Learning Objective 2
Keracunan
Racun: bahan/zat yang dalam jumlah relatif
kecil bila masuk ke dalam tubuh akam
menimbulkan reaksi biokimia/patofisiologik
yang akan menyebabkan penyakit dan/atau
kematian.
Dipengaruhi dosis, cara pemberian, bentuk
fisik dan susunan kimia, kepekaan korban
Dapat terjadi secara:
Disengaja
Oleh orang lain pembunuhan
Oleh diri sendiri bunuh diri
Tidak disengaja/kebetulan/kecelakaan
Diagnosis Keracunan
Anamnesa (auto/allo)
Gejala khas yang muncul pada korban (lih.
tabel)
Ditemukannya barang bukti racun di TKP
Kematian mendadak tanpa penyebab jelas
Pemeriksaan toksikologi: ditemukannya
racun atau metabolitnya dalam jumlah
yang cukup di dalam tubuh korban
Penemuan khas saat autopsi (lih. tabel)
Kontak dengan racun: PO, parenteral, inhalasi,
perkutan, menimbulkan gejala:
Gejala Racun Penyakit
Depresi, meningitis,
CO, CO2, alkohol,
Sakit kepala tumor otak,
narkotika basa
hipertensi, migraim
Muntah, pusing, sakit Garam logam berat, Gastritis, enteritis,
perut racun makanan uremia
Gangguan kesadaran Alkohol, hipnotika,
CVD, eklamsi/uremia
– koma sedativa, CO
Opium, morfin,
Miopia pilokarpin, Penyakit SSP
organofosfat
Belladona, alkohol,
Midriasis Syok, koma
aconitin
Belladona, alkohol,
Delirium Penyakit jiwa, psikosa
hashis, LSD
Strichnin, ergotamin, Uremia, eklamsi,
Kejang-kejang
garam ammonium tetanus
Bronkopneumonia,
Anilin, nitrit,
Kecurigaan keracunan saat autopsi:
PERUBAHAN
CURIGA
WARNA
Sangat
pucat/hampir Anemia, hemolisa IV, racun hemolitik
Lebam tidak ada
mayat
Merah terang CO, CN
Kelabu-sianotik Racun pembentuk Met-Hb
Kuning difus Ikterus karena racun
Warna kulit
Coklat difus Hematinemia (keracunan sabun)
Chrom, metasystox, der nitro KH
Kuning aromatik(dinitrobenzol, trinitrotoluol), as
sulfat
Warna As mineral, asetat, basa: garam perak,
Korosif
saluran sublimat, KMnO4
cerna Warna khas pada
Keracunan zat pewarna
(difus) muntahan
Hijau Pestisida mengandung arsen
Biru, violet, Insektisida mengandung Hg, thalium/fluor,
BAU TERTENTU (isi lambung atau otak)
Aromatis Alkohol, pelarut, ether, lysol, insektisida khas
Seperti
Nitrobenzol, HCN, sianida
amandel
Seperti
Senyawa fosfor, selen, telur
bawang
Pengambilan Sampel
Pada orang hidup
Secepatnya
Jenis dan jumlah tergantung dugaan racun dan cara
masuknya
Secara umum: seluruh urin, seluruh muntahan/bilas
lambung , 20-50cc darah
Curiga logam berat tambahkan rambut dan tinja
Dikemas terpisah tanpa pengawet, dimasukkan ke kotak
tertutup dan dilabel
Sertakan bahan temuan di TKP sbg pembanding
Dibuatkan berita acara dan keterangan klinik
Jika pengiriman butuh waktu lama daraf diawetkan
dengan NaF, urin dengan Na benzoat, dan organ dengan
alkohol absolut
Contoh pengawet disertakan sbg pembanding
Pengambilan Sampel
Pada orang mati
Seperti pada orang hidup
Sebagian jaringan organ:
Dugaan insektisida hati 100 g
Dugaan morfin seluruh empedu
Dugaan Na nitrit darah diencerkan 1:5 u/
pemeriksaan metHb
Disertakan hasil autopsi
Mayat dari kuburan
Organ tertentu dan isi lambung
Tanah di bawah lambung
Tanah sekitar makam sebagai pembanding
Bila jumlah zat tidak dapat ditentukan,
kematian karena racun dapat diduga dari:
Mati mendadak/mati tanpa sebab jelas
Anamnesis: kontak dengan zat yang dicurigai
Gejala sesuai dugaan racun
orang=-orang yang berhubungan dengan
obat/racun
Korban mati lebih dari 1 orang dengan gejala
sesuai
Tidak ada trauma, dugaan bunuh diri, dll
Negative False
Racun sudah dimetabolisme atau diekskresi
Racun hilang/rusak karena perubahan
pasca mati
Tidak dapat ditentukan dengan metode
yang dipakai
Racun tidak ditemukan di dalam sample
Dugaan racun yang salah sehingga tidak
tercakup dalam pemeriksaan toksikologi
Learning Objective
1. Toksikologi
- Definisi
- Klasifikasi
- Faktor yang mempengaruhi
- Prinsip pengobatan
- Kriteria Diagnostik
- Pemeriksaan Kedokteran Forensik (PL,PD)
- Pengambilan bahan toksikologi (wadah, pengawet, cara
pengiriman)
2. Toksikologi Khusus
- Keracunan sianida
- Keracunan arsen
-Keracunan insektisida
PENDAHULUAN
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat dan
khasiat racun, gejala-gejala, dan pengobatan pada keracunan
serta kelainan-kelainan yang didapatkan pada korban yang
meninggal.
ETIOLOGI
1.Self poisoning
Pada keadaan ini pasien makan obat dengan dosis berlebihan tetapi dengan
pengetahuan bahwa dosis ini tidak membahayakan.
2.Attempted poisoning
Dalam kasus ini, pasien memang ingin bunuh diri, tetapi bisa berakhir dengan
kematian atau pasien sembuh kembali karena salah tafsir dalam penggunaan
dosis.
3.Accidental poisoning
Kondisi ini jelas merupakan suatu kecelakaan tanpa adanya unsur kesengajaan
sama sekali. Kebiasaannya memasukkan segala benda ke dalam mulut.
4.Homicidal piosoning
Keracunan ini terjadi akibat tindak kriminal yaitu seseorang dengan sengaja
meracuni seseorang.
PRINSIP PENGOBATAN
KERACUNAN
Gejala keracunan dan tindakan untuk mengatasinya
berbeda-beda sesuai dengan jenis racunnya. Pengobatan
sangat dipengaruhi oleh cara masuk racun ke dalam tubuh.
PENGAMBILAN BAHAN
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGIK
Darah
Urine
Bilasan lambung dan isi lambung
Usus beserta isinya
Hati beserta empedu
Kedua ginjal
Otak
PENGAMBILAN BAHAN
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGIK
Jaringan limpa
Jantung
Cairan liquor otak
Jaringan lemak
Otot
Rambut
Kuku
KRITERIA DIAGNOSIS KERACUNAN
1. Ditemukannya tanda dan gejala yang sesuai
2. Ditemukannya racun/sisa racun
3. Ditemukannya racun/sisa racun dalam tubuh/cairan tubuh
korban (untuk racun sistemik)
4. Kelainan makroskopik maupun mikroskopik pada tubuh
korban
5. Riwayat penyakit
Intoksikasi sianida
INTOKSIKASI SIANIDA
Sianida (CN) racun yang sangat toksik.
Kematian : dalam beberapa menit.
Hidrogen sianida (asam sianida, HCN) = cairan
jernih yang bersifat asam; larut dalam air, alkohol
dan eter; mudah menguap dalam suhu ruangan;
mudah terbakar dan mempunyai titik beku 140C.
HCN mempunyai aroma khas amandel (bitter
almonds, peach pit).
PATOFISIOLOGI
1. Absorbsi masuk ke dalam sirkulasi darah CN bebas, tidak
dapat berikatan dengan hemoglobin, kecuali dalam bentuk
methemoglobin akan terbentuk sianmethemoglobin.
2. Sianida dalam tubuh menginaktifkan beberapa enzim oksidatif
seluruh jaringan secara radikal.
- Merangsang pernapasan ujung saraf sensorik sinus
(kemoreseptor)
- Pernafasan bertambah cepat dan menyebabkan gas racun yang
• Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut dan