Oleh :
Frankie Benjamin Dompas Mandolang
NPM 130112178007
Berdasarkan kedokteran forensik, asfiksia sering dideskripsikan
sebagai situasi dimana terdapat penyumbatan fisik antara
mulut dan hidung yang menghalangi udara menuju alveolus.
Lain- • Tenggelam
lain
Fase Asfiksia
Konvulsi (Penurunan Pre-Terminal
Dyspnea
kesadaran, penurunan (Tidak ada respirasi,
(Peningkatan RR, pergerakan respirasi, kegagalan respirasi
Sianosis, Takikardia) bradikardia) dan sirkulasi)
Classic signs
• Petekiae pada kulit wajah dan kelopak mata
• Edema dan bendungan pada wajah
• Sianosis pada kulit
• Bendungan pada wajah
Pada korban yang hidup
• Sakit dan nyeri tekan pada area sekitar leher beserta struktur di sekitarnya
• Kerusakan laring
• Kerusakan tulang hyoid
• Keringnya saliva di sekitar mulut
• Sianosis
• Bendungan dan Edema
• Petekiae
• Pendarahan dari mulut, hidung, dan telinga
Terdapat tanda bekas genggaman pada rahang dan leher, akibat adanya
penjeratan manual
Kongesti Ligature Mark
Tipe Asfiksia (Mekanis)
• Penekanan pada leher
1. Penjeratan
2. Pencekikkan
3. Gantung
Mekanisme
• Obstruksi Vena Jugular
• Obstruksi Karotid Arteri
• Stimulasi baroreseptor sinus karotid pada percabangan common carotid arteries
• Elevasi laring dan lidah, menyebabkan penutupan jalur nafas
• Adalah penekanan leher dengan mengikatkan benda-benda seperti tali, ikat pinggang, kawat, kabel,
kaos kaki dan sebagainya, sehingga saluran pernafasan terhambat.
• Manner: homisidal, suisidal atau kecelakaan
• Mekanisme
• Asfiksia
• Refleks vaso-vagal
• Tanda gantung:
• Jejas jerat yang meninggi ke bagian simpul.
• Resapan darah pada jaringan bawah kulit dan
• Penekanan benda asing yang berupa benda otot
panjang melingkari leher dengan tekanan • Patah tulang, yaitu os hyoid & cartilago cricoid
tenaga yang berasal dari berat badan korban
sendiri • Lebam mayat (Pada bagian bawah leher)
• Jika posisi tali dibawah cartilago thyroid maka
lidah akan terlihat menjulur keluar dan
berwarna lebih gelap akibat proses
pengeringan.
Hanging
• Mekanisme kematian:
• Kerusakan pada batang otak dan medulla
spinalis karena dislokasi atau fraktur vertebra
ruas leher
• Asfiksia, akibat terhambatnya aliran udara
pernapasan.
• Iskemia otak akibat terhambatnya aliran arteri-
arteri leher.
• Refleks vagal
Titik gantung di depan atau
Typical Hanging dagu.
Atypical Hanging
Posisi korban saat gantung diri:
Suffocation
• Suffocation merupakan suatu keadaan asfiksia yang disebabkan oleh
berkurangnya konsentrasi oksigen yang terkandung di dalam udara untuk
bernafas.
Pembekapan (smothering)
Gagging Choking
• sumbatan terdapat dalam orofaring • sumbatan terdapat lebih dalam pada
laringofaring
• Cafe coronary: sudden collapse caused by
choking.
• Suatu keadaan dimana terjadi penekanan dari luar pada dinding dada dan
perut, sehingga terfiksasi dan menghalangi gerak pernapasan.
• Tanda-tanda klasik asfiksia (+)
• Postural asphyxia
Autoerotic Asphyxia
Perpindahan cairan
dari plasma ke Edema paru
Perpindahan cairan alveoli
Air memasuki Volume darah
dari alveoli ke
paru-paru meningkat
pembuluh darah
Pertukaran
Hemokonsentrasi
elektrolit dari paru
pada darah
Kalium keluar dari Plasma darah ke pembuluh darah
sel (hiperkalemia) Hemolisis menjadi hipotonik
Hipernatremia
Gagal jantung akut
Pemeriksaan Luar
1. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda – benda
asing lain
2. Lebam mayat (livor mortis), akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher, dan
kepala. Lebam mayat akan berwarna merah terang jika dibandingkan dengan keracunan
CO.
3. Busa halus pada hidung dan mulut.
4. Kutis anserine (gambaran kulit angsa) pada kulit.
5. Washer’s woman hand (telapak kaki dan tangan berwarna putih dan berkeriput).
6. Cadaveric Spasm.
7. Luka – luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pada benda –
benda di dalam air.
8. Bila korban teggelam adalah bayi maka dipastikan kasusnya adalah kasus pembunuhan.
9. Bila seorang dewasa ditemukan mati pada tempat yang dangkal maka dipikirkan unsur
pidana, dimana korban sengaja dibuang untuk mengacaukan penyidikan.
10. Bila bunuh diri maka perlu dipikirkan apakah kematianya akibat benturan keras sehingga
bisa ditemukan kerusakan pada tulang kepala atau leher.
Pemeriksaan Dalam
• Busa halus dan benda – benda asing (pasir, tumbuhan air) dalam saluran pernafasan (trachea dan cabang)
• Paru-paru akan membesar, lebih berat dan dapat mencapai berat 700-1000 gr, dimana normalnya hanya 250-300 gram.
Dan pada paru-paru akan banya keluar cairan.
• Terdapat bercak Paltauf (ungu , berbatas tegas) akibat alveoli yang pecah pada permukaan paru-paru.
• Obtruksi pada paru-paru akan menyebabkan distensi pada jantung kanan, dan pembuluh vena besar. Keduanya akan
penuh berisi darah berwarna merah gelap dan cair, tidak ada bekuan.,
• Pada pemeriksaan getah paru akan ditemukan diatom, alga, plankton dan lain-lain.
• Paru-paru pucat diselingi bercak merah diantara warna kelabu, pada pengirisan tampak cairan merah kehitaman
bercampur buih keluar dari penampang tersebut. Pada paru normal keluarnya cairan dengan buih tesebut hanya akan
terjadi jika dipijat dengan dua jari. Hal ini dikenal dengan Emphysema aquosum dan ditemukan pada 80% kasus
tenggelam. Adanya kelainan ini bukti kuat kalau penyebab kematianya adalah tenggelam.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Diatom
• Pemeriksaan diatom merupakan pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat mikroskopik alga yang disebut diatoms. Pada
kasus tenggelam alga yang terdapat di air akan masuk ke alvoli dan bisa menyebar lewat darah ke otak, ginjal, sumsum tulang
jika jantung masih bekerja. Meningkatnya jumlah diatom pada organ internal menunjukkan bahwa korban kasus tenggelam.
Diagnosa kematian dapat di lakukan dengan:
• Pemeriksaan Luar
• Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan Laboratorium yang berupa, destruksi jaringan, dan berat jenis
serta kadar elektrolit darah, pemeriksaan diatom.
Daftar Pustaka