& ABORSI
Lukas Lumadya Laksana
Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun
Pasal 342. Seorang ibu yang takut untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut bahwa ia
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan, diancam karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
Pasal 343. Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang
turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana
Pasal 181. Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau
menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau
kelahirannya diancam dengan pidana penjara selama 9 bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 308. Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran
anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk
ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri
daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306
dikurangi separuh.
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
3. Penyebab kematian
Kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa
mempersoalkan usia kehamilan. Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau
tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat
atau gerakan otot rangka
Pemeriksaan luar
1.Bayi cukup bulan atau premature
2.Kulit sudah dibersihkan atau belum
3.Mulut adakah benda asing atau tidak
4.Tali pusat sudah terputus atau melekat dengan plasenta, apakah sudah
sudah diberi antiseptik belum
5.Kepala apakah ada kaput suksedaneum atau tidak
6.Tanda kekerasan apakah ada tanda pembekapan di sekitar bibir, tanda
memar, tanda pencekikan dll
Pemeriksaan bedah mayat
1.Abortus spontan
2.Abortus provokatus
a. Abortus provokatus terapeutikus
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan pada
payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya. Perlu pula
dibuktikan adanya usaha pengehentian kehamilan, misalnya, tanda kekerasan
pada genitalia interna/ eksterna, daerah perut bagian bawah.
Pemeriksaan toksikologik dilakukan untuk mengetahui adanya obat atau zat yang
dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil
usaha pengehentian kehamilan, misalnya yang berupa IUFD – kematian janin di
dalam Rahim dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa – sisa jaringan.
Pada pemeriksaan jenazah, Teare (1964) menganjurkan pembukaan abdomen
sebagai langkah pertama dalam autopsy bila ada kecurigaan akan abortus
kriminalis sebagai penyebab kematian korban.
Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan placenta
Syok
Emboli udara
Inhibisi vagal
Keracunan obat