Anda di halaman 1dari 28

ASFIKSIA

Disusun Oleh:
Apriandy Pariury
Hellen Marsella
Valentina Oktaviany Situngkir
Elsa Noviranty
Definisi
A : Tidak
ASFIKSIA
(Yunani) SPHINX :
Nadi
Suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan dalam
pertukaran gas di saluran pernapasan.

O2
CO
2
Klasifikasi Anoksia
Suatu keadaan dimana jaringan dan atau darah mengalami kekurangan oksigen

Anoksia Anoksik
Upaya bernafas atau suplai O2 di saluran nafas dan paru-paru karena adanya halangan
atau hambatan. Misalnya: Tenggelam, cekik, dll.

Anoksia Anemia
Gangguan suplai atau ikatan Oksigen dengan Hb (reseptor) di dalam darah akibat
penurunan jumlah eritrosit. Misalnya: TBC, DBD, perdarahan hebat

Anoksia Stagnan
Gangguan hantaran oksigen ke jaringan akibat kelainan di CVS. Misalnya: gagal
jantung kongestif.
Anoksia histotoksik
Gangguan suplai oksigen ke dalam sel akibat zat racun. Misalnya: keracunan sianida,
CO
Etiologi

Asfiksia Mekanik (Anoksia Anoksik)


Asfiksia Non Mekanik
Penyebab alamiah/Penyakit (Anoksia Anemik dan Anoksia
stagnan)
Keracunan/Toksik (anoksia histotoksik)
Epidemiologi
CDC  AS, 1999 – 2004, Angka kematian ± 20000 kematian 
berbagai jenis dari asfiksia mekanik seperti tenggelam, gantung,
cekik dan sufokasi.

Tenggelam paling banyak menyebabkan kematian pada usia 1 – 4


tahun, sedangkan gantung dan cekik biasanya pada usia 35 – 44
tahun.

Asfiksia karena bunuh diri jarang presentasenya < 5% kasus.


Fase Asfiksia
Dispnoe ± 4 mnt
Kadar O2 ↓ dan CO2 menumpuk dlm plasma darah → merangsang pusat pernapasan di medula oblongata →
amplitudo & frek.pernapasan ↑, nadi cepat, TD ↑, tampak tanda sianosis

Konvulsi ±2mnt
Kadar CO2 ↑ → merangsang SSP sampai terjadi konvulsi
Konvulsi klonik → konvulsi tonik → spasme opistotonik
Dilatasi pupil, denyut jantung ↓, TD ↓

Apnoe ±2mnt
Depresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melemah dan dapat berhenti → kesadaran ↓
Akibat relaksasi sfingter → pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja

Akhir
Terjadi paralisis SSP
Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher → jantung msh berdenyut
beberapa saat
Kardinal Asfiksia
Patognomonik
Sianosis (kebiruan)
Bintik pendarahan (petekie)
Buih halus pada mulut dan
hidung
Klasifikasi Asfiksia Mekanik

Strangulasi (Lilitan Bekap

dan/atau tekanan saja) Sumbat

Gantung Sufokasi

Cekik Tenggelam

Jerat Trauma dada dan perut


Gantung (Hanging)
Peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang
ditahan dibagian lehernya oleh sesuatu benda dengan permukaan
yang relatif sempit dan panjang sehingga daerah tersebut mengalami
tekanan.
Jenis Gantung
Berdasarkan Simpul Berdasarkan Posisi Tubuh

Typical Hanging Incomplete Hanging


Atypical Hanging Complete Hanging
Tanda/Kardinal
Pemeriksaan Luar:
Terdapat jejas melingkar di leher dan tidak menyatu (tidak melingkar utuh/ada bagian yang
hilang)
Jejas melingkar di atas tulang rawan gondok
Jejas berbentuk seperti huruf V/U
Lidah menjulur keluar  jika posisi tali berada di bawah tulang rawan gondok
Lebam mayat berada dibagian lengan bawah dan ujung tungkai, dan genital eksterna
(complete hanging), lebam mayat terdapat di daerah tubuh yang letaknya terendah pada
saat kejadian (incomplete hanging)
Pemeriksaan Dalam:
Resapan darah jaringan bawah kulit dan otot
Patah os hyoid
Jerat
Penekanan benda asing berupa tali dan sejenisnya yang melingkari
atau mengikat leher yang semakin lama semakin kuat dan menutup
saluran pernapasan.
Tanda/Kardinal
Pemeriksaan Luar:
Terdapat jejas yang melingkar leher, jejas continue (melingkar utuh)
Jejas terletak di bawah tulang rawan gondok
Jejas berbentuk mendatar, kedalamannya regular (sama)
Tinggi kedua ujung jejas jerat tidak sama
Terdapat luka lecet cetak dan memar
Pemeriksaan Dalam:
Resapan darah pada otot dan jaringan ikat
Fraktur tulang rawan thyroid
Kongesti jaringan ikat, kelenjar limfe dan pangkal lidah
Edema paru dan buih halus pada jalan napas
Cekik
Merupakan situasi dimana adanya tekanan pada jalan nafas dileher oleh
benda.
Tanda/Kardinal
Pemeriksaan Luar:
Jejas tidak melingkar leher, tidak continue
Jejas terletak di atas atau bawah jakun
Jejas berbentuk garis datar, asimetris, atau bulan sabit (luka lecet cetak akibat tekanan
kuku)
Lebam mayat ditemukan di daerah tubuh yang letaknya paling rendah pada saat kejadian.
Pemeriksaan dalam:
Resapan darah lebih jelas: pada jaringan ikat bawah kulit, belakang kerongkongan, dasar
lidah, dan kelenjar tiroid.
Fraktur tulang rawan tiroid, krikoid, hyoid.
Paru : Edema paru-paru.
Perbedaan Gantung, Cekik & Jerat
No Gantung Jerat Cekik
1. Jejas melingkar di leher Jejas melingkar di leher Jejas tidak melingkar di leher

2. Jejas tidak menyatu Jejas melingkar utuh Jejas tidak menyatu, asimetris

3. Jejas berbentuk huruf V/U Jejas berbentuk mendatar Jejas berbentuk bulan sabit
(akibat tekanan kuku) atau
melengkung
4. Jejas terletak di atas tulang Jejas terletak di bawah tulang Jejas terletak di atas atau
rawan gondok rawan gondok bawah tulang rawan gontok

5. Terdapat patah tulang leher Tidak dijumpai patah tulang Tidak dijumpai patah tulang
leher leher
Bekap (Smothering)
Penutupan lubang hidung dan mulut secara serentak yang akan menghambat
pemasukan udara ke paru-paru.
Tanda/Kardinal
Pemeriksaan Luar:
Luka memar dan lecet pada permukaan hidung & bibir yang terdorong menekan gigi, gusi
dan lidah.
Terdapat gambaran pucat dibagian wajah yang tertekan (bekap dengan menggunakan lakban)
Terdapat aroma asing pada bagian hidung dan mulut (bekap dengan obat bius)
Sumbat (Gagging and Chocking)
Sumbatan jalan napas oleh benda asing dapat dari
luar tubuh maupun dari dalam tubuh.
Gagging/sumpal (di daerah rongga mulut)
Chocking/sedak (di daerah kerongkongan)
Tanda kardinal :
-Luka memar pada daerah mulut, palatum,
kerongkongan (jika benda asing tidak ditemukan)
-Terdapat sisa benda asing pada rongga mulut atau
saluran pernafasan
-Rahang terbuka
Sufokasi
Keadaan yang terjadi apabila oksigen yang ada di
lingkungan tidak memadai atau menurun. Dimana
kebutuhan akan pengambilan oksigen lebih besar.
Tidak menyebabkan gangguan secara langsung
tetapi pada akhirnya akan menyebabkan anoksia
Misalnya pada penjara tanpa ventilasi, tempat
penambangan yang mengalami keruntuhan, kepala
yang dimasukan kedalam kantong plastik (mekanik)
Tanda Kardinal :
Mulut menganga (karena terjadi cardaveric
spasm)
Memar sekitar leher yang terjadi pada sufokasi
mekanik (kepala dimasukan kedalam kantung
plastik)
Tenggelam (Drowning)
Kematian akibat mati lemas disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran
pernapasan.
Jenis Tenggelam:
Tipe I (Dry Drowning)  Volume air yang masuk ke paru sedikit. Biasanya
terjadi pada korban tenggelam dalam keadaan penurunan kesadaran
(Intoksikasi alkohol, keracunan, dll)
Spasme Laring
Vagal Refleks
Tipe II (Wet Drowning)  Volume air yang masuk ke paru banyak. Terjadi
pada korban yang tenggelam dalam keadaan kesadaran yang baik.
Tanda/Kardinal
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan Luar

Tanda umum asfiksia Buih pada saluran napas


Kulit basah, keriput, kadang seperti Ditemukan cairan dan benda laut pada
kulit angsa (cutis anserina) paru.
Washer womans skin Lambung, esofagus berisi air, pasir, lumpur
Lebam mayat terutama pada kepala dan algae
dan leher Paru-paru pucat, lebih besar dan basah,
Buih halus berwarna putih dan ditekan dapat menimbulkan cetakan, pada
persisten irisan terlihat buih berair.
Cadaveric spasme Terdapat cetakan tulang iga pada paru.
Bercak hemolisis pada aorta
Washer
woman hand

Cadaveric
spasme
Pemeriksaan Korban Tenggelam

Menentukan korban masih hidup atau tidak saat tenggelam


Tanda-tanda kekerasan
Perkiraan waktu kematian
Trauma Dada dan Perut
Karena penekanan dari luar pada dinding dada yang
menyebabkan dada terfiksasi dan menimbulkan gangguan gerak
pernapasan.
Tanda kardinal :
Pemeriksaan Luar:
luka lecet, luka memar, luka robek dapat ditemukan pada dada
dan perut. Tanda patah tulang dada
Pemeriksaan dalam:
Perdarahan dan kerusakan organ dalam.
Kesimpulan
Asfiksia atau mati lemas terjadi hambatan jalan nafas
akibat adanya trauma mekanik maupun non mekanik yang
akan menyebabkan anoksia.

Asfiksia mekanik dapat dilihat secara klinis melalui


pemeriksaan luar antara lain seperti adanya : Sianosis,
bintik perdarahan, dan buih halus yang ditemukan pada
jenazah dan penemuan jejas berdasarkan peristiwanya
Daftar Pustaka
Budiyanto A dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang: Universitas Diponegoro; 2007.
Tanto C, dkk. Kapita selekta kedokteran esensial of medicine. Edisi ke-4. Jakarta:
Media Aesculapius;2016.
Graham MA, Hanzlick R. Asphyxia. In:.Forensic Pathology in Criminal Cases. 2nd ed.
Carlsbad, Calif: Lexis Law Publishing; 1997.
Payne JJ, Jones R, Karch SB, Manlove J. Asphyxia. In:.Simpson’s forensic medicine.
13th ed. London:CRC Press;2011.
Centers for Disease Control and Prevention. Multiple cause of death for 1999-2004
(compiled from Multiple Cause of Death File 1999-2004, Series No. 2J, 2007). CDC
WONDER. Available at http://wonder.cdc.gov/mcd.html. Accessed: Dec 12, 2009.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai