Anda di halaman 1dari 59

Evaluasi Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas

di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang


Periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
Albertha Febryani Meta
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Email: ebhymeta14@gmail.com

Abstrak

Vitamin A merupakan salah satu vitamin larut lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem
pengelihatan yang baik. Kekurangan vitamin A dialami oleh 19 juta ibu hamil diseluruh dunia menurut
WHO tahun 2011. Menurut Depkes RI tahun 2007, 50% ibu nifas di Indonesia memiliki serum retinol
rendah sehingga meningkatkan risiko kebutaan dan kematian karena infeksi. Pada tahun 2009-2013,
data cakupan Vitamin A yang diolah Riskesdas mengalami penurunan hingga 75,5%. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2012 mencatat cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Karawang adalah 80,297% dari tolok ukurnya sebesar 100%. Berdasarkan masalah tersebut
maka dilakukanlah evaluasi program pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas
Tirtajaya Kabupaten Karawang pada periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 dengan
membandingkan cakupan terhadap tolok ukur menggunakan pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi
didapatkan masalah cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas sebesar 68,39%, cakupan
persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 68,39%, cakupan cakupan kunjungan nifas 1 sebesar 68,39%,
kunjungan nifas 2 sebesar 68,14% dan cakupan kunjungan nifas 3 sebesar 67,50%. Prioritas
masalahnya yaitu cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dan cakupan persalinan di
fasilitas kesehatan yang belum mencapai tolok ukur. Dari temuan tersebut, pertemuan koordinasi antara
pemegang program bidang gizi dan KIA, perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan, serta peningkatan
sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan program pemberian kapsul vitamin A
pada ibu nifas di Puskesmas Tirtajaya.

Kata kunci: Evaluasi program, vitamin A, ibu nifas, puskesmas Tirtajaya

1
Daftar Isi

Abstrak...............................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................2

Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................6
1.4 Manfaat............................................................................................................7
1.5 Sasaran.............................................................................................................8

Bab II. Materi dan Metode


2.1 Materi...............................................................................................................9
2.2 Metode...........................................................................................................10

Bab III. Kerangka Teoritis


3.1 Sistem.............................................................................................................11
3.2 Variabel dan Tolok Ukur................................................................................12

Bab IV. Penyajian Data


4.1 Sumber Data .................................................................................................13
4.2 Data Umum....................................................................................................13
4.2.1 Data Geografis................................................................................13
4.2.3 Data Demografi..............................................................................16
4.3 Data Khusus...................................................................................................19
4.3.1 Masukan..........................................................................................19
4.3.2 Proses..............................................................................................23

2
4.3.3 Keluaran..........................................................................................28
4.3.4 Umpan Balik...................................................................................32
4.3.5 Lingkungan.....................................................................................33
4.3.6 Dampak...........................................................................................33

Bab V. Pembahasan Masalah


5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran.............................................................34
5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan.............................................................35
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses.................................................................35
5.4 Masalah Menurut Variabel Umpan Balik......................................................36
5.5 Masalah Menurut Variabel Lingkungan........................................................38

Bab VI. Perumusan Masalah


6.1 Masalah Menurut Keluaran...........................................................................40
6.2 Masalah dari Unsur Lain...............................................................................40
6.2.1 Dari Masukan.................................................................................40
6.2.2 Dari Proses......................................................................................40

Bab VII. Prioritas Masalah..............................................................................................42

Bab VIII. Penyelesaian Masalah......................................................................................42

Bab IX. Penutup


9.1 Kesimpulan......................................................................................................47
9.2 Saran................................................................................................................47

Daftar Pustaka..................................................................................................................48

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Vitamin A merupakan salah satu vitamin larut lemak yang berperan penting dalam
pembentukan sistem penglihatan yang baik. Suplementasi kapsul vitamin A pada anak umur 6-
59 bulan dan ibu nifas bertujuan tidak hanya untuk pencegahan kebutaan tetapi juga untuk
penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA). Selain itu masalah penanggulangan kurang vitamin
A (KVA) saat ini juga dikaitkan dengan upaya mendorong pertumbuhan dan kesehatan anak
guna menunjang upaya penurunan angka kesakitan dan angka kematian pada anak. Vitamin A
juga berperan penting bagi kesehatan ibu karena vitamin A merupakan zat gizi esensial bagi
penglihatan, reproduksi, pertumbuhan, diferensiasi epitelium dan sekresi lendir atau getah.
Asupan vitamin A pada ibu nifas dapat mencegah terjadinya rabun senja, frinoderma,
perdarahan, anemia, kurang gizi, infeksi baik saluran pernapasan ataupun pencernaan dan
kerusakan pada kornea. Defisiensi vitamin A ini masih menjadi masalah kesehatan pada ibu
hamil. World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengestimasi 19 juta jiwa ibu hamil
mengalami defisiensi vitamin A, jumlah ini paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.1
Sebuah rekomendasi dari The International Vitamin A Consultative Group (IVACG,
Desember 2002) dan Pedoman Nasional (2010) menyatakan bahwa seluruh (100%) ibu nifas
seharusnya menerima 400.000 SI atau 2 kapsul dosis tinggi dengan masing-masing kapsul
200.000 SI. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) pada ibu nifas, satu kapsul
diminum setelah melahirkan dan satu kapsul diminum pada hari berikutnya paling lambat pada
hari ke-42 (6 minggu) setelah melahirkan. Tujuannya adalah untuk mencegah kekurangan
vitamin A pada ibu nifas dan memberikan kekebalan kepada ibu nifas dan bayi yang
dilahirkan.2,3
Indonesia dinyatakan bebas masalah xeropthalmia (kelainan pada mata karena
kekurangan vitamin A) pada tahun 2007 menurut Depkes RI, namun 50% ibu nifas mempunyai

4
serum retinol kurang dari 20µg/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan dan kematian
karena infeksi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, data cakupan vitamin
A di Indonesia tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan dan masih dibawah target yang
diinginkan, dimana pada tahun 2009 mencapai 82%, tahun 2010 mencapai 85%, tahun 2011-
2012 80%, dan tahun 2013 turun menjadi 75,5%. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
2012 mencatat bahwa persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Karawang adalah 80,297% dari tolok ukurnya sebesar 100%, yang menyatakan
masih banyak ibu nifas yang belum mendapatkan suplementasi vitamin A ini. Berdasarkan
laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten tahun 2016 didapatkan
cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya
Kabupaten Karawang sebesar 68,39% dengan tolok ukur 100%.3,4 Oleh karena itu, evaluasi
program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menurut WHO 2011 terdapat 19 juta ibu hamil yang mengalami defisiensi vitamin A,
jumlah paling tinggi ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal
ini menjadikan masalah KVA masih merupakan masalah gizi utama.
2. Menurut Depkes RI 2007, 50% ibu nifas mempunyai serum retinol kurang dari 20
µg/dl.
3. Menurut Riskesdas 2013, cakupan vitamin A di Indonesia tahun 2009-2013 mengalami
penurunan dan masih dibawah target yang diinginkan, dimana pada tahun 2013 turun
menjadi 75,5%.
4. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012 memperlihatkan persentase pemberian
vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Karawang sebesar 80,297% dari tolok ukurnya
sebesar 100%.
5. Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun 2017 didapatkan cakupan pemberian kapsul

5
vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya Kabupaten Karawang
sebesar 67,35% dengan tolok ukur 100%.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui masalah dan penyelesaiannya pada program Pemberian Kapsul Vitamin A
pada Ibu Nifas di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017 melalui pendekatan sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya perencanaan kebutuhan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017.
b. Diketahuinya mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
c. Diketahuinya pendistribusian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
d. Diketahuinya sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
e. Diketahuinya cakupan kunjungan nifas di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Tirtajaya
periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
f. Diketahuinya pertolongan persalinan di failitas kesehatan di Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
g. Diketahuinya pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Tirtajaya periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017

1.4 Manfaat Evaluasi Program


1.4.1 Bagi Evaluator

6
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya didalam masyarakat.
b. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengatur program.
c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanantara lain perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
d. Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program
Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.
e. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
b. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
c. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan pemecahan
masalahnya.
b. Memperoleh masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan saran untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas, sehingga dapat memenuhi target cakupan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu nifas dan atau neonatus akibat
kekurangan vitamin A melalui program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu nifas tentang pentingnya suplementasi
kapsul vitamin A dengan cara meningkatnya sosialisasi pemberian suplementasi
vitamin A.
c. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi
daerah-daerah lain di Indonesia.

7
1.5 Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 .

8
Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi
Materi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah laporan hasil kegiatan
bulanan mengenai program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 ,
yang terdiri dari:
1. Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A bagi ibu nifas
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
6. Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
7. Kunjungan nifas
8. Pencatatan dan pelaporan

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program Pemberian Kapsul
Vitamin A pada Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode
Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 tolok ukur yang ditetapkan dengan cara pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data dan menginterpretasikan data tersebut melalui pendekatan
sistem, kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

9
Bab III
Kerangka Teori

3.1 Sistem

Gambar 3.1 Skema Sistem5

Skema di atas menerangkan sebuah sistem. Sistem adalah suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans,
sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.5
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem , yaitu:5
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber daya atau
masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: man (staf), money (dana

10
operasional), material (logistik, obat, vaksin, alat medis), method (ketrampilan atau
cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2 Variabel dan Tolok Ukur


Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, dampak, dan
lingkungan yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Pemberian Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas. Tolok ukur diambil dari Buku Panduan
Manajemen Suplementasi Vitamin A.

11
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data


Pengumpulan data diperoleh dari:
1. Data profil, demografi dan geografi Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun
2017.
2. Laporan bulanan program gizi dan kesehatan ibu dan anak (KIA) Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017. Laporan
bulanan ini terdiri atas:
 Data jumlah ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.
 Data jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017,
 Data jumlah pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017.
 Data jumlah kunjungan nifas di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografis
4.2.1.1 Luas Wilayah dan Batas – batas Wilayah
1. Lokasi gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya terletak di tepi jalan utama
yaitu Jalan Raya Sabajaya No.14, Desa Sabajaya, Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Jarak antara Puskesmas Tirtajaya ke
pusat Kabupaten Karawang adalah ± 45 km dengan waktu tempuh ± 90
menit perjalanan jika menggunakan kendaraan roda empat.

12
2. Luas wilayah kerja administratif UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah luas
areal sebesar ± 113,628 km atau 11.362,815 Ha dengan kepadatan
penduduk per Km2 sebesar 796 jiwa, yang meliputi daratan, persawahan
dan tambak mencakup 11 Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066
Kepala Keluarga (KK). Komposisi penggunaan lahan paling banyak
digunakan untuk pertanian atau sawah. Kepadatan penduduk di
Kecamatan Tirtajaya tidak ada permasalahan, karena daya dukung
lingkungan (luas wilayah) seimbang sehingga tidak berpengaruh pada
tingkat kepadatan penduduk pada suatu wilayah. Penduduk terbanyak
terdapat di Desa Sabajaya yaitu sebesar 11.178 jiwa dengan luas wilayah
sebesar 5,524 Km2, dengan kepadatan penduduk 2.016 jiwa/Km2. Hal ini
disebabkan Desa Sabajaya merupakan wilayah strategis. Dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah
lingkungan, sosial dan sebagainya. Sementara penduduk dengan
kepadatan yang rendah berada di Desa Tambaksari yaitu sebesar 9.479
jiwa dengan luas wilayah 34,891 Km2 dengan kepadatan penduduk 270
jiwa/Km2.
3. UPTD Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten
Karawang, memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Laut Jawa
 Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
 Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta
 Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya

4.2.1.2 Wilayah Administrasi Puskesmas Tirtajaya


Wilayah administrasi Puskesmas Tirtajaya mencakup 11
(sebelas) desa sebagai berikut:
1. Desa Pisangsambo 7. Desa Medankarya
2. Desa Tambaksumur 8. Desa Tambaksari

13
3. Desa Srijaya 9. Desa Srikamulyan
4. Desa Kutamakmur 10. Desa Gempolkarya
5. Desa Bolang 11. Desa Sumurlaban
6. Desa Sabajaya
Adapun rincian luas wilayah Kecamatan Tirtajaya berdasarkan
jenis areal untuk tiap-tiap desa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Luas Area Tiap Desa di Kecamatan Tirtajaya


Jenis Areal
No Desa Jumlah
Darat (Ha) Sawah (Ha) Tambak (Ha)
1 2 3 4 5 6
1 Pisangsambo 92.000 460.400 - 552.400
2 Sabajaya 156.500 387.500 - 544.000
3 Medankarya 64.013 520.446 - 584.459
4 Tambaksumur 92.201 726.419 2,750.000 3,568.620
5 Tambaksari 74.453 98.636 3,316.000 3,489.089
6 Srijaya 97.900 395.999 - 493.899
7 Srikamulyan 96.773 529.260 - 626.033
8 Kutamakmur 82.195 360.000 - 442.195
9 Bolang 48.056 426.000 - 474.056
10 Gempolkarya 18.832 291.232 - 310.064
11 Sumurlaban 24.865 253.135 - 278.000
Jumlah 847.788 4,449.027 6,066.000 11,362.815

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2017

Jarak desa terjauh ke Puskesmas Tirtajaya adalah Desa


Srikamulyan dengan jarak 8 km dan waktu tempuh terlama adalah 30
menit, sedangkan jarak desa terdekat ke Puskesmas Tirtajaya adalah Desa
Sabajaya yaitu 50 m dengan waktu tempuh tercepat dua menit. Desa
dengan transportasi agak sulit yaitu Desa Medankarya, Tambaksumur,
Tambaksari dan Srikamulyan.

14
Tabel 4.2 Jarak Antar Desa ke UPTD Puskesmas Tirtajaya
Rata-Rata Waktu
Kondisi Keterjangkauan
Jarak Tempuh
No Desa
Tempuh Roda 2 Roda 4
Roda 2 Roda 4 Jalan
(Mnt) (Mnt)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pisangsambo 6 Km 10 10 bisa bisa Baik
2 Sabajaya 50 M 2 2 bisa bisa Baik
3 Medankarya 5 Km 10 10 bisa bisa Sedang
4 Tambaksumur 2 Km 5 5 bisa bisa Sedang
5 Tambaksari 5 Km 10 10 bisa bisa Sedang
6 Srijaya 5 Km 7 7 bisa bisa Baik
7 Srikamulyan 8 Km 30 30 bisa bisa Sedang
8 Kutamakmur 6 Km 15 15 bisa bisa Baik
9 Bolang 6 Km 15 15 bisa bisa Baik
10 Gempolkarya 4 Km 10 10 bisa bisa Baik
11 Sumurlaban 3 Km 7 7 bisa bisa Baik

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2017

4.2.1.3 Iklim
Iklim Kabupaten Karawang diklasifikasikan sebagai iklim tropis.
Secara geografis Puskesmas Tirtajaya termasuk daerah dataran yang relatif
rendah, mempunyai variasi kemiringan wilayah antara 0 – 5 meter di atas
permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 – 2 %, 22 – 15 %, dan di
atas 40 % dengan suhu rata – rata 27 ºC dan tekanan udara rata-rata 0,01
milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen.
Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan
November sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni
bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam,
lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam.

4.2.2 Data Demografi


4.2.2.1 Data Demografi Secara Umum

15
 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya
berdasarkan Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya pada tahun 2017
syaitu sebesar 68.012 jiwa yang terdiri dari :
- Jumlah penduduk laki-laki : 34.608 jiwa
- Jumlah penduduk perempuan : 33.404 jiwa
- Jumlah KK : 27.066 KK
 Tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kecamatan Tirtajaya kebanyakan
tamat SD/SLTP yaitu sebanyak 16.401 orang (67,10%).
 Sebagian besar Kepala Keluarga Kecamatan Tirtajaya bermata
pencaharian petani yaitu sebanyak 9.379 KK (35,36%).
 Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Tirtajaya
adalah Islam sebanyak 100 %, Kristen Protestan/Katolik 0 %, Hindu 0 %,
dan Budha 0 %.
 Proporsi penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 1,07% dari
40,41% tahun 2015 menjadi 39,34% tahun 2017 dan Keluarga miskin
mengalami peningkatan sebesar 3,43% dari 41,52% tahun 2015 menjadi
44,84% tahun 2016 sebanyak 36.458 jiwa yang tersebar di 11 Desa.
Keadaan miskin ini juga didukung dengan perilaku masyarakat yang
konsumtif dan tidak menguntungkan seperti pesta pada saat panen.
Keadaan geografis dan budaya mempengaruhi terhadap kesehatan. Ini
merupakan bukti cukup banyaknya penduduk dan keluarga miskin di
Kecamatan Tirtajaya, sehingga harus menjadi perhatian UPTD
Puskesmas Tirtajaya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4.2.2.2 Keadaan Kesehatan Masyarakat
1. Sarana dan Tenaga Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Tirtajaya
meliputi :
-Puskesmas Pembantu (PUSTU) : 4 buah

16
-Poned : 1 buah
-Polindes : - buah
-Puskesmas Keliling (PUSLING) : 11 desa
-BP Swasta : 1 buah
-Praktek Dokter Swasta : 2 buah
-Praktek Bidan Swasta : 28 buah
-Klinik 24 jam : - buah
-Posyandu : 46 pos
-Posbindu : 2 pos
-Kader Posyandu : 230 orang
-Paraji : 12 orang
Sedangkan tenaga kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Tirtajaya
yaitu :
-Dokter Umum : 3 orang
-Dokter Gigi : 1 orang
-Sarjana Kesehatan : 5 orang
-Akademi Perawat : 15 orang
-Akademi Kebidanan : 29 orang
-D1 Kebidanan : 4 orang
-Bidan Koordinator : 1 orang
-Bidan Puskesmas : 10 orang
-Bidan Desa : 11 orang
-Bidan Poned : 15 orang
-Perawat (SPK) : 6 orang
-Petugas gizi : 1 orang
-Analis Laboratorium : - orang
-Sanitarian : - orang
-Tenaga Non Medis : 3 orang
-Tenaga Imunisasi : - orang

17
-Sopir : 2 orang

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
a. Tenaga
a. Kepala Puskesmas : 1 orang
b. Koordinator program KIA : 1 orang
c. Petugas gizi : 1 orang
d. Bidan desa : 11 orang
e. Bidan puskesmas : 10 orang
f. Dokter umum Fungsional : 3 orang
g. Tenaga kesehatan terlatih SDIDTK : 1 orang
h. Kader posyandu : 5 orang/posyandu
(230 orang/46 posyandu)
b. Dana
a. Dana Anggaran Umum atau Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Karawang (Tingkat II).
b. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPTD Puskesmas Tirtajaya.

c. Sarana (Material)

 Medis :
a. Kapsul vitamin A : Ada
 Non medis :
a. Leaflet : Tidak ada leaflet pemberian vitamin A untuk ibu nifas
b. Poster : Tidak ada poster pemberian vitamin A untuk ibu nifas
c. Spanduk : Tidak ada spanduk pemberian vitamin A untuk ibu nifas
d. Buku panduan : Ada (Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, Depkes
2009)

18
e. Formulir pencatatan dan pelaporan : tersedia formulir pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas dan di tingkat desa namun tidak lengkap.

d. Metode (Method)
1. Menghitung kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A
Sasaran ibu nifas (0-42 hari setelah melahirkan) yang akan diberikan kapsul
vitamin A dihitung dari data sasaran riil tahun sebelumnya kemudian kebutuhan
dikurangi ketersediaan kapsul vitamin A di tempat pelayanan.

Data sasaran riil digunakan untuk mengajukan kebutuhan kapsul vitamin A ke


kabupaten/kota dan pelayanan pemberian kapsul vitamin A. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan perhitungan kelompok sasaran menggunakan proyeksi
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi atau kabupaten/kota yang
disepakati oleh KIA, gizi, dan imunisasi. Data ini digunakan untuk perencanaan
pengadaan kapsul vitamin A. Permintaan vitamin A menggunakan formulir khusus.
Petugas gizi puskesmas mengambil kapsul vitamin A ke kabupaten/kota dan minimal
sudah tersedia di puskesmas 1 bulan sebelum pelaksanaan bulan vitamin A. Pada
tingkat kabupaten/kota harus tersedia 2 bulan sebelum bulan vitamin A, sedangkan pada
tingkat provinsi harus sudah tersedia 4 bulan sebelum bulan vitamin A.6
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A termasuk dalam kategori obat yang lebih stabil dari vaksin.
Penyimpanan kapsul vitamin A sebaiknya menghindari tempat yang terkena sinar
matahari langsung karena dapat merusak kandungan vitamin A yang terdapat di dalam
kapsul. Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi dengan prosedur yang telah
ditetapkan, yaitu: (1) dijauhkan dari sinar matahari langsung; (2) disimpan ditempat
sejuk, kering dan tidak lembab; (3) vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari
es/freezer; (4) Botol kemasan ditutup rapat. Vitamin A dalam botol kemasan yang
belum dibuka dapat bertahan selama 2 tahun. Bila kemasan sudah dibuka, kapsul

19
didalamnya harus digunakan paling tidak dalam jangka waktu 1 tahun. Penanggung
jawab penyimpanan kapsul vitamin A yaitu pengelola gudang farmasi. Semua
permintaan kapsul tercatat dengan baik di buku ekspedisi yang dipegang oleh petugas
bagian gudang farmasi dan gizi. Informasi yang harus ada di dalam buku ekspedisi
adalah tanggal permintaan, jumlah yang diminta, jenis atau warna kapsul, nama,
instansi dan tanda tangan pemohon, nama dan tanda tangan petugas bagian farmasi dan
gizi. Petugas gudang farmasi dan gizi harus memiliki data jumlah setiap sasaran
perwilayah dan akan digunakan sebagai klarifikasi jika ada permintaan kapsul yang
melebihi jumlah sasaran.6
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
Distribusi kapsul vitamin A adalah suatu rangkaian kegiatan pembagian kapsul
vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat jumlah dan dosisnya.
Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas dilakukan
setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan vitamin A. Oleh
bidan desa didistribusikan pada pertengahan bulan November dan Juli ke seluruh bidan
praktek swasta/ dokter praktek swasta. Untuk daerah terpencil, mekanisme distribusi
mengikuti sistem pelayanan kesehatan yang ada, yang harus diperhatikan adalah
mempersiapkan dan melakukan pengiriman kapsul vitamin A lebih awal.
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
Sosialisasi merupakan bagian yang terpenting dalam menghasilkan partisipasi
sosial yang efektif. Sosialisasi memberikan kontribusi yang penting untuk terciptanya
mobilisasi dan partisipasi yang efektif dalam masyarakat. Sosialisasi bertujuan merubah
masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu kemudian menjadi mau dan mau
menjadi tergerak dan ikut melaksanakan serta diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kebutuhan terhadap kapsul vitamin A, meningkatkan penggerakan
masyarakat dan meningkatkan cakupan suplementasi vitamin A. Sasaran langsung
adalah ibu nifas sendiri dan sasaran tidak langsung dari sosialisasi yaitu tokoh agama,
tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, dan petugas kesehatan. Sosialisasi tersebut
selain dapat dilakukan di kelas ibu hamil yang dilaksanakan setiap bulan juga dapat

20
dilaukan di laksanakan di posyandu, puskesmas, polindes, bidan praktek swasta, balai
pengobatan dan sarana kesehtan lain. Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui
organisasi PKK, Karang Taruna, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan seperti
pengajianm dan acara kemasyarakatan lainnya.
5. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas
Satu kapsul merah (200.000 SI) vitamin A diberikan kepada ibu nifas segera
setelah melahirkan, dan 1 kapsul merah vitamin A selanjutnya diberikan 24 jam sesudah
pemberian kapsul pertama. Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat
vitamin A, maka dapat diberikan saat:6
 Kunjungan ibu nifas 1 (6-48 jam) setelah melahirkan
 Kunjungan ibu nifas 2 (4-28 hari) setelah melahirkan
 Kunjungan nifas 3 (29-42 hari) setelah melahirkan, atau
 Kunjungan neonatus 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi hepatitis B (HB0)
 Pada kunjungan neonatus 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau
 Pada kunjungan neonatus 3 (bayi berumur 8-28 hari)
Tenaga yang dapat memberikan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas adalah
tenaga kesehatan seperti dokter, bidan perawat, tenaga gizi dan kader yang telah lebih
dahulu mendapat penjelasan dari petugas kesehatan.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan mulai dari tingkat desa (pada posyandu/
bidan desa) hingga provinsi. Data utama yang harus dicantumkan adalah data jumlah
sasaran program, data jumlah yang menrima kapsul vitamin A, dan cakupan vitamin A.
data jumlah sasaran program memuat jumlah ibu nifas yang seharusnya menerima
suplementasi vitamin A sesuai dosis. Jumlah sasaran menggnakan data proyeksi dari
BPS untuk kabupaten/kota dan menggunakan data sasaran riil yaitu hasil rekapitulasi
sasaran per desa untuk puskesmas.
 Posyandu. Setiap pemberian kapsul vitamin A (termasuk hasil sweeping) di bidan
desa/ bidan praktik swasta/di dokter swasta di setiap desa akan direkapitulasi
dalam buku bantu dan dilaporkan ke Puskesmas.

21
 Puskesmas. Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort ibu. Hasil
rekapitulasi tingkat Puskesmas dilaporkan ke kabupaten/kota oleh pengelola
program gizi setelah berkoordinasi dengan pengelola program KIA.
Data ibu nifas yang menerima kapsul vitmain A dicatat pada buku KIA dan dicatat
kembali dalam buku kohort ibu. Sisa pemakaian kapsul vitamin A dari seluruh tempat
pelayanan dicatat dalam formulir pencatatan

4.3.2 Proses (Process)


a. Perencanaan
1. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung setiap 1 tahun sekali dengan
menggunakan data jumlah sasaran riil tahun sebelumnya dikurangi sisa stok bila ada.
Petugas KIA dan gizi puskesmas mengajukan ke kabupaten/kota. Petugas KIA dan gizi
Dinas Kesehatan mengajukan pengadaan ke pusat. Kebutuhan dihitung berdasarkan
jumlah sasaran ibu nifas dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak terduga.
Data dasar Ibu dan Anak Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang bulan Januari
2017 – Desember 2017 menunjukkan sasaran ibu nifas sebanyak 2025 ibu nifas per
tahun.

Jumlah kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang didistribusikan selama 1 tahun
= jumlah sasaran ibu nifas x 2 kapsul + (10% kebutuhan tidak terduga)
= (2025 x 2) + 10% (2025 x 2)
= 4050 + 405
= 4455 kapsul
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Kapsul vitamin A disimpan didalam gudang farmasi atau obat puskesmas,
dijauhkan dari sinar matahari langsung, tempat kering, tidak lembab, tidak disimpan di
lemari es, dan tutup botol tertutup rapat (1 botol berisi 50 kapsul). Di bidan desa atau
tempat praktek swasta pun vitamin A disimpan di kamar praktek dengan cara yang

22
sama seperti di gudang farmasi. Penanggung jawab penyimpanan kapsul vitamin A
adalah pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
Pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi bertanggung jawab ats
pendistribusian kapsul vitamin A. Setiap permintaan kapsul akan tercatat di buku
ekspedisi yang dipegang oleh petugas farmasi dan gizi. Pengambilan kapsul vitamin A
warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas dilakukan setiap 6 bulan pada pertengahan
bulan November dan Juli bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk bulan vitamin A.
Kemudian oleh bidan desa didistribusikan ke seluruh bidan praktek swasta/dokter
praktek swasta.
4. Sosialisasi suplementasi vitamin A
 Dilakukan secara perorangan (tatap muka) ketika ibu hamil berkunjung ke
Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling.
 Dilakukan secara berkala hanya dalam kelas ibu hamil yang dilakukan oleh bidan
desa dari masing-masing desa. Pengumuman mengenai akan diadakannya kelas ibu
hamil dibantu oleh kader agar dapat mengajak semua ibu hamil di desa tersebut
untuk mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.

5. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas


Kapsul vitamin A diberikan oleh bidan desa / bidan praktek swasta / dokter
praktek umum saat ada ibu yang melahirkan. Ibu nifas langsung diberikan 2 kapsul
vitamin A berwarna merah: 1 kapsul segera diminum dan 1 kapsul lainnya diminum
esok harinya. Bila warga desa melahirkan di rumah, bidan desa akan dipanggil untuk
membantu melahirkan disana bidan desa juga akan memberikan 2 kapsul vitamin A
Bila belum mendapatkan vitamin A setelah melahirkan, kapsul vitamin A dapat
diberikan paling lambat sampai 42 hari setelah melahirkan saat melakukan kunjungan
nifas atau kunjungan neonatal.

23
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa (pada
posyandu) hingga provinsi. Pencatatan ibu yang menerima kapsul vitamin A dilakukan
di buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu, dapat dilakukan oleh bidan
desa, bidan praktek swasta, atau dokter praktek swasta setiap kali memberikan kapsul
vitamin A kepada ibu nifas. Data di desa kemudian akan direkapitulasi oleh bidan desa
setiap bulan dan diberikan kepada koordinator program KIA di Puskesmas, yang
kemudian data yang diberikan akan diteruskan kepada koordinator program gizi
Puskesmas. Oleh koordinator program gizi Puskesmas, data dari setiap desa akan
direkapitulasi dan dirangkum untuk dilaporkan dalam evaluasi bulanan Puskesmas
setiap akhir bulan dan kepada dinas di kabupaten setiap 3 bulan sekali. Data yang harus
dicantumkan ialah data jumlah sasaran program, data jumlah yang menerima kapsul
vitamin A, dan data sisa pemakaian kapsul vitamin A.

b. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.

24
Kepala Puskesmas
Teti Suhernayati, SKM

Kepala Subag Tata Usaha


Hj. Ila AMD Keb

Penanggung Jawab Penanggung Penanggung Penanggung Penanggung


Pelaksana Pelayanan Jawab Pelaksana Jawab Pelaksana Jawab Pelaksana Jawab Pelaksana
Promosi Kesehatan Pelayanan Pelayanan Gizi Pelayanan Pelayanan KIA
Imunisasi Hj. Iin Kesehatan dan KB
Tarkinah Lingkungan Neneng
Sumiartini,
SST

Koordinator Bidan

Bidan Desa dan Posyandu

Bagan 4.1. Struktur Organinasi dalam Program Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada
Ibu Nifas di UPTD Puskesmas Tirtajaya

c. Pelaksanaan
1. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan kapsul vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung setiap 1 tahun sekali dengan
menggunakan data jumlah sasaran riil tahun sebelumnya namun tidak dikurangi sisa
vitamin A karena tidak ada data berapa jumlah vitamin A yang tersisa.

25
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
Penyimpanan dilaksanakan sesuai dengan standar ketentuan pada perencanaan
agar kualitas kapsul vitamin A optimal.

3. Pendistribusian kapsul vitamin A


Pengambilan kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas di Puskesmas
Tirtajaya dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk
bulan vitamin A. Pendistribusian kapsul vitamin A diberikan untuk setiap ibu yang
bersalin di bidan atau pusat kesehatan di Puskesmas. Kapsul vitamin A diberikan
sebanyak 2 kapsul yaitu 1 kapsul yang dikonsumsi segera setelah mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan 1 kapsul lagi untuk dibawa pulang agar
dikonsumsi dihari esoknya. Namun pembagian kapsul vitamin A oleh pelayanan
kesehatan lain tidak disertai dengan pencatatan oleh bidan desa, sehinga tidak diketahui
apakah semua bidan atau dokter praktek swasta mendapatkan vitamin A.

4. Sosialisasi suplementasi vitamin A


Sosialisasi dalam kelas ibu hamil tidak dilakukan secara rutin di setiap desa oleh
bidan desa masing-masing. Selain itu kelas ibu hamil yang dilakukan masih belum
dapat menjangkau seluruh ibu hamil yang berada dalam wilayahnya.

5. Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas


Kapsul vitamin A diberikan di Puskesmas, PONED oleh bidan saat ada ibu yang
melahirkan di Puskesmas. Ibu nifas langsung diberikan 2 kapsul vitamin A berwarna
merah: 1 kapsul segera diminum dan 1 kapsul lainnya diminum esok harinya. Akan
tetapi pemberian kapsul vitamin A di bidan praktek swasta atau di dokter praktek
swasta tidak diketahui jumlahnya. Selain itu, kunjungan nifas yang diharapkan menjadi
peluang terakhir untuk pemberian vitamin A bagi ibu nifas yang belum mengonsumsi
vitamin A setelah melahirkan, masih dibawah tolok ukur.

26
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa
hingga kabupaten. Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas tidak lengkap karena data
hanya mencantumkan jumlah ibu nifas setiap desa serta jumlah ibu nifas yang sudah
diberikan kapsul vitamin A tanpa mencantumkan darimana kapsul vitamin A
didapatkan (bidan desa atau bidan praktek swasta atau dokter praktek swasta). Tidak
ada pencatatan dan pelaporan apakah pelayanan kesehatan swasta telah mendapat
kapsul vitamin A sesuai kebutuhan. Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah ibu
nifas yang belum mendapat vitamin A setelah melahirkan telah mendapat vitamin A
saat kunjungan nifas atau neonatal. Tidak ada pencatatan dan pelaporan berapa jumlah
kapsul vitamin A yang terpakai dan berapa sisa kapsul vitamin A yang ada.

d. Pengawasan
Rapat evaluasi bulanan yang dilakukan setiap akhir bulan.

4.3.3 Keluaran (Output)


 Kebutuhan kapsul vitamin A
Kebutuhan dihitung berdasarkan jumlah sasaran ibu nifas dikalikan 2 kapsul dan
ditambah 10% kebutuhan tak terduga. Data dasar Ibu dan Anak Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang bulan Januari 2017 – Desember 2017 menunjukkan sasaran ibu
nifas sebanyak 2025 ibu nifas per tahun. Jumlah sesuai dengan perhitungan adalah 4455
kapsul vitamin A dan jumlah kapsul yang tersedia sebanyak 4259 kapsul vitamin A.

 Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A


Kapsul vitamin A disimpan di dalam gudang farmasi di Puskesmas Tirtajaya
dibawah tanggung jawab pengelola gudang farmasi dan pengelola program gizi. Kapsul
vitamin A dijauhkan dari sinar matahari langsung, di tempat yang kering, tidak lembab,
tidak masuk freezer atau lemari es, dan ditutup rapat setelah dibuka. Bila telah sampai
di bidan desa atau bidan swasta, disimpan di kamar praktek masing-masing dengan

27
ketentuan yang sama. Sebagian besar bidan desa menyimpan botol kapsul vitamin A
yang telah diambil ke dalam tas disatukan dengan barang-barang lainnya dengan
terlebih dahulu dimasukkan kedalam plastik kemudian mendistribusikan dengan
kendaraan bermotor roda dua.
 Pendistribusian kapsul vitamin A
Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin atau nifas
masing-masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan tak
terduga. Kapsul vitamin A diambil oleh bidan desa di puskesmas kemudian kapsul
vitamin A didistribusikan ke beberapa bidan praktek swasta.

Tabel 4.3 Distribusi Kapsul Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Periode Januari
2017 sampai dengan Desember 2017
Jumlah Kapsul Vitamin A
Nama Desa Jumlah Ibu Nifas
yang Tersedia

Sumurlaban 120 319

Gempolkarya 125 431

Bolang 125 378

Kutamakmur 127 431

Srikamulyan 150 331

Sabajaya 190 451

Pisangambo 220 298

Srijaya 220 349

Tamabaksari 230 421

Tambaksumur 254 381

Medankarya 264 469


28
Total 2025 4259

a. Cakupan pemberian kapsul vitamin A


Persentase = jumlah ibu nifas yang menerima 2 kapsul vitamin A x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
= 1385 x 100%
2025
= 68,39%
Target pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas selama 1 tahun adalah 100%.

b. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan


Persentase = jumlah ibu nifas yang melahirkan di fasilitas kesehatan x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
= 1385 x 100%
2025
= 68,39%
Tolok ukur cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan selama satu tahun
adalah 100%.

c. Cakupan kunjungan nifas 1 (6 jam-48 jam setelah melahirkan)


Persentase = jumlah ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas 1 x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
=1385 x 100%
2025
= 68,39%
Target kunjungan nifas 2 pada ibu nifas selama 1 tahun adalah 100%.

29
d. Cakupan kunjungan nifas 2 (4-28 hari setelah melahirkan)
Persentase = jumlah ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas 2 x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
= 1380 x 100%
2025
= 68,14%
Target kunjungan nifas 3 pada ibu nifas selama 1 tahun adalah 100%.

e. Cakupan kunjungan nifas 3 (29-42 hari setelah melahirkan)


Persentase = jumlah ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas 3 x 100%
jumlah sasaran ibu nifas
= 1367 x 100%
2025
= 67,50%
Target kunjungan nifas 1 pada ibu nifas selama 1 tahun adalah 100%.

30
Tabel 4.4 Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A, Ibu yang Melahirkan di Fasilitas Kesehatan,
Kunjungan Nifas 1, 2 dan 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Periode Januari 2017
sampai dengan Desember 2017

Bulan Bufas Melahirkan di Kunjungan Kunjungan Kunjungan


Mendapat Fasilitas Nifas 1 Nifas 2 Nifas 3
2 Kapsul Kesehatan
Vitamin A

Januari ‘17 125 125 125 125 125

Februari 123 123 123 123 123

Maret 110 110 110 110 110

April 63 63 63 63 63

Mei 79 79 79 79 79

Juni 125 125 125 125 125

Juli 125 125 125 125 117

Agustus 135 135 135 135 135

September 115 115 115 115 115

Oktober 135 135 135 130 130

November 130 130 130 130 125

Desember 120 120 120 120 120

Total 1385 1385 1385 1380 1367

31
4.3.4 Umpan Balik (Feedback)
 Pencatatan dan pelaporan : tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan program
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas selanjutnya.
 Rapat kerja : lokakarya mini yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya
untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan

4.3.5 Lingkungan (Environment)


a. Fisik
1. Lokasi pelayanan kesehatan dan kelas ibu hamil: di tiap desa sudah terdapat masing-
masing 1 bidan desa, tempat pelaksanaannya kelas ibu hamil disesuaikan dengan
kesepakatan sehingga mudah dijangkau oleh warga desa.
2. Transportasi: terdapat sarana transportasi umum di jalan raya tertentu. Tidak semua
desa terdapat transportasi umum, tetapi kebanyakan penduduk sudah memiliki
kendaraan bermotor roda dua.
3. Fasilitas kesehatan lain: tersedia praktek dokter swasta dan praktek bidan swasta selain
bidan desa yang bertugas di Puskesmas, tetapi belum ada pencatatan dan pelaporan
apakah ibu nifas mendapatkan vitamin A atau tidak.

b. Non fisik
1. Pendidikan: banyak penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang tamat SD/SLTP.
2. Sosial ekonomi: mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang bekerja sebagai petani (31,26%).
3. Budaya: Warga masih ada yang lebih senang bersalin di rumah dengan bantuan bidan
desa/ paraji

32
4.3.6 Dampak (Impact)
a. Langsung
Diharapkan meningkatnya kadar vitamin A (retinol) dalam ASI ibu nifas.
b. Tidak langsung
Diharapkan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu nifas dan bayi, serta
meningkatkan angka kesehatan mata.

33
Bab V
Pembahasan Masalah

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah

1. Persentase pemberian kapsul 100% 68,39% (+)


vitamin A ibu nifas
31,61%

2. Persentase pertolongan persalinan 100% 68,39% (+)


di fasilitas kesehatan
31,61%

3. Persentase kunjungan nifas 1 100% 68,39% (+)

31,61%

4. Persentase kunjungan nifas 2 100% 68,14% (+)

31,86%

5. Persentase kunjungan nifas 3 100% 67,50% (+)

32,50%

5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Tenaga Dokter umum 1 orang Dokter umum 3 orang (-)

Koordinator program 1 orang Koordinator program 1


orang
Bidan 1 orang per desa
Bidan 1 orang per desa

34
2. Poster Tersedia Tidak tersedia (+)

3. Spanduk Tersedia Tidak tersedia (+)

4. Leaflet Tersedia dan mencukupi Tidak tersedia (+)

5. Tenaga Tersedia sesuai dengan Belum ada kader atau (+)


prosedur tenaga kesehatan yang
melakukan tugas khusus
sweeping ibu nifas

6. Formulir Tersedia untuk pelaporan di Tersedia, namun (+)


pencatatan dan tingkat desa dan di tingkat pencatatan dan
pelaporan Puskesmas pelaporan belum lengkap

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
.

1. Perencanaan Kebutuhan dihitung secara Kebutuhan dihitung menurut (-)


kebutuhan dan seksama dan penyediaan jumlah sasaran ibu nifas di
penyediaan kapsul kapsul vitamin A di wilayah kerja Puskesmas dan
vitamin A Puskesmas sudah ada 1 kapsul vitamin A sudah
bulan sebelum bulan tersedia pada bulan
vitamin A November dan Juli

2. Penyimpanan Disimpan di gudang Disimpan di gudang farmasi/ (-)


kapsul vitamin A farmasi/ di kamar praktek di kamar praktek swasta,
swasta, dijauhkan dari sinar dijauhkan dari sinar matahari
matahari langsung, di langsung, di tempat yang
tempat yang kering dan kering dan tidak lembab,
tidak lembab, tidak tidak disimpan di lemari es,
disimpan di lemari es, dan dan tutup botol tertutup
35
tutup botol tertutup rapat rapat.

3. Pendistribusian Diambil oleh bidan desa -Diambil oleh bidan desa (+)
kapsul vitamin A pada pertengahan bulan pada pertengahan bulan
November dan akhir bulan November dan akhir bulan
Juli untuk kebutuhan- Juli untuk kebutuhan
masing desanya, kemudian masing-masing desanya.
bidan desa membagikan -Tidak ada pencatatan dan
kapsul vitamin A kepada pelaporan distribusi vit A
pelayanan kesehatan swasta ke pelayanan kesehatan
lain yang ada di wilayah swasta yang ada di wilayah
kerjanya kerjanya sesuai dengan
kebutuhan

4. Sosialisasi Dilakukan melalui leaflet, Penyuluhan hanya (+)


suplementasi poster, spanduk, dilakukan melalui kelas ibu
vitamin A penyuluhan, kelas ibu hamil, dimana
hamil, dan lain-lain dimana pelaksanaannya belum
dapat menjangkau seluruh dapat menjangkau seluruh
ibu hamil. ibu hamil.

5. Pemberian kapsul Semua ibu nifas diberikan 2 - Ibu nifas yang melahirkan (+)
vitamin A kepada kapsul vitamin A berwarna di Puskesmas dan di tempat
ibu nifas merah: 1 kapsul diminum bidan desa diberikan 2
segera setelah melahirkan kapsul vitamin A warna
dan 1 kapsul diminum 24 merah
jam setelah minum kapsul - Ibu nifas yang
vitamin A pertama. Jika melahirkan di pelayanan
tidak mendapat kapsul kesehatan swasta tidak
vitamin A segera setelah diketahui apakah
melahirkan, dapat diberikan mendapatkan kapsul
36
kapanpun sampai 42 hari vitamin A atau tidak.
postpartum saat kunjungan
nifas atau kunjungan
neonates

6. Pencatatan dan Pencatatan dari desa hingga -Pencatatan sudah dilakukan (+)
Pelaporan ke provinsi. Pencatatan -Pencatatan belum lengkap
mencakup: jumlah sasaran karena belum ada catatan
program, data jumlah yang darimana ibu nifas
menerima kapsul, dan data mendapat vitamin A.
sisa pemakaian kapsul -Belum ada catatan
vitamin A pembagian kapsul vitamin
A pada kunjungan nifas.
-Belum ada catatan sisa
kapsul vitamin A yang ada
7. Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi Terdapat struktur organisasi (-)
tertulis dan pembagian tugas tertulis dan pembagian tugas
yang jelas yang jelas

5.4 Masalah Menurut Variabel Umpan Balik


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Pencatatan dan Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan (-)


pelaporan sebagai masukan untuk sebagai masukan untuk
periode selanjutnya periode selanjutnya
2. Rapat Kerja Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan (-)
Bulanan untuk monitoring dan untuk monitoring dan
mengevaluasi program yang mengevaluasi program yang
telah dijalankan telah dijalankan
5.5 Masalah Menurut Variabel Lingkungan

37
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Fisik: Lokasi Tidak menjadi faktor Tiap desa terdapat masing-masing 1 (-)
pelayanan penghambat bidan desa
kesehatan dan Tempat kelas ibu hamil disesuaikan
kelas ibu hamil dengan kesepakatan sehingga mudah
dijangkau oleh warga desa.
2. Fisik: Tidak menjadi faktor Terdapat sarana transportasi seperti (-)
transportasi penghambat kendaraan umum. Kebanyakan
penduduk sudah memiliki kendaraan
bermotor roda dua.
3. Fisik: fasilitas Menjadi faktor Tersedia praktek dokter swasta dan (+)
kesehatan lain penghambat praktek bidan swasta selain bidan
desa yang bertugas di Puskesmas,
tetapi belum ada pencatatan dan
pelaporan apakah ibu nifas
mendapatkan vitamin A atau tidak.
4. Non fisik: Tidak menjadi faktor Mayoritas penduduk tamat SD/SLTP (+)
pendidikan penghambat dan ini tidak menjadi faktor
penghambat
5. Non fisik: Tidak menjadi faktor Sosioekonomi warga, tidak menjadi (-)
sosioekonomi penghambat faktor penghambat
6. Non fisik: Tidak menjadi faktor Warga masih ada yang lebih (+)
Budaya penghambat senang bersalin di rumah dengan
bantuan bidan desa/ paraji

Bab VI
38
Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran (Masalah Sebenarnya)


a. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas sebesar 68,39% dengan besar masalah
31,61%.
b. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 68,39% dengan besar
masalah 31,61%.
c. Cakupan kunjungan nifas 1 sebesar 68,39% dengan besar masalah 31,61%.
d. Cakupan kunjungan nifas 2 sebesar 68,14% dengan besar masalah 31,86%.
e. Cakupan kunjungan nifas 3 sebesar 67,50% dengan besar masalah 32,50%.

6.2 Masalah dari Unsur Lain (Penyebab)


1. Masukan
 Tidak ada media promosi yang menarik serta dapat menginformasikan kapsul
pemberian vitamin A pada ibu nifas seperti contohnya spanduk dan poster
 Tidak ada jadwal tertulis tetap kapan bidan desa harus membagikan kapsul vitamin A
ke fasilitas kesehatan lain
2. Proses
 Tidak ada pencatatan dan pelaporan apakah bidan desa membagikan kapsul vitamin A
kepada bidan praktek swasta dan pelayanan kesehatan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
 Pemberian kapsul vitamin A oleh fasilitas kesehatan lain seperti bidan praktek swasta/
dokter praktek swasta kepada ibu nifas belum diketahui.
 Kelas ibu hamil sebagai sarana untuk sosialisasi suplementasi vitamin A dan kunjungan
ibu nifas tidak dilakukan secara teratur dan belum menjangkau semua ibu hamil.
 Kunjungan nifas yang diharapkan sebagai peluang terakhir untuk pemberian
suplementasi vitamin A masih dibawah tolok ukur.

39
 Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap. Tidak ada data apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A, mendapat
vitamin A saat kunjungan nifas. Tidak ada data sisa kapsul vitamin A yang ada di
masing - masing bidan desa.

40
Bab VII
Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran


a. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dengan besar masalah 31,61%.
b. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dengan besar masalah 31,61%
c. Cakupan kunjungan nifas 1 dengan besar masalah 31,61%
d. Cakupan kunjungan nifas 2 dengan besar masalah 31,86%.
e. Cakupan kunjungan nifas 3 dengan besar masalah 32,50%.

7.2 Prioritas Masalah


Masalah
No. Parameter
A B C D E

1. Besarnya Masalah 4 4 4 4 4

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 4 3 3 3

3. Keuntungan sosial yang diperoleh 5 3 3 3 3

4. Teknologi yang tersedia 5 5 5 5 5

5. Sumber daya yang tersedia 5 5 5 5 5

Total
23 21 20 20 20
Keterangan derajat masalah:
5 = Sangat penting 2 = Kurang penting
4 = Penting 1 = Sangat kurang penting
3 = Cukup penting

41
7.3 Yang Menjadi Prioritas Masalah
a. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih kurang (68,39%) dari target
sebesar 100% dengan besar masalah 31,61%.
b. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari
target 100% dengan besar masalah 31,61%.

42
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah 1
Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih kurang (68,39%) dari target
sebesar 100% dengan besar masalah 31,61%.
Penyebab:
o Input:
o Tidak ada media promosi yang menarik serta dapat menginformasikan kapsul
pemberian vitamin A pada ibu nifas seperti contohnya spanduk dan poster
o Tidak ada jadwal tertulis tetap kapan bidan desa harus membagikan kapsul vitamin A
ke fasilitas kesehatan lain
o Belum ada sumber daya yaitu tenaga kesehatan atau kader yang melakukan sweeping
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
o Proses:
o Tidak semua bidan desa melakukan pendistribusian kapsul vitamin A kepada bidan
praktik swasta dan tempat pelayanan kesehatan lain (seperti dokter praktik swasta,
klinik 24 jam) yang berada di wilayah kerjanya serta tidak ada pencatatan dan
pelaporannya.
o Pemberian kapsul vitamin A oleh fasilitas kesehatan lain seperti bidan praktek swasta/
dokter praktek swasta kepada ibu nifas belum diketahui.
o Sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A pada ibu nifas hanya dilakukan di kelas ibu
hamil yang belum terjadwal dengan teratur dan dirasakan belum berjalan dengan
optimal.
o Kunjungan nifas yang diharapkan sebagai peluang terakhir untuk pemberian
suplementasi vitamin A masih dibawah tolok ukur.
o Pencatatan dari tingkat desa ke Puskesmas oleh masing-masing bidan desa masih belum
lengkap. Tidak ada data apakah ibu nifas yang belum mendapat vitamin A, mendapat

43
vitamin A saat kunjungan nifas. Tidak ada data sisa kapsul vitamin A yang ada di
masing - masing bidan desa.

Penyelesaian:
 Mengadakan anggaran tersendiri dari Puskesmas untuk mengadakan poster, spanduk, dan
leaflet mengenai pemberian suplementasi vitamin A untuk ibu nifas.
 Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidak hanya
melalui kelas ibu hamil, namun bisa saat antenatal care (ANC), kegiatan posyandu, serta
melalui penyuluhan.
 Memberikan jadwal rutin dan surat tugas perintah tertulis yang ditanda tangani oleh kepala
Puskesmas kepada masing-masing bidan desa pemegang wilayah desa dan kader-kader
posyandu masing-masing desa untuk mensosialisasikan jadwal dan materi kelas ibu hamil
terutama mengenai pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas beberapa hari sebelum
dimulainya kelas ibu hamil.
 Petugas program gizi melakukan sosialisasi kepada bidan desa untuk memperbaiki semua
sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas, seperti ada
tidaknya pendistribusian kapsul vitamin A kepada dokter atau bidan praktek swasta, ada
tidaknya pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas yang dilakukan oleh dokter atau
bidan praktek swasta, ada tidaknya ibu nifas yang belum mendapatkan vitamin A setelah
melahirkan kemudian memperoleh vitamin A saat kunjungan nifas atau neonatal, serta
pencatatan jumlah pemakaian kapsul vitamin A dan sisanya.
 Melakukan pertemuan dengan pihak-pihak swasta seperti poliklinik swasta, dokter praktik
swasta, maupun BPM agar berkomitmen untuk turut serta dalam meningkatkan cakupan
pemberian vitamin A pada ibu nifas dengan cara aktif meminta kapsul vitamin A kepada
bidan desa dimana dapat melalui via mediasosial seperti whatsapp serta memberikan
pencatatan dan pelaporan berapa banyak ibu nifas yang telah mendapatkan kapsul vitamin
A serta sisa kapsul dan sisa kapsul vitamin A nya.

44
8.2 Masalah 2
Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari target
100% dengan besar masalah 31,61%.

Penyebab:

o Input:
o Masih terdapat ibu hamil yang senang bersalin di rumah dan dibantu oleh tenaga
kesehatan atau paraji.
o Proses:
o Tenaga kesehatan yang membantu persalinan di rumah sering lupa membawa botol
kapsul vitamin A, sehingga ibu nifas tidak mendapat kapsul vitamin A.
Penyelesaian:

 Kepala UKM mengawasi dan mengevaluasi kinerja kunjungan hamil yang ke 4 (K4) setiap
akhir bulan serta menghimbau agar bidan-bidan desa dapat menekankan pentingnya
melakukan pertolongan persalinan dan melakukan kunjungan nifas dengan tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan
 Meningkatkan sosialisasi kepada warga agar melakukan pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan serta mengingatkan ibu nifas mengenai pentingnya konsumsi kapsul vitamin A
setelah melahirkan.
 Memberdayakan tokoh masyarakat, kader, dan peran aktif ibu-ibu agar mengingatkan
keluarga atau tetangganya yang baru melahirkan untuk mengontrol masa nifasnya di
tenaga kesehatan.
 Membuat pertemuan dengan bidan desa dengan tujuan mengajak bidan desa untuk dapat
merangkul dan memberikan edukasi pada paraji agar paraji sebagai orang yang paling
dekat dengan masyarakat dapat menyarankan ibu-ibu hamil untuk melakukan kunjungan
nifas ke tenaga kesehatan.

45
Bab IX

Penutup

9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 didapatkan:
o Pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang
dilakukan setiap 6 bulan sekali bersamaan dengan kapsul vitamin A untuk Bulan
Vitamin A, didistribusikan dengan cara bidan desa mengambil kapsul vitamin A ke
Puskesmas sesuai kebutuhan kepada bidan desa.
o Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang sebesar 68,39% dari tolok ukur 100%.
o Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan masih kurang (68,39%) dari
target 100% dari tolok ukur 100%.
o Sistem pencatatan dan pelaporan program kapsul vitamin A di Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat
kabupaten. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulannya, namun masih belum
lengkap.

9.2 Saran
1. Saran kepada kepala Puskesmas Tirtajaya:
 Menghimbau petugas program gizi secara tertulis melakukan pengawasan ketat
terhadap bidan desa terhadap semua sistem pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul
vitamin A bagi ibu nifas serta menghimbau bidan desa untuk melaporkan hasil tersebut
tepat waktu setiap akhir bulan kepada pemegang program KIA sebagai tim pelaksana
yang kemudian akan direkapitulasi oleh pemegang program gizi pada lokakarya mini
sebelum tanggal 5 di bulan yang baru agar dapat dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota
46
 Memberikan jadwal rutin dan surat tugas perintah tertulis yang ditanda tangani oleh
kepala Puskesmas kepada masing-masing bidan desa pemegang wilayah desa dan
kader-kader posyandu masing-masing desa untuk mensosialisasikan jadwal kelas senam
ibu hamil beberapa hari sebelum dimulainya kelas ibu hamil serta bidan desa wajib
melaksanakan senam ibu hamil setiap awal bulan dengan melakukan sesi sebanyak 4
kelas yang dibagi dalam waktu 4 hari
 Melakukan pertemuan dengan pihak-pihak swasta agar berkomitmen untuk turut serta
dalam meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas serta memberikan
pencatatan dan pelaporan berapa banyak ibu nifas yang telah mendapatkan kapsul
vitamin A serta sisa kapsul dan sisa kapsul vitamin A nya.
 Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kader, bidan desa dengan
mengadakan pertemuan agar dapat membantu menyebarkan informasi kepada seluruh
ibu hamil/nifas untuk mengikuti kelas ibu hamil oleh karena pada kelas ibu hamil dapat
diterangkan pentingnya ibu-ibu ketika memasuki masa nifas untuk mendapatkan 2
kapsul vitamin A dosis tinggi dan juga pentingnya melaksanakan kunjungan nifas.
2. Saran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang:
 Menambahkan informasi mengenai pemberian vitamin A kepada ibu nifas ke dalam
buku KIA berupa frekuensi, dosis, dan manfaat pemberian vitamin A bagi ibu nifas.
Informasi tersebut diharapkan telah ditambah pada buku KIA cetakan berikutnya.

47
Daftar Pustaka

1. World Health Organization. Guideline vitamin A supplementation in postpartum women


.WHO; 2011.h.6-7.
2. Dewi VK, Hakimi M, Suhadi A. Peran bidan di desa dan cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas. Berita Kedokteran Masyarakat, 2010;26(2):63-70.
3. Durianti E, Sari USC, Dianna. Pengetahuan vitamin A ibu nifas di wilayah kerja puskesmas
Tiong Keranjik kabupaten Melawi. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2015;1(6):169-75.
4. Dinas Kesehatan Jawa Barat. Profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Dinas
Kesehatan Jawa Barat; 2012. Hal.43.
5. Anwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara;
1996.h.17-25.
6. Departemen Kesehatan RI. Panduan manajemen suplementasi vitamin A. Jakarta:
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2010.h.4-21.

48
LAMPIRAN

49
Tabel 1. Tolok Ukur Program Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas

Variabel Tolok Ukur

MASUKAN

1. Tenaga

Dokter Umum 1 orang

Koordinator program 1 orang

Bidan 1 bidan tiap desa

2. Dana

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Cukup

APBD Kabupaten Karawang Cukup

3. Sarana

Non-Medis

Leaflet Ada, mencukupi

Poster Ada, mencukupi

Spanduk Ada, mencukupi

Catatan Medis Ada

Ada di tingkat desa/kelurahan/ dan di tingkat


Formulir pencatatan dan pelaporan
Puskesmas

Buku panduan manajemen suplementasi


Ada
vitamin A

PROSES

50
Kebutuhan dihitung secara seksamadan
Perencanaan dan penyediaan kebutuhan penyediaan kapsul vitamin A di Puskesmas
kapsul vitamin A sudah ada 1 bulan sebelum bulan Februari dan
bulan Agustus

Cara penyimpanan yang benar adalah :

- Jauhkan dari sinar matahari langsung


- Simpan di tempat sejuk, kering, dan
tidak lembab
Mekanisme penyimpanan kapsul - Vitamin A tidak perlu disimpan dalam
vitamin A lemari es/freezer
- Tutup rapat botol kemasan
Bila kemasan sudah dibuka, kapsul di
dalamnya harus digunakan paling tidak dalam
jangka waktu 1 tahun

Diambil oleh bidan desa pada pertengahan


bulan Januari dan akhir bulan Juli untuk
kebutuhan masing-masing desanya, kemudian
Pendistribusian kapsul vitamin A
bidan desa membagikan kapsul vitamin A
kepada bidan praktik swasta dan pelayanan
kesehatan lain yang ada di wilayah kerjanya

Dilakukan melalui kelas ibu hamil dimana


Sosialisasi suplementasi vitamin A
dapat menjangkau seluruh ibu hamil

Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu Semua ibu nifas diberikan 2 kapsul vitamin A
nifas berwarna merah: 1 kapsul diminum segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul diminum 24
jam setelah minum kapsul vitamin A pertama.
Jika tidak mendapat kapsul vitamin A segera

51
setelah melahirkan, dapat diberikan kapanpun
sampai 42 hari postpartum saat kunjungan
nifas

Pencatatan secara bertingkat dari desa hingga


ke kabupaten. Pencatatan mencakup: jumlah
sasaran program, data jumlah yang menerima
kapsul, dan data sisa pemakaian kapsul vitamin
Pencatatan dan pelaporan A. Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan
berjenjang mulai dari posyandu hingga
provinsi. Pemberian kapsul vitamin A dicatat
di kohort ibu, termasuk yang dilakukan pada
pelayanan praktik swasta

PENGORGANISASIAN

Pembagian tugas dalam melaksanakan


program pemberian kapsul vitamin pada
Ada
ibu nifas dan struktur organisasi secara
tertulis

PENGAWASAN

Oleh Dinas Kesehatan Ix / tahun

Oleh Kepala Puskesmas 1x / bulan

Di Luar Sistem (Lingkungan)

Fisik

Lokasi Tidak menjadi penghambat/penghalang

Transportasi Tidak menjadi penghambat/penghalang


52
Fasilitas kesehatan lain Tidak menjadi penghambat/penghalang

Non-fisik

Ekonomi Tidak menjadi faktor penghambat/penghalang

Pendidikan Tidak menjadi faktor penghambat/penghalang

Sosial Budaya Tidak menjadi faktor penghambat/penghalang

KELUARAN

Persentase pemberian kapsul vitamin A


100%
ibu nifas

Persentase sosialisasi suplementasi


100%
vitamin A

UMPAN BALIK

Adanya pencatatan dan pelaporan setiap Ada


bulan

Adanya rapat setiap tahun Ada

Sumber : Editor. Panduan manajemen suplementasi vitamin A. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010. h. 1-22

Data Demografi
Tabel 2. Jumlah Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya
53
Tahun 2017

No Nama Desa Jumlah Jumlah RT Jumlah Jumlah


RW KK Penduduk

1. PISANGSAMBO 4 11 2,553 8,255

2. SABAJAYA 6 14 2,405 7,548

3. MEDANKARYA 4 13 1,759 6,128

4. TAMBAKSUMUR 5 15 2,747 6,722

5. TAMBAKSARI 3 10 2,455 8,085

6. SRIJAYA 4 12 2,021 6,456

7. SRIKAMULYAN 4 8 2,282 7,050

8. KUTAMAKMUR 5 10 1,359 4,612

9. BOLANG 5 12 3,402 5,030

10. GEMPOLKARYA 4 10 2,282 4,378

11 SUMURLABAN 4 16 1,397 3,748

Jumlah 48 131 27,066 68,012

Sumber: Profil Puskesmas Tirtajaya Tahun 2017

54
Peta Demografi

Gambar 1. Peta Demografi Daerah Kecamatan Tirtajaya

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

55
Tabel 3. Data Wilayah Administrasi Puskesmas Tirtajaya
Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang Tahun 2017
LUAS WILAYAH
NO DESA/KELURAHAN 2 JUMLAH RW JUMLAH RT KATEGORI WILAYAH
(Km )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 PISANGSAMBO 552.400 4 12 Daratan,Sawah
2 SABAJAYA 544.000 5 15 Daratan,Sawah
3 MEDANKARYA 584.459 4 13 Daratan,Sawah
4 TAMBAKSUMUR 3,568.620 5 16 Daratan,Sawah dan Tambak
5 TAMBAKSARI 3,489.089 3 11 Daratan,Sawah dan Tambak
6 SRIJAYA 493.899 4 12 Daratan,Sawah
7 SRIKAMULYAN 626.033 4 8 Daratan,Sawah
8 KUTAMAKMUR 442.195 5 10 Daratan,Sawah dan Tambak
9 BOLANG 474.056 3 12 Daratan,Sawah
10 GEMPOLKARYA 310.064 3 10 Daratan,Sawah
11 SUMURLABAN 278.000 4 16 Daratan, sawah
TOTAL 11,362.815 44 135

Sumber: Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2017

Tabel 4. Data Kependudukan Wilayah Puskesmas Tirtajaya


Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang Tahun 2017

Sumber: Data Temografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2017

56
Tabel 5. Mata Pencarian/Pekerjaan Warga per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya
2017

Mata Pencaharian
No Desa Pegawai Lain-
Petani Nelayan Pengrajin Pedagang PNS
Swasta lain
1 Pisangsambo 1800 0 25 355 23 251 301
2 Sabajaya 2002 0 0 198 35 132 200
3 Medankarya 1408 0 15 350 160 257 172
4 Tambaksumur 1410 1 4 455 140 222 133
5 Tambaksari 1221 2 57 584 189 257 0
6 Srijaya 1217 0 5 163 46 61 0
7 Srikamulyan 1850 0 30 368 28 262 0
8 Kutamakmur 1450 0 41 278 30 154 121
9 Bolang 1382 0 33 189 23 121 99
10 Gempolkarya 1412 0 23 344 24 213 131
11 Sumurlaban 1312 0 21 252 24 321 212
JUMLAH 16464 3 254 3536 722 2251 1369

Sumber: Data Demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2017

57
Gambar 2. Leaflet Pentingnya Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas

58
59

Anda mungkin juga menyukai