Anda di halaman 1dari 30

ASFIKSIA

Disusun Oleh :
R i z k i Vi d y a Tr i a c h r i s t y / 4 2 1 9 0 3 9 0
Pembimbing:
d r. L i p u r R i y a n t i n i n g t y a s B u d i S e t y a w a t i , S p . F M ( K ) , S H
Definisi
• Definisi asfiksia secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yang artinya ketiadaan nadi (absence of pulse
atau pulselessness)

• Asfiksia secara umum didefinisikan sebagai kondisi kekurangan oksigen, baik parsial (hipoksia) maupun
komplit (anoksia).

• Hipoksia adalah istilah umum yang mengacu pada suplai oksigen ke jaringan yang tidak adekuat atau
gangguan penggunaan oksigen. Sementara itu, istilah anoksia diartikan sebagai ketiadaan oksigen.
Etiologi
• Penyakit yang menyumbat jalan napas (laringitis
Alamiah difteri), atau gangguan pergerakan paru (fibrosis
paru)

• Misal pada kasus : hanging, drowning,


strangulation, sufocation
Mekanis • Penekanan dari dalam tubuh karena tumor paru,
edema glotis.

• Paralisis sist. Respirasi karena ada penekanan pada


Kimiawi otak
• Contoh : barbiturat & narkotika lain yang
menimbulkan depresi napas.
Patofisiologi
4 Fase Asfiksia

Fase Fase Fase Fase


Dsypneu Konvulsi Apneu Akhir
1. Fase Dyspneu 2. Fase Konvulsi

Kadar O2 dalam sel darah merah berkurang, Peningkatan CO2 merangsang susunan saraf
CO2 dalam plasma bertambah -> merangsang pusat  terjadi kejang
pusat pernapasan di medulla oblongata
Gejala :
Gejala:
- gerakan pernafasan meningkat
- gerakan klonik yang kuat pada hampir
- didapati otot-otot napas tambahan seluruh otot tubuh
- wajah cemas - kesadaran hilang dengan cepat
- bibir sianosis - pupil dilatasi
- denyut nadi dan tekanan darah meningkat. - denyut nadi dan tekanan darah menurun.
3. Fase Apneu 4. Fase Akhir

Terjadi depresi napas hebat Fase akhir yaitu suatu fase dengan paralisis
pusat pernapasan yang lengkap dimana
Gejala : pernapasan telah berhenti.
- Napas melemah & dapat berhenti
- kesadaran makin menurun
- Relaksasi sfingter  pengeluaran cairan Masa dari saat asfiksia timbul sampai
tubuh seperti urin, sperma, tinja terjadinya kematian sangat bervariasi.
Umumnya berkisar antara 3 sampai 5 menit.
Tanda Kardinal Asfiksia
1. Tardieu’s Spot
Tardieu’s spot merupakan bintik perdarahan ditemukan pada konjungtiva, pleura,
perikardium, alis, kulit kepala (umumnya pada jaringan ikat longgar dan
transparan).
2. Edema Organ
Edema organ terjadi akibat perbendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh,
sehingga organ menjadi lebih berat, bewarna lebih gelap dan pada pengirisan banyak
mengeluarkan darah.
3. Sianosis
Sianosis merupakan warna kebiru-biruan yang terdapat pada kulit dan selaput lendir yang
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berikatan dengan
O2).
4. Darah Tetap Cair
Terjadi akibat peningkatan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar
membeku.
Klasifikasi Asfiksia (dalam konteks forensik)
1. Suffocation
Pada kematian akibat sufokasi, terjadi kegagalan oksigen mencapai darah.
Ada enam bentuk umum sufokasi:
1. Entrapment/environmental suffocation
2. Smothering / Pembekapan
3. Choking / Tersedak
4. Asfiksia mekanis
5. Asfiksia mekanis dikombinasikan dengan pencekikan
6. Sufokasi akibat Gas
Entrapment
• individu menemukan diri mereka terperangkap dalam
kandang yang kedap udara atau relatif kedap udara.
Awalnya, ada cukup oksigen untuk bernapas. Namun, jika
terus bernapas, oksigen lama kelamaan berkurang dan
terjadi sesak nafas.

Environment
• individu secara tidak sengaja memasuki area di mana
terdapat kekurangan oksigen yang parah. Kekurangan ini
bukan karena perpindahan oksigen oleh gas yang mencekik,
melainkan karena oksigen telah dikosongkan oleh suatu
mekanisme. Contoh : kekurangan oksigen akibat berada di
ruangan bawah tanah
Smothering/Pembekapan
Asfiksia dengan membekap disebabkan oleh obstruksi mekanis atau oklusi saluran udara
eksternal, yaitu, hidung dan mulut. Kematian seperti ini biasanya akibat pembunuhan atau
bunuh diri, sangat jarang kecelakaan.
Bentuk yang paling umum adalah penempatan plastik di atas kepala seseorang

Dalam semua kematian dengan kantong plastik


ditempatkan di atas kepala, belum ada temuan
otopsi khusus. Petechiae dari wajah, sklera dan
konjungtiva hampir selalu tidak ada.
• Dalam pembunuhan dengan membekap, alat yang digunakan biasanya bantal, tempat tidur,
dan tangan. Bayi dapat ditempatkan dalam kantong plastik. Korban cenderung sangat muda,
sangat tua, tidak stabil, atau lumpuh oleh pengekangan, penyakit atau obat-obatan. Sangat sulit
untuk mencekik orang dewasa dalam kendali/kesadaran penuh.

• Tanda kekerasan yang dapat ditemukan tergantung dari jenis benda yang digunakan dan
kekuatan menekan (luka lecet jenis tekan, goresan kuku dan luka memar pada ujung hidung,
bibir, pipi dan dagu yang mungkin terjadi akibat korban melawan.)
Urutan peristiwa fisiologis dalam pembekapan adalah:

• Bradikardia (penurunan denyut jantung)

• Penurunan pernapasan ke terengah-engah hingga berhenti sama sekali

• Elektroencephalogram (EEG) melambat lalu mendatar (flattening)


Choking / Tersedak
Dalam tersedak, asfiksia disebabkan oleh obstruksi dalam saluran udara.

Cara kematian :
1. Bunuh diri ( jarang ) gangguan jiwa
2. Pembunuhan bayi, kasus perampokan, pelaku penderita gangguan jiwa
3. Kecelakaan tersedak, regurgitasi makanan
4. Alami  ada obstruksi saluran napas oleh epiglottis yang meradang dan jaringan lunak
yang berdekatan.
Choking  laringofaring
Gagging orofaring
Asfiksia mekanis
Dalam asfiksia mekanis, tekanan pada bagian luar tubuh memblok saluran pernapasan. Asfiksia
mekanis hampir selalu tidak disengaja. Dapat dibagi menjadi tiga jenis:
1. Asfiksia traumatis (istilah yang sering digunakan secara bergantian dengan asfiksia mekanis)
2. Asfiksia posisi
3. Riot-crush or “human pile” deaths (terjadi saat kerusuhan)
Asfiksia traumatis terjadi ketika benda berat menekan dada atau perut bagian atas
seseorang, membuat pernapasan menjadi mustahil. Salah satu bentuk umum asfiksia traumatis
adalah individu terlindas di bawah mobil.
Pada otopsi, ada kongesti di area kepala, leher, dan tubuh atas dengan banyak peteki di sklera,
konjungtiva dan periorbital. Perdarahan retina mungkin juga ada
Asfiksia posisi hampir selalu kecelakaan dan dikaitkan dengan alkohol atau keracunan
obat. Individu terjebak dalam ruang terbatas, di mana, karena posisi tubuh mereka, mereka
tidak dapat bergerak keluar dari area atau posisi itu. Ini mengakibatkan pembatasan
kemampuan mereka untuk bernapas, diikuti oleh kematian
2. Strangulation
Strangulasi adalah bentuk asfiksia yang ditandai dengan penutupan pembuluh darah dan
saluran udara leher sebagai akibat dari tekanan eksternal pada leher. Ada tiga bentuk
strangulasi:

1. Hanging/ Menggantung

2. Ligature strangulation / Penjeratan

3. Manual strangulation / Pencekikan


Dalam ketiga bentuk pencekikan, penyebab kematiannya adalah hipoksia otak sekunder akibat
kompresi  terjadi oklusi pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. Arteri yang memasok
darah ke otak adalah:
• Karotis internal
• Vertebral
• Arteri spinal kecil
• Anastomosis cabang arteri karotis
dan subklavikula eksterna
Hanging
Posisi Gantung :
1. Complit hanging
2. Incomplete hanging ;
a. duduk/ berlutut
b. berbaring terlungkup
LETAK SIMPUL :
1. TYPICAL HANGING:
 Dimana letak simpul di belakang leher, jeratan berjalan simetris di samping leher dan di
bagian depan leher di atas jakun.
 Tekanan pada saluran nafas dan arteri carotis paling besar pada tipe ini.

2. ATYPICAL HANGING :
 Bila letak simpul di samping, sehingga leher dalam posisi miring (fleksi lateral) yang akan
mengakibatkan hambatan pada arteri carotis dan arteri vertebralis.
Mekanisme kematian pada kasus gantung :
Asfiksia. Terjadi akibat terhambatnya aliran udara pernapasan.
Iskemia otak. Terjadi akibat terhambatnya aliran arteri-arteri leher.
Syok karena vagal reflex. Terjadi akibat adanya perangsangan pada carotid
body.
Kerusakan medulla spinalis akibat dislokasi dari sendi atlantoaxial (pada hukum
gantung). Hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra ruas leher,
biasanya C2-C3 atau C3-C4.
Ligature Strangulation / Penjeratan
Dalam kasus penjeratan, tekanan pada leher diberikan oleh alat pengerat yang diperketat oleh
kekuatan lain selain berat badan. Hampir semua kasus penjeratan adalah pembunuhan.

Berbeda dengan kematian akibat gantung, wajah dan leher di atas tanda pengikat tampak
sangat padat, dengan perdarahan skleral konfluen dan petekie konjungtiva. Petechiae halus
mungkin juga terdapat pada kulit wajah, terutama di daerah periorbital. Tanda ligatur biasanya
melingkari leher dalam bidang horizontal yang sering menutupi laring atau trakea atas.
Manual Strangulation/ Pencekikan
Pencekikan dihasilkan oleh tekanan tangan, lengan bawah, atau anggota tubuh lainnya ke leher,
menekan struktur internal leher.

Mekanisme kematian adalah penyumbatan pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak yaitu
arteri karotis. Oklusi jalan napas mungkin memainkan peran kecil dalam menyebabkan
kematian.
• Hampir semua kasus pencekikan adalah pembunuhan.

• Mayoritas korban adalah perempuan, berkaitan dengan motif pemerkosaan > Vaginal swab
• Pada leher ditemukan lecet, memar, fingernails mark
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai