Anda di halaman 1dari 15

IPE

Kasus 4: Pemilihan Antibiotik


untuk Pediatri
NIKO S. 41130005
CLARENTIA DWIVANI 148114004
NI KADEK NITA SUSANTI 148114008
Informasi Pasien
“Anak saya mengalami batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu dan disertai dengan
Chief Complaint
demam.”
Seorang anak laki-laki berusia 18 bulan dibawa keluarganya ke RS dengan
keluhan batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu. Batuk disertai demam. Ibu sudah
History of Present Illness memberikan obat dari dokter umum yaitu Amoxicillin sirup dan obat batuk
racikan tetapi keluhan belum membaik. Pasien sudah tidak minum ASI sejak usia
5 bulan.
Past Medical History (PMH) -
Social Histroy (SH) -
Meds Amoxicillin sirup dan obat batuk racikan
Informasi Pasien
Review of System Kondisi umum pasien tampak sakit berat, somnolen, gizi kesan cukup
VS
Frekuensi nadi 140x/menit, laju napas 56x/menit, temperatur 39,8 oC
Thorax
Physical Examination
Retraksi intercostal dan infrastrenal, ronkhi di basal paru kiri
ABG
pemeriksaan saturasi oksigen dengan pulse oxymetry didapatkan hasil 90%
Laboratorium Leukositosis (18.000/mm3)
Rontgen thorax Gambaran berawan pada lobus paru kiri
subjektif
 Pasien mengalami batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu
 Demam
 Umur : 18 bln
 Sudah tidak minum ASI sejak usia 5 bulan
objektif
 Suhu: 39,8oC
 Frekuensi nadi : 140x / menit  normal 60 – 100 x/menit
 RR : 56 x/ menit  normal 20-30 x/menit
 SpO2 : 90%  normal 97-99%
 Leukositosis 18.000/mm3
 Pemeriksaan fisik di RS: kondisi umum tampak sakit berat, somnolen, gizi kesan cukup,
teradapat retraksi intercostal dan infrastrenal, ronkhi di basal paru kiri
 Riwayat Pengobatan : Minum sirup amox + obat batuk racik  keluhan belum membaik
 dehydration sign  perlu di periksa
anamnesis
Batuk sudah berapa lama? Berdahak atau tidak? Karakteristik dahak?
Apakah terdapat demam?
Apakah disertai pilek? Sesak nafas?
Riwayat alergi?
Riwayat masa kehamilan dan saat lahir  cukup bulan? Berat badan? Lahir dengan kondisi
khusus?
Riwayat konsumsi ASI dan MPASI
Riwayat penyakit terdahulu
Apakah pada orang sekitar terdapat gejala yang sama?
Pola asuh anak
DD
Pneumonia bacterial
TBC Pulmo
Pediatric Pleural Efusion
Assessment
1. Klasifikasi pasien pneumonia menurut WHO (2014):

(World Health Organization, 2014)


Assessment
Pada kasus ini, anak tersebut bisa masuk dalam kategori “pneumonia sangat berat.” Pneumonia sangat berat dapat
ditandai dengan adanya distress saluran pernapasan yang ditandai dengan:
◦ Takipnea (usia 1-5 tahun >40 kali/menit)
◦ Retraksi intercostal dan infrastrenal
◦ Pulse oximetry <90% (Bradley et al., 2011)
Selain itu, menurut Kemenkes (2012) seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun menderita penyakit sangat berat
apabila dari pemeriksaan ditemukan salah satu “tanda bahaya” yaitu:
◦ Tidak bisa minum
◦ Kejang
◦ Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan  pasien mengalami somnolen
◦ Stridor pada waktu anak tenang
◦ Gizi buruk. (Aditama, 2012)

Pasien disarankan untuk di rawat inap untuk mendapatkan antibiotik injeksi dan mendapatkan terapi
suportif.
Assessment
Terapi yang disarankan untuk pasien pneumonia sangat berat usia 2-59 bulan harus diberikan parenteral
ampicillin (atau penicillin) dan gentamisin sebagai terapi lini pertama.
◦ Ampicillin: 50 mg/kg, or benzyl penicillin: 50 000 units per kg IM/IV setiap 6 jam setidaknya selama 5
hari
◦ Gentamicin: 7.5 mg/kg IM/IV satu kali sehari setidaknya selama 5 hari
(World Health Organization, 2014)
Pasien belum diberikan terapi untuk menagatasi demam. Terapi lini pertama yang disarankan untuk anak-
anak adalah pemberian acetaminophen dengan dosis 10-15 mg/kg BB tiap 4-6 jam (Sullivan dan Farrar,
2011).
Menurut World Health Organization (2016), threshold yang dianjurkan pada anak untuk diberikan supply
oksigen adalah apabila SpO2 <90%. Selain itu hipoksemia merupakan komplikasi yang paling umum terjadi
pada anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan dan merupakan faktor risiko yang kuat untuk
menyebabkan kematian. Maka dari itu pasien direkomendasikan untuk diberikan oksigen.
Assessment
 Pemberian obat batuk bisa dipertimbangkan untuk tidak diberikan. Hal ini dikarenakan menurut
(Chang et al., 2014) pemberian obat batuk tidak menujukkan hasil signifikan terhadap perbaikan
keadaan pasien.

 Tidak terdapat interaksi obat yang diberikan oleh dokter.


PLAN
1. Tes sputum (luktur, gram, Zn) dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan
penyakit. Apabila hasil bakteri telah keluar maka pemberian antibitotik bisa disesuaikan dengan
jenis bakterinya apakah harus diganti ataupun tidak.
2. Tes fungsi faal paru (APE, VEP)
3. Sirup amox dan obat batuk racikan dihentikan.
4. Pemberian antibiotik ampicillin 50 mg/kg IM/IV setiap 6 jam setidaknya selama 5 hari dan
gentamicin 7.5 mg/kg IM/IV satu kali sehari setidaknya selama 5 hari.
5. Pemberian obat acetaminophen dengan dosis 10-15 mg/kg BB tiap 4-6 jam.
6. Pemberian terapi suportif berupa oksigen 2-4 lpm, nasal kanul (World Health Organization,
2016)
7. Menjaga supply nutrisi yang mencukupi untuk pasien.
monitoring
- Pasien dengan pneumonia baik dengan tingkat keparahan ringan hingga sangat berat  waktu
untuk mengatasi batuk, penurunan produksi sputum, dan demam, serta gejala konstitusional
lainnya seperti malaise, mual, muntah, dan kelesuan, harus dicatat.
- Resolusi awal harus diobservasi pada 2 hari pertama setelah pengobatan dan progress hingga
mencapai resolusi seutuhnya biasanya berlangsung 5-7 hari dan tidak lebih dari 10 hari (Dipiro et
al., 2011).
- Monitoring ESO obat yang ditandai dengan iritasi pada kulit.
Daftar pustaka
Aditama, T.Y., 2012. Modul Tatalaksana. Jakarta: Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Bradley, J.S., Byington, C.L., Shah, S.S., Alverson, B., Carter, E.R., Harrison, C., Kaplan, S.L., MacE,
S.E., McCracken, G.H., Moore, M.R., St Peter, S.D., Stockwell, J.A., and Swanson, J.T., 2011. The
management of community-acquired pneumonia in infants and children older than 3 months of age: Clinical
practice guidelines by the pediatric infectious diseases society and the infectious diseases society of America.
Clinical Infectious Diseases, 53 (7), 1–52.
Dipiro, J., Talbert, R., Yee, G., Matzke, G., Wells, B., and Posey, L., 2011. Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. 8th ed. New York: McGraw-Hill Medical.
Sullivan, J.E. and Farrar, H.C., 2011. Fever and antipyretic use in children. Pediatrics, 127 (3), 580–587.
World Health Organization, 2014. Revised WHO classification and treatment of pneumonia in children at health
facilities: evidence summaries. [online]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK264162/.
Daftar pustaka
World Health Organization, 2016. Oxygen therapy for children [online]. Oxygen therapy for
children: a manual for health workers. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204584/1/97892

Anda mungkin juga menyukai