ASFIKSIA
Disusun Oleh:
Andra Mahar Fadillah
(1102019018)
Pembimbing:
dr.Riza Rivani, Sp.F., MH.Kes
1. Asfiksia
1.1 Definisi
Asfiksia berasal dari bahasaYunani, yaitu terdiri dari “a” yang berarti “tidak”,
dan “sphinx” yang artinya “nadi”. Jadi secara harfiah, asfiksia diartikan sebagai “tidak
ada nadi” atau “tidak berdenyut”. Pengertian ini sering salah dalam penggunaannya.
Akibatnya sering menimbulkan kebingungan untuk membedakan dengan status anoksia
lainnya (Roman’s Forensic, Ed. 25).
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia)
disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ
tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hiposik) dan terjadi kematian (FKUI,
1997).
1.2 Etiologi
Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut :
1. Penyebab alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernapasan,
seperti laryngitis difteri atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti
fibrosis paru.
2. Trauma mekanik yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma
yang mengakibatkan emboli udara vena, emboli lemak, pneumothorax
bilateral; sumbatan atau halangan pada saluran napas dan sebagainya.
3. Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernapasan misalnya
barbiturat, narkotika (FKUI, 1997).
Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi.
Umumnya berkisar antara 4-5 menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih kurang 3-4 menit,
tergantung dari tingkat penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian
akan lebih lama dan tanda-tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap (FKUI, 1997).
2. Asfiksia Mekanik
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang
memasuki saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik),
misalnya :
1. Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas : pembekapan (smothering),
penyumbatan (gagging dan choking).
2. Penekanan dinding saluran pernapasan : penjeratan (strangulation), pencekikan
(manual strangulation, throttling), gantung (hanging).
3. Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatic).
4. Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning).
Karena mekanisme kematian pada kasus tenggelam bukan murni disebabkan
oleh asfiksia, maka ada sementara ahli yang tidak lagi memasukan tenggelam ke
dalam kelompok asfiksia mekanik, tetapi dibicarakan tersendiri (FKUI, 1997).
Surat peninggalan : - +
18