Anda di halaman 1dari 115

VIOLENT ASPHYXIA

ASFIKSIA
Asfiksia berasal dari kata Yunani dan secara harfiah berarti
pulselessness.
Namun, dalam praktik forensik, istilahnya Asfiksia digunakan untuk
menggambarkan kondisi di mana pasokan Oksigen ke jaringan darah dan
tubuh berkurang di bawah tingkat kerja normal dikarenakan gangguan
respirasi.

Jadi asfiksia dianggap sebagai state dimana kedua unsur ini


digabungkan meliputi:

1. Hipoksia jaringan yaitu kekurangan suplai oksigen ke Tubuh dan


2. Hypercapnea dimana terjadi peningkatan karbondioksida dalam
darah dan jaringan.
MENURUT ADELSON

Asfiksia :

"keadaan makhluk hidup di mana ada kekurangan


oksigen yang akut untuk metabolisme sel yang terkait dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan kelebihan
karbondioksida."
ANOXIA

Gordon telah mengklasifikasikan anoxia


sebagai berikut (ASHA) :

A : anoksia anoksik
S : anoksia stagnan
H : anoxia histotoksik
A : anoxia anemia
1. ANOKSIA ANOKSIK

Pencegahan oksigen masuk ke paru-paru atau


Ketidakmampuan paru-paru mengoksigenasikan darah

Itu termasuk:

Karena kekurangan oksigen yang tersedia di udara untuk inspirasi,misalnya


Di ketinggian , dekat dengan api

Karena inspirasi gas inert seperti metana

Karena bernafas di atmosfir yang rawan kekurangan oksigen Seperti bagian


bawah sumur yang tidak terpakai atau bagian dalam lumbung.
Karena gangguan respirasi dengan mekanik apapun penyumbatan di
bagian udara, mis. Membekap, menggantung, Pencekikan, tersedak dll.
Karena kandungan oksigen rendah dalam campuran anestesi Gas.
Karena gangguan pada gerakan atau fungsi pernafasan Seperti yang
terlihat pada asfiksia traumatis, luka tembus, kelumpuhan otot pernapasan
dll.
Karena cacat bawaan pada jantung atau paru-paru atau pembuluh darah.
2. ANOKSIA STAGNAN

adalah kondisi dimana terjadi perlambatan sirkulasi dengan


pengiriman oksigen terganggu ke jaringan.

Hal ini dapat dilihat pada:

A. Gagal jantung kongestif


B. Peripheral circulatory failure / shock
C. Keracunan korosif akut / mengiritasi
D. Heat stroke
3. ANOKSIA ANEMIA

Hal ini mengindikasikan berkurangnya daya dukung oksigen darah.


Di sini ada oksigenasi darah di paru-paru tapi darah telah mengurangi
kapasitas untuk mentransfer oksigen ke jaringan.

Hal ini dapat dilihat pada:

A. Anemia
B. Keracunan karbon monoksida
C. Perdarahan
D. Pembentukan komponen stabil hemoglobin seperti sulphemoglobin,
methemoglobin dll.
4. ANOKSIA HISTOTOKSIK

Dalam kondisi ini, ada gangguan dengan oksigenasi jaringan. Disini sel
tidak dalam posisi memanfaatkan oksigen

Anoksia histotoksik dibagi lagi menjadi berikut:


A. Anoksia histotoksik ekstra seluler:
Di sini oksigenasi jaringan terganggu karena oksigen tidak dapat
diambil oleh sel. Misalnya penghambatan sistem sitokrom oksidase oleh
keracunan sianida.

B. Anoksia histotoksik perisellular:


Oksigen tidak dapat diangkat oleh sel karena permeabilitas selaput
membran yang berkurang. Misalnya keracunan barbiturat, halotan,
kloroform, eter dll
C. Substrat anoksia histotoksik:
Oksigen tidak dapat digunakan karena metabolisme sel yang
tidak memadai. Misalnya hipoglikemia.

C. Metabolit histotoxic anoxia:


Oksigen tidak dapat dimanfaatkan oleh sel karena efek
toksik akumulasi akhir produk metabolisme sel. Disini produk akhir
beracun dari sel tidak dilepas karena adanya gangguan pada respirasi
sel.
JENIS DAN PENYEBAB ASFIKSIA

1. ASFIKSIA MEKANIK
2. ASFIKSIA TRAUMA
3. ASFIKSIA LINGKUNGAN
4. ASFIKSIA BERACUN
5. ASFIKSIA PATOLOGIS
1. ASFIKSIA MEKANIK

Pada jenis asfiksia ini, aliran udara ke dalam tubuh terganggu oleh cara
mekanis.

Penyebab mekanisnya adalah:

Penutupan orifitas pernafasan eksternal. Mulut dan hidung - mencekik

Oklusi rongga mulut dan orofaring tersumbat.

Oklusi jalan nafas dengan tekanan pada neck-shangulasi, pencekikan

Obstruksi saluran udara secara internal tersedak


2. ASFIKSIA TRAUMA

Asfiksia disebabkan oleh tekanan dan pengaturan dada dan perut.

Penyebab traumatis adalah:

Stampede

Pneumotoraks karena menembus luka di dada

Orang hancur di bawah kendaraan

Orang hancur karena kejatuhan dinding / keruntuhan rumah / gempa.


3. ASFIKSIA LINGKUNGAN

Tidak tersedianya oksigen di udara menyebabkan asfiksia

Penyebab lingkungan adalah:

Dataran tinggi

Orang terjebak dalam sumur atau lumbung

Respirasi di ruang tertutup


4. ASFIKSIA BERACUN

Bentuk asfiksia ini berasal dari zat beracun.

Penyebab beracun adalah:

Keracunan opium

Keracunan karbon monoksida

Keracunan sianida

Keracunan gelsemium.
5. ASFIKSIA PATOLOGIS

Adanya penyakit pada saluran pernapasan atau di dalam paru sehingga


mencegah oksigenasi dan menyebabkan asfiksia

Penyebab patologis adalah:

Edema akut glotis

Konsolidasi

Efusi pleura
PATOFISIOLOGI ASFIKSIA
TAHAP ASFIKSIA

Stadium
Stadium Kejang Stadium Apnea
Dispnea
1. Stadium Dispnea

Terjadi karena kekurangan O2 Sertai Meningkatnya kadar CO 2


Akan merangsang pusat pernafasan, gerakan pernafasan (inspirasi dan
ekspirasi) bertambah dalam dan cepat di sertai bekerjanya otot-otot
pernafasan tambahan. Wajah cemas, bibir mulai kebiruan, mata menonjol
, denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Bila keadaan ini berlanjut,
maka masuk ke stadium kejang.
2. Stadium Kejang

Berupa gerakan klonik yang kuat pada hampir seluruh tubuh,


kesadaran hilang dengan cepat, spinkter mengalami relaksasi sehingga
feses dan urin dapat keluar spontan. Denyut nadi dan tekanan darah
masih tinggi ,sianosis makin jelas.Bila kekurangan O2 ini terus berlanjut
,maka penderita akan ke stadium apnoe.
3. Stadium Apnea

Korban kehabisan nafas karena depresi pusat pernafasan, otot


menjadi lemah hilangnya refleks, tekanan darah menurun, pernafasan
dangkal dan semakin memanjang, akhirnya berhenti bersamaan dengan
lumpuhnya pusat pusat kehidupan. Walaupun nafas telah berhenti dan
denyut nadi hampir tidak teraba, pada stadium ini bisa di jumpai jantung
masih berdenyut beberapa saat lagi.
TANDA KLINIS ASFIKSIA

Sianosis

Kongesti organ

Pedarahan patechie

Edem pulmo

Ketidakstabilan darah

Dilatasi ruag jantung bagian kanan


Sianosis Sianosis
Ditandai dengan warna
Diambil dari bahasa yunani membran mukosa dan kulit Akibat menurunnya
yang berarti biru gelap kebiru-biruan pada mulut,
ujung hidung, pangkal kuku, hemoglobin
dau telinga, ujung lidah

Warna biru keunguan pada kulit


menunjukkan sianosis. Minimal Sianosis mungkin tidak
Sianosis mungkin mirip
terjadi penurunan 5mg terjadi pada kasus anemia
hemologi per 100mL sebelum dengan lividity postmortem
dan kulit yang tebal
terjadinya sianosis.
Perdarahan Petechie

Merupakan bintik-bintik kecil darah


berukuran 1-2mm. Jika lebih dari
2mm disebut ekimosis

Disebut juga tardieus spot jika terjadi


pada visceral pleura

Disebabkan oleh peningkatan tekanan


darah vena yang menyebabkan distensi
dan ruptur dari dinding vena yang tipis,
khususnya pada jaringan longgar seperti
kelopak mata, pleura dan epikardium
Edema Pulmo

suatu kondisi dimana cairan


berlebih pada alveolus. Cairan
terkumpul akibat peningkatan tekanan
vena pulmo dan berhubungan dengan
anoxia
Kongesti Organ

Hipoksis disebabkan oleh penurunan kadar oksigen dalam darah


dengan seain berkurangnya kadar hemoglobin dan terjadi dilatasi kapiler,
pembengkakan dan stasis darah. Stasis darah pada kapiler menyebabkan
ongesti organ.
Ketidakstabilan Darah

Dulu ketidakstabilan merupakan tanda asfiksia. Anoxia/hipoksia


menyebabkan pelepasan enzim fibrinolisin dari dari dinding pembuluh
darah. Enzim tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseimangan darah.
Bahkan ketidakseimbangan dara pada postmortem tidak spesifik dan
prosedur yang tidak menentu.
Mechanical Asfiksia (Asfiksia Hebat)

Pada kematian yang disebabkan oleh asfiksia hebat akibat


kekerasan, terdapat bukti pada tubuhnya menglami gangguan mekanis
dengan proses penafasan.
HANGING
(GANTUNG DIRI)
DEFINISI
Gantung diri adalah bentuk kematian yang diakibatkan oleh
menggantungkan badan dengan mengikat leher, penyempitan paksa pada esofagus
akibat berat

TIPE

Berdasarkan posisi dasar simpul


tipikal
atipikal
Berdasarkan derajat penangguhan
Komplit
Parsial
Berdasarkan cara kematian
Bunuh diri
Pembunuhan
Kecelakaan

Hubungan dengan kematian


Antemortem
Postmortem

Lain-lain
Jucidal
Anterotic
Mematikan
Menyelamatkan
Gantung biasa (tipikal hanging):

ketika tubuh tergatung dengan titik suspensi pada tengah occiput, ketika simpul
pada tengkuk leher.

Gantung tak biasa (atipikal hanging):

titik suspensi tidak pada oksiput, ketika simpul tidak pada tengkuk leher.
Umumnya posisi simpul pada atipikal hanging adalah di processus mandibula

Complete hanging:

tubuh tergantung pada tali di udara tanpa menyentuh lantai atau benda lainnya seperti mej,
kursi dan lain-lain. Penyempitan paksa disebabkan oleh berat badan seluruhnya

Incomplete or partial hanging:


ketika tubuh tergantung hanya sebagian sedangkan bagian lainnya menyentuh lantai atau
benda lainnya. Disebut parsial hanging jika posisinya duduk, berlutut atau tiduran. Penyempita
paksa disini disebabkan oleh berat sebagian tubuh.
Mekanisme
Pada gantung diri, penyempitan paksa mungkin akibat:
Seluruh tubuh disebut complete hanging
Sebagian tubuh disebut partial hanging.

Penyempitan hanya butuh 2kg untuk menutup jalan sistem vena yang menyebabkan ongesti vena
cerebral

Penyempitan dengan 5kg dapat menyebabkan penekanan pada arteri karotis yang dapat
menyebabkan penghentian suplai darah ke otak.

Penyempitan paksa dengan beban 15kg dapat menekan trakea yang menyebabkan obstruksi
pernafasan

Penyempitan paksa dengan beban 30kg dapat merusak arteri vertebra

Oleh sebab itu tidak perlu seluruh tergantung sempurna untuk menyebabkan kematian. Bahkan
tubuh yang masih menyentuh lantaipun masih dapat menyebabkan kematian
Penyebab Kematian

Penyebab segera Penyebab tertunda

Asfiksia: obstruksi jalan nafas Aspirasi pneumonia


Kongesti vena: obstruksi pada Infeksi dan septikemia
sistem vena jugular Edema pulmo
Anemia cerebral: penekanan pada Hipoksia enselofati
arteri karotis menyebabkan iskemia Edema laryng
serebral
Ensefalitis/ abses otaK
Penghambatan vagal: nervus vagus
atau nadan karotis ketika tertekan
dapat menyebabkan penghambatan
vagal dengan penghentian jantung
Kombinasi dari asfiksia dan kongesti
vena
Fraktur dislokasi vertebra cervikal
Sekuele dari Penyelamatan
Gantung Diri

Kejang yang
Hemiplegia menyerupai Amnesia
epilepsi

Selulitis
Demensia servikal/ abses Parotitis
retrofaringeal
Simptom

Sensasi subjeksif
Kehilangan Telinga Pandangan
seperti kilatan
kekuatan berdenging kabur
cahaya

Kebingungan Kehilangan
Kejang
mental kesadaan
Periode Fatal

Kematian segera terjadi jika vertebra servikal mengalami fraktur-dislokasi


atau disebabkan oleh hambatan vagal
Asfiksia dan lainnya: biasanya periode sekita 3-5 menit

Bahan Penggantung

Bahan penggantung adalah bahan yang digunakan dan tersedia untuk


menggantung diri. Misalnya tali, rantai besi, kawat, kabel, sepray, ikat
pinggang, syal, baju, kain, dan lain-lain. Alat penggantung harus dilepaskan
dan disimpan dengan benar. Jeratan harus dilepaskan dengan menggunting
pada simpul dan kemudian menyambungkannya kembali menggunakan
benang. Simpul juga dipertahankan dengan menggunaan benang.
Simpul

Simpul terdiri dari beberapa tipe:

Simpul simple slip- paling sering digunakan


Simpul mati

Simpul biasanya berada pada bagian:

Sudut mastoid atau mandibula


Dibawah dag
Oksiput
Jerat
Jerat tetap
Jerat yang tidak tetap
Temuan Autopsi: Baju biasanya terdapat noda saliva
PEMERIKSAAN LUAR
TEMUAN PADA LEHER
Bekas pengikat Pengikat yang digunakan
adalah hal yang dalam proses gantung diri Bekas tersebut berbentuk alur
paling penting meninggalkan bekas pada pada jaringan dan berwarna pucat
ditemukan. leher berupa abrasi akibat kuning kecoklatan hingga gelap.
tekanan.

Bekas ikatan dapat pula Bekas tersebut keras dan


berwarna kemerahan pada seperti kertas kulit disebabkan Bekas pengikat biasanya ditemukan
tepi lipatan yang disebabkan oleh proses pengeringan dan dibawah kartiaho tiroid dan berjalan
oleh konstriks. desakan lipatan kulit. miring ke bagian belakang dan naik
ke sisi leher yang lain.
Pada kasus simpul mati, bekas ikatan membentuk huruf V dengan ujung V
sesuai dengan bagian simpul

Pada kasus simpul yang tidak mati, jeratan lebih erat mengeliligi leher
menimbulkan bekas disekeliling leher keCuali bagian yang terdapat simpul.

Bekas pengikat bisa horizontal sampai miring jika:


Menggantung dari titik terendah
Pada parsial hanging ketika tubuh mencndong ke depan
Jika bekas tidak hanya ada satu pada sekeliling leher
Garis kongesti di sepanjang bekas pengikat dapat terlihat. Dasar dari alur dapat terkelupas atau
tampak ekimosis.

Leher dapat membentang dan memanjang

Tali terbakar dapat disebabkan oleh gesekan pada tali dan kulit. Gesekan menghasilkan panas
luka bakar derajat dua menyebabkan munculnya lepuhan pada kulit di lapisan atas. Temuan
tersebut menunjukkan kemungkinan gantung diri terjadi antemortem

Bekas pengikat mungkin terlihat samar atau tidak terlalu jelas pada kasus

Jenggot atau bagian baju menghalangi pengikat dengan kulit


Bahan yang lembut seperti handuk.
Faktor yang Mempengaruhi Bekas
Pengikat

Kandungan dari pengikat:

jika keras atau tebal dan kasar, bekasnya akan terlihat jelas.
Jika bahan yang digunakan lembut maka bekas yang dihasilkan tidak terlalu jelas
atau samar.

Lebar dari bahan:


jika bahan pengikat yang digunakan luas maka akan meninggalkan bekas dengan
sedikit alur
jika tipis maka akan membekas dalam, dan berkesan sempit.

Berat badan: berat badan yang lebih berat akan menghasilkan


bekas yang lebih nyata.

Pertolongan: jika orang dapat bertahan hidup kemudian


bekasnya akan sedikit menonjol dan penyembuhan akan
meninggalkan skar yang berwarna pucat
Bekas pengikat yang semu
Pada orang gemuk atau infant, lipatan kulit pada leher mungkin tampak
seperti bekas jeratan
Pada tubuh yang telah mengalami dekomposisi, pola pada kalung atau
perhiasan pada leher atau kerah pakaian akan menyebabkan gambaran
yang mirip dengan bekas luka jeratan.
TEMUAN PADA WAJAH

Wajah mungkin akan membengkak, terengah-engah dan


menunjukkan adanya perdaarahan petechie di seluruh kulit
wajah atau konjungtiva

Darah berbuih mungkin akan terlihat seperti mengalir dari lubang


hidung yang disebakan oleh oedem pulmo

Tanda aliran saliva dari ujung mulut dengan noda bekas saliva di
dagu atau leher atau dada. Hal ini merupakan tanda vital

Pada beberapa kasus, simpul penggantung menekan ganglia


simpatis servikal yang akan menyebabkan mata terbuka dan
pupil dilatasi. Hal ini merupakan tanda vital yang dikena dengan
istilah Le facie sympathique
TEMUAN LAINNYA
Pola sarung tangan pada post mortem lividity dapat terlihat jika tubuh
tergantung dalam waktu yang lama
Sianosis
Kekosongan urin/ feses/semen
PEMERIKSAAN INTERNAL

LEHER
Jaringan dibawah bekas tampak kering, putih dan melepuh dengan kadang
ditemukan ekimosis didekat otot
Otot leher: platysma dan sternocleidomastoid menunjukka luka memar pada
beberapa kasus kekerasan berat
Arteri karotis: luka dimana terdapat sedikit perdarahan pada dindingnya atau bentuk
horizontal sangat berhubungan dengan derajat ligatur
Tulang hyoid: kadang-kadang tulang hyoid dapat fraktur dan sering terjadi pada
orang berusia diatas 40 tahun. Fraktur termasuk processus hyoid. Hal ini juga disebut
dengan fraktur kompresi anteroposterior atau fraktur abduksi. Hal ini
menunjukkan bahwa tulang tertekan ke belakang melawan collumna vertebrae,
diakibatkan oleh kompresi anteroposterior pada tulang hyoid dengan cornu besar
membentuk divergen. Periosteum adalah ujung pada inner aspect pada tulang hyoid
Ujung superior pada kartilago tiroid dapat terjadi fraktur yang disebabkan
oleh tekanan pada membran tyrohyoid
Jika gantung diri berhubungan dengan jatuh lama, ada kemungkinan cidera
pada laryng dan atau dislokasi fraktur pada vertebra servikal atas
Pemeriksaan mikroskopis glandula tiroid dan glandula saliva menunjukkan
perdarahan fokal interstitial dimana limfonodi kongesti. Terdapat temuan
yang mendukung gantung diri terjadi antemortem
Typical hanging berhubungan dengan fraktur pada struktur leher untuk
tingkat yang lebih rendah dan kongesti wajah ketika atipikal hanging
menunjukkan frekuensi yang tinggi pada pembengkakan wajah dan
frekuensi rendah pada fraktur struktur leher.
Otak
Dapat mengalami kongesti jika tekanan pada sistem vena jugular
Terjadi pucat jika terdapat tekanan pada arteri karotis dan arteri vertbra

Paru: kongesti paru dan edem pulmo dengan Tardieu spots pada
pleura

Kongesti pada viscera abdominal


Judicial Hanging
Di india, gantung diri merupakan cara execusi hukuman mati yang legal
Wajah terdakwa akan ditutup dengan penutup wajah berwarna hitam
kemudian diminta berdiri di flatform. Kemudian tali dipasangkan pada
leher terdakwa dengan simpul di bawah sudut rahang. Kemudian flatform
didorong ke belakang sehingga terdakwa jatuh sekitar 5-7 meter.
Penghentian tiba-tiba tubuh terdakwa berhubungan dengan posisi simpul
yang menyebabkan kepala tersentak dengan keras. Hal ini menyebabkan
fraktur dislokasi vertebra servikal pada C2-C3 atau C3-C4. Jarang sekali
terjadi fraktur dislokasi pada sendi atlanto-oksipital.
Autoerotic Hanging
Disebut juga dengan asfksia seksual, asfiksiofilia, hipoksifilia, kotzwainism, asfiksia
autoerotic, hipoksifilia behavior.
Pada sexual parafilia dimana orang yang sering berpakaian wanita dan membuat
dirinya sendiri asfiksia dengan pengikat dengan berbagai mekanisme. Orang dengan
sukarela menginduksi dan mengontrol hipoksia cerebral untuk mendapatkan
kepuasan seksual. Diperkiakan hipoksia yang terjadi meningkatkan kenikmatan
seksual dan gratifikasi dengan melakukan masturbasi
Kecelakaan yang fatal saat melakukan autoerotic sexual buasanya disebabkan oleh
gagalnya mekanisme menyelamatkan diri
Pada kasus yang fatal, tubuh sering ditemukan pada tempat yang terpencil dengan
kondisi ruangan dikunc dari dalam. Ligatur porno dapat terjadi pada kasus kriminal.
Terdapat bantalan pelindung antara kulit leher dengan penggantung untuk
menghindari terjadinya cidera.
Kebanyakan kecelakaan fatal terjadi pada laki-laki. Meskipun jarang ditemukan
namun wanita juga memiliki kemungkinan untuk mengalaminya.
Pentingnya Medicolegal
Gantung diri dapat terjadi karena bunuh diri, homicidal atau kecelakaan. Kasus
bunuh diri yang paling sering terjadi

Gantung diri kecelakaan dapat terjadi:

Kecelakaan kerja seperti pada pabrik, terjebak pada sabuk


Bermain atau meniru gantung diri pada anak
Kelainan seksual autoerotic
Perkerjaan sebagai peman sirkus atau pesulap
Infant atau balita yang tergantung pada gendongan atau box bayi secara tidak sengaja

Gantung diri dapat terjadi antemortem ataupun postmortem


STRANGULATION
(PENJERATAN)
DEFINSI

Strangulasi (penjeratan) yaitu salah satu asfiksia


mekanik, berupa kematian dengan tindakan kekerasan
akibat penekanan pada bagian leher dengan alat jerat (ikat
pinggang, tali) atau tangan yang menjadi erat karena
kekuatan lain bukan karena berat badan korban.
TIPE

A. Berdasarkan cara yang digunakan

Penjeratan

Pencekikan

B. Berdasarkan cara kematian

Pembunuhan

Kecelakaan
SEBAB KEMATIAN

Asfiksia
Hipoksia
Kongesti serebral
Inhibisi vagal (vagal reflex)
Dislokasi fraktur vertebra cervical
LIGATURE
STRANGULATION
DEFINISI

Suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban


akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan lain
bukan karena berat badan korban.
PERBEDAAN ANTEMORTEM DAN
POSTMORTEM PADA PENGGANTUNGAN

GAMBARAN ANTEMORTEM POSTMORTEM

Tanda jerat Ada bekas, mungkin Tidak ada gambaran


berlekuk, kecoklatan, seperti itu
parchment like
Saliva Ada Tidak ada
Le facie sympathique Ada (jarang) Tidak ada
Blister Ada Tidak ada
Tanda asfiksia Ada Tidak ada
Tanda diseret Tidak ada Mungkin ada
PERBEDAAN ANTARA PENGGANTUNGAN
DAN PENJERATAN
PENGGANTUNGAN PENJERATAN

Cara Biasanya bunuh diri Biasanya pembunuhan

Saliva Keluar dari mulut ke dagu atau Tidak ada


dada
Tanda jerat Miring, tidak kontinue, Horizontal, kontinue , biasanya di
biasanya di atas kartilago tiroid bawah kartilago tiroid
Tissue underneath Kering, pucat, keras, berkilau Memar
mark
Otot leher Injuri (jarang) Injuri (sering)
Leher Meregang, memanjang Tidak
Laring dan trakea Injuri/ fraktur (jarang) Injuri/ fraktur (sering)
Perdarahan Dari hidung, mulut/ telinga Dari hidung, mulut/ telinga
(jarang) (sering)
Tanda asfiksia Kurang menonjol Lebih menonjol
PENEMUAN AUTOPSI
A. PEMERIKSAAN LUAR

1) Leher : mencari tanda yang muncul dan kemungkinan alat yang digunakan

Tanda jerat

Tanda jerat biasanya terjadi bekas, umumnya terdapat di bawah


kartilago thyroid. Tandanya yaitu terbentuknya lingkaran horizontal
pada leher dan tampak jelas pada bagian depan dan sampingnya.

Tanda ini mungkin terjadi lebih darih satu (multiple), jika terjadi
penjeratan berulang kali.

Jika jeratan terdapat simpul, mungkin luka memarnya akan lebih luas.
Bekas jeratan mungkin miring seperti digantung jika korban diseret pada
posisi tidur atau duduk, maupun diserang dari belakang.

Tanda awal : pucat, pinggirnya merah; Tanda lanjut : mengering, gelap,


keras, tebal.

Jika bekasnya lebar, akan terlihat luas dan dangkal. Jika beksnya sempit
seperti pada metal wire, akan terlihat sempit namun dalam. Setelah itu
tandanya akan terlihat lebih dalam seperti lubang disebut sebagai fenomena
cheese cutter
Tanda lain

Tanda-tanda asfiksia tampak lebih jelas

Wajah edem, kongesti

Mata cekung, perdarahan sklera, petekie/ perdarahan konjungtiva


B. PEMERIKSAAN DALAM

1) Leher

Struktur leher : leher akan relatif tidak berdarah, karena darah mengalir
melewati pembuluh darah leher

Perdarahan superficial di bawah bekas jerat : ditandai dengan adanya


perdarahan di otot dan soft tisue di atas tekanan tersebut. Otot leher bisa
didapatkan hematom atau laserasi.

Jika kekerasan lebih parah, memarnya akan terlihat lebih lebar dan dalam
Perdarahan subcapsular dan interstitial mungkin terjadi pada tiroid

Mungkin juga terjadi extravastion atau lesi pada carotid. Intima carotid
mungkin menunjukkan hemorrhagic infiltration atau transverse intimal tears

Pada dasar lidah dapat menunjukkan kedalaman perdarahan lidah

Fraktur tulang hyoid dan kartilago tiroid mungkin terdapat pada beberapa kasus.
Misalnya pada kasus yang alat jeratnya agak kuat, jeratanya berada pada
ligamen thyrohyoid atau di atasnya (umumnya tidak terjadi karena posisi jeratan
berada di bawah tulang hyoid)
Hyoid mungkin fraktur bila :

Tenaga yang dikenakan dari samping leher

Hyoid ditarik ke atas dan traksi thyrohyoid

Kartilago laring atau cincin trakea mungkin fraktur bila tenaga yang
digunakan agak keras

Penemuan lain:

Paru-paru mungkin kongesti dan edem, dan mungkin menunjukkan


perdarahan pada parenkim

Bintik perdarahan pada pleural. Munhkin terjadi emphysematous bulla


pada permukaan paru-paru yang disebabkan oleh distensi yang berlebihan
dan ruptur pada intraalveoli

Visera abdomen kongesti


KEPENTINGAN MEDIKOLEGAL

Pembunuhan lebih sering terjadi dibanding dari kecelakaan. Pada praktik


forensik, strangulasi (penjeratan) selalu dikatakan kasus pembunuhan
melainkan ada bukti lain. Bunuh diri jarang terjadi

Kecelakaan mungkin terjadi jika alatnya seperti selendang, dupatta,


machine belt yang tiba-tiba mengerat pada leher dan menjerat
menyebabkan kematian

Penjeratan mungkin terjadi karena salah menggantung. Sangat penting


untuk membedakan kasus penjeratan atau penggantungan.
THROTTLING
(PENCEKIKAN)
Definisi

kematian asfiksia kekerasan yang diproduksi


oleh kompresi leher secara manual yaitu dengan
menggunakan tangan manusia.
Temuan Otopsi

Selain tanda-tanda asfiksia, luka juga bisa terlihat leher. Luka-luka itu
dalam bentuk kontusi dan / atau abrasi dan bergantung pada:
Posisi relatif korban dan penyerang.
Jumlah penyerang.
Cara menggenggam leher, baik dengan satu tangan atau kedua tangan.
Derajat tekanan yang diberikan pada leher.
Pola cedera:
Cutaneous contusions
Lecutan kulit
Perdarahan / kontusi ke dalam struktur dalam leher
Cedera pada tulang hyoid dan kompleks laring.
Kontusio di atas leher
Kontusi diproduksi sebagai hasil penjepitan leher korban oleh jari
penyerang. Kontusi diproduksi oleh tip dan bantalan jepit berbentuk
oval atau bundar dan ukurannya berukuran sekitar 1,5 sampai 2 cm.
Namun, ukurannya bisa berubah karena pendarahan di bawahnya
kulit.
Jika satu tangan digunakan, dimungkinkan untuk memilikinya
kontras menonjol di satu sisi leher (karena jempol) dan tiga sampai
empat kali kontraksi di sisi lain (karena jari)
Bila kedua tangan digunakan sebagai tanda ibu jari satu tangan dan
bekas bekas tangan di kedua sisi leher dapat ditemukan.
Namun, kehati-hatian harus dilakukan saat menafsirkan memar ini
karena banyak faktor yang mempengaruhi mereka penampilan.
Abrasi di Leher

Lecet goresan mungkin ada di leher dan ada yang disebabkan oleh jari
tangan kedua tangan penyerang atau itu korban dalam upaya menangkal
penyerang
Mungkin ada lecet sabit atau semi-lunar leher dan disebabkan karena kuku
tertanam di leher
Perdarahan / kontusi ke dalam Struktur
dari Leher
Pemeriksaan internalditemukan memar otot leher
Perdarahan umumnya terjadi pada otot tali dan platisma
Faring, amandel, dasar lidah dan bagian atas laring bisa menunjukkan
perdarahan yang luas jika durasi dan tingkat kompresi lebih banyak.
Perdarahan mungkin muncul di bawah kapsul tiroid, kelenjar getah bening
submaxillary dan carotid. Perdarahan bisa juga muncul di kelenjar getah
bening anterior segitiga dari leher.
Cedera pada Hyoid Bone dan Laryngeal
Complex

Fraktur tiroid umum terjadi pada tekanan maksimum


Mikroskopi dari lokasi rekahan dan sekitarnya jaringan mengungkapkan
perdarahan, pengembangan koagulatif
Hyoid Bone Fracture
Ada tiga jenis patah tulang hyoid:
Fraktur tipe antero-posterior atau fraktur tipe luar
Fraktur kompresi dalam
Avulsion atau tarikan traksi atau tarikan
Antero-posterior fraktur
Hal ini biasa terlihat dalam strangulasi gantung atau ligatur.
Pada tipe ini fraktur, tulang hyoid dipaksakan mundur ke mana perbedaan
tanduk yang lebih besar meningkat mengakibatkan patah tanduk yang lebih
besar dengan perpindahan ke luar dari pecahan fragmen Pada tipe ini,
tulang hyoid dan karena fragmen yang retak dapat dengan mudah
dipindahkan ke luar
Inward kompresi fraktur

Hal ini terlihat dalam kasus dari throttling.


Dalam kasus pelambatan, kekuatan kompresi diarahkan ke dalam
dan diaktivasi tulang hyoid. Jari tangan terjepit tanduk yang lebih
besar satu sama lain karena yang lain fragmen distal tulang hyoid
(tanduk yang lebih besar) didapat retak dan fragmen tulang
dipindahkan ke dalam.
Periosteum rusak atau robek di sisi luar dari tulang hyoid dan karena
itu fragmen tulang bisa dengan mudah bergerak masuk tapi tidak
bisa bergerak mudah keluar.
Fraktur Avulsi

Tulang hyoid ditarik ke atas dan dipegang oleh otot dan membran
thyrohyoid melekat padanya Permukaan atas dan anterior. Kekerasan
lateral atau ke bawah gerakan tulang rawan tiroid atau tekanan langsung
diterapkan antara tulang rawan dan tulang hyoid akan melatih daya traksi
melalui thyrohyoid membran karena fraktur avulsion yang ada tulang
hyoid
Bansdola

Tiang kayu atau tongkat atau batang atau bambu digunakan. Satu batang
bambu atau tongkat ditempatkan di depan leher dan yang lainnya
ditempatkan di belakang leher. Salah satu ujung batang atau bambu ini
saling terkait dengan tali dan ujung lainnya dibawa dengan paksa untuk
meremas atau kompres leher di antara dua batang menyebabkan kematian
Garroting
Perampok menggunakan ini metode di tempat sepi untuk membunuh
wisatawan dan merampok mereka
Metode India
korban diserang dari belakang tanpa peringatan. Leher digenggam oleh
ligature. Dilempar dari belakang dan dengan cepat diikat atau
diperketat Dengan memilinnya dengan tuas atau dua batang yang diikat
pada ujungnya Ligatur (Gambar 15.35). Asfiksasi terhadap korban yang
tidak sadar menyebabkan cepat kehilangan kesadaran dan kematian
Metode Spanyol
besi yang ditempatkan di sekitar leher dan diperketat oleh sekrup untuk
mencekik korban.
Mugging

Dikenal sebagai arm lock


Disebabkan oleh holding leher orang di tikungan siku (atau lengkungan
lutut). Disini tekanan diberikan pada laring atau sisi leher oleh lengan
bawah dan lengan
Strangulasi Palmar

Pada tipe ini, telapak tangan satu ditempatkan secara horisontal di mulut
dan lubang hidung lalu menguatkan tekanan dengan menempatkan tangan
yang lain di atas tangan pertama di sudut kanan ke sisi yang lain. Disini
tumit telapak tangan atas menekan bagian depan leher
Suffocation

Suffocation adalah jenis asfiksia mekanis yang disebabkan oleh :


1. Karena oksigen yang ada di udara kurang memadai, atau
2. Karena penyumbatan mekanis akibat obstruksi pada saluran udara
menuju paru paru yang bukan karena penekanan pada leher atau
tenggelam.
Penyebab
penyebabnya disebutkan pada Tabel 15.5
Jenis Suffocation
1. Smothering (pembekapan)
2. Choking and Gagging (tersedak benda asing )
3. Traumatic asphyxia
4. Burking
5. overlying
SMOTHERING

Definisi: Bentuk asfiksia yang disebabkan oleh oklusi mekanis dari saluran
pernapasan luar yaitu Hidung dan mulut.
Kematian disebabkan oleh saluran udara yang dihalangi oleh mulut dan
lubang hidung dengan menggunakan tangan, kain, bantal, handuk dll.
(Lihat Gambar 15.37)
Temuan Autopsi

Mungkin ada area pucat di sekitar mulut dan hidung (pucat circumoral dan
circumnasal) karena Tekanan dari Benda tersebut misalnya bantal dengan
sianosis wajah.
Septumnya bisa retak.
Perdarahan petechial. Dalam beberapa kasus, lecet, goresan atau kontusi
dapat dicatat.
Jika bahan lembut digunakan untuk menutup mulut dan lubang hidung,
tidak ada luka yang yang jelas pada bagian luar. Namun, benda yang
digunakan bisa diwarnai dengan air liur, darah dan sel mukosa.
Mungkin ada kontusi pada bibir, gusi dan lidah. Permukaan bibir
bagian dalam mungkin terkoyak akibat tekanan pada gigi.

Benda asing dalam bentuk serat atau potongan kain dan lain-lain
dapat ditemukan di rongga mulut jika benda semacam itu digunakan
untuk kompres mulut dan hidung.
Pentingnya Medicolegal
1. Pembekuan rumah sakit sering terjadi
2. Terkadang disengaja jarang terjadi
3. Orang yang sesat secara seksual dapat menutupi kepala dengan kantong
plastik selama aktivitas autoerotik dan menjadi tercekik.
4. Bayi yang baru lahir mungkin meninggal karena mati lemas jika bayi lahir
dengan membran ( Kantung amnion) ditutupi dengan (Kelahiran Cul de sac
atau Kelahiran Caul).
5.
BURKING

Burking berupa asfiksia mekanik dimana kematiannya disebabkan karena


pembekapan dan asfiksia traumatik
Adalah cara kematian dimana korban yang tidak berdaya (akibat minuman
keras) dijatuhkan ketanah, kemudian dadanya ditekan dengan berat badan
penyerang.
Pada awal abad ke 19 di Ingris,William Burke dan William Hare
telah memperkenalkan prosedur ini

William Burke dan Hare membunuh orang-orang dan menjual tubuh


mereka kepada dokter Robert Knox dengan tujuan pembelajaran
medis.

Modus yang mereka gunakan yaitu mengajak orang tersebut ke


rumah mereka dan memberi alkohol pada tamu tersebut. Setelah
mereka minum dengan cukup, mereka akan ditaruh dilantai dan
Bure akan duduk di atas dada mereka dan menggunakan tangan
untuk menutup hidung dan mulut korban, sedangkan Hare akan
menarik korban mengelilingi kamar dengan kaki
KEPENTINGAN MEDIKOLEGAL

Metode ini berupa kombinasi antara pembekapan dan asfiksia traumatik.


Choking

Choking/tersendak adalah suatu keadaan kematian sesak nafas dikarenakan adanya


sumbatan di jalan nafas yang dikarenakan sumbatan dijalan nafas itu sendiri ataupun karena
benda asing ( seperti koin, makanan, biji buah, buah, permen, dan lain lain)
Mekanisme

1. Suatu hal besar yang menyebabkan sumbatan di pharing atau laryng dan
menyebabkan asfiksia.
2. Suatu hal kecil yang kemudian menyebabkan tersubatnya sebagian jalan yang
kemudian diikuti oleh iritasi di area tersebut sehingga meningkatkan produksi
secret dan mungkin menyebabkan kaku laryng.
3. Suatu objek yang mengurangi reflek dan menyebabkan kematian
Penyebab kematian
1. Asfiksia
2. Hambatan reflek vagal
3. Kaku laryng
Dalam autopsi ditemukan
1. Benda yang menyumbat jalan nafas
2. Adanya tanda tanda bengkak dan inflamasi di jalan nafas

Medicoleg
1. Tersendak biasanya kasus insidental. Terutama pada anak - anak
2. Bunuh diri atau pembunuhan merupakan
al kasus yang jarang. Kasus bunuh diri yang
menggunakan tisu
3. Caf coronary ; dibawah pengaruh alkohol yang kemudian makan sehingga menyebabkan
tersendak karena makanan tersebut sehingga menyebabkan gangguan reflek. Padahal reflek
tersebut dikendalikan oleh saraf parasympatis
Traumatic asfiksia/crush asfiksia/asfiksia
bertekanan

Adalah asfiksia yang disebabkan karena tekanan mekanik yang menghalangi


gerakan dada
Etiologi
1. Terhambatnya gerakan dada dan diafragma karena tertimbun material
bangunan dan non bangunan (pasir, batu bara, DLL), serta dikendaraan
2. Terinjak - injak
Autopsi
a. Ditemukan petekie di kepala, leher, dan dada
pada awal mula terlihat. Perhatikan juga di
konjungtiva dan sekitar mata. Dari perlukaan
mungkin dapat disimpulkan benda yang
menyebabkan kematian.
b. Pendarahan internal di pleura. Luka pada dada
dapat memperlihatkan fraktur iga.
Medikolegal
1. Kematian biasanya insidental
2. Pembunuhan untuk menutupi sesuatu
Drowning/tenggelam
Adalah kemantian karena asfiksia yang disebabkan kerena terhambatnya udara
masuk ke paru-paru karena tertutupnya mulut dan atau lubang hidung karena
air ataupun medium cairan yang lainnya.
Etiologi
1. Kehilangan daya apung
2. Kelelahan
3. Hipotermia
4. Terjebak di pusaran air atau air pasang
Tipe tenggelam

Wet drawning
Air tawar dan air asin
Dry drawning
dalam beberapa kasus malah sedikit atau tidak ada air di saluran pernapasan.
Kasus kematian diakibatkan karena asfiksia disebabkan kaku laryng
Shallow water drawning
tertutupnya mulut dan lubang hidung di air yang memiliki ketinggian air
beberapa inchi. Kasus ini terjadi terjadi pada anak-anak, pemabuk, epileptic,
dll.
Immersion syndrome/hydroconduction
sebenarnya bukan tenggalam tetapi serangan jantung karena adanya
hambatan pada reflek vagal. Penyebabnya air dingin yang terkena tubuh
secara langsung terutama telinga, epigastrium, lubang hidung, paryng, laryng.
Secondary drawning/near drawning
kondisi darurat yang membahayakan pernapasan. Kematian dalam hal ini
disebabkan satu atau kombinasi dari edem pulmo, pneumonia aspirasi,
keseimbangan elektrolit.
Mekanisme tenggelam
Patofisiologi tenggelam di air tawar
Patofisiologi tenggelam di air asin
Penyebab kematian
1. Asfiksia
2. Gagalnya reflek vagal
3. Fibrilasi ventrikular
4. Myocardial anoxia
5. Spasme laryngeal
6. Hipotermia
7. Luka dikepala
8. Aplopexy
Autopsi
a. External
1. baju basah
2. kulit dingin, basah dan pucat
3. washerwomans hand
4. cadaveric spasme washerwomans hand
5. rigor mortis menunjukkan tanda kelelahan
6. postmortem : muka, kepala, leher, dada
7. mata
8. buih
-
b. Internal
1. perubahan paru-paru
- volume, udem, penggelembungan, kantong air, bulging
- pendarahan platauffs
- emphysema aqoumasum
- edem aquosum
- berat paru-paru
2. temuan lainnya
- saluran pernapasan
- darah
` - perut
- air
- pendarahan
Pemeriksaan Laboratorium
Paru-paru: vegetasi air
Darah: pada kasus tenggelam air tawar dengan test hemolisis RBC
rendah
Biochemical
Test Gettler
Test Strontium
Diatoms
Ditemukan alga pada tubuh korban yang terklasifikasikan menjadi
oligohalophilic (tinggal di air tawar), mesohalophilic dan
polyhalophilic (Laut atau payau)
Medicolegal

Mati tenggelam tersering bunuh diri atau kecelakaan


Insidental tenggelam terjadi di kamar mandi, ember, kolam renang, tempat
rekreasi dll
Tenggelam karena pembunuhan jarang terjadi
SUFFOCATION
SMOTHERING
(PEMBEKAPAN)

Anda mungkin juga menyukai