Anda di halaman 1dari 26

Materi 6

Keperawatan Gawat Darurat pada

TRAUMA DADA
PENDAHULUAN
• Trauma dada menyebabkan hampir 25 % dari
semua kematian yang berhubungan dengan
trauma
• Sering diklasifikasikan dengan trauma tumpul dan
tembus
• Mekanisme yang sering terjadi adalah kecelakaan
tabrakan mobil dan terjatuh dari sepeda motor
AKIBAT TRAUMA THORAKS
• Fraktur kosta (iga)
• Flail chest
• Hemothoraks
• Pneumothoraks
TRAUMA DINDING DADA
(FRAKTUR KOSTA)

Robekan
Fraktur parenkim
Kostovertebral paru

Flail chest

fraktur
kostokondral Fraktur
sternum

Fraktur
kondrosternal
FLAIL CHEST
• Pernapasan
paradoksal
• Napas cepat
disertai nyeri,
pneumotoraks,
hematotoraks,
kontusio paru.
• Sering dgn
distress
pernapasan.

Terjadi fraktur multipel segmental yang menyebabkan terdapat bagian


yang telepas/ mobile
HEMATO-TORAKS

• Perlu dekompresi, drainase dan • Pembedahan harus segera


resusitasi cairan dilakukan pada perdarahan drain
• Pembedahan sesegera mungkin >1000 ml (initial) dan terus
bila terjadi hipovolemia, suara bertambah > 100 ml/jam.
napas hilang • Dengan torakotomi akan ditemukan
• Pada perkusi dullness sumber perdarahan dan
• Gambaran X ray paru kolaps memperbaiki pengembangan paru
TENSION PNEUMOTHORAKS
Tension Pneumothorax ditandai :
• Vena jugularis meningkat,
• Sesak napas,
• Trachea terdorong,
• Bunyi napas menurun/tidak ada

Jarum besar di ICS 2


Mid – Klavikular WSD
TENSION
PNEUMOTHORAKS
NEEDLE THORACHOSENTESIS
OPEN PNEUMOTORAKS
(SUCKING WOUND)

Terjadi hubungan langsung antara lingkungan luar


dan ruang intrapleura.
Paru akan kolaps dan terjadi pendorongan
mediastinum ke sisi berlawanan, menyebabkan
tekanan tinggi (tension-pneumothorax)
OPEN PNEUMOTORAKS (Lanjutan...)

Penanganan Awal
Open
Pneumothoraks:

• Tutup luka pada 3


sisi
• Siapkan
pemasangan pipa
dada (chest tube)
ASUHAN KEPERAWATAN
Primary Survey
Airway dengan kontrol servikal
Breathing, menjaga pernafasan dan ventilasi
Circulation dengan kontrol perdarahan
Disability : status neurologis
Exposure / enviromental control : membuka
pakaian pasien dan mencegah hipotermia
PENGKAJIAN
• Waktu terjadi cedera
• Mekanisme cedera
• Keluhan pasien : Dyspnea, Dysphagia
• Tanda-Tanda Vital
• Apakah menggunakan alkohol atau obat-obatan
• Tindakan yang sudah dilakukan pada pra
hospital
PEMERIKSAAN FISIK
• INSPEKSI :
– Amati dinding dada : keadekuatan napas, kedalaman, RR
– Pergerakan dada simetris atau tidak
– Tanda trauma leher (ekhimosis, bengkak, hematoma, obstruksi
jalan napas)  indikasi cedera mediastinum, esofagus, dan
trakheobronkhial
– Lihat vena jugularis  peningkatan JVP  tension pneumothorak
atau tamponade jantung
– Periksa tanda-tanda syok
• Penurunan TD dapat menunjukan adanya syok hipovolemik
atau masalah lain (tension pneumothoraks atau tampnade
jantung)
– Lihat abdomen bagian atas kemungkinan adanya trauma tumpul
atau tembus
PEMERIKSAAN FISIK
• AUSKULTASI :
– Suara nafas  penurunan suara nafas indikasi
adanya pneumothorak atau hemothorak
– Auskultasi dada  bowel sound  ruptur diafragma
– Bunyi jantung menjauh dan kecil indikasi tamponade
jantung
– Neck bruit  indikasi vascular injury
• PERKUSI :
– Dullness indikasi adanya hemothorak
– Hiperesonan indikasi adanya pneumothorak
PEMERIKSAAN FISIK
• PALPASI :
– Posisi trakhea
– Palpasi terhadap nyeri tekan
– Daerah leher, dada, dan klavikula terhadap adanya :
nyeri, swelling, hematoma, emphisema sub kutis
– Amati adanya krepitasi
SECONDARY SURVEY
• Jangan dimulai jika survey primer belum
lengkap, resusitasi belum dimulai dan
pasien belum dinilai kembali
• Anamnesa AMPLE (alergi, medikasi, past
illness, last meal, event/environtment)
• Mekansime cedera/perlukaan
• Head to toe (trauma ditempat lain)
• Reevaluasi
• Neurologic score
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME

• Pola nafas tidak efektif b.d nyeri, kolaps paru,


kerusakan muskuloskeletal, ketidakstabilan
segmen dinding dada

OUTCOME
• Pola nafas efektif, kriteria evaluasi :
– RR, kedalaman, pola pernafasan normal
– Pengembangan dada simetris
– Tidak tampak stridor, dispnea, sianosis
– Suara nafas bersih & sama antara paru kanan dan kiri
– Hasil AGD dalam batas normal
– Trakhea mid line
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
• Kerusakan pertukaran gas b.d tidak efektif pola
nafas, tertahannya sekret, akumulasi darah di
dalam ruang thoraks, penurunan inspirasi,
kontusio paru, syok

OUTCOME
• Pertukaran gas adekuat, kriteria evaluasi :
– Hasil AGD dalam batas normal
– Warna kulit normal, hangat dan kering
– Tingkat kesadaran meningkat
– RR, kedalaman, dan pola nafas reguler
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME

• Defisit volume cairan b.d hemoragi, kerusakan


pembuluh darah besar

OUTCOME
• Volume sirkulasi efektif, kriteria evaluasi :
– TTV normal dan stabil
– Urine output 1 cc/kgBB/jam
– Nadi perifer teraba kuat
– Tingkat kesadaran meningkat
– Warna kulit normal, hangat, kering
– Hb, HCT normal
– CVP normal
– Perdarahan terkontrol
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME
• Nyeri b.d trauma dinding dada, iritasi pleura,
prosedur invasif

OUTCOME
• Nyeri terkontrol, kriteria avaluasi :
– Tingkat nyeri berkurang
– Tidak ditemukan tanda-tanda fisiologi nyeri seperti :
takhikardi, takhipnea, pallor, diaphoresis, peningkatan
TD
– Tidak ada tanda non verbal nyeri
– Pasien kooperatif terhadap perawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kontrol servikal dan jalan nafas jika ditemukan
masalah
• Perbaiki posisi : sewifowler
• Bebaskan dan pertahankan jalan nafas
• Tutup defek dengan bahan yang ada atau
dengan kasa yang diplester pada ketiga sisinya
pada open pneumothorak
• Stabilisasi impaled object jika terdapat benda
asing yang menancap
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pasang pulse oksimetri atau monitor EKG
• Observasi TTV dan respon pasien
• Mempertahankan keseimbangan cairan
• Ajarkan teknik manajemen nyeri non
farmakologis : relaksasi
• Berikan dukungan psikologis
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Monitor chest tube drainase :
– Perhatikan dan catat warna, konsistensi dan jumlah
cairan
– Perawatan chest tube :
• Ubah posisi pasien setiap 2 jam untuk mencegah
obstruksi, dan meningkatkan pengeluaran udara dan
cairan/darah
• Bila terdapat bekuan regangkan selang dan perbaiki
posisi selang untuk meningkatkan gravitasi
• Pijat untuk melepaskan secara perlahan bekuan ke
arah botol drainase
• Bila drainase tetap tidak efektif maka segera
laporkan untuk perbaikan pemasangan chest tube
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kolaborasi :
– pemberian terapi oksigen
– pemberian cairan infus dan resusitasi cairan pada
kasus hemothoraks massif dengan syok hipovolemik
– Needle thorakosintesis pada tension pneumothorak
– persiapkan untuk pemasangan chest tube
– persiapan pemasangan needle perikardiosintesis
pada kasus tamponade jantung
– AGD, koreksi, analgetika, AB dan ventilator
• Dokumentasi keperawatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai