Anda di halaman 1dari 46

PENANGANAN TRAUMA

TRAUMA
• Kerusakan seluler yang disebabkan oleh
pertukaran energi lingkungan diluar kemampuan
ketahanan tubuh seseorang.
• Tingkat kematian tertinggi antara usia 1 hingga 44
tahun dan keTIGA tertinggi penyebab kematian
pada usia apapun
• Klasifikasi trauma berdasarkan kategori
– Kecelakaan Lalu lintas (tidak disengaja)
– Bunuh diri (sengaja),
– perkelahian dan pembunuhan,
– peperangan dan penyebab lain (KDRT dll)
TRAUMA
• Penanganan KECELAKAAN di negara
berkembang banyak sekali kendala
• Biasa pasien akan dibawa ke
TRAUMA
• Trauma dibagi menjadi
– Trauma Tumpul : Jatuh, Terhantam benda tumpul,
Benturan
– Trauma Tembus/Tajam: Tertusuk Pisau,
Tertembak, Benda-benda tajam yang terlempar
TRAUMA
ALERT TEAM TRAUMA
TEAM TRAUMA terdiri dari
• Team Leader : Dokter Bedah atau Dokter UGD
Jika ke Puskesmas maka Dokter PKM
• TEAM MEMBER
– Anestesi - Laboratorium + Bank Darah
– Perawat - Team OK
– Radiologist - ICU
TRAUMA ALERT
Trauma Alert – Kondisi Tidak Stabil Trauma Alert – Stabil
1. Tekanan Sistolik < 90mmHg, FN >120, Pasien yang hiemodinamk stabil tapi
RR <10 atau > 28 dengan cedera luas
2. Luka tembus ke kepala, thoraks, 1. GCS <14
abdomen atau ekstremtias proksimal 2. Flail Chest atau fraktur costae multipel
3. GCS < 12 atau GCS yang tidak menentu 3. Dua atau lebih fraktur tulang panjang
4. Amputasi traumatic dibagian proksimal 4. Fraktur terbuka tulang panjang
pergelangan tangan atau kaki 5. Cedera Pelvis
5. Sumbatan pada airway atau distress 6. Paralysis tungkai
pernafasan berat
6. Flail chest atau fraktur costae multipel
7. Kombinasi trauma dan luka bakar
8. Fraktur depresi atau fraktur terbuka
kepala
9. Fraktur terbuka tulang panjang
10. Multiple Trauma
TEAM ALERT
• Proteksi diri  Alat
Pelindung Diri (APD)
– Handscoon
– Masker
– Penutup Kepala
– Kacamata Pelindung
– Apron
– Boot (Sepatu kedap air)
TEAM ALERT
• Hilangkan bahaya disekitar lingkungan
• Triase  memilah pasien kritis
• Panggil bantuan dan bawakan alat-alat
bantuan tambahan
• Mekanisme cedera harus diketahui
• M.I.S.T  Mechamism of Injury, Injury
Sustained, Signs and Symptoms, Treatment
TRAUMA
• INITIAL ASSESSMENTS AND RESUSCITATION
HARUS secara SIMULTAN
Evaluasi dan Managemen pasien trauma secara
cepat :

PRIMARY SURVEY
PRIMARY SURVEY
• A : AIRWAY dengan CERVICAL SPINE CONTROL
• B : BREATHING
• C: CIRCULATION
• D: DISABILITY (STATUS NEUROLOGIS)
• E : EXPOSURE
• F: FOLEY CATHETER
• G: GASTRIC TUBE
• H: HERTZ – TRAUMA USG
AIRWAY AND CERVICAL SPINE
CONTROL
• Pasien tiba  Pasang Hard Collar Neck dahulu
• Pindahkan pasien ke brankar  pertahankan
alignment (kelurusan) tulang belakang
• Periksa GCS (dapat berubah dari waktu ke waktu)
• Cek Nadi dan Tekanan darah (lebih mudah
dengan Tensimeter Digital)
• Perdarahan aktif  tampon/depp
• Buka baju pasien (Exposed) dan
selimuti
AIRWAY AND CERVICAL SPINE
CONTROL
• Hilangkan sumbatan dari Bekuan darah,
mukus (slem) atau benda asing
• Chin lift (tanpa menggerakkan cervical spine)
 mencegah lidah jatuh ke belakang ATAU
pasang oropharyngeal tube
• Tidak sadar  pasang ETT
• Trauma Wajah yang berat  tidak bisa pasang
ETT  Emergency lakukan Cricothyroidotomy
AIRWAY AND CERVICAL SPINE
CONTROL
AIRWAY AND CERVICAL SPINE
CONTROL
• Evaluasi bahwa Airway Bebas (Clear) 
adanya udara yang keluar dari Hidung atau
mulut
BREATHING
• RR  > 28x/mnt Dyspenu
• Usaha nafas (Effort) dan Kedalaman (Depth)
 Cepat Dangkal (Asidosis)
• I : SIMETRIS atau tidak (Asimetris)
• A : Suara nafas sama atau tidak
• P: Sonor atau Hipersonor atau Pekak
• P: Adanya diskontinuitas dari costae atau
sternum, adanya Deviasi trachea
BREATHING
• Kegawatannya
– Tension Penumothoraks
– Closed Pneumothoraks
– Open Pneumothoraks
– Hemothoraks
– Flail chest + Contusio Paru
BREATHING
• Tension Pneumothoraks
– I : Asimetris, Sesak nafas berat
– A: Suara nafas tidak sama
– P: Hipersonor

Tindakan : Needle Thoracocentesis di Sela iga II


Linea Midklavikularis  Pemasangan WSD
Tension Pneumo-thorax

Pneumothorax  Tension ?
© ACS 19 / 40
Tension Pneumo-thorax
Tindakan :

1. Dekompresi 2. Pipa Toraks


© ACS 20 / 40
BREATHING
Closed Pneumothoraks
– I : Asimetris
– A: Suara nafas tidak sama
– P: Hipersonor

Tindakan : Pemasangan WSD


BREATHING
• Open Pneumothoraks
– I : Luka di dinding dada dengan Sucking Chest
Wound (Luka yang tersedot kedalam pada
Inspirasi)
– A : Suara nafas tidak sama
– P : Hipersonor

Tindakan : Tutup luka dengan Kassa di 3 sisi 


Pasang WSD  Cuci luka dan jahit
Open Pneumo-thorax : Tindakan
Tutup rapat
atau :

Kasa 3 sisi

Tutup !  Pipa toraks - WSD


© ACS 23 / 40
BREATHING
• Hemothoraks
– I : Asimetris
– A : Suara nafas tidak sama
– P: Pekak

Tindakan : Pasang WSD


Bila Syok  Resusitasi Cairan
– Bila Initial Blood > 500cc , evaluasi 1 jam kedepan
 >5cc/kgbb/jam - Open Thoracotomy
BREATHING
• Flail Chest + Contusio Paru
• Flail Chest : Fraktur os costae lebih dari 2
berurutan kebawah
• Contusio paru : Memar paru , adanya darah
dalam Alveolus sehingga pertukaran O2 dan
CO2 tidak bisa tierjadi - PO2 turun, PCO2
naik
BREATHING
• Tindakan pada Flail Chest + Contusio Paru
– Monitor pulse oxymetri dan Analisa Gas Darah
(AGD)
– Intubasi dan sambungkan ke Ventilator tempatkan
di ICU
– Restriksi Cairan
– Analgesia dan Antibiotika
CIRCULATION
• Cek nadi dan tekanan darah
• Nadi kecil cepat dan tekanan darah yang turun
 syok hipovolemik
• Pasang cateter infus (Abbocath atau Venflon)
dengan ukuran besar 14F atau 16F  ambil
darah untuk periksa lab dan Cross match 
baru pasang Transfusi set
• Bila pasien Syok, Nadi >120x/mnt dan TD
<90/60mmHg  berikan tetesan 40 tetes/mnt
CIRCULATION
• Resusitasi cairan dengan Kristaloid diberikan
hingga TD 90/60 mmHg (Hipotensive
Resuscitation) dan dipertahankan
CIRCULATION
• Perdarahan berlanjut  Resusitasi
Pembedahan (Surgical Resuscitation) dengan
Transfusi Darah
• Berikan cairan hangat untuk menjaga
temperatur tubuh
CEGAH TRIAS OF DEATH
HIPOTERMIA – COAGULATION - ACIDOSIS
• Setelah Hemodinamik pasien STABIL yaitu
Nadi mendekati 100x/mnt dan Tekanan darah
dipertahankan 90/60mmHg
• RR dari > 28x.mnt menurun mendekati normal
• Lakukan
SECONDARY SURVEY
SECONDARY SURVEY
• Pemeriksaan lengkap dari ujung kepala hingga
ujung kaki
• Kepala : Apakah ada jejas, oedem, hematom, luka
lecet, luka terbuka ( aktif bleeding  ditampon)
luas luka, kedalaman luka
• Periksa GCS (Glascow Coma Scale)
• Wajah : Evaluasi Airway kembali,
periksa tanda2 fraktur tulang wajah,
pupil
SECONDARY SURVEY
• Leher :
– Emphysema subkutis Trauma Layrngotracheal
– Distended Vena Leher  Tension Pneumothoraks,
Tamponade Jantung
– Deviasi Trachea  Tension Pneuomthoraks

Thoraks : Evaluasi lagi RR dan produksi WSD


SECONDARY SURVEY
• Abdomen
– Trauma Tumpul atau Tembus
• Trauma Tumpul  Intraabdominal Bleeding (Ruptur
Hepar, Ginjal, Lien , A.Mesenterika atau Diseksi Aorta
Abdominalis / A.Iliaca
• Perforasi viscus
• Fraktur pelvis
• Fraktur 2 costae terbawah
SECONDARY SURVEY
• Abdomen
• Trauma Tumpul
– Pemeriksaan :
• I : Jejas, Hematom, luka , deformitas pelvis
• P : Nyeri tekan dan nyeri lepas dan defans muscular
tanda peritonitis, fraktur costae terbawah, fraktur
pelvis adanya krepitasi
• P: Pekak hepar hilang  Perforasi viscus, Undulasi 
cairan
• A : Bising usus menurun
SECONDARY SURVEY
• Abdomen
• Trauma Tembus:
– Pemeriksaan
• I : Luka , eviserasi
• P: tanda2 peritonitis
• A : bising usus menurun

Tindakan : Bila eviserasi JANGAN dimasukkkan kembali


(tutup dengan kassa lembab dan kassa kering)
SECONDARY SURVEY
• Bila tanda2 peritonitis / ongoing
Intraabdominal bleeding  siapkan operasi
• Bila tidak ada tanda2 peritonitis/tidak ada
tanda2 syok  observasi
• Eksplorasi luka di abdomen dilakukan di ruang
operasi  bila fascia robek maka eksplorasi
terbuka , bila tidak maka dibersihkan dan
dijahit
• Bila terdapat benda yang masih tertusuk di
bagian tubuh manapun
• JANGAN DICABUT
• FIKSASI BAGIAN MASUK
• AKAN DICABUT DI MEJA OPERASI
SECONDARY SURVEY
• Pelvis
– Pemeriksaan:
• Look : deformitas, oedem, hematom, tungkai tidak
sama panjang
• Feel : nyeri tekan SIAS kanan dan kiri bersamaan (Stabil
atau tidak), Krepitasi
• Move : nyeri gerak

Tindakan : pasang Gurita atau PASG (Pneumatic Anti


Shock Garment)
SECONDARY SURVEY
• Ekstremitas
– Pemeriksaan
• Look : oedem, hematom, deformitas
• Feel : Nyeri dan krepitasi
• Move : Range of Motion terbatas, Nyeri Gerak

Tindakan : pasang Spalk,


Pada Fraktur terbuka  JANGAN dimasukkan tulang yang
eksposed kedalam tapi bungkus dengan kassa lembab
dan kering kemudian di spalk
SECONDARY SURVEY
• TULANG BELAKANG

– Look : alignment , oedem, hematom, luka tembus


– Feel : nyeri tekan
– Move : nyeri
Diperiksa setelah di
log roll
• Apabila pasien sudah stabil hemodinamiknya
maka dapat dipindahkan ke Ruangan, ICU atau
Rujuk ke RS yang mempunyai fasilitas lebih
APA YANG BISA DILAKUKAN
• SIAPKAN TEAM ALERT
• HUBUNGI RS TERDEKAT DENGAN FASILITAS
LENGKAP
• ATASI A,B,C YANG EMERGENSI
• NEEDLE THORACOCENTESIS PADA TENSION
PNEUMOTHORAKS
• TUTUP LUKA DENGAN KASSA DI 3 SISI PADA
OPEN PNEUMOTHORAKS
• PASANG GURITA PADA FRAKTUR PELVIS
• PASANG SPALK PADA FRAKTUR EKSTREMITAS
• TUTUP EVISERASI USUS ATAU OMENTUM
• RESUSITASI CAIRAN PERTAHANKAN STABIL
• OKSIGENASI
• RUJUK DENGAN AMBULANS DAN TEAM
TRAUMA
KEGAWATDARURUTAN DI BIDANG
BEDAH
TRAUMA NON TRAUMA
• GANGGUAN AIRWAY, • APPENDISITIS
BREATHING , CIRCULATION • PERFORATED APPENDISITIS
• TRAUMA KEPALA • PERFORATED VISCUS
• TRAUMA WAJAH DAN • EFUSI PLEURA
LEHER • SUFFOCATION (TERSEDAK)
• TRAUMA THORAKS • ABSCESS WITH SEPSIS
• TRAUMA ABDOMEN • OBSTRUKSI USUS DENGAN
• TRAUMA PELVIS STRANGULASI
• TRAUMA EKSTREMITAS DAN
TULANG BELAKANG
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai