Anda di halaman 1dari 38

DETEKSI DINI (EWS)

KEGAWATDARURATAN
RESPIRASI
OLEH : MUHAMMAD IRVAN FIRDAUS
Tentang Saya
Muhammad Irvan Firdaus
• Anggota Bidang Organisasi DPP HIPGABI
• Anggota Departemen Hubungan Antar
Lembaga DPK PPNI RSUP Persahabatan

• D3 Keperawatan - Poltekkes Kemenkes Bandung


(2006-2009)
• S-1 Ners – FIK UI (2015-2018)

• 2009 - 2010 :
RSU Mary Cileungsi Hijau Saat ini menjadi perawat di ruang ICU
• 2009 – 2011 :
Tulip RSUP Persahabatan
Industrial Clinic Service
• 2011 – ongoing
RSUP Persahabatan

0896 8875 9850 / 0813 8620 4502 irvanchester88@gmail.com


• Anatomi Fisiologi Pernafasan
• Etiologi Gagal Nafas
• Interpretasi AGD
• Monitoring EWS
LATAR BELAKANG
ANATOMI FISIOLOGI
PERNAFASAN
Saluran Pernapasan Atas

• Hidung,
• sinus paranasal,
• nasal cavity,
• faring,
• laring
SaluranSaluran
Pernapasan Bawah Secara Anatomi
Pernapasan

 Trachea
 Bronchus
 Bronchiolus
 Alveoli
Proses Pernafasan

• Ventilasi adalah proses mekanin yang membawa O2 ke paru, dan


membersihkan CO2 dari paru
• Difusi adalah proses pertukaran O2 dari alveoli ke dalam pembuluh
darah, dan CO2 keluar dari pembuluh darah ke alveoli
• Perfusi adalah proses penyebaran darah yang sudah teroksigenasi ke
seluruh paru dan jaringan tubuh
• Proses pernafasan diatur secara involunter oleh batang otak
Rata-rata pernafasan adekuat:
- Dewasa = 12-20x/menit
- Anak = 15-30x/menit
- Bayi = 25-50x/menit
Tanda Gawat Respirasi

• Sesak nafas dengan frekuensi >30x/menit,


• Didapatkan suara nafas tambahan seperti snoring, gurgling, stridor
• Terdapat sianosis perifer dan sentral
• Bernafas menggunakan otot bantu pernafasan
• Ada nyeri dada yang cukup hebat akibat trauma
• Terjadi penurunan kadar atau saturasi oksigen <90%
ETIOLOGI
GAGAL NAFAS
1. TRAUMA

1. TENSION PNEUMOTHORAX
2. OPEN PNEUMOTHORAX
3. MASSIVE HEMATOTHORAX
4. TAMPONADE JANTUNG
5. FLAIL CHEST
• Masalah Breathing

Tension
Pneumothorax
Karakteristik Tension Pneumothorax
• Chest pain
• Air hunger
• Tachypnea
• Respiratory distress
• Tachycardia
• Hypotension
• Deviasi trakea menjauh dari sisi yang sakit atau terkena
cedera
• Elevasi hemithorax tanpa pergerakan pernafasan
• Neck vein distention
• Cyanosis (late manifestation)
• Open Pneumothorax
• Disebut juga sucking chest wound

• Tanda-tanda dan gejala adalah nyeri,


kesulitan bernapas, takipnea, penurunan
suara napas di sisi yang sakit, dan
pergerakan udara yang bising melalui
cedera dinding dada.
Massive Hemothorax

Akumulasi > 1500 ml


darah di satu sisi dada
dengan hemotoraks
masif terjadi secara
signifikan#

• Pemasangan Chest Tube untuk meningkatkan ventilasi


dan oksigenasi, konsultasi pembedahan, untuk memulai
tindakan resusitasi yang tepat.
• Akumulasi darah yang masif menyebabkan terjadinya
hipotensi dan syok.
Tamponade jantung

Hemopericardium,
krn perikard kaku
maka terjadi
gangguan gerakan
jantung.

TRIAS BECK
1. Terjadi bendungan
vena (lihat vena
jugularis)
2. Bunyi jantung menjauh
3. Tekanan darah turun
Perlu dilakukan perikardiosentesis
Flail Chest and Pulmonary Contusion
2. NON TRAUMA

• MASALAH AIRWAY
• DEPRESI PUSAT PERNAFASAN
• KELAINAN NEUROLOGIS PRIMER
• PENYAKIT AKUT PARU DAN KEGAWATAN LAINNYA
Masalah Airway

• Obstruksi total : chocking (tersedak benda padat), penyempitan jalan


nafas total karena edema (bisa karena penyakit seperti asma, trauma
inhalasi)
• Obstruksi partial : kenali suara nafas obstruksi partial
SNORING

GURGLING

STRIDOR
Depresi Pusat Pernafasan

• Pusat pernafasan yang mengendalikan pernafasan terletak dibawah


batang otak (pons dan medulla) yang dapat menyebabkan pernafasan
lambat dan dangkal. Sehingga mengakibatkan gagal nafas karena
ventilasi tidak adekuat.
Kelainan Neurologis Primer

• Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf


yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor
pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti medulla
spinalis, neuromuscular, akan sangat mempengaruhi fungsi
pernafasan
Penyakit Akut Paru dan
Kegawatan lainnya
• Pneumonia yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Asma bronkial,
atelectasis, embolisme paru, edema paru, asidosis respiratorik.
INTERPRETASI AGD
KOMPONEN
ABNORMAL ABNORMAL

RESPIRATORIK OPPOSITE
(KEBALIKAN) : 

ASAM BASA
(RESPIRATORIK) (METABOLIK)

METABOLIC EQUAL
(SEJALAN) : 
INTERPRETASI

Tentukan ROME Beri tanda N (normal)


Lihat NILAI pH 
(respiratorik opposite atau A (abnormal) 
TENTUKAN ASIDOSIS
metabolic equal)  RO untuk interpretasi
ATAU ALKALOSIS,
() ME (/) kompensasi
Beri Tanda Normal (N)
atau Abnormal (A)

TAK TERKOMPENSASI TERKOMPENSASI TERKOMPENSASI PENUH


(AAN/ANA) SEBAGIAN (AAA) (NAA)
pH Abnormal (A) pH Abnormal (A) pH Normal (N)

PaCO2 Abnormal (A/N) PaCO2 Abnormal (A) PaCO2 Abnormal (A)

HCO3 Abnormal (A/N) HCO3 Abnormal (A) HCO3 Abnormal (A)


Patofis Asisdosis Respiratorik
Etiologi : Depresi SSP, Penyakit
obstruksi paru

Nafas lambat dan dangkal

Ekshalasi CO2 terhambat

PaCO2 Retensi CO2 Kompensasi Ginjal :


- Meningkatkan pengeluaran
hydrogen (H)
- Mempertahankan bicarbonat

Asisdosis Respiratorik pH
MONITORING EWS
POSITIONING
PENGKAJIAN GAWAT DARURAT
Pengkajian Primer
• A: Airway + kontrol servikal
• B: Breathing dan ventilasi
• C: Circulation
• D: Disability
• E : Exposure dan kontrol spinal pada kasus trauma, dengan membuka
pakaian pasien tetapi cegah hipotermi
CASE 1

• Pasien Tn. A, Usia 56 th dirawat di ruang perawatan kardio hari ke 5 dengan diagnosa
medis HHD, CHF, DM tipe 2. Kesadaran pasien saat ini apatis, status hemodunamik :
Tek. Darah 180/110 mmHg,HR 140x/mnt, Suhu 37.9 C. Status oksigenasi: nafas
spontan 28x/mnt dgn terapi Non Rebreathing Mask 10 L/M, SpO2: 90 %.
(NOTE: Ketersediaan ruang Intensive Care Unit di rumah sakit tersebut penuh)

• Katagori EWS ?
• Tindakan sesuai SOP?
• Rasionalisasi?
CASE 2

• Pasien Tn. Z, Usia 45 th dirawat di ruang perawatan penyakit dalam dengan diagnosa medis
CKD st V, HT, DM tipe 2, sepsis. Kesadaran pasien saat ini apatis, status hemodunamik : Tek.
Darah 185/100 mmHg,HR 128x/mnt, Suhu 38.2 C. Status oksigenasi: nafas spontan 32x/mnt
dgn terapi Non Rebreathing Mask 15 L/M, SpO2: 90 %.
(NOTE: Ketersediaan ruang Intensive Care Unit di rumah sakit tersebut penuh)

• Katagori EWS ?
• Tindakan sesuai SOP?
• Rasionalisasi?
Kepustakaan

• Roberts D, Leigh-Smith S, Faris P, et al. Clinical presentation of patients with tension


pneumothorax: a systematic review. Ann Surg 2015;261(6):1068–1078
• Clancy K, Velopulos C,, Bilaniuk JW, et al. Screening for blunt cardiac injury: an Eastern
Association for the Surgery of Trauma practice management guideline. J Trauma
2012;73(5 Suppl 4):S301–S306.
• Lee TH1, Ouellet JF, Cook M, et al. Pericardiocentesis in trauma: a systematic review. J
Trauma 2013;75(4):543–549.
• Wilkerson RG, Stone MB. Sensitivity of bedside ultrasound and supine anteroposterior
chest radiographs for the identification of pneumothorax after blunt trauma. [Review]
[24 refs] Acad Emerg Med 2010;17(1):11–17

Anda mungkin juga menyukai