Anda di halaman 1dari 23

• Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang

mempelajari tentang penggunaan berbagai bahan


kimiawi yang dapat menyebabkan efek toksik terhadap
tubuh. Efek toksik dapat  timbul baik hanya gejala ringan
sampai kematian.

• Toksikologi forensik adalah penggunaan toksikologi dan


disiplin ilmu lainnya seperti kimia analisis, farmakologi
dan kimia klinik untuk tujuan penyelidikan hukum atau
medis kasus kematian, keracunan, dan penyalahgunaan
obat.
• Intoksikasi adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh
yang dapat menyebabkan ketidak normalan mekanisme
dalam tubuh bahkan sampai dapat menyebabkan
kematian.

• Racun adalah setiap zat yang bila dalam jumlah sedikit


ditelan atau dihirup atau diserap atau dioleskan atau
disuntikkan ke dalam tubuh atau dihasilkan dalam tubuh,
memiliki aksi kimiawi dan menyebabkan kerusakan pada
struktur atau gangguan fungsi yang menimbulkan gejala,
penyakit atau kematian.
Berdasar Berdasar
Berdasar Sifat Lain-lain
Bentuk Sumber
• Korosif • Padat • Anorganik • Racun
• Eksplosif • Cair (metalik, non makanan
• Radioaktif • Gas metalik) • Racun
• Organik binatang
(volatil, non • Racun
volatil) tumbuhan
• Terdiri atas racun yang dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel–sel
yang terkena akibat efek lokal. Pada tingkat yang lebih ringan dapat terjadi iritasi
atau peradangan. Beberapa racun korosif juga memberikan efek sistemik dan
diabsorpsi ke dalam peredaran darah sehingga menyebabkan efek umum.

Jenis :
1. Acid corrosive
A. Mineral acid (asam sulfat, asam khlorida dan asam sitrat)
B. Asam organik (asam oksalat, asetat, asam formiat)
C. Halogenida (klorin, bromin, iodin, flourin)
D. Corrosive mineral salt
2. Alkaline corrosive
3. Organic corrosive
A. Phenol group (methyl phenol, dihydroxibenzene, guiaacol, pyrogallol)
B. Formaldehyde
• Terdiri atas semua racun yang mempunyai elemen logam
dalam molekulnya.
• Arsenikum, merkuri, timah hitam jarang bersifat toksik dalam
bentuk murninya tapi bentuk senyawa kimianya akan bersifat
toksik.
• Senyawa logam, kombinasi asam kuat dan logam alkali (seng
sulfat, cupri sulfat) memberi efek korosif.
• Senyawa logam, kombinasi basa kuat dan asam lemah
(kalium karbonat) memberi efek korosif.
• Efek utama pada parenkim organ visceral setelah di absorbsi
• Pada racun jenis ini, senyawa yang digunakan adalah turunan
dari alkohol, yaitu methyl alcohol (metanol).
• Dikenal sebagai wood alcohol dimana lethal dosisnya sangat
bervariasi pada setiap orang. Kematian timbul pada 30-60 ml
pemberian methanol.
• Kadang–kadang gejala tidak tampak sampai 26 jam atau lebih
setelah keracunan namun tiba–tiba penderita dapat meninggal.
Hal ini disebabkan oleh efek depresi CNS, edema serebri dan
asidosis akibat dari oksidasi yang lambat dan tidak sempurna
dari methanol .
 Berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dari
senyawa organik misal asap kendaraan bermotor, gas
untuk memasak, hasil pembakaran batu bara dan lain–
lain.
 Karbon monoksida akan mengikat Hb secara cepat dan
lengkap dan menghambat oksigen berikatan dengan
oksigen.
 Gejala klinis biasanya terjadi secara mendadak, pelipis
berdenyut, tinitus, pusing, mual, muntah, pandangan
kabur dan pingsan. Wajah kemerahan, daya ingta
menurun, vertigo, nadi akan melemah dan pelan
sampai terjadi henti jantung (cardiac arrest).
 Pada korban yang mati tidak lama setelah keracunan
CO, ditemukan lebam mayat berwarna merah terang
(cherry pink colour) yang tampak jelas bila kadar
karboksihemoglobin (COHb) mencapai 30% atau lebih
 Asfiksia karena berkurangnya jumlah oksigen di udara
pernafasan dan efek langsung pada pusat pernapasan
sehingga tingkat keracunan perinhalasi lebih berat.
 Gejalanya meliputi sakit kepala serta kepala terasa
berat, tinitus, nausea, otot–otot menjadi lemah,
somnolensi hebat, tekanan darah meningkat disertai
dengan sianosis, pernafasan cepat dan nadi cepat,
collaps, koma dan meninggal.
Jenis–jenis racun yang termasuk dalam golongan ini adalah
insektisida, racun binatang, dan racun makanan
 Insektisida
• Berasal dari tumbuh–tumbuhan seperti derris, pyrethrum,
nicotine
• Insektisida sintesis, terdiri dari golongan chlorinated
hydrocarbon, organophosphate, carbamate,dan dinitrophenol.
 Racun Binatang
• Beracun
• Berbisa
 Makanan
• Bahan asing anorganik atau organik baik sengaja
ataupun tidak tercampur dalam makanan pada
waktu proses pembuatan atau pengawetan.
• Makanan itu sendiri yang mengandung racun.
Misal sianida pada daun & kulit singkong.
• Adanya kuman atau parasit patogen dalam
makanan
• Adanya toksin kuman dalam makanan
• Dikelompokkan menjadi 3 golongan besar:
 Kematian akibat keracunan.
 Kecelakaan fatal maupun tidak fatal, yang dapat mengancam keselamatan
nyawa sendiri ataupun orang lain.
 Penyalahgunaan narkoba dan kasus-kasus keracunan yang terkait dengan
akibat pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan, dan bahan
berbahaya lainnya, yang tidak memenuhi standar kesehatan.
• Tidak semua kasus yang ditemukan perlu dilakukan toksikologi
forensik.
Anamnesis (jenis racun, cara masuk, data kebiasaan &
kepribadian korban, keadaan psikologis, keadaan fisik,
komorbid/komedikasi)

Pemeriksaan fisik (bau dari mulut, cairan/sekret yang keluar


dari mulut, tanda suntikan, apakah ada kejang, tanda gagal
napas)

Pengambilan & analisis sampel (sekret mulut & hidung,


darah, urin)

Visum et Repertum
• Kematian yang disebabkan oleh menelan, injeksi,
menghirup, atau menghirup obat-obatan terbagi
dalam empat kategori berdasarkan cara:
pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, dan tidak
ditentukan. Kategori terakhir digunakan ketika
keputusan tentang cara kematian tidak dapat dibuat.
Untuk sebagian besar, kategori kecelakaan terdiri dari
kematian yang disebabkan oleh penyalahgunaan
narkoba.
a. Bau
Dari bau yang tercium dapat diperoleh petunjuk racun apa yang kiranya
ditelan oleh korban.
b. Pakaian
Dapat ditemukan bercak-barcak yang disebabkan oleh tercecernya
racun yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak berwarna
coklat karena asam sulfat atau kuning karena asam nitrat
c. Lebam Mayat
Warna lebam mayat yang tidak biasa juga mempunyai makna.
- Lebam coklat tua : keracunan fosfor
- Lebam merah kecoklatan : keracunan zat pembentuk methemoglobin
- Lebam merah ceri : keracunan karbon monoksida
- Lebam merah terang : keracunan sianida
d. Rambut
Kebotakan (alopesia) dapat ditemukan pada keracunan talium,
arsen, air raksa dan boraks
e. Perubahan warna kulit
• Hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada telapak tangan dan kaki pada
keracunan arsen kronik.
• Kulit berwarna kelabu kebirubiruan akibat keracunan perak (ag) kronik
• Kulit akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (cu) dan fosfor akibat hemolisis
juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen karena terjadi gangguan fungsi
hati.
f. Kuku
• Keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal yang tidak
teratur.
• Pada keracunan talium kronik ditemukan kelainan trofik pada kuku.
 Memastikan dimana racun itu berada, didasarkan dari anamnesa dan
tanda klinis yang dijumpai pada pemeriksaan luar dan pemeriksaan TKP.
 Pada korban yang meninggal, diperlukan informasi sisa racun dan
dicocokkan dengan kelainan yang dijumpai pada jenazah. Selanjutnya
menentukan sampel yang perlu diambil untuk pemeriksaan toksikologi,
disesuaikan dengan jenis racun yang masuk kedalam tubuh
 Lebih baik mengambil bahan dalam keadaan segar dan lengkap pada
waktu autopsi daripada kemudian harus mengadakan penggalian kubur
untuk mengambil bahan-bahan yang diperlukan dan melakukan analisis
toksikologik atas jaringan yang sudah busuk atau sudah diawetkan
1. Lambung dan isinya.
 Seluruh usus dan isinya dengan membuat sekat dengan ikatan ikatan
pada pada usus setiap jarak sekitar 60 cm.
2. Darah
• Pengambilan darah dari jantung dilakukan secara terpisah dari
sebelah kanan dan sebelah kiri masing-masing sebnayak 50 ml.
Darah tepi sebanyak 30-50 ml, diambil dari vena iliaka komunis.
• Pada korban yang masih hidup, darah adalah bahan yang
terpenting, diambil 2 contoh darah masing-masing 5 ml, yang
pertama diberi pengawet naf 1% dan yang lain tanpa pengawet
3. Hati, sebagai tempat detoksifikasi , diambil sebanyak 500 gram.
4. Ginjal, diambil keduanya yaitu pada kasus keracunan logam berat
khususnya atau bila urine tidak tersedia.
5. Otak, diambil 500 gram. Khusus untuk keracunan chloroform dan
sianida, dimungkinkan karena otak terdiri dari jaringan lipoid yang
mempunyai kemampuan untuk meretensi racun walaupun telah
mengalami pembusukan.
6. Urine, diambil seluruhnya. Karena pada umunya racun akan
diekskresikan melalui urin.
7. Empedu, diambil karena tempat ekskresi berbagai racun.
 Pada kasus khusus dapat diambil: jaringan sekitar suntikan, jaringan
otot, lemak di bawah kulit dinding perut, rambut, kuku dan cairan
otak.
 Pada pemeriksaan intoksikasi, digunakan alkohol dan larutan garam
jenuh pada sampel padat atau organ. NaF 1% dan campuran NaF dan
Na sitrat digunakan untuk sampel cair. Sedangkan natrium benzoate
dan phenyl mercuric nitrate khusus untuk pengawet urine.

Anda mungkin juga menyukai