Oleh:
Pembimbing:
I. PENDAHULUAN
Kasus keracunan baik fatal maupun non fatal hampir selalu
dijumpai setiap tahun. Kasus keracunan walaupun tidak menempati
urutan teratas dari semua kasus forensik namun perlu mendapat
cukup perhatian. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kaitan yang erat
antara kemajuan teknologi yang demikian pesatnya dewasa ini
dengan masalah diatas baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemajuan-kemajuan di bidang industri, di lapangan pertanian, di
bidang sosial ekonomi maupun budaya dan lain sebagainya tidak
dapat luput dari dampak negatif yang menyertainya sehingga
membawa akibat-akibat yang juga banyak merugikan bagi umat
manusia.1,2
Meningkat dan meluasnya pemakaian obat-obatan sebagai
produk farmasi, pemakaian insektisida, pemakaian bahan kimia
sebagai bahan tambahan dalam makanan dan lain sebagainya
mendorong terjadinya kasus-kasus keracunan fatal karena faktor
kesengajaan ataupun kecelakaan, baik di lapangan industri,
pertanian maupun rumah tangga serta di bidang medis, terlebih lagi
karena tidak diimbangi dengan usaha-usaha pencegahan terhadap
akibat- akibat merugikan yang ditimbulkannya.2,3
#emeriksaan forensik dalam kasus keracunan, dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu atas dasar dari tujuan pemeriksaan itu
•
Asam oksalat.
•
Asam karbol.
•
Arsen.
•
8aram #b.
sianida. Bau sianida, alcohol, kloroform dan eter tercium bau paling
kuat dalam rongga tengkorak.1,2,4
1. (nspeksi insitu.1,4
#erhatikan warna otot-otot dan alat-alat. #ada keracunan
karbonmonoksida tampak berwarna keracunan merah muda
cerah, dan pada sianida warna merah cerah. Barna coklat pada
racun dengan eksresi melalui mukosa usus. #eradangan dalam
usus karakteristik pada keracuanan air raksa, biasanya pada kolon
ascenden dan trans+ersum ditemukan colitis. Aambung mungkin
tampak hiperemi atau tampak kehitam-hitaman dan terdapat
perforasi akibat zat korosif. Hati berwarna kuning karena
degenerasi lemak atau nekrosis pada keracunan zat hepatotoksik
seperti fosfor, karbontetraklorida, kloroform, alcohol, dan arsen.
#erhatikan warna darah pada intoksikasi dengan racun yang
menimbulkan hemolisis <bisa ular, pirogalol, hidriDuinon,
dinitrofenol dan arsen). 4arah dan organ-organ dalam berwarna
coklat kemerahan gelap. #ada racun yang menimbulkan
gangguan trombosit terdapat bannyak bercak perdarahan pada
organ-organ. Bila terjadi keracunan yang cepat akan menimbulkan
kematian misalnya sianida, alcohol, kloroform maka darah dalam
jantung dan pembuluh darah besar tetap cair, tidak terdapat
bekuan
darah.
2. #embukaan rongga tengkorak
#erhatikan bau yang keluar, warna jaringan otak < cherry red
pada keracunan CC; lebih coklat pada keracunan zat
yang
menyebabkan terjadinya met-Hb).1 #ada keracunan akut dengan
kematian yang cepat biasanya tidak ditemukan adanya edema
otak misalnya pada kematian cepat akibat barbiturate atau eter
dan juga pada keracunan kronik arsen atau timah hitam.
#erdarahan kecil-kecil dalam otak dapat ditemukan pada
keracunan karbonmonoksida, barbiturate, nitrogen oksida dan
logam berat seperti air raksa, arsen dan timah hitam.1,4
3. Aidah.
2
12. Aimpa.
)elain adanya pembendungan akut, limpa tidak menunjukan
kelainan patologik. Aimpa jarang dipergunakan dalam analisis
toksikologik, sehingga umumnya limpa tidak diambil terkecuali
bila tidak dapat diperoleh lagi darah dari jantung dan pembuluh-
pembuluh darah besar.
13. >agina dan uterus
4iidentifikasi pada kecurigaan keracunan akibat tindakan aborsi.
V. PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
keracunan. Gntuk itu pada setiap kasus keracunan atau diduga akibat
keracunan mutlak dilaksanakan pemeriksaan toksikologi.
#ada dasamya pemeriksaan toksikologi disini dapat dibagi
menjadi 4 langkah utama yaitu2 0
1. #engambilan bahan-bahan untuk tujuan analisa <yang berasal
dari korban)
2. #elaksanaan analisa toksikologi
3. (nterpretasi hasil analisa
4. Apa yang harus dilakukan terhadap bahan tersebut selanjutnya.
analisa toksikologi
)elanjutnya diserahkan pada ahli toksikologi forensik ;
laboratorium toksikologi. Apabila fasilitas laborator ium
tok si kol og i t er sedi a da n memungkinkan pelaksanaan
pemeriksaan, maka bahan-bahan tadi diserahkan dalam keadaan
segar yang selanjutnya segera akan dilaksanakan analisa.
Tet api apabila hal ini tidak memungkinkan maka pengawetan
bahan untuk keperluan analisa mutlak diperlukan
)etelah mayat si korban dibedah oleh dokter kemudian diambil
DAFTAR PUSTAKA