Anda di halaman 1dari 31

Asfiksia dan Tenggelam

Preseptor : dr. Fahmi Arief, SpFM


TIM B KELOMPOK 10 ANGKATAN 2022
12100122635 - Jini Surya Aditia
12100122617 - Siska Firdayanti
12100122568 - Muhammad Fauzan Setiawan
Asfiksia
Definisi Asfiksia
● Keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan yang
mengakibatkan berkurangnya oksigen darah (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon
dioksida (hiperkapnea).

● Berbagai kondisi kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan hipoksia ( kekurangan


oksigen partial) atau bahkan anoksia (kekurangan oksigen total). (Simpson’s forensic
medicine).
Etiologi Asfiksia
Mechanical
Terdapat adanya hambatan mekanis terhadap masuknya udara ke saluran nafas, diantaranya:
1. Penutupan saluran pernapasan oleh tekanan ekstensi pada leher
2. Penutupan lubang pernapasan luar dengan menutup hidung atau mulut
Contoh: Laringitis atau yang menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru

Traumtic
Asfiksia disebabkan oleh tekanan dan fiksasi dada dan perut.
Penyebab: Terinjak-injak, Pneumotoraks, Terlindas, Orang tertimpa reruntuhan

Environtment
Tidak tersedianya oksigen di udara menyebabkan asfiksia
Penyebab: Dataran tinggi, Orang yang terjebak di sumur atau lumbung
Asfiksia Mekanik
Asfiksia mekanik merupakan mati lemas yang terjadi bila udara
pernapasan terhalang memasuki saluran pernapasan oleh berbagai
kekerasan.
Pembekapan (Smothering)
● Penutupan lubang hidung dan mulut yang menghambat
pemasukan udara ke paru-paru. Pembekapan menimbulkan
kematian akibat asfiksia
● Penyebab: kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan
Cara-cara kematian:
● Bunuh diri (suicide), kebanyakan pada penderita gangguan jiwa
● Kecelakaan (accidetal smoothering), pada bayi yang baru lahir
terutama premature, anak-anak
● Pembunuhan (homicidal smothering), biasanya terjadi pada
kasus pembunuhan anak sendiri, orang tua tak berdaya,
dilakukan oleh orang terpengaruh obat
● Kekerasan → Luka lecet, goresan kuku, dan luka memar pada
ujung hidup, bibir, pipi, dan dagu yang mungkin terjadi akibat
korban melawan
● Luka memar atau lecet pada bagian/permukaan dalam bibir
akibat bibir yang terdorong dan menekan gigi, gusi, dan lidah
Penyumbatan (gagging dan choking)
Pada gagging sumbatan terdapat dalam orofaring, sedangkan chocking terdapat pada laringofaring.
Mekanisme kematian yang mungkin terjadi adalah asfiksia atau reflex vagal yang menimbulkan inhibisi kerja
jantung dengan akibat cardiac arrest dan kematian

Kematian dapat terjadi sebagai berikut:


● Bunuh diri: korban umumnya adalah penderita sakit mental atau tahanan
● Pembunuhan: korban umumnya adalah bayi, orang dengan fisik lemah atau tidak berdaya
● Kecelakaan: pada bolus death yang terjadi bila tertawa atau menangis saat makan, sehingga makanan
tersedak ke dalam saluran pernapasan.
● Post mortem ditemukan benda asing alam mulut (kain, gigi, tissue, sapu tangan, kertas, dll)
Pencekikan
● Penekanan leher dengan tangan sehingga dinding
saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi
penyempitan sehingga menghalangi masuknya udara.
● Tanda-tanda kekerasan pada leher ditemukan dengan
distribusi berbeda-beda, tergantung pada cara
mencekik. Dapat berupa:
- Luka-luka lecet pada kulit, berupa luka lecet
kecil, dangkal, berbentuk bulan sabit akibat
penekanan kuku jari.
- Luka memar bekas tekanan jari.
- Perdarahan pada otot dapat terjadi akibat
perlawanan korban.
Penjeratan (Strangulation)
● Penjeratan adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat
pinggang rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki, dll,
melingkari dan mengikat leher yang makin lama makin kuat
sehingga saluran nafas tertutup.

● Mekanisme kematian adalah asfiksia atau reflex vaso-vagal


(perangsangan reseptor pada carotid body).
Penjeratan dapat berupa:

• Jejas jerat pada leher biasanya mendatar, melingkari leher.


• Bila jerat lunak dan lebar seperti handuk, maka jejas mungkin
ditemukan pada otot-otot leher.
• Tali yang tipis seperti nylon akan meninggalkan jejas dengan
lebar tidak lebih dari 2-3 mm.
• Bila jerat kasar seperti tali dan korban melawan akan
menimbulkan luka lecet di sekitar jejas jerat.

Cara Kematian:

● Bunuh diri (self strangulation) → Pengikatan dilakukan sendiri


oleh korban dengan simpul hidup, dengan jumlah lilitan lebih
dari 1
● Pembunuhan → Simpul mati sering terlihat bekas luka pada
leher
● Kecelakaan → Tejadi ketika sedang bekerja dengan selendang
dileher dan tertarik masuk ke mesin.
Gantung diri (Hanging)
penekanan benda asing berupa benda panjang melingkari leher
dengan tekanan tenaga yang berasal dari berat korban sendiri.

Dari letak jeratan:


● Typical Hanging
● Atypical hanging

Berdasarkan Letak Tubuh ke Lantai:


● Tergantung Total (complete)
● Setengah Tergantung (partial)
Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
untuk memperkirakan cara kematian memberikan gambaran :
Tanda dan gejala
1. Fase Dyspnea
Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam plasma akan merangsang pusat
pernapasan di medula oblongata, amplitudo dan frekuensi pernapasan ↑, nadi cepat, tekanan darah ↑ ➔
tampak tanda sianosis dimuka dan tangan

2. Fase Konvulsi
● Akibat kadar CO2 yang naik rangsangan terhadap susunan saraf pusat terjadi konvulsi (kejang) yang
mula-mula berupa kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme
opistotonik.
● Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah juga menurun. Efek I ni berkaitan
dengan paralisis pusat yang lebih tinggi dalam otak akibat kekurangan O2.
3. Fase Apnea
Depresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melemah dan dapat berhenti. Kesadaran
menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja.

4. Fase Akhir
Terjadi paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernafasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot
pernapasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut saat setelah pernapasan berhenti.

Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar
antara 4-5 menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih kurang 3-4 menit, tergantung dari tingkat
penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda-tanda
asfiksia akan lebih jelas dan lengkap.
Pemeriksaan bedah jenazah
● Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, karena fibrinolisin
darah yang meningkat pasca mati
● Busa halus di dalam saluran pernapasan
● Petekie: mukosa usus halus, epikardium pada bagian belakang
jantung daerah aurikuloventrikular, subpleura viseralis paru
terutama di lobus bawah pars diafragmatika dan fisura interlobaris,
kulit kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal, mukosa
epigotis dan daerah subglotis.
● Edema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan dengan
hipoksia
● Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan, seperti
fraktur laring langsung atau tidak langsung, darahan faring terutama
bagian belakang rawan krikoid ( plekus vena submukosa dengan
dinding tipis).
Asfiksia Traumatic
Kematian akibat asfiksia traumatic terjadi karena penekanan dari luar pada dinding dada yang
menyebabkan dada terfiksasi dan menimbulkan gangguan gerak pernapasan
Misalnya: tertimbun pasir,tanah,runtuhan tembok atau tergencet saat saling berdesakan
Drowning
Definisi
Tenggelam adalah suatu bentuk kematian karena asfiksia dimana terhambatnya
udara masuk ke paru-paru karena perendaman mulut dan lubang hidung ke dalam
air atau media cairan apapun.
Epidemiologi Etiologi

World Health Organization (WHO) • Ketidakmampuan untuk memanfaatkan daya apung


memperkirakan insiden tahunan kematian akibat tubuh
tenggelam di seluruh dunia sekitar 400.000. • Kelelahan
• Hipotermia
• Terjebak dalam pusaran air/gelombang pasang
Faktor risiko
• Kurangnya penghalang atau pun kontrol pada badan air.
• Kurangnya perhatian pada anak anak
• Penggunaan alcohol
• Banjir
Klasifikasi
Wet drowning
Wet Drowning→ obstruksi saluran nafas oleh air (80-90% kasus)
Fresh water: air yang masuk ke paru-paru secara cepat terabsorbsi dari alveolus menuju sirkulasi,
sehingga menyebabkan : hemodilusi, hemolysis, circulatoryoverload, hiponatremia, hiperkalemia,
ventricular fibrilation.

Salt water → masuk nya air ke paru paru menyebabkan adanya perbedaan tekanan osmotik  cairan
yang terdapat di sirkulasi berpindah menuju ke alveolar space dan elektrolit(Na,Cl,Mg) berpindah
menuju ke sirkulasi, sehingga menyebabkan : pulmonary edema dan hemokonsentrasi
Dry Drowning
Asfiksia karena vagal inhibition, laryngeal spasm,
shallow water drowning
Immersion Syndrome

Kondisi dimana terjadi henti jantung


akibat inhibisi vagal. Kontak dengan air
dingin khususnya epigastrium, telinga,
lubang hidung, laring, atau faring akan
menstimulasi terjadinya inhibisi vagal.

It’s the closest planet to the


Sun and the smallest in the
Solar System
Post Immersion Syndrome/Secondary
Drowning/Near Drowning

● Korban bertahan hidup lebih dari 24 jam


setelah terpapar air/cairan lainnya.
Korban dapat hidup atau meninggal
setelahnya.
● Kematian disebabkan oleh komplikasi
(misalnya ARDS, pneumonia, sepsis,
ensefalopatihipoksik-iskemik, edema
serebral, dan DIC).
Penemuan Pemeriksaan Luar
● Baju basah
● Kulit dingin, basah, dan pucat. Dapat juga membentuk cutis anserina
● Washerwoman hand
● Cadaveric spasm: rerumputan, lumpur, pasir, dll, terdapat di genggaman
tangan. Adanya cadaveric spasm menunjukkan korban masih hidup ketika dia
tenggelam
● Rigor mortis muncul lebih cepat karena berusaha untuk keluar dari air
● Livor mortis biasanya ditemukan di daerah kepala, leher, dan dada anterior
● Conjunctiva biasanya keruh
● Adanya busa yang keluar dari hidung atau mulut
Penemuan pemeriksaan internal (dalam)
● Paru paru terasa berat, kenyal, dan terbentuk pitting apabila ditekan.
● Jika tenggelam di air tawar, paru-paru mempertahankan bentuknya, sementara jika tenggelam di
air asin paru-paru bentuknya tidak beraturan.
● Paltauf hemorrhage, yaitu pendarahan pada anterior surface dan batas-batas paru
● Emfisema Aquosum: paru-paru terasa berat, pucat, kenyal, dan berisi air.
● Edema Aquosum: Terisinya paru-paru dengan air tidak ada busa, biasanya terjadi pada orang yang
tenggelam saat tidak sadar.
● Berat: berat paru-paru: saat tenggelam 600-700 gram, paru-paru yang tidak tenggelam 370-540
gram
Temuan Laboratorium
● Mikroskopik
Paru-paru: Alveoli pulmoner terdistensi dan terisi cairan juga benda asing seperti tanah atau lainnya.
Darah: Pada tenggelam air tawar biasanya ditemukan jumlah eritrosit rendah dan ada hemolisis, sementara air laut
terlihat eritrosit mengerut.

● Biokimia
Gettler test: Adanya penurunan klorida di ruang jantung kiri, perbedaan 25mg/100ml klorida antara ruang jantung
kanan dan kiri disebut signifikan
Strontium test: Perbedaan 75 microgram/L dari konsentrasi strontium pada jantung kanan dan kiri
Diatom
Diatom adalah alga uniseluler yang ditemukan di perairan dan adanya cahaya untuk fotosintesis.
Diatom akan ditemukan di otak, ginjal, liver, sumsum tulang, dll.

Tes diatom didasarkan pada prinsip bahwa ketika seseorang yang hidupditenggelamkan dalam air
yang mengandung diatom, maka akan banyak diatom menembus dinding alveolus dan terbawa
menuju organ seperti otak, ginjal, hati, bone marrow dll

Anda mungkin juga menyukai