Abstrak
Vitamin A merupakan salah satu vitamin larut lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem
pengelihatan yang baik. Kekurangan vitamin A dialami oleh 19 juta ibu hamil diseluruh dunia menurut
WHO tahun 2011. Menurut Depkes RI tahun 2007, 50% ibu nifas di Indonesia memiliki serum retinol
rendah sehingga meningkatkan risiko kebutaan dan kematian karena infeksi. Pada tahun 2009-2013,
data cakupan Vitamin A yang diolah Riskesdas mengalami penurunan hingga 75,5%. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2012 mencatat cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Karawang adalah 80,297% dari tolok ukurnya sebesar 100%. Berdasarkan masalah tersebut
maka dilakukanlah evaluasi program pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas
Tirtajaya Kabupaten Karawang pada periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 dengan
membandingkan cakupan terhadap tolok ukur menggunakan pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi
didapatkan masalah cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas sebesar 68,39%, cakupan
persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 68,39%, cakupan cakupan kunjungan nifas 1 sebesar 68,39%,
kunjungan nifas 2 sebesar 68,14% dan cakupan kunjungan nifas 3 sebesar 67,50%. Prioritas
masalahnya yaitu cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dan cakupan persalinan di
fasilitas kesehatan yang belum mencapai tolok ukur. Dari temuan tersebut, pertemuan koordinasi antara
pemegang program bidang gizi dan KIA, perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan, serta peningkatan
sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan program pemberian kapsul vitamin A
pada ibu nifas di Puskesmas Tirtajaya.
1
Daftar Isi
Abstrak...............................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................2
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................6
1.4 Manfaat............................................................................................................7
1.5 Sasaran.............................................................................................................8
2
4.3.3 Keluaran..........................................................................................28
4.3.4 Umpan Balik...................................................................................32
4.3.5 Lingkungan.....................................................................................33
4.3.6 Dampak...........................................................................................33
Daftar Pustaka..................................................................................................................48
3
Bab I
Pendahuluan
4
serum retinol kurang dari 20µg/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan dan kematian
karena infeksi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, data cakupan vitamin
A di Indonesia tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan dan masih dibawah target yang
diinginkan, dimana pada tahun 2009 mencapai 82%, tahun 2010 mencapai 85%, tahun 2011-
2012 80%, dan tahun 2013 turun menjadi 75,5%. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
2012 mencatat bahwa persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Karawang adalah 80,297% dari tolok ukurnya sebesar 100%, yang menyatakan
masih banyak ibu nifas yang belum mendapatkan suplementasi vitamin A ini. Berdasarkan
laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten tahun 2016 didapatkan
cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya
Kabupaten Karawang sebesar 68,39% dengan tolok ukur 100%.3,4 Oleh karena itu, evaluasi
program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
5
vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya Kabupaten Karawang
sebesar 67,35% dengan tolok ukur 100%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui masalah dan penyelesaiannya pada program Pemberian Kapsul Vitamin A
pada Ibu Nifas di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017 melalui pendekatan sistem.
6
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya didalam masyarakat.
b. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengatur program.
c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanantara lain perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
d. Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program
Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.
e. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
b. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
c. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan pemecahan
masalahnya.
b. Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas, sehingga dapat memenuhi target cakupan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu nifas dan atau neonatus akibat
kekurangan vitamin A melalui program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan cara meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi
vitamin A.
c. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi
daerah-daerah lain di Indonesia.
7
1.5 Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 .
8
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah laporan hasil kegiatan
bulanan mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 ,
yang terdiri dari:
1. Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A bagi ibu nifas
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
6. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
7. Kunjungan nifas
8. Pencatatan dan pelaporan
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program Pemberian Kapsul
Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 tolok ukur yang ditetapkan dengan cara pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data dan menginterpretasikan data tersebut melalui pendekatan
sistem, kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
9
Bab III
Kerangka Teori
3.1 Sistem
Skema di atas menerangkan sebuah sistem. Sistem adalah suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans,
sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.5
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem , yaitu:5
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber daya atau
masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: man (staf), money (dana
10
operasional), material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method (ketrampilan atau
cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
11
Bab IV
Penyajian Data
12
2. Luas wilayah kerja administratif UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah luas
areal sebesar ± 113,628 km atau 11.362,815 Ha dengan kepadatan
penduduk per Km2 sebesar 796 jiwa, yang meliputi daratan, persawahan
dan tambak mencakup 11 Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066
Kepala Keluarga (KK). Komposisi penggunaan lahan paling banyak
digunakan untuk pertanian atau sawah. Kepadatan penduduk di
Kecamatan Tirtajaya tidak ada permasalahan, karena daya dukung
lingkungan (luas wilayah) seimbang sehingga tidak berpengaruh pada
tingkat kepadatan penduduk pada suatu wilayah. Penduduk terbanyak
terdapat di Desa Sabajaya yaitu sebesar 11.178 jiwa dengan luas wilayah
sebesar 5,524 Km2, dengan kepadatan penduduk 2.016 jiwa/Km2. Hal ini
disebabkan Desa Sabajaya merupakan wilayah strategis. Dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah
lingkungan, sosial dan sebagainya. Sementara penduduk dengan
kepadatan yang rendah berada di Desa Tambaksari yaitu sebesar 9.479
jiwa dengan luas wilayah 34,891 Km2 dengan kepadatan penduduk 270
jiwa/Km2.
3. UPTD Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten
Karawang, memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta
Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
13
3. Desa Srijaya 9. Desa Srikamulyan
4. Desa Kutamakmur 10. Desa Gempolkarya
5. Desa Bolang 11. Desa Sumurlaban
6. Desa Sabajaya
Adapun rincian luas wilayah Kecamatan Tirtajaya berdasarkan
jenis areal untuk tiap-tiap desa dapat dilihat pada tabel berikut :
14
Tabel 4.2 Jarak Antar Desa ke UPTD Puskesmas Tirtajaya
Rata-Rata Waktu
Kondisi Keterjangkauan
Jarak Tempuh
No Desa
Tempuh Roda 2 Roda 4
Roda 2 Roda 4 Jalan
(Mnt) (Mnt)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pisangsambo 6 Km 10 10 bisa bisa Baik
2 Sabajaya 50 M 2 2 bisa bisa Baik
3 Medankarya 5 Km 10 10 bisa bisa Sedang
4 Tambaksumur 2 Km 5 5 bisa bisa Sedang
5 Tambaksari 5 Km 10 10 bisa bisa Sedang
6 Srijaya 5 Km 7 7 bisa bisa Baik
7 Srikamulyan 8 Km 30 30 bisa bisa Sedang
8 Kutamakmur 6 Km 15 15 bisa bisa Baik
9 Bolang 6 Km 15 15 bisa bisa Baik
10 Gempolkarya 4 Km 10 10 bisa bisa Baik
11 Sumurlaban 3 Km 7 7 bisa bisa Baik
4.2.1.3 Iklim
Iklim Kabupaten Karawang diklasifikasikan sebagai iklim tropis.
Secara geografis Puskesmas Tirtajaya termasuk daerah dataran yang relatif
rendah, mempunyai variasi kemiringan wilayah antara 0 – 5 meter di atas
permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 – 2 %, 22 – 15 %, dan di
atas 40 % dengan suhu rata – rata 27 ºC dan tekanan udara rata-rata 0,01
milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen.
Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan
November sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni
bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam,
lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam.
15
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya
berdasarkan Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya pada tahun 2017
syaitu sebesar 68.012 jiwa yang terdiri dari :
- Jumlah penduduk laki-laki : 34.608 jiwa
- Jumlah penduduk perempuan : 33.404 jiwa
- Jumlah KK : 27.066 KK
Tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kecamatan Tirtajaya kebanyakan
tamat SD/SLTP yaitu sebanyak 16.401 orang (67,10%).
Sebagian besar Kepala Keluarga Kecamatan Tirtajaya bermata
pencaharian petani yaitu sebanyak 9.379 KK (35,36%).
Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Tirtajaya
adalah Islam sebanyak 100 %, Kristen Protestan/Katolik 0 %, Hindu 0 %,
dan Budha 0 %.
Proporsi penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 1,07% dari
40,41% tahun 2015 menjadi 39,34% tahun 2017 dan Keluarga miskin
mengalami peningkatan sebesar 3,43% dari 41,52% tahun 2015 menjadi
44,84% tahun 2016 sebanyak 36.458 jiwa yang tersebar di 11 Desa.
Keadaan miskin ini juga didukung dengan perilaku masyarakat yang
konsumtif dan tidak menguntungkan seperti pesta pada saat panen.
Keadaan geografis dan budaya mempengaruhi terhadap kesehatan. Ini
merupakan bukti cukup banyaknya penduduk dan keluarga miskin di
Kecamatan Tirtajaya, sehingga harus menjadi perhatian UPTD
Puskesmas Tirtajaya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4.2.2.2 Keadaan Kesehatan Masyarakat
1. Sarana dan Tenaga Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Tirtajaya
meliputi :
-Puskesmas Pembantu (PUSTU) : 4 buah
16
-Poned : 1 buah
-Polindes : - buah
-Puskesmas Keliling (PUSLING) : 11 desa
-BP Swasta : 1 buah
-Praktek Dokter Swasta : 2 buah
-Praktek Bidan Swasta : 28 buah
-Klinik 24 jam : - buah
-Posyandu : 46 pos
-Posbindu : 2 pos
-Kader Posyandu : 230 orang
-Paraji : 12 orang
Sedangkan tenaga kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Tirtajaya
yaitu :
-Dokter Umum : 3 orang
-Dokter Gigi : 1 orang
-Sarjana Kesehatan : 5 orang
-Akademi Perawat : 15 orang
-Akademi Kebidanan : 29 orang
-D1 Kebidanan : 4 orang
-Bidan Koordinator : 1 orang
-Bidan Puskesmas : 10 orang
-Bidan Desa : 11 orang
-Bidan Poned : 15 orang
-Perawat (SPK) : 6 orang
-Petugas gizi : 1 orang
-Analis Laboratorium : - orang
-Sanitarian : - orang
-Tenaga Non Medis : 3 orang
-Tenaga Imunisasi : - orang
17
-Sopir : 2 orang
c. Sarana (Material)
Medis :
a. Kapsul vitamin A : Ada
Non medis :
a. Leaflet : Tidak ada leaflet pemberian vitamin A untuk ibu nifas
b. Poster : Tidak ada poster pemberian vitamin A untuk ibu nifas
c. Spanduk : Tidak ada spanduk pemberian vitamin A untuk ibu nifas
d. Buku panduan : Ada (Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, Depkes
2009)
18
e. Formulir pencatatan dan pelaporan : tersedia formulir pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas dan di tingkat desa namun tidak lengkap.
d. Metode (Method)
1. Menghitung kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A
Sasaran ibu nifas (0-42 hari setelah melahirkan) yang akan diberikan kapsul
vitamin A dihitung dari data sasaran riil tahun sebelumnya kemudian kebutuhan
dikurangi ketersediaan kapsul vitamin A di tempat pelayanan.
19
didalamnya harus digunakan paling tidak dalam jangka waktu 1 tahun. Penanggung
jawab penyimpanan kapsul vitamin A yaitu pengelola gudang farmasi. Semua
permintaan kapsul tercatat dengan baik di buku ekspedisi yang dipegang oleh petugas
bagian gudang farmasi dan gizi. Informasi yang harus ada di dalam buku ekspedisi
adalah tanggal permintaan, jumlah yang diminta, jenis atau warna kapsul, nama,
instansi dan tanda tangan pemohon, nama dan tanda tangan petugas bagian farmasi dan
gizi. Petugas gudang farmasi dan gizi harus memiliki data jumlah setiap sasaran
perwilayah dan akan digunakan sebagai klarifikasi jika ada permintaan kapsul yang
melebihi jumlah sasaran.6
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
Distribusi kapsul vitamin A adalah suatu rangkaian kegiatan pembagian kapsul
vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat jumlah dan dosisnya.
Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas dilakukan
setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan vitamin A. Oleh
bidan desa didistribusikan pada pertengahan bulan November dan Juli ke seluruh bidan
praktek swasta/ dokter praktek swasta. Untuk daerah terpencil, mekanisme distribusi
mengikuti sistem pelayanan kesehatan yang ada, yang harus diperhatikan adalah
mempersiapkan dan melakukan pengiriman kapsul vitamin A lebih awal.
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi merupakan bagian yang terpenting dalam menghasilkan partisipasi
sosial yang efektif. Sosialisasi memberikan kontribusi yang penting untuk terciptanya
mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat. Sosialisasi bertujuan merubah
masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu kemudian menjadi mau dan mau
menjadi tergerak dan ikut melaksanakan serta diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kebutuhan terhadap kapsul vitamin A, meningkatkan penggerakan
masyarakat dan meningkatkan cakupan suplementasi vitamin A. Sasaran langsung
adalah ibu nifas sendiri dan sasaran tidak langsung dari sosialisasi yaitu tokoh agama,
tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, dan petugas kesehatan. Sosialisasi tersebut
selain dapat dilakukan di kelas ibu hamil yang dilaksanakan setiap bulan juga dapat
20
dilaukan di laksanakan di posyandu, puskesmas, polindes, bidan praktek swasta, balai
pengobatan dan sarana kesehtan lain. Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui
organisasi PKK, Karang Taruna, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan seperti
pengajianm dan acara kemasyarakatan lainnya.
5. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas
Satu kapsul merah (200.000 SI) vitamin A diberikan kepada ibu nifas segera
setelah melahirkan, dan 1 kapsul merah vitamin A selanjutnya diberikan 24 jam sesudah
pemberian kapsul pertama. Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat
vitamin A, maka dapat diberikan saat:6
Kunjungan ibu nifas 1 (6-48 jam) setelah melahirkan
Kunjungan ibu nifas 2 (4-28 hari) setelah melahirkan
Kunjungan nifas 3 (29-42 hari) setelah melahirkan, atau
Kunjungan neonatus 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi hepatitis B (HB0)
Pada kunjungan neonatus 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau
Pada kunjungan neonatus 3 (bayi berumur 8-28 hari)
Tenaga yang dapat memberikan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas adalah
tenaga kesehatan seperti dokter, bidan perawat, tenaga gizi dan kader yang telah lebih
dahulu mendapat penjelasan dari petugas kesehatan.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan mulai dari tingkat desa (pada posyandu/
bidan desa) hingga provinsi. Data utama yang harus dicantumkan adalah data jumlah
sasaran program, data jumlah yang menrima kapsul vitamin A, dan cakupan vitamin A.
data jumlah sasaran program memuat jumlah ibu nifas yang seharusnya menerima
suplementasi vitamin A sesuai dosis. Jumlah sasaran menggnakan data proyeksi dari
BPS untuk kabupaten/kota dan menggunakan data sasaran riil yaitu hasil rekapitulasi
sasaran per desa untuk puskesmas.
Posyandu. Setiap pemberian kapsul vitamin A (termasuk hasil sweeping) di bidan
desa/ bidan praktik swasta/di dokter swasta di setiap desa akan direkapitulasi
dalam buku bantu dan dilaporkan ke Puskesmas.
21
Puskesmas. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort ibu. Hasil
rekapitulasi tingkat Puskesmas dilaporkan ke kabupaten/kota oleh pengelola
program gizi setelah berkoordinasi dengan pengelola program KIA.
Data ibu nifas yang menerima kapsul vitmain A dicatat pada buku KIA dan dicatat
kembali dalam buku kohort ibu. Sisa pemakaian kapsul vitamin A dari seluruh tempat
pelayanan dicatat dalam formulir pencatatan
Jumlah kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang didistribusikan selama 1 tahun
= jumlah sasaran ibu nifas x 2 kapsul + (10% kebutuhan tidak terduga)
= (2025 x 2) + 10% (2025 x 2)
= 4050 + 405
= 4455 kapsul
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi atau obat puskesmas,
dijauhkan dari sinar matahari langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak disimpan di
lemari es, dan tutup botol tertutup rapat (1 botol berisi 50 kapsul). Di bidan desa atau
tempat praktek swasta pun vitamin A disimpan di kamar praktek dengan cara yang
22
sama seperti di gudang farmasi. Penanggung jawab penyimpanan kapsul vitamin A
adalah pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
Pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi bertanggung jawab ats
pendistribusian kapsul vitamin A. Setiap permintaan kapsul akan tercatat di buku
ekspedisi yang dipegang oleh petugas farmasi dan gizi. Pengambilan kapsul vitamin A
warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas dilakukan setiap 6 bulan pada pertengahan
bulan November dan Juli bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan vitamin A.
Kemudian oleh bidan desa didistribusikan ke seluruh bidan praktek swasta/dokter
praktek swasta.
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Dilakukan secara perorangan (tatap muka) ketika ibu hamil berkunjung ke
Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling.
Dilakukan secara berkala hanya dalam kelas ibu hamil yang dilakukan oleh bidan
desa dari masing-masing desa. Pengumuman mengenai akan diadakannya kelas ibu
hamil dibantu oleh kader agar dapat mengajak semua ibu hamil di desa tersebut
untuk mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.
23
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa (pada
posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A dilakukan
di buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu, dapat dilakukan oleh bidan
desa, bidan praktek swasta, atau dokter praktek swasta setiap kali memberikan kapsul
vitamin A kepada ibu nifas. Data di desa kemudian akan direkapitulasi oleh bidan desa
setiap bulan dan diberikan kepada koordinator program KIA di Puskesmas, yang
kemudian data yang diberikan akan diteruskan kepada koordinator program gizi
Puskesmas. Oleh koordinator program gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan
direkapitulasi dan dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan Puskesmas
setiap akhir bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan sekali. Data yang harus
dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data jumlah yang menerima kapsul
vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul vitamin A.
b. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.
24
Kepala Puskesmas
Teti Suhernayati, SKM
Koordinator Bidan
Bagan 4.1. Struktur Organinasi dalam Program Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada
Ibu Nifas di UPTD Puskesmas Tirtajaya
c. Pelaksanaan
1. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung setiap 1 tahun sekali dengan
menggunakan data jumlah sasaran riil tahun sebelumnya namun tidak dikurangi sisa
vitamin A karena tidak ada data berapa jumlah vitamin A yang tersisa.
25
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Penyimpanan dilaksanakan sesuai dengan standar ketentuan pada perencanaan
agar kualitas kapsul vitamin A optimal.
26
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa
hingga kabupaten. Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas tidak lengkap karena data
hanya mencantumkan jumlah ibu nifas setiap desa serta jumlah ibu nifas yang sudah
diberikan kapsul vitamin A tanpa mencantumkan darimana kapsul vitamin A
didapatkan (bidan desa atau bidan praktek swasta atau dokter praktek swasta). Tidak
ada pencatatan dan pelaporan apakah pelayanan kesehatan swasta telah mendapat
kapsul vitamin A sesuai kebutuhan. Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah ibu
nifas yang belum mendapat vitamin A setelah melahirkan telah mendapat vitamin A
saat kunjungan nifas atau neonatal. Tidak ada pencatatan dan pelaporan berapa jumlah
kapsul vitamin A yang terpakai dan berapa sisa kapsul vitamin A yang ada.
d. Pengawasan
Rapat evaluasi bulanan yang dilakukan setiap akhir bulan.
27
ketentuan yang sama. Sebagian besar bidan desa menyimpan botol kapsul vitamin A
yang telah diambil ke dalam tas disatukan dengan barang-barang lainnya dengan
terlebih dahulu dimasukkan kedalam plastik kemudian mendistribusikan dengan
kendaraan bermotor roda dua.
Pendistribusian kapsul vitamin A
Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin atau nifas
masing-masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak
terduga. Kapsul vitamin A diambil oleh bidan desa di puskesmas kemudian kapsul
vitamin A didistribusikan ke beberapa bidan praktek swasta.
Tabel 4.3 Distribusi Kapsul Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Periode Januari
2017 sampai dengan Desember 2017
Jumlah Kapsul Vitamin A
Nama Desa Jumlah Ibu Nifas
yang Tersedia
29
d. Cakupan kunjungan nifas 2 (4-28 hari setelah melahirkan)
Persentase = jumlah ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas 2 x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
= 1380 x 100%
2025
= 68,14%
Target kunjungan nifas 3 pada ibu nifas selama 1 tahun adalah 100%.
30
Tabel 4.4 Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A, Ibu yang Melahirkan di Fasilitas Kesehatan,
Kunjungan Nifas 1, 2 dan 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Periode Januari 2017
sampai dengan Desember 2017
April 63 63 63 63 63
Mei 79 79 79 79 79
31
4.3.4 Umpan Balik (Feedback)
Pencatatan dan pelaporan : tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan program
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selanjutnya.
Rapat kerja : lokakarya mini yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya
untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan
b. Non fisik
1. Pendidikan: banyak penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang tamat SD/SLTP.
2. Sosial ekonomi: mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang bekerja sebagai petani (31,26%).
3. Budaya: Warga masih ada yang lebih senang bersalin di rumah dengan bantuan bidan
desa/ paraji
32
4.3.6 Dampak (Impact)
a. Langsung
Diharapkan meningkatnya kadar vitamin A (retinol) dalam ASI ibu nifas.
b. Tidak langsung
Diharapkan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu nifas dan bayi, serta
meningkatkan angka kesehatan mata.
33
Bab V
Pembahasan Masalah
31,61%
31,86%
32,50%
34
2. Poster Tersedia Tidak tersedia (+)
3. Pendistribusian Diambil oleh bidan desa -Diambil oleh bidan desa (+)
kapsul vitamin A pada pertengahan bulan pada pertengahan bulan
November dan akhir bulan November dan akhir bulan
Juli untuk kebutuhan- Juli untuk kebutuhan
masing desanya, kemudian masing-masing desanya.
bidan desa membagikan -Tidak ada pencatatan dan
kapsul vitamin A kepada pelaporan distribusi vit A
pelayanan kesehatan swasta ke pelayanan kesehatan
lain yang ada di wilayah swasta yang ada di wilayah
kerjanya kerjanya sesuai dengan
kebutuhan
5. Pemberian kapsul Semua ibu nifas diberikan 2 - Ibu nifas yang melahirkan (+)
vitamin A kepada kapsul vitamin A berwarna di Puskesmas dan di tempat
ibu nifas merah: 1 kapsul diminum bidan desa diberikan 2
segera setelah melahirkan kapsul vitamin A warna
dan 1 kapsul diminum 24 merah
jam setelah minum kapsul - Ibu nifas yang
vitamin A pertama. Jika melahirkan di pelayanan
tidak mendapat kapsul kesehatan swasta tidak
vitamin A segera setelah diketahui apakah
melahirkan, dapat diberikan mendapatkan kapsul
36
kapanpun sampai 42 hari vitamin A atau tidak.
postpartum saat kunjungan
nifas atau kunjungan
neonates
6. Pencatatan dan Pencatatan dari desa hingga -Pencatatan sudah dilakukan (+)
Pelaporan ke provinsi. Pencatatan -Pencatatan belum lengkap
mencakup: jumlah sasaran karena belum ada catatan
program, data jumlah yang darimana ibu nifas
menerima kapsul, dan data mendapat vitamin A.
sisa pemakaian kapsul -Belum ada catatan
vitamin A pembagian kapsul vitamin
A pada kunjungan nifas.
-Belum ada catatan sisa
kapsul vitamin A yang ada
7. Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi Terdapat struktur organisasi (-)
tertulis dan pembagian tugas tertulis dan pembagian tugas
yang jelas yang jelas
37
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Fisik: Lokasi Tidak menjadi faktor Tiap desa terdapat masing-masing 1 (-)
pelayanan penghambat bidan desa
kesehatan dan Tempat kelas ibu hamil disesuaikan
kelas ibu hamil dengan kesepakatan sehingga mudah
dijangkau oleh warga desa.
2. Fisik: Tidak menjadi faktor Terdapat sarana transportasi seperti (-)
transportasi penghambat kendaraan umum. Kebanyakan
penduduk sudah memiliki kendaraan
bermotor roda dua.
3. Fisik: fasilitas Menjadi faktor Tersedia praktek dokter swasta dan (+)
kesehatan lain penghambat praktek bidan swasta selain bidan
desa yang bertugas di Puskesmas,
tetapi belum ada pencatatan dan
pelaporan apakah ibu nifas
mendapatkan vitamin A atau tidak.
4. Non fisik: Tidak menjadi faktor Mayoritas penduduk tamat SD/SLTP (+)
pendidikan penghambat dan ini tidak menjadi faktor
penghambat
5. Non fisik: Tidak menjadi faktor Sosioekonomi warga, tidak menjadi (-)
sosioekonomi penghambat faktor penghambat
6. Non fisik: Tidak menjadi faktor Warga masih ada yang lebih (+)
Budaya penghambat senang bersalin di rumah dengan
bantuan bidan desa/ paraji
Bab VI
38
Perumusan Masalah
39
Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap. Tidak ada data apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A, mendapat
vitamin A saat kunjungan nifas. Tidak ada data sisa kapsul vitamin A yang ada di
masing - masing bidan desa.
40
Bab VII
Prioritas Masalah
1. Besarnya Masalah 4 4 4 4 4
Total
23 21 20 20 20
Keterangan derajat masalah:
5 = Sangat penting 2 = Kurang penting
4 = Penting 1 = Sangat kurang penting
3 = Cukup penting
41
7.3 Yang Menjadi Prioritas Masalah
a. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih kurang (68,39%) dari target
sebesar 100% dengan besar masalah 31,61%.
b. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari
target 100% dengan besar masalah 31,61%.
42
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih kurang (68,39%) dari target
sebesar 100% dengan besar masalah 31,61%.
Penyebab:
o Input:
o Tidak ada media promosi yang menarik serta dapat menginformasikan kapsul
pemberian vitamin A pada ibu nifas seperti contohnya spanduk dan poster
o Tidak ada jadwal tertulis tetap kapan bidan desa harus membagikan kapsul vitamin A
ke fasilitas kesehatan lain
o Belum ada sumber daya yaitu tenaga kesehatan atau kader yang melakukan sweeping
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
o Proses:
o Tidak semua bidan desa melakukan pendistribusian kapsul vitamin A kepada bidan
praktik swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain (seperti dokter praktik swasta,
klinik 24 jam) yang berada di wilayah kerjanya serta tidak ada pencatatan dan
pelaporannya.
o Pemberian kapsul vitamin A oleh fasilitas kesehatan lain seperti bidan praktek swasta/
dokter praktek swasta kepada ibu nifas belum diketahui.
o Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A pada ibu nifas hanya dilakukan di kelas ibu
hamil yang belum terjadwal dengan teratur dan dirasakan belum berjalan dengan
optimal.
o Kunjungan nifas yang diharapkan sebagai peluang terakhir untuk pemberian
suplementasi vitamin A masih dibawah tolok ukur.
o Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap. Tidak ada data apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A, mendapat
43
vitamin A saat kunjungan nifas. Tidak ada data sisa kapsul vitamin A yang ada di
masing - masing bidan desa.
Penyelesaian:
Mengadakan anggaran tersendiri dari Puskesmas untuk mengadakan poster, spanduk, dan
leaflet mengenai pemberian suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa saat antenatal care (ANC), kegiatan posyandu, serta
melalui penyuluhan.
Memberikan jadwal rutin dan surat tugas perintah tertulis yang ditanda tangani oleh kepala
Puskesmas kepada masing-masing bidan desa pemegang wilayah desa dan kader-kader
posyandu masing-masing desa untuk mensosialisasikan jadwal dan materi kelas ibu hamil
terutama mengenai pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas beberapa hari sebelum
dimulainya kelas ibu hamil.
Petugas program gizi melakukan sosialisasi kepada bidan desa untuk memperbaiki semua
sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas, seperti ada
tidaknya pendistribusian kapsul vitamin A kepada dokter atau bidan praktek swasta, ada
tidaknya pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas yang dilakukan oleh dokter atau
bidan praktek swasta, ada tidaknya ibu nifas yang belum mendapatkan vitamin A setelah
melahirkan kemudian memperoleh vitamin A saat kunjungan nifas atau neonatal, serta
pencatatan jumlah pemakaian kapsul vitamin A dan sisanya.
Melakukan pertemuan dengan pihak-pihak swasta seperti poliklinik swasta, dokter praktik
swasta, maupun BPM agar berkomitmen untuk turut serta dalam meningkatkan cakupan
pemberian vitamin A pada ibu nifas dengan cara aktif meminta kapsul vitamin A kepada
bidan desa dimana dapat melalui via mediasosial seperti whatsapp serta memberikan
pencatatan dan pelaporan berapa banyak ibu nifas yang telah mendapatkan kapsul vitamin
A serta sisa kapsul dan sisa kapsul vitamin A nya.
44
8.2 Masalah 2
Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari target
100% dengan besar masalah 31,61%.
Penyebab:
o Input:
o Masih terdapat ibu hamil yang senang bersalin di rumah dan dibantu oleh tenaga
kesehatan atau paraji.
o Proses:
o Tenaga kesehatan yang membantu persalinan di rumah sering lupa membawa botol
kapsul vitamin A, sehingga ibu nifas tidak mendapat kapsul vitamin A.
Penyelesaian:
Kepala UKM mengawasi dan mengevaluasi kinerja kunjungan hamil yang ke 4 (K4) setiap
akhir bulan serta menghimbau agar bidan-bidan desa dapat menekankan pentingnya
melakukan pertolongan persalinan dan melakukan kunjungan nifas dengan tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan
Meningkatkan sosialisasi kepada warga agar melakukan pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan serta mengingatkan ibu nifas mengenai pentingnya konsumsi kapsul vitamin A
setelah melahirkan.
Memberdayakan tokoh masyarakat, kader, dan peran aktif ibu-ibu agar mengingatkan
keluarga atau tetangganya yang baru melahirkan untuk mengontrol masa nifasnya di
tenaga kesehatan.
Membuat pertemuan dengan bidan desa dengan tujuan mengajak bidan desa untuk dapat
merangkul dan memberikan edukasi pada paraji agar paraji sebagai orang yang paling
dekat dengan masyarakat dapat menyarankan ibu-ibu hamil untuk melakukan kunjungan
nifas ke tenaga kesehatan.
45
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 didapatkan:
o Pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk Bulan
Vitamin A, didistribusikan dengan cara bidan desa mengambil kapsul vitamin A ke
Puskesmas sesuai kebutuhan kepada bidan desa.
o Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang sebesar 68,39% dari tolok ukur 100%.
o Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari
target 100% dari tolok ukur 100%.
o Sistem pencatatan dan pelaporan program kapsul vitamin A di Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat
kabupaten. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulannya, namun masih belum
lengkap.
9.2 Saran
1. Saran kepada kepala Puskesmas Tirtajaya:
Menghimbau petugas program gizi secara tertulis melakukan pengawasan ketat
terhadap bidan desa terhadap semua sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul
vitamin A bagi ibu nifas serta menghimbau bidan desa untuk melaporkan hasil tersebut
tepat waktu setiap akhir bulan kepada pemegang program KIA sebagai tim pelaksana
yang kemudian akan direkapitulasi oleh pemegang program gizi pada lokakarya mini
sebelum tanggal 5 di bulan yang baru agar dapat dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota
46
Memberikan jadwal rutin dan surat tugas perintah tertulis yang ditanda tangani oleh
kepala Puskesmas kepada masing-masing bidan desa pemegang wilayah desa dan
kader-kader posyandu masing-masing desa untuk mensosialisasikan jadwal kelas senam
ibu hamil beberapa hari sebelum dimulainya kelas ibu hamil serta bidan desa wajib
melaksanakan senam ibu hamil setiap awal bulan dengan melakukan sesi sebanyak 4
kelas yang dibagi dalam waktu 4 hari
Melakukan pertemuan dengan pihak-pihak swasta agar berkomitmen untuk turut serta
dalam meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas serta memberikan
pencatatan dan pelaporan berapa banyak ibu nifas yang telah mendapatkan kapsul
vitamin A serta sisa kapsul dan sisa kapsul vitamin A nya.
Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kader, bidan desa dengan
mengadakan pertemuan agar dapat membantu menyebarkan informasi kepada seluruh
ibu hamil/nifas untuk mengikuti kelas ibu hamil oleh karena pada kelas ibu hamil dapat
diterangkan pentingnya ibu-ibu ketika memasuki masa nifas untuk mendapatkan 2
kapsul vitamin A dosis tinggi dan juga pentingnya melaksanakan kunjungan nifas.
2. Saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang:
Menambahkan informasi mengenai pemberian vitamin A kepada ibu nifas ke dalam
buku KIA berupa frekuensi, dosis, dan manfaat pemberian vitamin A bagi ibu nifas.
Informasi tersebut diharapkan telah ditambah pada buku KIA cetakan berikutnya.
47
Daftar Pustaka
48
LAMPIRAN
49
Tabel 1. Tolok Ukur Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
MASUKAN
1. Tenaga
2. Dana
3. Sarana
Non-Medis
PROSES
50
Kebutuhan dihitung secara seksamadan
Perencanaan dan penyediaan kebutuhan penyediaan kapsul vitamin A di Puskesmas
kapsul vitamin A sudah ada 1 bulan sebelum bulan Februari dan
bulan Agustus
Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu Semua ibu nifas diberikan 2 kapsul vitamin A
nifas berwarna merah: 1 kapsul diminum segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul diminum 24
jam setelah minum kapsul vitamin A pertama.
Jika tidak mendapat kapsul vitamin A segera
51
setelah melahirkan, dapat diberikan kapanpun
sampai 42 hari postpartum saat kunjungan
nifas
PENGORGANISASIAN
PENGAWASAN
Fisik
Non-fisik
KELUARAN
UMPAN BALIK
Data Demografi
Tabel 2. Jumlah Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya
53
Tahun 2017
54
Peta Demografi
55
Tabel 3. Data Wilayah Administrasi Puskesmas Tirtajaya
Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang Tahun 2017
LUAS WILAYAH
NO DESA/KELURAHAN 2 JUMLAH RW JUMLAH RT KATEGORI WILAYAH
(Km )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 PISANGSAMBO 552.400 4 12 Daratan,Sawah
2 SABAJAYA 544.000 5 15 Daratan,Sawah
3 MEDANKARYA 584.459 4 13 Daratan,Sawah
4 TAMBAKSUMUR 3,568.620 5 16 Daratan,Sawah dan Tambak
5 TAMBAKSARI 3,489.089 3 11 Daratan,Sawah dan Tambak
6 SRIJAYA 493.899 4 12 Daratan,Sawah
7 SRIKAMULYAN 626.033 4 8 Daratan,Sawah
8 KUTAMAKMUR 442.195 5 10 Daratan,Sawah dan Tambak
9 BOLANG 474.056 3 12 Daratan,Sawah
10 GEMPOLKARYA 310.064 3 10 Daratan,Sawah
11 SUMURLABAN 278.000 4 16 Daratan, sawah
TOTAL 11,362.815 44 135
56
Tabel 5. Mata Pencarian/Pekerjaan Warga per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya
2017
Mata Pencaharian
No Desa Pegawai Lain-
Petani Nelayan Pengrajin Pedagang PNS
Swasta lain
1 Pisangsambo 1800 0 25 355 23 251 301
2 Sabajaya 2002 0 0 198 35 132 200
3 Medankarya 1408 0 15 350 160 257 172
4 Tambaksumur 1410 1 4 455 140 222 133
5 Tambaksari 1221 2 57 584 189 257 0
6 Srijaya 1217 0 5 163 46 61 0
7 Srikamulyan 1850 0 30 368 28 262 0
8 Kutamakmur 1450 0 41 278 30 154 121
9 Bolang 1382 0 33 189 23 121 99
10 Gempolkarya 1412 0 23 344 24 213 131
11 Sumurlaban 1312 0 21 252 24 321 212
JUMLAH 16464 3 254 3536 722 2251 1369
57
Gambar 2. Leaflet Pentingnya Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
58
59