Anda di halaman 1dari 19

STRANGULASI

(PENJERATAN)
S U P E RV I S O R : D R . S U R J I T S I N G H , S P. F, D F M
LATAR BELAKANG

• Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang


ditemukan dalam kasus kedokteran forensik.

• Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran


pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling
sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan
nyawa manusia.

• Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem serta keadaan


apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia mekanik
mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.
DEFINISI ASFIKSIA

• Keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan


pertukaran udara pernafasan
• Oksigen darah berkurang (hipoksia)
• Peningkatan CO2(hiperkapnia)
• Organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
• kematian
ETIOLOGI:

1. ALAMIAH :
- Penyakit saluran nafas.
2. MEKANIK :
- Hanging, drowning, strangulasi, dll
- Sumbatan lain
3. KERACUNAN :
- CNS DEPRESANT : barbiturat, morfin
ADA 4 STADIUM GEJALA / TANDA DARI
ASFIKSIA

Fase dispneu / Fase akhir /


Fase konvulsi Fase apneu
sianosis terminal / final
• Berlangsung kira- • Berlansung kira- • Berlangsung kira- • Paralisis pusat
kira 4 menit. kira 2 menit. kira 1 menit. pernapasan lengkap.
• Pernapasan terlihat • Awalnya berupa • Depresi pusat • Denyut jantung
cepat, berat. kejang klonik lalu pernapasan (napas beberapa saat masih
• Nadi teraba cepat. kejang tonik lemah), kesadaran ada lalu napas
• Tekanan darah kemudian menurun sampai terhenti kemudian
terukur meningkat. opistotonik. hilang dan relaksasi mati.
• Kesadaran mulai spingter.
hilang, pupil
dilatasi, denyut
jantung lambat, dan
tekanan darah
turun.
Tanda Kardinal (Klasik) Asfiksia

1. Tardieu’s spot (Petechial hemorrages)


 Ditemukan pada jaringan longgar, seperti kelopak
mata, dibawah kulit dahi, kulit dibagian belakang
telinga, circumoral skin, konjungtiva dan sklera mata.
Selain itu juga bisa terdapat dipermukaan jantung, paru
dan otak, mukosa laring dan faring.
CONT’D

2. Kongesti dan Oedema


 Terjadi akibat bendungan pada pembuluh
darah
3. Sianosis
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut
Hb tereduksi (Hb yang tidak berikatan
dengan O2).
4. Tetap cairnya darah
 Terjadi karena peningkatan fibrinolisin
pasca kematian
ASFIKSIA MEKANIK

• Mati lemas akibat udara pernafasan terhalang masuk ke


saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan yang
bersifat mekanik:
1. PEMBEKAPAN/SMOTHERING.
2. GAGGING & CHOKING.
3. PENCEKIKAN.
4. PENJERATAN / STRANGULASI.
5. GANTUNG / HANGING.
6. TRAUMATIC ASFIKSIA.
MEKANISME ASFIKSIA MEKANIK

• Penutupan saluran napas bagian atas: Pembekapan (smothering) dan


Penyumbatan (gagging dan choking)

• Penekanan dinding saluran nafas: Penjeratan (strangulation)Pencekikan


(manual strangulation, throttling),Penggantungan (hanging)

• Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)

• Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning)


PENJERATAN

Penjeratan adalah terhalangnya udara masuk ke saluran pernafasan akibat


adanya tenaga dari luar. Disini tidak ada pengaruh berat badan seperti pada
hanging.
 Tipe penjeratan:
- Tali (ligature strangulation)
- Cekik (manual strangulation)
- Ditekan leher dengan bahan selain tali
- Mugging ,leher ditekan dengan lutut atau siku
 JEJAS = LUKA LECET TEKAN
1. MENDATAR ,SELURUH LEHER
2. SETENTANG THYROID CARTILAGE.
3. SIMPUL MATI, MERAH KECOKLATAN
PENJERATAN(2)

Mekanisme Kematian:
 Asfiksia
 Kongesti vena
 Iskemi otak
 Reflek vagal
Jerat masih terdapat di leher 
 Disimpan
 Dibuka dengan tehnik yang benar (digunting di luar simpul)
 Simpul harus diamankan
PENJERATAN(3)

Gambaran jejas bervariasi:


 Jerat lunak,lebar  jejas tidak ditemukan
 Jerat kasar luka lecet tekan(kulit mencekung berwarna
coklat,perabaan kaku spt kertas perkamen)
 Otot leher resapan darah
GAMBARAN POSTMORTEM PADA
STRANGULASI.

Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam


•  Dapat ditemukan sianosis pada bibir, • Lebam setentang daerah penjeratan
ujung - ujung jari dan kuku • Fraktur tulang krikoid dan tulang rawan
• Bekas jeratan di leher warna merah trakea lainnya
kecoklatan, setentang kartilago tiroid • Taedieu’s spot dapat ditemukan pada
• Muka bengkak dan membiru, mata mukosa
melotot, lidah menjulur • Mukosa laring dan trakea menebal,
• Gambaran perbendungan pada mata berwarna merah
berupa pelebaran pembuluh darah • Paru-paru congested, ada tanda-tanda
konjungtiva bulbi dan palpebra berupa perbendungan.
bintik - bintik perdarahan yang
dinamakan sebagai tardeou’s spot.
ASPEK HUKUM

Pasal 351 tentang Penganiayaan:


1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama
2thn 8bln atau pidana paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun
3. Jika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara
paling lama 7 tahun
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
15 tahun

Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain diancam karena
pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
KESIMPULAN

Strangulasi adalah terhalangnya udara masuk ke saluran napas


akibat adanya tenaga dari luar yang dapat mengakibatkan
kematian.
Hal ini berkaitan dengan aspek hukum pidana mengenai
kejahatan terhadap nyawa dan penganiayaan.

Anda mungkin juga menyukai