Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PERNAFASAN


Oleh :
BAMBANG UTOYO
• Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat
pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi
didalam darah dengan atau tanpa penumpukan
CO2
• Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbulpada pasien yang memiliki struktural dan
fungsional paru yang normal sebelum awitan
penyakitmuncul.
• gagal nafas kronis adalah gagal nafas yang
terjadi pada pasien dengan penyakit paru
kronis seperti bronkitis kronis,emfisema
• Gagal nafas dapat diakibatkan oleh kelainan
pada paru, jantung, dinding dada, otot
pernafasan dan mekanisme pengendalian
sentral ventilasi di medula oblongata.
• Gagal nafas penyebab terpenting adalah
ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas.
• Pusat pernafasan yang mengendalikan
pernafasan terletak di bawah batang
otak(pons dan medulla)
• Proses difusi paru adalah proses pasif,
sehingga tidak membutuhkan energi
maupun oksigen. Tekanan parsial
O2alveolus (PaO2)=100mmHg, sedangkan
PO2 dalam kapiler paru adalah 40mmHg.
Perbedaan tekanan sebanyak 60mmHg
menyebabkan kecepatan difusi cukup tinggi
untuk mendifusikan O2melalui membran ke
dalam darah yang mengalir cukup cepat
pula, sehingga PaO2mencapai 97.5
• Kapasitas difusi O2 adalah jumlah O2yang
mampu menembus membran alveoli
permenit per mmHg yang merupakan selisih
PO2antara alveolus dan darah kapiler paru.
Kapasitas difusi normal pada saat istirahat
kira-kira 20ml/menit/mmHg. Pada saat
bekerja bisa mencapai 65ml atau lebih
• Tekanan parsial CO2( PCO2) darah vena
adalah 46 mmHg, sedangkan PCO2 udara
alveolus adalah 40mmHg. Jadi perbedaan
tekanannya hanya 6mmHg saja, namun
demikian CO2bisa berdifusi dengan mudah
karena kapasitas difusi CO2jauh lebih
besar dari O2
• Hipoventilasi
• Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi
• Pintasan darah kanan ke kiri
• Gangguan difusi. Kelainan ektrapulmonel
menyebabkan hipoventilasi sedangkan
kelainan intrapulmoneldapat meliputi
seluruh mekanisme tersebut
• Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas
akut dapat dibedakan kedalam 2 bentuk
yaitu: hiperkapnia atau kegagalan ventilasi
dan hipoksemia atau kegagalan oksigenasi.
• Gagal nafas pada umumnya disebabkan
oleh kegagalan ventilasi yang ditandai
dengan retensi CO2, disertai dengan
penurunan pH yang abnormal, penurunan
PaO2
Berdasarkan hasil Analisa Gas Darah :
• PaCO2 > 45 mmHg dan PaO2 < 60 mmHg
• Rule of Fifty :
PaCO2 > 50 mmHg dan PaO2 < 50 mmHg
Pada udara kamar, permukaan laut, dan
keadaan istirahat.
Klasifikasi

• Hipoksemia dengan hipokapnea


 Kegagalan Oksigenasi
Gagal Napas Tipe I

• Hipoksemia dengan hiperkapnea


 Kegagalan Ventilasi
Gagal Napas Tipe II
Kegagalan Ventilasi : - Paru normal
- Penyakit paru
• Paru Normal : ~ mekanisme
hipoventilasi
- Penyakit neuromuskuler
- Spinal Cord Injury
- Abnormalitas dinding dada
- Abnormalitas kontrol sistem respirasi:
- Overdosis obat, CVA, infeksi atau
trauma SSP
• Penyakit paru :
- Asma bronkiale, bronkitis kronis,
emfisema (PPOK)
- V/Q mismatching  dead space
- Ventilasi   PaCO2 
walaupun VE normal atau 
Acute Lung Injury

Membran alveoli-kapiler rusak

Infiltrasi cairan ke interstitial – alveoli

Alveoli kolaps

FRC  V/Q imbalance Shunt


• Mekanisme hipoksemia :
- V/Q imbalance (sering V rendah, Q
tinggi)
- Shunt
- Kelainan difusi
- Hipoventilasi
• Mekanisme penyebab ditentukan oleh :
- PaCO2
- Efek O2 pada PaO2
Jika PaCO2   hipoventilasi
Bila diberi O2 100% :
- PaO2   : V/Q imbalance
- PaO2 tetap : Shunt
Diagnosa

• Anamnesa : riwayat penyakit


• Pemeriksaan fisik :
- Pemeriksaan umum, vital sign
- Paru, kardiovaskuler, neurologis
• Laboratorium : - Analisa Gas Darah
- Faal Paru
- EKG
• Radiologis : X-foto toraks
Collapsed lung
Pneumothorax

C
L
G
A D
D

Figure 22-1. Right-side pneumothorax. GA, Gas accumulation; DD, depressed diaphragm;
CL, collapsed lung. Inset, Atelectasis, a common secondary anatomic alteration of the lungs.
LUKA TEMBUS
SUCKING
WOUND PNEUMOTOR WSD &
AK TUTUP LUKA
TEST CAIRAN HEMATO ?
DARURAT
Jahit tiga sisii
SUCKING CHEST WOUND
Open
Pneumothorax
Tension
pneumothorax
Placement
TUMPUL
• DADA SIMETRIS. VENA LEHER LEBAR
TRAKHEA TIDAK DITENGAH

SUARA NAFAS HIPERSO


HILANG NOR
TENSION
PNEUMOTO
PNEUMOTO RAK
RAK
NEEDLE
TORAKOSENT
WSD ESIS
SELA SELA IGA 2
IGA 5
TENSION PNEUMOTHORAX
Tension Pneumothorax

Air between lung


and chest wall

Air collapses lung


and pushes heart to
other side

Blood return to heart


restricted by kinked vessels,
heart unable to pump
NEEDLE CHEST DECOMPRESSION
NEEDLE CHEST DECOMPRESSION
NEEDLE CHEST DECOMPRESSION
FLAIL CHEST
PARADOXICAL RESPIRATIONS
Anamnesis
• Sesak merupakan gejala yang sering muncul.
• Penurunan status mental adalah gejala akibat
hipoksemia maupun hiperkapnia.
• Pasien mungkin mengalami Disorientasi.
• Pada hiperkapnia pasien dapat mengalami
penurunan kesadaran menjadi stupor atau
koma.
• Sakit kepala sering tedapat pada gagal napas
hiperkapnia  dilatasi pembuluh darah
cerebral akibat peningkatan PCO2
Anamnesis
• kelainan pada sistem saraf pusat (confusion,
gelisah, kejang)
• sistem kardiovaskular (aritmia, hipotensi,
atau hipertensi)
• sistem respirasi (disapnue, takipnue).
• Gejala hiperkapnia meliputi somnolen,
letargi, dan perubahan status mental.
• Bila terdapat asidosis respiratori yang berat,
dapat terjadi depresi miokard yang
mengakibatkan hipotensi.
Anamnesis
• Sering didapatkan gejala dan tanda sesuai
penyakit yang mendasarinya.
• Misalnya batuk dan sputum pada pneumonia,
nyeri dada pada tromboemboli pulmoner
dengan infark.
• Pada gagal napas yang dicetuskan karena
adanya edema pulmoner kardiogenik,
terdapat riwayat disfungsi ventrikel kiri atau
gangguan katup.
• Riwayat penyakit jantung sebelumnya, nyeri
dada akut, paroksismal nocturnal dispnu
• Ortopnea  Eedema pulmoner kardiogenik
Pemeriksaan Fisik
• Takipnuedan takikardi yang merupakan gejala
nonspesifik
• Batuk yang tidak adekuat, penggunaan otot bantu
napas, dan pulsus paradoksus dapat
menandakan risiko terjadinya gagal napas
• Pada funduskopi dapat ditemukan papil edema
akibat hiperkapnia atau vasodilatasi cerebral
• Pada paru ditemukan gejala yang sesuai dengan
penyakit yang mendasari.
• Bila hipoksemia berat, dapat ditemukan sianosis
pada kulit dan membranmukosa.
Pemeriksaan Fisik
• Disapnue dapat terjadi akibat usaha
bernapas, reseptor vagal, dan stimuli kimia
akibat hipoksemia atau hiperkapnia
• Penurunan Kesadaran dapat terjadi pada
kasus gagal napas.
• Mioklonus dan kejang dapat terjadi pada
hipoksemia berat.
• Hipoksemia alveolar yang disebabkan oleh
hiperkapnia menyebabkan konstriksi arteriol
pulmoner
Hypoxemia
• Takikardi,Takipneau
• Cemas, Diaphoresis
• Perubahan status mental
• Confusion
• Sianosis
• Hipertensi, Hipotensi
• Bradikardi
• Diaphoresis
• Kejang, Koma
• Laktat asidosis
Hypercapnia
• Somnolence
• Lethargy
• Restlessness
• Tremor
• Slurred speech
• Sakit kepala
• Asterixis
• Papilledema
• Koma
• Diaphoresis
Penatalaksanaan
• Terapi suportif :
 Pertahankan Oksigenasi dan Ventilasi

• Oksigenasi pada Kegagalan Ventilasi :


 Cara sederhana dengan flow rendah
Sasaran  PaO2 50 – 60 mmHg
Cara pemberian: - Nasal kanula
- Masker (venturi mask)
- Ventilator
Penatalaksanaan
• Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :
 Pemberian O2 :  PaO2
- Nasal kanula atau masker
- FIO2 40 – 60%
- Ventilator
Bronkospasme : bronkodilator
Infeksi : Antibiotika ( peta kuman)
Retensi sputum : - Hidrasi
- Nebulisasi
- Fisioterapi dada
- Suction/penghisapan
•PERBAIKI POSISI KEPALA
•HEAD TIL, CHIN LIFT, TRIPLE MANUVER TIDAK ADA
FRAKTUR CERVICAL

tersumbat

dorong kepala ke belakang

angkat dagu
Triple Airway
Manuver
Tekan Dahi, Tekan
Ramus mandibula ke
depan dan dorong
keatas, Buka mulut
•JAW TRUST CURIGA FRAKTUR
CERVIKAL, PASANG NECK COLLAR

mengangkat ramus mandibula


Posisi tangan pada korban
anak/bayi
•GURGLING (BUNYI KUMUR2)
CAIRAN/DARAH SUCTION
•STRIDOR (SUMBATAN BENDA ASING,
TUMOR / JALAN NAFAS SULIT
DIPERTAHANKAN) ETT
Membersihkan jalan napas:
Finger sweep
Mengatasi sumbatan napas parsial
dengan tehnik manual thrust
•chest thrust •abdominal thrust
•back blow Berikan tepukan
diantara kedua
skapula
Membebaskan jalan napas dgn alat :
•NAFAS NGOROK(SNORING)
LIDAH
JATUH KEBELAKANG PASANG
OROPHARINGEAL TUBE (GUDEL)
airway clear

BERI NAFAS BUATAN 2_ (AMBU BAG)


Mulut ke mask

MULUT KE MULUT
Mulut ke hidung

Anda mungkin juga menyukai