Anda di halaman 1dari 41

ASFIKSIA & TENGGELAM

Lifia Nur Sya’bani – 1910221057


Yunita Mansyah Lestari– 1910221038
Devina Putri Susilo– 1910221048

Pembimbing:
dr. Andriani, Sp.F. M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Forensik


Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
ASFIKSIA
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen
darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon
dioksida (hiperkapnea).

Penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus kedokteran forensik,


umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas dan trauma mekanik.

Nasution, Indra & Tanzila, R.A & Irfannuddin, Muhammad. (2014). Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di
Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun 2011-2012. Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
Etiologi
Alamiah Trauma mekanik
Trauma yang mengakibatkan emboli,
Penyakit yang sumbatan saluran napas
pneumotoraks bilateral, sumbatan atau
dan gangguan pergerakan paru
halangan pada saluran napas

Keracunan
Keracunan bahan yang menimbulkan depresi
pusat pernafasan, misalnya barbiturate,
narkotika
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfiksia dapat
dibagi dalam 2 golongan (Amir, 2008), yaitu:

Primer Sekunder
• Kekurangan oksigen di seluruh tubuh
Berhubungan dengan penyebab dan usaha
kompensasi dari tubuh
• Sel-sel otak sangat sensitif  sel-sel serebrum, Keadaan
Jantung
ini didapati
berusahapadamengkompensasi
: keadaan
serebellum, dan basal ganglia membutuhkan lebih • tekanan
Penutupan mulut dan hidung
oksigen yang (pembekapan)
rendah dengan
banyak oksigen shg lebih rentan terhadap • mempertinggi
Obstruksi jalan napas (mati gantung,
outputnya, akibatnyapenjeratan,
tekanan
kekurangan oksigen  sel sel tersebut nekrosis  pencekikan dan korpus alienum dalam saluran
arteri dan vena meninggi. Karena oksigen napas,
digantikan oleh jaringan glial tenggelam.
dalam darah berkurang terus dan tidak cukup
• Organ jantung, paru-paru, hati, ginjal dan yang • Gangguan gerak pernafasan (terhimpit atau berdesakan
untuk kerja jantung, maka terjadi gagal jantung
/ Traumatic asphyxia).
lainnya  perubahan tidak jelas. dan kematian berlangsung dengan cepat.
• Penghentian primer dari pernafasan akibat kegagalan
pada pusat pernafasan (luka listrik dan beberapa
keracunan)
Stadium Asfiksia

Fase dispneu / sianosis Fase konvulsi Fase apneu Fase akhir / terminal / final

• Berlangsung kira-kira 4 • Berlangsung kira-kira • Berlangsung • Ditandai oleh adanya


menit. 2 menit kira-kira 1 paralisis pusat
• Terjadi akibat rendahnya • Awalnya berupa menit. pernapasan lengkap.
kadar oksigen dan kejang klonik lalu • Adanya • Denyut jantung beberapa
tingginya kadar karbon kejang tonik  depresi saat masih ada lalu napas
dioksida  merangsang kemudian pusat terhenti kemudian mati.
medulla oblongata  tjd opistotonik. pernapasan,
peningkatan pada • Kesadaran mulai kesadaran
pernapasan, nadi dan hilang, pupil dilatasi, menurun
tekanan darah denyut jantung sampai hilang
lambat, dan tekanan dan relaksasi
darah turun. spingter.
Tanda Klasik Asfiksia
Tardieu’s spot
(Petechial hemorrages) . Sianosis Tetap cairnya darah

• Bintik -bintik  perdarahan
(petekie) akibat pelebaran
kapiler darah setempat.

• Peningkatan tekanan vena


akut  overdistensi dan
ruptur dinding perifer vena di
bagian :
 Jaringan Longgar
 Permukaan jantung, paru dan otak
 Lapisan viseral dari pleura, perikardium,
peritoneum, timus, mukosa laring dan faring, jarang
pada mesentrium dan intestinum
Tanda Klasik Asfiksia
Kongesti dan Oedema Sianosis Tetap cairnya darah

• Bendungan pembuluh darah  akumulasi


darah dalam organ
• Bendungan vena  peningkatan tekanan
hidrostatik intravaskular  perembesan cairan
plasma ke ruang interstitium  mengisi pada
sela-sela jaringan ikat longar dan rongga
badan  oedema

(Saat leher tertekan  wajah, bibir, dan lidah


menjadi bengkak dan memerah)
Tanda Klasik Asfiksia
Sianosis

• Warna kebiru-biruan yang terdapat pada kulit


dan selaput lendir yang terjadi akibat
peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb
yang tidak berikatan dengan 02).
• Kadar hb tereduksi minimal 5 gram
hemoglobin per 100 ml darah
• Sianosis mudah terlihat di bibir dan ujung jari
Tanda Klasik Asfiksia
Tetap cairnya darah

• Terjadi karena peningkatan fibrinolisis pasca kematian.


• Pembekuan yang terdapat pada jantung dan sistem vena setelah kematian
adalah sebuah proses yang tidak pasti, seperti akhimya pencairan bekuan
tersebut diakibatkan oleh enzim fibrinolitik. Hal ini tidak relevan dalam
diagnosis asfiksia.
Asfiksia mekanik
Kekuatan fisik atau kelainan fisik yang mengganggu pengambilan dan / atau pengiriman
oksigen.

Asfiksia Asfiksia Suffocation Smothering Choking


posisional traumatik (mati lemas) (pembekapan) (tersedak)
Strangulation
Hanging Throttling
(pencekikan/
(gantung) (pencekikan)
penjeratan)
asfiksia
posisional
Asfiksia postural atau posisional
disebabkan oleh posisi tubuh atau bagian tubuh
yang menyebabkan hambatan saluran napas,
gangguan pembuluh darah, atau kelelahan
pernapasan. Seringkali, ada gangguan fisik
dan / atau mental yang disebabkan oleh trauma
atau keracunan.

Graham, MA 2016, Pathology of Asphyxial Death, Medscape,


https://emedicine.medscape.com/article/1988699-overview
asfiksia traumatik
Asfiksia kompresi atau traumatis  adanya
kekuatan eksternal di dada dan / atau perut
yang mencegah ekspansi dada (terlilit ular) atau
menyebabkan peningkatan cepat dalam tekanan
intratoraks dengan akibat efek tekanan vaskular

Graham, MA 2016, Pathology of Asphyxial Death, Medscape,


https://emedicine.medscape.com/article/1988699-overview
PEMBEKAPAN
Definisi (SMOTHERING)
Pemeriksaan luar:
Penutupan jalan napas (lubang • Tanda kekerasan bisa tidak ditemukan
hidung dan mulut) yang apabila pembekapan dilakukan
menghambat masuknya udara ke menggunakan benda yang lunak
paru-paru • Dapat ditemukan luka lecet jenis tekan
atau geser, goresan kuku dan memar pada
ujung hidung, bibir, pipi dan dagu yang
mungkin terjadi akibat perlawanan dari
korban
• Memar pada permukaan belakang bibir,
permukaan dalam bibir
• Luka memar atau lecet pada bagian
belakang tubuh korban
Pembekapan
GAGGING DAN CHOKING
Definisi Pemeriksaan luar:
• Tanda kekerasan bisa tidak ditemukan
Terjadi sumbatan jalan napas oleh apabila pembekapan dilakukan
benda asing yang mengakibatkan menggunakan benda yang lunak
hambatan udara untuk masuk ke • Dapat ditemukan luka lecet jenis tekan
paru-paru atau geser, goresan kuku dan memar pada
Gagging sumbatan terdapat dalam ujung hidung, bibir, pipi dan dagu yang
orofaring sedangkan chocking mungkin terjadi akibat perlawanan dari
sumbatan pada laringofaring korban
• Memar pada permukaan belakang bibir,
permukaan dalam bibir
• Luka memar atau lecet pada bagian
belakang tubuh korban
PENCEKIKAN (MANUAL
Definisi STRANGULATION)
Autopsi:
Penekanan leher dengan tangan, yang • Adanya memar pada leher
• Memar berbentuk cakram terbentuk
menyebabkan dinding saluran napas
dari ruas jari-jari dengan ukuran 1-2
bagian atas tertekan dan terjadi
cm
penyempitan saluran nafas sehingga • Abrasi pada leher, biasanya karena
udara pernafasan terganggu kuku atau ruas ibu jari yang kasar
• Dapat ditemukan memar pada otot
platysma dan perdarahan pada otot
sternomastoideus
• Fraktur pada os hyoid
PENJERATAN (STRANGULATION BY
Pemeriksaan
Definisi luar:
LIGATURE)
• Penekanan
Terdapat jeratbenda asingmelingkari
yang masih berupa tali,
leherikat
(jikapinggang,
masih ada) rantai, stagen,
• kawat,
Terdapatkabel, kaos
dua jenis kakijerat
simpul danyatitu
sebagainya, melingkari
simpul hidup dan simpulleher
mati yang
• makin
Jejas jerat
lamaleher mendatar,
makin kuatmelingkari
sehinggaleher dan terdapat
saluran lebih rendah
pernapasan daripada jejas jerat pada kasus
tertutup
gantung
• Jejas biasnaya terletak setinggi atau di bawah rawan gondok
Cara kematian:
• Jika jerat lunak (handuk, selendang, dll) jejas mungkin tidak ditemukan pada otot-otot leher sebelah
•dalam.
Asfiksia
Tali yang tipis akan meninggalkan jejas dengan lebar tidak lebih 2-3 mm
• Bila jerat kasar seperti tali, dapat menyebabkan luka lecet disekitar jejas jerat yang tampak jelas
•berupa
Refleks
kulitVaso-Vagal
yang mencekung berwarna coklat dengan perubahan kaku seperti perkamen (luka lecet
tekan) dan otot-otot leher sebelah dalam tampak banyak resapan darah
GANTUNG (HANGING)
Definisi
Kasus gantung sama dengan penjeratan tetapi asal tenaga yang
dibutuhkan berasal dari berat badan korban sendiri.
Cara kematian:
• Kerusakan batang
otak/medulla spinalis
• Asfiksia
• Iskemia otak
• Refleks Vaso-Vagal
Pemeriksaan luar:

• Bila jerat kecil dan keras maka terjadi hambatan total arteri sehingga wajah akan
tampak pucat dan tidak terdapat ptekie pada kulit maupun konjungtiva
• Bila jerat lebar dan lunak maka hambatan hanya terjadi pada saluran pernapasan dan
pada aliran vena dari kepala ke leher, sehingga tampak perbendungan pada daerat
sebelah atas ikatan
• Jejas jerat relative lebih tinggi daripada leher , tidak mendatar melainkan lebih
meninggi di bagian simpul, kulit mencekung kedalam sesuai dengan bahan
penjeratnya, kulit berwarna coklat, perabaan kaku, terdapat luka lecet.
• Terkadang tepi jejas jerat terdapat sedikit perdarahan
• Dapat ditemukan patah tulang lidah atau rawan gondok atau keduanya
• Distribusi lebam mayart pada kasus gantung mengarah ke bawah yaotu pada kaki,
tangan dan genitalia eksterna bila korban tergantung cukup lama
• Pada wanita didapatkan labium membesar dan terdapat lebam sedangkan pada pria hal
ini terjadi pada skrotum
Jenis Letak jeratan
Penggantungan Tipikal Atipikal
Letak tubuh ke lantai

Tergantung total Tergantung


(complete) partial
02
TENGGELAM
Definisi

Wet Drowning
Air masuk ke paru :
- Merusak surfaktan paru
KEMATIAN
Dry Drowning
- Edema paru
Diagnosis sulit ditegakkan
akibat mati
lemas (asfiksia)
- Alveolitis
Secondary akibat cairan masuk ke dalam
Drowning
saluran pernapasan
-Immersion
Asidosis metabolic
Syndrome
- Hipoksemia
Etiologi
Asfiksia
Fibrilasi
ventrikuler
Oedem Paru
Refleks vagal
Tenggelam di air tawar
Gangguan tegangan
Absorbsi permukaan paru  kolaps Anoksia otak
cairan masif alveolus, atelektasis

2 2 2
1 2 3 4 35 6

Terjadi Hiperkalemia  Kematian terjadi


hemodilusi, fibrilasi ventrikel, dalam ± 5 menit
hipervolemia penurunan TD
Tenggelam di air asin
Cairan tubuh Hemokonsentrasi,
tertarik ke hipovolemia Payah jantung akibat
alveolus kemokonsentrasi

2 2 2
1 2 3 4 35 6

Edema paru Kenaikan kadar Kematian terjadi


magnesium darah dalam waktu ± 9
menit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Tujuan Luar
1. Keadaan mayat
Menentukan : basah,
identitas berlumur pasir, lumpur, benda asing
korban
2. Busa halus pada
Menentukan hidung
apakah dan masih
korban mulut hidup pada saat masuk ke air
3. Kutis anserina
Penyebab kematian dan jenis drowning
4. Washer woman’s
Faktor yang handpada proses kematian
berperan
5. Bengkak seluruhpertama
Tempat korban tubuh kali tenggelam
6. Cadaveric spasmeyang mempengaruhi kematian
Penyulit alamiah
7. Luka lecet (ante/postmortem, akibat kekerasan atau gesekan)
Pemeriksaan
Pemeriksaan Bedah
1. Benda asing/busa dalam trakea
2. Pleura berwarna kemerahan dan terdapat bitnik-bintik
perdarahan
3. Edema dan kongesti paru
4. Otak, ginjal, hati, limpa mengalami perbendungan
5. Lambung membesar
Pemeriksaan Penunjang

Test Kimiawi Getah paru Analisa Diatom


Gettler Menemukan benda asing dan Isi Lambung
Durlacher seperti kristal silikat, Positif bila diatom
lumpur, telur cacing, 5/LPB pada paru, atau
algae di bagian 1/LPB sumsum tulang
subpleura panjang
Isi lambung : adanya
pasir atau lumpur dan
binatang air
Analisa Diatom
Daftar Pustaka
1. Sampurna B, Samsu Z. Asfiksia Mekanik & Tenggelam dalam: Peranan Ilmu Forensik dalam Penegakan Hukum. Bagian
IK Forensik FKUI. Jakarta. 2004; 94-100
2. Prahlow, J. A., & Byard, R. W. (2012). Drowning Deaths. Atlas of Forensic Pathology, 693–714.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai