Anda di halaman 1dari 75

Visum et Repertum

Dr.ANDRIANI,SpF.M

09/02/21
TUJUAN
Agar memahami :
 aspek medikolegal
 klasifikasi cedera berdasarkan penyebabnya
 karakteristik cedera

Agar dapat menentukan :


 kualifikasi cedera untuk kepentingan peradilan
FUNGSI DOKTER

ATTENDING DOCTOR :
 Memeriksa pasien
 Memberikan terapi / pengobatan
 Terjadi hubungan dokter – pasien
 Kepentingan pasien / masyarakat
 Menyimpan rahasia kedokteran
FUNGSI DOKTER

ASSESING DOCTOR :
 Memeriksa barang bukti (orang)
 Memberikan interpertasi
 TIDAK terjadi hubungan dokter – pasien
 Kepentingan penegakan hukum dan keadilan
 Membuka rahasia kedokteran
PENGERTIAN MENURUT
MEDIS
PENYAKIT :
 adalah keadaan kondisi tubuh dimana terjadi
gangguan fisik, psikis, metabolis oleh karena
berbagai sebab, sehingga proses fisiologis orang
tersebut tidak dapat berjalan normal.
SAKIT :
• adalah rasa tidak enak atau tidak nyaman oleh
karena suatu penyakit atau hal – hal lain bersifat
obyektif.
PENGANIYAAN

 Tindakan yang di sengaja untuk membuat orang lain


sakit dan atau cedera / luka
PENGERTIAN VISUM et
REPERTUM

 Keterangan tertulis yang dibuat dokter atas


permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang
pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia,
baik hidup ataupun mati atau bagian dari tubuh
manusia, berupa temuan dan interpretasinya,
berdasarkan keilmuannya, di bawah sumpah, dan
untuk kepentingan peradilan
PERMINTAAN VISUM et REPERTUM
(Ps 133 KUHAP )
 Wewenang penyidik
 Tertulis (resmi)
 Terhadap korban, bukan tersangka
 Ada dugaan akibat peristiwa
SANKSI HUKUM
BILA MENOLAK MEMBUAT VISUM et
REPERTUM
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah
atau permintaan yg dilakukan menurut undang-undang
oleh pejabat yg tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yg diberi
kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana;
demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna
menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

PASAL 216 KUHP


PEJABAT YG BERWENANG MEMINTA
VISUM ET REPERTUM
 PASAL 133 KUHAP : Penyidik
 PASAL 6 (1) KUHAP :
 Penyidik adalah :
 Pejabat polisi negara Republik Indonesia
 Pejabat PNS tertentu yg diberi wewenang khusus
oleh undang-undang
 yg membutuhkan Visum et Repertum adalah kasus pidana umum, sehingga
penyidiknya adalah polisi.
 Penyidik PNS tidak berwenang meminta Visum et Repertum
 PASAL 11 KUHAP :
 Penyidik pembantu mempunyai wewenang seperti tersebut dalam
pasal 7 (1), kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan
dengan pelimpahan wewenang dari penyidik.
 mendatangkan ahli atau meminta Visum et Repertum boleh
dilakukan penyidik pembantu.
 jadi, yang berwenang meminta Visum et Repertum adalah :
 Penyidik polisi dan
 Penyidik pembantu polisi

KECUALI PIDANA PELANGGARAN HAM BERAT:


KEJAGUNG
DALAM PRAKTEK :
 Surat permintaan Visum et Repertum
 surat tertulis
 surat resmi (kop surat, nomor, tanggal, alamat surat, isi,
tandatangan, nama jelas, pangkat, NRP, stempel dinas)
 mengatas-namakan Kapolsek (penyidik) sebagai pejabat
atributif.
 penandatangan surat (pejabat mandat) boleh siapa
saja yang secara organisatoris berwenang
mengatasnamakan pejabat atributif.
KETENTUAN LAIN
VeR KORBAN HIDUP
 Surat permintaan VeR dapat “terlambat” :
 korban luka dibawa ke dokter (RS) dulu sebelum ke
polisi
 SPV menyebutkan peristiwa pidana yang dimaksud
 VeR = surat keterangan, jadi dapat dibuat berdasarkan
rekam medis (RM telah menjadi barang bukti sejak
datang SPV)
 Pembuatan VeR tanpa ijin pasien, sedangkan skm lain
harus dengan ijin.
DESKRIPSI LUKA :

1. LOKASI : Ditentukan secara regional, tidak perlu ttk2 ordinat.


2. DESKRIPSI LUKA :
Ditentukan gambaran luka - bukan jenis
luka
3. UKURAN – UKURAN LUKA :
Diukur jarak terpanjang dan terlebar.
Luka terbuka  dirapatkan dulu , ukur hanya
panjangnya.
4. LAIN – LAIN YG DITEMUKAN PADA LUKA :
Kotoran, jaringan yg keluar dari lubang
luka dll.
Lokasi Luka
DAHI

BLK KEPALA
PIPI

RAHANG
KANAN KIRI

DEPAN BLK

BLK KEPALA
KEPALA & LEHER

BAHU BAHU
DADA ATAS
O O PUNGGUNG

DADA BAWAH

PERUT ATAS
O PINGGANG
PERUT BAWAH

PANGGUL
Jenis Luka
LUKA LECET /ABRASI

Kerusakan hanya terbatas pada epidermis


 Luka lecet geser : jaringan kulit berkumpul pada pihak
yang berlawanan dengan arah trauma.
MEMAR

 kekerasan tumpul yang relatif lunak dapat tidak


mengakibatkan cedera pada kulit / kulit ari, namun
kekerasan tersebut mencederai pembuluh darah
kapiler dibawah kulit sehingga terjadi perdarahan
dibawah kulit ari (epidermis), dibawah kulit
(dermis), jaringan dan otot.
MEMAR
(CONTUSIO / HEMATOME)
 VISIBLE :
 Perubahan warna dan bengkak
 PERUBAHAN BERDASAR WAKTU:
 Perubahan warna
 BENTUK:
 Kadang mencerminkan penyebab
 LOKASI:
 Dapat menunjukkan hubungan korban dengan
pelaku
MEMAR

OLD BRUISES ec GRABBING


(At least 18 hours)
LUKA ROBEK
(VULNUS LACERATUM)
 Kekerasan tumpul yang lebih berat,
kerusakan jaringan lebih dalam dari lapisan
kulit ari (epidermis).

 Bentuk biasanya tidak beraturan, kecuali 


penyebabnya merupakan sudut berbentuk
garis (tepi meja, besi siku dsb).
lanjutan …..
 tepi luka tidak rata
 bentuk dasar luka juga tidak beraturan
 tampak jembatan jaringan
 folikel rambut tidak terpotong
 dasar luka tidak beraturan
 disekitar luka sering tampak luka lecet.

• DAMPAK PATOFISIOLOGI:
– DAPAT SEBAGAI SUMBER PERDARAHAN YG
FATAL
– INFEKSI
LASERASI

INSTALASI FORENSIK RUMKIT POLPUS RS SUKANTO, KRAMAT JATI, JAKARTA


DERAJAT
LUKA
TERMINOLOGI HUKUM
BAB XX PENGANIYAAN
 Penganiyaan ringan ( psl 352 KUHP )
 Penganiyaan
( psl 351 KUHP )
 Penganiyaan berat
Menyebabkan LUKA BERAT  sesuai dengan
pasal 90 KUHP 1. TAK DAPAT DIHARAPKAN SEMBUH
2. MENGANCAM NYAWA
3. HALANGAN BEKERJA PERMANEN
4. KEHILANGAN SALAH SATU INDERA
5. CACAT BERAT
6. KELUMPUHAN
7. TAK DAPAT BERPIKIR 4 MINGGU ATAU
LEBIH
8. GUGURNYA KANDUNGAN
PENGANIYAAN RINGAN

PASAL 352 KUHP ( ayat 1 & ayat 2 )


 penganiyaan yang tidak menyebabkan sakit atau
halangan untuk menjalankan jabatan atau
pekerjaan dipidana sebagai
orangpenganiyaan ringan orang
yang yang
orang yg punya jabatan / profesi
bekerja tidak
bekerja

 percobaan melakukan kejahatan ini tidak dipidana


SANKSI HUKUM pasal 352

 Kurungan 3 bulan atau denda Rp. 4500,-

 Jika dilakukan terhadap bawahan ditambah masa


hukuman sebanyak 1/3
PENGANIYAAN

PASAL 351 KUHP


1. dipidana selama – lamanya 2 th 8 bln atau
denda maximal Rp 4500,-
2. Jika menyebabkan luka berat dipidana selama –
lamanya 5 th
3. Jika berakibat kematian dipidana selama –
lamanya 7 th
4. Dengan penaniyaan disamakan merusak
kesehatan orang dengan disengaja
5. Percobaan melakukan kejahatan ini tidak di
pidana
PENJELASAN PENGANIYAAN

 UU tidak menjelaskan arti dari penganiyaan


 Menurut yurisprudensi arti penganiyaan
 perbuatan dg sengaja yg menimbulkan rasa tidak enak,
rasa sakit, merusak kesehatan atau luka. mendorong
ke air hingga
basah, dsb
mencubit, menempeleng, menyiram dg air keras, menusuk ,
memukul, dsb menekan scr psikologis, dsb memotong, dsb

 perbuatan dg sengaja menyebabkan sakit / halangan dalam


menjalakan pekerjaan jabatan atau penjaharian untuk
sementara waktu.
PENGANIYAAN BERAT
Pasal 354 KUHP
1. barang siapa dg sengaja melukai berat orang lain, dipidana krn penganiyaan berat, dg pidana
penjara selama – lamanya 8 tahun
2. Jika menyebabkan kematian; max 12 tahun

PENJELASAN :
 Tindak pidana ini dinamakan “ PENGANIYAAN BERAT”
 Agar dpt dituntut menurut pasal ini “LUKA BERAT” hrs menjadi TUJUAN pelaku
 Apabila bukan tujuan pelaku hanya penganiyaan biasa yg menyebabkan luka berat bukan
urusan
dokter
ANALOGI
MEDIS HUKUM
 LUKA DERAJAT SATU  PENGANIYAAN RINGAN
 LUKA DERAJAT DUA  PENGANIYAAN
 LUKA DERAJAT TIGA  PENGANIYAAN BERAT

PERLU BANTUAN DOKTER


perhatian bagi
dokter
pekerjaan korban tidak
menjadi penentu dlm PENENTUAN PASAL YG
penentuan derajat luka DILANGGAR & SANKSI
sebagai alat bukti sah : ket.
ahli

VISUM et REPERTUM
PADA DAHI KEPALA SEBELAH KIRI, 8 CM Garis Pertengahan
Depan, 5 CM DIATAS ALIS
TERDAPAT LUKA TERBUKA TEPI TIDAK RATA, DASAR
TULANG TENGKORAK DAN TERDAPAT JEMBATAN
JARINGAN,
SELUAS 3 CM KALI 1,5 CM
Langkah penentuan derajat
luka
* Jika ada luka, sesuaikan dengan pasal 90
KUHAP
* Jika memenuhi pasal 90: luka derajat 3
* Jika tidak memenuhi pasal 90:
1. Mutlak perlu perawatan dokter ?
2. Ada gangguan fungsi ?
3. Pertimbangkan lokasi dan jumlah luka
Langkah penentuan derajat
luka
 Jika jawabannya memenuhi satu / lebih kriteria: luka derajat 2
 Selebihnya luka derajat 1

 Pada keracunan: yang dinilai efek racun terhadap metabolisme dan


fungsi organ
KESIMPULAN V.E.R
Isi Ver perlukaan : Jenis kkrs, akibat kkrs, tindakan/perawatan
dan derajat luka.

Seorang laki – laki berumur -/+ 42 thn, ditemukan luka terbuka


pada daerah kepala dan memar pada lengan kanan atas
akibat kekerasaan tumpul.
Luka tersebut menyebabkan penyakit dan halangan pekerjaan
sementara waktu

Bila memerlukan perawatan ditambahkan :

Orang tersebut memerlukan perawatan selama 3 hari.


CONTOH SURAT PERMINTAAN VISUM PADA
KEJADIAN TELAH BERLALU
(SPV MENYUSUL)

 Setiap dokter diharapkan dapat meminta kepada penyidik untuk


menyesuaikan isi permintaan sesuai dengan tanggal pemeriksaan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
 PASIEN / KLIEN BOLEH TIDAK DIANTAR
PETUGAS KEPOLISIAN, ALASAN :

 Korban luka dibawa ke dokter (RS) dulu sebelum ke


polisi
 Tak ada peraturan yang mengharuskan adanya
petugas pengantar korban
 Memang sebaiknya diantar petugas agar dapat
dipastikan identitas korban dan statusnya sebagai
“barang bukti”
 Memang sebaiknya dilengkapi SPV agar jelas
statusnya sebagai “barang bukti”
BAGAIMANA DENGAN
PEMERIKSAAN MEDIKOLEGAL ?
 Dapatkah pemeriksaan forensik pada korban
hidup dihalang-halangi? atau bolehkah korban
menolak pemeriksaan?
 Tidak ada peraturan perundang-undangan yang
mengharuskan atau memberi sanksi bagi
pelanggarnya
 Korban adalah juga pasien yang masih memiliki
hak autonominya (rights to self determination)
 (status barang bukti = bukan orangnya)
PERAN VeR ?

 Sebagai alat bukti sah “surat”, yaitu


keterangan ahli dalam bentuk tertulis
 Menguatkan keterangan saksi,
sehingga meskipun hanya satu saksi
dapat menjadi alat bukti sah
 Jadi berperan dalam upaya
pembuktian ilmiah
SISTEM PEMBUKTIAN
DI INDONESIA
PS 183 KUHAP :
PUTUSAN HAKIM BERDASARKAN
MINIMAL 2 ALAT BUKTI SAH
+ KEYAKINAN HAKIM

NEGATIEF WETTELIJKE BEWIJS THEORIE

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali


apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
ALAT BUKTI SAH
PS 184 KUHAP
 KETERANGAN SAKSI
 KETERANGAN AHLI
 SURAT
 PETUNJUK
 KETERANGAN TERDAKWA
KETERANGAN AHLI
DIBERIKAN SECARA LISAN
 PASAL 186
 Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di
sidang pengadilan.
 PENJELASAN PASAL 186
 Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu
pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum yang
dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah di waktu menerima jabatan atau
pekerjaan (BAP saksi ahli).

ALAT BUKTI SAH KETERANGAN AHLI


KETERANGAN AHLI
DIBERIKAN SECARA TERTULIS
PASAL 187 KUHAP

 Surat sebagaimana tesebut pada pasal 184 ayat (1)


huruf c , dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan
dengan sumpah, adalah :
 (c) surat keterangan dari seorang ahli yang memuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal
atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari
padanya;

ALAT BUKTI SAH SURAT


KETERANGAN SAKSI
(PASAL 185 KUHAP)
 “YG SAKSI NYATAKAN DI SIDANG”
 TENTANG YG DIALAMI, DILIHAT, DIDENGAR
SENDIRI
 SATU SAKSI + ABS LAIN = ABS
 PENDAPAT / REKAAN : TAK DIBENARKAN
 SAKSI HARUS KOMPETEN
 SAKSI TAK DISUMPAH : BUKAN ABS
RAHASIA KEDOKTERAN
 PASAL 1 PP No 10 TAHUN 1966
 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah
segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang
tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
 PASAL 2 PP No 10 TAHUN 1966
 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh
orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali
apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih
tinggi dari pada PP ini menentukan lain
APAKAH MEMBUAT VISUM et REPERTUM
MELANGGAR WAJIB SIMPAN RAHASIA?

 Kewajiban pembuatan Visum et Repertum


didasarkan atas Undang-Undang (Lebih tinggi dari
PP No 10 / 1966)
 BILA SPV DATANG :
 Dasar hukumnya undang-undang sehingga
menggugurkan wajib simpan rahasia kedokteran (dalam
membuat VeR)
 Ps 50 KUHP : Barangsiapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan UU, tidak dipidana.
RAHASIAKAH VISUM et
REPERTUM
 VeR HANYA UNTUK :
 PENYIDIK
 SIDANG PENGADILAN
 RAHASIA BAGI PIHAK LAIN
 VeR hanya boleh diserahkan kepada penyidik yang
berwenang sesuai SPV (sesuai institusi kepolisian
yang meminta )
PEMBUATAN
VISUM ET REPERTUM

SYARAT FORMAL
SYARAT MATERIAL
SYARAT FORMAL ADMINISTRATIF

 Kop Surat
 Nomor & Tanggal
 Pro Justitia
 Tandatangan, Nama jelas, NIP/NRP
 Stempel Dinas
 Diketik, bhs indonesia, tidak singkatan
SYARAT FORMAL
SUBSTANSI
 Pendahuluan
 Hasil Pemeriksaan
 Kesimpulan
 Penutup
SYARAT FORMAL
SUBSTANSI
 Pendahuluan
 identitas dokter & institusinya
 identitas penyidik peminta + no & tgl
surat
 identitas korban
 waktu & tempat
 Hasil Pemeriksaan
SYARAT FORMAL SUBSTANSI
(lanjutan)
 Hasil Pemeriksaan
 Hasil anamnesis yg penting
 Keadaan umum
 Perlukaan
 Pemeriksaan penunjang
 Tindakan / perawatan
 Keadaan saat dipulangkan
Lanjutan Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan:
1. Korban datang dalam keadaan umum … T .. N ..
S ..kesadaran ….
2. Pada korban luka :
1. Pada pergelangan tangan kanan terdapat memar
berwarna merah ungu berukuran tiga sentimeter
kali duasentimeter.
2. Pada selaput dara ditemukan robekan baru
sampai dasar pada jam 5.
3. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan cairan
mani
SYARAT FORMAL SUBSTANSI
(lanjutan)

– Kesimpulan
• Jenis Perlukaan
• Jenis Kekerasan
• Kualifikasi Luka / Derajat Luka
Contoh Kesimpulan:
Pada korban seorang perempuan berusia
kurang lebih --- tahun ditemukan luka memar
pada pergelangan tangan kanan dan robekan
selaput dara serta ditemukan cairan mani, ini
diakibatkan oleh kekerasan tumpul dan
persetubuhan
SYARAT FORMAL SUBSTANSI
(lanjutan)

 Penutup
 Pernyataan tentang kebenaran
 Pernyataan tentang sumpah
Penutup

Demikian visum et repertum ini saya buat dengan benar dengan menggunakan
keilmuan saya yang sebaik-baiknya dan dengan mengingat sumpah, sesuai dengan
Undang-undang No 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Jakarta, tgl.....bl.....th....

dr Wakino
NIP …
PEMERIKSAAN MEDIKOLEGAL
UNTUK PENGADAAN VeR
 PENDEKATAN
 Impartialitas,
 Obyektif,
 Ilmiah
 Etis
 Mediko-legal
 Fasilitasi prosedur hukum
TUJUAN PEMERIKSAAN
 Memastikan keselamatan dan kesehatan
korban / terperiksa

 Membantu penyidik dalam mengungkap


kejahatan melalui pembuktian ilmiah
Hal-hal yg Berkaitan dg
VeR
 Surat Permintaan Visum (SPV),hanya boleh dibuat oleh
pihak yg diberi wewenang sesuai dg KUHAP
 VeR psikiatrik,dmn barang bukti atau obyek yg diperiksa
adalah pelaku tindak pidana,dibuat bl hakim
memerlukannya utk mengetahui sejauh mana pelaku dpt
diminta bertgg jwb atas perbuatannya
 Utk korban mayat harus ada label jnz yg diberi lak dan cap
kesatuan.Utk korban hidup harus diantar penyidik sesuai
KUHAP
 VeR harus dibuat oleh dokter yg telah disumpah sesuai dgn
ketentuan yg berlaku,agar memenuhi persyaratan secara
yuridis
 Sbg pengganti materai maka pada VeR dicantumkan kalimat
“PRO JUSTICIA”
 Ps 179 KUHAP setiap orang yg diminta
pendapatnya sbg ahli kedokteran kehakiman
atau dokter ahli lainnya wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan
 Ps 222 KUHAP barang siapa dengan sengaja
mencegah,menghalang-halangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat
forensik,diancam dgn pidana penjara paling
lama sembilan bulan
 Ps 224 KUHAP Barang siapa dipanggil sbg
saksi , ahli atau juru bhs mnrt uu dgn
sengaja tdk memenuhi kewjban diancam :
- dlm perkara pidana,dgn pidana paling lama
sembilan bln.
- dlm perkara lain diancam pidana penjara
paling lama enam bln.
Orientasi Konsumen dalam Pembuatan
VeR

 VeR dibuat dalam upaya penegakan hukum


dan keadilan
 Konsumen atau pemakai VeR adalah
perangkat penegak hukum :
- Penyidik
- Jaksa
- Pengacara
- Hakim
 Penyidik dpt melaksanakan tugasnya,yaitu
membuat jelas dan terang suatu perkara pidana
tergantung dari obyek yg diperiksa merupakan
korban hidup atau jenazah
 Barang bukti jenazah maka kejelasan yg hrs
diberikan oleh dokter kepada penyidik adalah :
- menentukan identitas
- memperkirakan saat kematian
- menentukan sebab kematian
- memperkirakan cara kematian
 Dalam kasus kasus khusus diperlukan kejelasan lain
yaitu :
a.Pada kasus penembakan
- apakah benar luka tembak
- luka tembak masuk atau keluar
- berapa jml luka tembak
-luka tembak mana yang mematikan
- adakah anak peluru : ukuran,alur,kaliber,
jenis senjata
-jarak penembakan,arah
-posisi korban dan penembak
b.Pd kasus penusukan
-jenis senjata,ukuran
c.Pd kasus pembunuhan anak
-lahir hidup atau mati
-ada tidaknya tanda-tanda perawatan
-maturitas serta viabilitas
d.Pd kasus pengeroyokan
-jenis kekerasan dan jenis luka
-luka mana yang menyebabkan kematian
e.Pd kasus kecelakaan lalu-lintas
-jenis luka
-luka yang menyebabkan kematian
-adakah pengaruh obat/mabuk
 Pada pemeriksaan korban hidup diperlukan
- identitas korban
- jenis luka
- jenis kekerasan
- kualifikasi luka untuk menentukan berat ringannya hukuman bagi si
pelaku,berkaitan pula dengan alasan penahanan
 Pada kasus kejahatan seks
-ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan
-ada tidaknya tanda-tanda kekerasan
-perkiraan umur
 Pada kasus psikiatrik VeR yg dibuat harus dpt memberikan
kejelasan dalam hal :
-apakah pelaku mempunyai gangguan jiwa
-apkh kejahatan tsb mrpk produk dr ggn jiwa
-penjelasan bgmn psikodinamiknya smp kejahatan itu dpt
terjadi
Contoh Derajat Luka yang dituangkan
dalam kesimpulan VeR korban hidup

 Kasus penganiayaan:
1. Pd korban laki-laki berumur sekitar 17 th didapatkan
adanya luka lecet dan memar pada kepala dan wajah
akibat kekerasan tumpul yang tidak menyebabkan
penyakit atau halangan dalam melakukan jabatan
atau pekerjaan (luka drjt 1)
2.Pd korban perempuan berumur sekitar 25 th
ditemukan luka terbuka pada lengan bawah kiri
akibat kekerasan tajam yang menyebabkan penyakit
atau halangan dlm melakukan jabatan atau
pekerjaan untuk sementara waktu (drjt 2 )
3.Pada pemeriksaan korban laki laki berumur sekitar tiga
puluh tahun ditemukan luka memar pd perut serta
robeknya jaringan limpa akibat kekerasan tumpul yg
mendatangkan bahaya maut (luka drjt 3)

 Kasus kejahatan sex :


Pd pemeriksaan seorang perempuan berusia sekitar 25 th
ditemukan luka memar dan lecet pada anggota gerak
akibat kekerasan tumpul serta robekan baru pada selaput
dara pada lokasi jam 5 sesuai dengan arah jarum jam
.Selanjutnya ditemukan ditemukan sel sperma yg masih
bergerak dalam liang sanggama.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai