Anda di halaman 1dari 31

ASFIKSIA DAN TENGGELAM

DIBIMBING OLEH :

dr. Naomi Yosiati, Sp.F

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN FORENSIK


DAN MEDIKOLEGAL
RSUP DR. HASAN SADIKIN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH JAKARTA
DEFINISI ASFIKSIA

Suatu keadaan yg ditandai dgn terjadinya


gangguan pertukaran udara pernapasan, dapat
disebabkan karena hambatan masuknya oksigen
ke dalam sistem respirasi sehingga
hipoksia dan hiperkapnia.
ETIOLOGI
ALAMIAH :
Penyakit Yang Berakibat Menyumbat Atau Mengganggu
Pernapasan
Laringitis, difteri, fibrosis paru

TRAUMA MEKANIK :
Trauma yang mengakibatkan emboli udara, pneumothoraks
sumbatan atau halangan pada saluran napas dan
sebagainya

KERACUNAN :
Depresi pusat pernapasan, misalnya barbiturat dan
narkotika
Klasifikasi Internasional Berdasarkan
Mekanisme

Asfiksia

Asfiksia
Asfiksia mekanik Asfiksia non mekanik
Miscellaneous

Keracunan
Strangulasi Hanging Choking Keracunan CO drowning
CN

Kompresi
Smothering
dinding dada
Fase asfiksia
• Hipoksia dan hiperkarbia plasma
Fase dipsnea merangsang pusat pernapasan di medula
oblongata  takipnea, takikardi, TD
meningkat, sianosis

• Perangsangan terhadap susunan saraf.


Fase kejang • Klonik  tonik  spasme opistotonik
• Dilatasi pupil, bradikardi, TD menurun

• Depresi pusat pernapasan , pernapasan


Fase kelelahan dangkal dan memanjang
• Refleks menghilang

Fase apnea • Paralisis pusat pernapasan lengkap


PEMERIKSAAN JENAZAH
Classic sign
Ptechial Kongesti
haemorrhagie Kongesti Sianosis jantung
s dan edema
kanan

Lebam
mayat
merah
kebiruan
gelap
Patah
tulang Busa halus
lidah dan pada
rawan saluran
tenggorok napas
BENTUK BENTUK ASFIKSIA MEKANIK
1. Pembekapan

• Adalah tertutupnya permukaan saluran


napas hidung-mulut atau hidung saja
yang menghambat pemasukan udara .

• PL : tanda kekerasan +/-


: luka lecet tekan
: luka memar di ujung hidung,
bibir, pipi, dagu / punggung
• Tanda asfiksia +
• Kerokan bawah kuku
2. Penyumpalan

• Choking and Gaging


• PLPD : - tanda asfiksia +
- material +
• Cafe coronaries  kematian sangat
cepat tanpa tanda choking
3. Jeratan
–Strangulation by ligature

–Penekanan benda asing berupa tali di leher


makin lama makin kuat, kekuatan jerat
berasal berasal dari tarikan pd kedua ujung
tali

–Mekanisme  pembuluh darah balik atau


jalan nafas dapat tersumbat  asfiksia /
refleks vasovagal
– 2 jenis simpul jerat :

• simpul hidup
• simpul mati

– PL : - Jejas biasanya setinggi / di bawah tulang rawan gondok


- bentuk mendatar, melingkari leher
- lebih rendah dari ada jejas pada kasus gantung
4. Pencekikan

– manual strangulation : jenis strangulasi


penekanan leher dgn tangan
– tidak mungkin digunakan untuk bunuh diri
• PLPD : - lecet tekan cetakan dari telapak jari jempol
(bulan sabit "crescent appearance“) &
keempat jari lainnya
- bintik perdarahan / tulang patah
atau retak
- pada vagal refleks pastikan tidak ada
tanda asfiksia
5. Gantung
• Seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang ditahan
dibagian lehernya oleh sesuatu benda dengan permukaan
yang relatif sempit dan panjang (biasanya tali)

• Mekanisme 
• Kerusakan pada batang akibat fraktur /dislokasi cervical
• Asfiksia ; terhambatnya aliran udara
• Iskemia otak ; terhambatnya aliran darah arteri.
• Refleks vagal
Dari letak jeratan
• Tipikal , letak simpul di belakang leher
• Atipikal , letak simpul di samping
• Letak titik gantung di depan atau dagu
•Kelainan autopsi bergantung pada apakah arteri leher tertutup atau tidak.
•Jerat kecil dan keras  hambat total arteri
- muka pucat
- ptekie (-) pd kulit maupun konjungtiva
•jerat lebar dan lunak hanya menghambat saluran napas dan aliran vena
dari kepala ke leher 
bendungan
• Jejas jerat
• lebih tinggi pada leher
• tidak mendatar ; lebih tinggi dibagian simpul
• Kulit mencekung ke dalam sesuai bahan
penjeratnya, dapat ditemukan luka lecet.
• Distribusi lebam mayat
mengarah ke bawah
ASFIKSIA TRAUMATIK

• Penekanan dari luar pada dinding dada  fiksasi dada


 gangguan gerak pernapasan

• Tertindih (Overlying)
• Menduduki dada korban (burking)
ASFIKSIA TRAUMATIK

• PL : Sianosis dan bendungan


– muka membengkak, petekie,
edema konjungtiva, dan
perdarahan subkonjungtiva
– Petekie pula di leher, bokong,
kaki
– kulit dada , leher dan kepala
berwarna merah tua / merah
ungu
TENGGELAM
Definisi

Kematian akibat mati lemas (asfiksia)


disebabkan masuknya cairan di dalam
saluran pernapasan.

Terbenamnya seluruh atau sebagian


tubuh kedalam cairan
Mekanisme
• Asfiksia akibat spasme laring
• Asfiksia akibat gagging dan choking
• Reflex vagal
• Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
• Edema pulmoner( dalam air asin)
Klasifikasi Tenggelam

Wet Dry Secondary Immersion


Drowning Drowning Drowning Drowning

Terjadi gejala Korban tiba-tiba


cairan masuk cairan tidakbeberapa hari meninggal setelah
ke dalam masuk kesetelah korban tenggelam dalam air
saluran dalam salurantenggelam (dan dingin akibat reflex
diangkat dari dalam
pernapasan pernapasan, vagal. Alcohol dan
setelah korban
akibat spasmeair) dan korbanmakanan terlalu
tenggelam. laring..meninggal akibat
banyak merupakan
komplikasi. faktor pencetus.
Tenggelam di Air Tawar
Perpindahan air secara
Air masuk ke paru- cepat krn tekanan Absorbsi ke
paru osmotik yg besar pada sirkulasi
darah hipertonis

Hipotonis  plasma darah Jantung tidak dapat


dilusi, hemolisis kalium Vol darah
ke plasma  perubahan berkompensasi 
meningkat (30%)
keseimbangan K dan Ca gagal jantung akut

Penurunan tekanan
Fibrilasi ventrikel kematian
darah
Tenggelam di Air Laut
Cairan ke paru-paru memiliki
kelarutan 3% dan bersifat
hipertonis

Perpindahan garam (Na dan


Mg) melalui membran
pulmonal tidak masif

Kematian lebih lambat (8-9


menit)
Kriteria Diagnostik
1. Menentukan identitas korban
2. Menentukan korban masih hidup sebelum tenggelam
atau tidak
3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis
drowning
4. Faktor-faktor yang berperan dalam proses kematian
5. Tempat korban pertama kali tenggelam
6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat
kematian
Pemeriksaan Luar
 Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumur pasir, lumpur
dan benda asing yang terdapat di air
 Mushroom-like mass
 Mata setengah terbuka atau tertutup
 Gambaran kulit angsa atau kutis anserine
 Pembusukan sering tampak, kulit berwarna kehijauan atau
merah gelap
 Washer woman’s hand
 Cadaveric spasme
 Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki
 Pada pria, genitalia dapat membesar, ereksi atau semi-ereksi
 Pada lidah dapat ditemkan memar atau bekas gigitan
Pemeriksaan Dalam
• Busa halus dan benda asing dalam saluran pernapasan
• Paru-paru membesar, berwarna pucat dengan diselingi
bercak-bercak merah diantara daerah yang berwarna
kelabu (Emphysema aquosum)
• Petekie sedikit sekali
• Otak, ginjal, hati dan limfa mengalami perbendungan
• Lambung dapat membesar, berisi air, lumpur
Tanda intravital yang dapat menunjukkan
korban masih hidup saat tenggelam
• Cadaveric spasme
• Perdarahan pada liang telinga
• Benda asing
• Bercak paltouf
• Berat jenis darah pada jantung kanan dan kiri
• Diatome
• Tanda asfiksia
• Mushroom-like mass
Daftar Pustaka
1. James, Jason Payne, et al., et al. Simpson's Forensic
Medicine 13th Edition. London : Hodder & Stoughton Ltd, 2011.
2. Idries., Abdul Mun'im. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik
Edisi Pertama. Jakarta. : Binarua Aksara., 2001.
3. Arif Budiyanto, Wibisana Widiatmaka, Siswandi Sudiono.
Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta. : Fakultas Kedokteran
Indonesia., 1997.
4. Abdul Mun'im Idries, Agung Legowo Tjiptomartono.
Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Proses Penyidikan
Edisi Revisi. . Jakarta. : Sagung Seto., 2011.
5. Szpilman, David, et all. Drowning. The New England Journal of
Medicine. 2012. Pp: 2102-2110
6. Sharma, RK. Asphyxia Deaths. In: Concise Textbook
of Forensic Medicine and Roxicology. Third Edition.
New Delhi: Global Education Consultans. 2011. Pp:
60-61

Anda mungkin juga menyukai