lebam mayat
● Busa halus di saluran pernapasan
merah-kebiruan
●Petechiae pada mukosa usus halus,
●Busa halus pada hidung dan
epikardium, paru, kulit kepala, mukosa
mulut
epiglottis
●Kapiler yang mudah pecah
● Edema paru
(konjungtiva bulbi, palpebra)
●Pembendungan sirkulasi pada seluruh
●Pelebaran pembuluh darah
organ tubuh
konjungtiva bulbi dan palpebra
Jenis-jenis Asfiksia

01
Gantung
(Hanging)
Definsi
Penggantungan merupakan satu kematian
akibat asfiksia dimana tekanan pada
struktur leher diperketat oleh gaya
gravitasi seluruh atau sebagian masa
tubuh. Alat penggantung biasanya fleksibel
dan memiliki lebar yang relatif lebih sempit
sehingga tekanan dapat difokuskan kepada
leher.
Typical Hanging Atypical Hanging

Puncak penggantungan terpusat diatas Puncak penggantungan didapati pada daerah lain.
occiput dimana simpul ikatan didapati Puncak penggantungan tersebut sering kali
pada bagian belakang leher didapati di dekat processus mastoideus atau
angulus mandibularis.
Complete Hanging Partial Hanging
Temuan Post Mortem
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam

● Tanda penjeratan pada leher ● Tanda asfiksia (bintik perdarahan,


● Air liur mengalir dari sudut bibir yang kongesti bagian kepala, leher dan
berlawanan dengan tempat simpul otak, darah lebih gelap dan encer)
● Tanda asfiksia (sianosis, kongesti vena ● Terdapat resapan darah pada jaringan
dan edema, buih halus pada jalan dibawah kulit dan otot
napas) ● Patah tulang hyoid atau kartilago
● Petekie pada wajah dan cricoid
subkonjungtiva, lidah terjulur (jika ada ● Edema paru
penekanan pada bagian bawah leher)
● Lebam mayat terlihat pada bagian
tubuh bawah
● Sekresi urin dan feses
Jenis-jenis Asfiksia

02
Penjeratan
(Strangulation
by Ligature)
Definsi
Penekanan benda asing berupa tali, ikat Cara Kematian
pinggang, rantai, stagen, kawat, kabel ● Bunuh diri
dan sebagainya, melingkari atau mengikat ● Pembunuhan
● Kecelakaan
leher yang makin lama makin kuat, sehingga
saluran nafas tertutup.
Temuan Post Mortem
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam

● Jejas jerat tidak sejelas ● Resapan darah pada otot


gantung, arah horizontal jaringan ikat
● Tinggi kedua ujung jejas jerat ● Fraktur tulang rawan
tidak sama (terutama thyroid)
● Lecet atau memar disekitar ● Kongesti pada jaringan ikat,
jejas (Pembunuhan) kelenjar limfe dan pangkal
● Tanda-tanda asfiksia, lidah
kongesti dan bintik ● Edema paru, buih halus
perdarahan pada daerah pada saluran pernapasan
diatas jejas
Jenis-jenis Asfiksia

03
Pencekikan
(Manual
Strangulation)
Definsi
Pencekikan adalah penekanan pada leher
Sebab Kematian
dengan tangan atau lengan bawah , yang ● Teítutupnya jalan napas → anoksia
menyebabkan dinding saluran ● Teítutupnya pembuluh daíah vena
bagian atas tertekan dan napas
terjadi → anoksia otak
penyempitan saluran nafas sehingga udara ● Tertutupnya carotis → gangguan
pernafasan tidak dapat lewat. siíkulasi otak
Temuan Post Mortem
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam

● Memar yang bentuknya bulat ● Resapan darah nampak lebih


atau lonjong akibat tekanan jari jelas daripada strangulasi jenis
pelaku lain: yaitu pada jaringan ikat
● Luka lecet bentuk bulan sabit bawah kulit di belakang
● Bila penekanan pada leher kerongkongan, dasar lidah, dan
terjadi secara intermiten maka kelenjar thyroid.
pada mulut dan lubang hidung ● Fraktur dari tulang rawan
akan terlihat adanya buih halus thyroid, cricoid dan hyoid
● Edema paru jika anoksia
berlangsung lama.
Luka memar dan luka lecet pada
leher dan rahang bawah akibat
Luka memar, bekas tekanan jari, pencekikan dengan letak jari
luka lecet akibat penekanan kuku tinggi atau pencekikan dengan
jari lengan
Jenis-jenis Asfiksia

04
Sufokasi
Definisi
● Oksigen yang ada di udara setempat kurang memadai, seperti misalnya tempat
tahanan yang tidak ada ventilasinya atau di tempat penambangan yang mengalami
keruntuhan.
● Sebab kematian pada peristiwa sufokasi, biasanya merupakan kombinasi dari
hipoksia, keracunan CO2, hawa panas dan kemungkinan juga cedera yang terjadi,
misalnya pada saat peristiwa kebakaran gedung.
● Pada pemeriksaan post mortem akan dapat dilihat adanya tanda-tanda umum
asfiksia disertai tanda-tanda lain, misalnya luka luka yang terjadi akibat tertimpa
reruntuhan ataupun terjebak di dalam ruang yang tertutup rapat.
Jenis-jenis Asfiksia

05
Pembekapan

(Smothering)
Definisi
● Obstruksi mekanik terhadap aliran udara dari lingkungan ke dalam mulut dan atau
lubang hidung, yang biasanya dilakukan dengan menutup mulut dan hidung.
● Pembekapan merupakan salah satu bentuk mati lemas, dimana pada pembekapan,
baik mulut maupun hidung tertutup, sehingga proses pernapasan tidak dapat
berlangsung.
● Cara kematian pembekapan dapat berupa : bunuh diri, kecelakaan, dan
pembunuhan. Kematian yang terjadi pada peristiwa smothering lebih cepat dari
pada peristiwa sufokasi, dengan tanda-tanda asfiksia yang sangat jelas.
Jenis-jenis Asfiksia

06
Penyumbatan
(Choking/Gagging)
Definisi
● Asfiksia yang disebabkan blokade jalan nafas oleh benda asing yang berasal dari
luar ataupun dari dalam tubuh sendiri (misalnya jatuhnya lidah kebelakang ketika
dalam keadaan tidak sadar, bekuan darah atau gigi yang lepas).
● Pada gagging, sumbatan terdapat dalam orofaring, sedangkan pada choking
sumbatan terdapat lebih dalam pada laringofaring.
● Pada pemeriksaan jenazah dapat ditemukan tanda-tanda asfiksia baik pada
pemeriksaan luar maupun pembedahan jenazah. Dalam rongga mulut (orofaring
atau laringofaring ) ditemukan sumbatan yang biasanya bisa berupa sapu tangan,
kertas koran, gigi palsu, bahkan pernah ditemukan arang, batu dan lain-lainnya
Jenis-jenis Asfiksia

07
Crush
Asphyxia
Definisi
● Crush asphyxia merupakan peristiwa dimana dada dan perut mendapat tekanan
secara bersamaan oleh suatu kekuatan yang besar (tertimpa pohon yang
tumbang atau tebing yang runtuh)
● Akibat tekanan tersebut maka akan terjadi kompresi dada dan perut sehingga
diafragma dalam keadaan terfiksir. Akibatnya tidak terjadi gerakan pernafasan
sehingga tubuh mengalami asfiksia.
● Pada pemeriksaan post mortem terlihat adanya tanda-tanda umum asfiksia:
seperti sianosis, bintik-bintik perdarahan bagian atas dari tubuh, edema serta
pembengkakan pada bola mata dan kongesti pada tubuh sebelah atas akibat darah
terdorong ke atas oleh kompresi pada abdomen.
Jenis-jenis Asfiksia

08
Tenggelam

(Drowning
)
Klasifikasi
■ Wet drowning → Cairan masuk ke dalam
saluran pernapasan korban
setelah tenggelam.
Definsi ■ Dry drowning → Cairan
tidak saluran pernapasan,
masuk
kedalam
Kematian akibat mati lemas (asfiksia)
spasme laring. akibat
disebabkan masuknya caira ■ Secondary drowning → Terjadi gejala
kedalam saluran pernapasan. n beberapa hari setelah korban tenggelam
(dan diangkat dari dalam air) dan korban
meninggal akibat komplikasi
■ Immersion syndrome → Korban tiba-tiba
meninggal setelah tenggelam dalam air
dingin akibat refleks vagal.
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam
● Pakaian basah, kadang bercampur dengan ● Saluran napas (trakea dan bronkus) ditemukan
lumpur adanya buih
● Kulit basah, keriput, dan kadang-kadang seperti ● Paru-paru membesar dan pucat seperti layaknya
kulit angsa (cutis anserina) paru-paru penderita asma tetapi lebih berat dan
● Kulit telapak tangan dan telapak kaki basah, di banyak bagian terlihat gambaran
kadang-kadang menyerupai washer womans seperti marmer, bila permukaanya ditekan
skin. meninggalkan lekukan dan bila diiris terlihat buih
● Lebam mayat terutama pada kepala dan berair.
leher ● Kondisi paru-paru seperti itu disebut emphysema
● Dapat ditemukan adanya tanda-tanda aquosum, yang merupakan petunjuk kuat
asfiksia terjadinya peristiwa tenggelam.
● Kadang-kadang ditemukan cadaveric spasm
● Lambung dan esofagus berisi air
● Adanya buih halus yang terbentuk akibat acute
dengan butir-butir pasir dan algae.
pulmonary edema. Berwarna putih dan persisten.
● Bila terjadi hemolysis maka akan terlihat adanya
Buih jadi banyak jika dada ditekan
bercak hemolysis pada dinding aorta
Air Tawar Air Asin
● Pada peristiwa tenggelam di air tawar ● Pada peristiwa tenggelam di air asin
akan menimbulkan anoksia disertai akan mengakibatkan terjadinya anoksia
gangguan elektrolit. dan hemokonsentrasi
● Masuknya air tawar di dalam paru-paru ● Tidak terjadi gangguan keseimbangan
akan mengakibatkan hemodilusi dan elektrolit
hemolisis menyebabkan hiperkalemia ● Pemeriksaan post mortem ditemukan
sehingga terjadi fibrilasi jantung. tanda-tanda asfiksia dan wet lung.
● Pemeriksaan post mortem ditemukan ● Berat paru bertambah
tanda-tanda asfiksia dan dry lung. ● Kadar NaCl jantung kiri lebih
● Berat paru tidak bertambah tinggi dari jantung kanan dan adanya
● Kadar NaCl jantung kanan lebih tinggi buih serta benda-benda air pada
dari jantung kiri dan adanya buih serta paru-paru
benda-benda air pada paru-paru
Tes Konfirmasi
1. Tes asal air
Tes ini diperlukan untuk:
●Membedakan apakah udara di dalam paru-paru berasal dari luar atau dari proses edema.
●Mencocokan air di dalam paru-paru dengan air di lokasi tenggelamnya, yaitu dengan meneliti
spesies dari ganggang diatome.

2. Tes kimia darah


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hemokonsentrasi atau
hemodilusi pada masing-masing sisi dari jantung dengan cara:
● Memeriksa gaya berat spesifik dari serum masing-masing sisi
●Memeriksa kadar elektrolit dari serum masing-masing sisi, antara lain kadar natrium dan
klorida
● Tes ini baru dianggap reliabel jika dilakukan dalam waktu 24 jam setelah kematian.
Tes Konfirmasi
3. Tes Diaĺom
● Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. Bila mayat
telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot
skelet, sumsum tulang paha.
● Jika pada hati, otak atau sumsum tulang ditemukan diatome, maka hal ini
dapat dijadikan bukti kuat terjadinya peristiwa tenggelam.
● Pada mayat yang sudah membusuk, dimana kelainan-kelainan yang dapat
memberi petunjuk tenggelam sulit ditemukan maka tes ini sangat bermanfaat
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai