Anda di halaman 1dari 50

MANAJEMEN TRAUMA

NIKEN SETYANINGRUM
APA INTI PENILAIAN
AWAL ?
 PRIMARY SURVEY (CABDE) &
RESUSITASI
 SECONDARY SURVEY
 PENANGANAN DEFINITIF (MENETAP)
TAHAPAN PENGELOLAAN

 PRA RUMAH SAKIT (PRE HOSPITAL)


 RUMAH SAKIT
TAHAP PRA RUMAH SAKIT

 Prinsip utama : tidak boleh membuat keadaan


menjadi lebih parah (do no further harm)
 Ideal UGD yg datang ke penderita bukan
sebaliknya
 Ambulans yg datang punya peralatan lengkap
 Petugas punya sertifikat pelatihan khusus
 Koordinasi antara paetugas lapangan & rumah
sakit
YG HARUS DILAKUKAN PARAMEDIK
DILAPANGAN:

Menjaga Airway & Breathing


Kontrol perdarahan dan syok
Imobilisasi penderita
Kirim ke RS terdekat yg cocok
TAHAP RUMAH SAKIT

PADA TRIASE PERHATIKAN CONTROL


SERVIKAL

 Bila 1 penderita, cari masalah


penderita ( selection of problems)
 Jika banyak penderita, cari penderita
yg paling bermasalah (selection 0f
patients)
Gangguan Mati dalam
PertolongaN
 A = Airway  Sumbatan 3-5’
 B = Breathing  Henti nafas 3-5’
 C = Circulation  Shock berat 1-2 jam
 Coma 1 minggu
 D = Disability
SEBELUM MEMEGANG PENDERITA
HARUS :

Aman diri (APD)

3A Aman Lingkungan
Aman Pasien
Alat proteksi diri :

 Sarung tangan
 Kaca mata
 Apron
 Masker
Cek Kesadaran

ABCD menunjukan respon baik/sadar

Pemeriksaan selanjutnya

 ABCD respon tidak baik/ pasien tidak


sadar lakukan Primary survey
Adalah menilai secara cepat fungsi vital penderita
berdasarkan prioritas, diikuti resusitasi dan
stabilisasi
Keadaan mengancam nyawa:

A = AIRWAY (+ control cervikal)


B = BREATHING & VENTILASI
C = CIRCULATION dgn control perdarahan
D = DISABILITY (status neurologis )
E = EXPOSURE ( enviromental control/ buka
baju penderita, cegah hipotermia)
A = AIRWAY +
CONTROL SERVICAL

Pegang kepala (fiksasi)


Pasang neck collar ( curiga fr cervikal)
Letakan diatas Long Spine board
Curiga Fr. CERVIKAL Bila :

o Trauma Kapitis dengan penurunan kesadaran


o Multi Trauma
o Terdapat Jejas diatas Clavicula kearah cranial
o Biomekanika Trauma mendukung
SUMBATAN JALAN NAPAS

 Stridor (Crowing)  sumbatan oleh benda


padat/oedema laring/faring

 Gargling  sumbatan oleh benda cair

 Snoring  sumbatan oleh pangkal lidah


jatuh kebelakang
MEMBUKA JALAN NAFAS
a. Tanpa Alat
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
Membuka jalan nafas
Pasien TRAUMA tidak sadar Buka Airway
dengan Chin Lift atau Jaw Thrust

Pasien NON TRAUMA tidak sadar Buka Airway


dengan Head Tild – Chin Lift
Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka
b. Dengan alat  memasang pipa (Oro/Naso
Pharingeal airway)

 Tujuannya:
mempertahankan jalan
nafas agar tetap
terbuka dengan
menahan pangkal lidah
tidak jatuh ke
belakang yang dapat
menutup jalan nafas
terutama untuk
pasien-pasien tidak
sadar
Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka
b. Dengan alat  memasang pipa (Oro/Naso
Pharingeal airway)
Membuka jalan nafas
Membersihkan Jalan Nafas
a. Tanpa Alat

 Sapuan Jari (Finger


sweep):
Jalan nafas yang
tersumbat karena
benda asing dalam
rongga mulut
bagian belakang
(hipofaring)
Membersihkan Jalan Nafas
b. Dengan Menggunakan Alat

1). Pengisapan benda cair (suctioning)


2). Membersihkan benda asing padat
dalam jalan nafas  laringoscope,
magill forcep
1). Pengisapan benda cair
(suctioning)

 Sumbatan jalan nafas karena benda


cair, pada saat pengkajian akan
didapatkan suara nafas Gargling 
suctioning
 Penghisapan tidak boleh lebih dari 5
detik.
2) Membersihkan benda asing padat
dalam jalan nafas

 Dilakukan pada pasien tidak sadar dengan


sumbatan benda padat di daerah hipofaring yang
tidak mungkin dilakukan dengan sapuan jari atau
secara Heimlich  Laringoscope, forcep
B = BREATHING + VENTILASI

3 HAL YG DILAKUKAN PADA BREATHING

o Nilai apakah breathing baik


o Ventilasi tambahan ( tidak adekuat)
o Oksigen
Nilai Pernapasan

• Beri O2 bila ada masalah dgn ABCD

Terapi Oksigen:
a. Nasal kanula  24-32%  2-4 lit/mt
b. Simlpe face mask  35-60%  6-8 lit/mt
c. Partial Rebreather  35-80%  6-10
lit/mt
d. Non rebreather  50-95%  8-12 lit/mt
e. Venturi  24-50%  4-10 lit/mt
Bila napas tidak adekuat beri ventilasi
tambahan dgn Baging/ Bag valve
mask/Ventilator
O2 < 50%
Bag valve mask:
a. Tanpa oksigen  21%
(udara)
b. Dengan oksigen tanpa
reservoir  40%  8-
10 lit/mt O2 > 90%
c. Dengan oksigen dan
reservoir  100% 
8-10 lit/mt
BAG VALVE MASK
( AMBU BAG )
BREATHING

"Bagging" : lebih baik berdua


LAKUKAN PEMERIKSAAN Sbb:

• INSPEKSI: buka baju pasien, ada jejas ?, nilai


pergerakan dada (simetris/tdk)
• AUSKULTASI : ke 2 sisi dada, dari sisi dada yg
sehat suara paru ?, dengar bunyi jantung
• PERKUSI : Ke 2 sisi dada normal sonor,
abnormal hipersonor / dullnes ?
• PALPASI : ada krepitasi ? Flail Chest ? Fr. Iga
4 Masalah yg mengancam
BREATHING serta tindakannya

1. Tension Pneumothoraks
• Px sangat sesak/syok
• Trachea bergeser kearah
yg sehat(deviasi trachea)
• Distensi vena jugularis

 Needle Thoracosintesis di
ICS 2 Mid Clavicula
 WSD
4 Masalah yg mengancam
BREATHING serta tindakannya……

2. Open Pneumotoraks
• Luka tembus rongga dada
• Sucking Chest Wound pada
luka

•Tutup luka dgn kassa


3 sisi yg kedap udara
•WSD
4 Masalah yg mengancam
BREATHING serta tindakannya……

3. Massive Hematothoraks
• Perdarahan dalam rongga
thoraks > 1500 CC /200
cc/jam
• Syok,anemis
• Ispeksi tdk simetris
• Auskultasi bising napas –
• Perkusi redup (dull)

Lapor dokter segera pasang


Chest Tube untuk WSD/Nilai
Thoracotomi
4 Masalah yg mengancam
BREATHING serta tindakannya……

4. Flail Chest dgn Contusio Paru


• 3 atau > tulang rusuk
berdekatan patah (anterior
& lateral)
• Palpasi bunyi crepitasi
• Flail Segmen besar
menimbulkan respiratori
distress

Perlu difinitif dan beri


analgetik
C = CIRCULATION DGN CONTROL
PERDARAHAN & PERBAIKAN
VOLUME

o Kenali Syok :
 Kulit pucat, akral dingin, nadi
cepat/kecil

o Perdarahan Ekternal :
 Balut tekan (jangan Tourniquet)
 Jangan di klem
C = CIRCULATION DGN CONTROL
PERDARAHAN & PERBAIKAN VOLUME

o Perdarahan Internal :
 Rongga thoraks
 Rongga abdomen
 Fr. Pelvis
 Fr. Tulang panjang
 Pedarahan retroperitoneal (robekan
vena cava/aorta/ruptur ginjal
o Perbaikan Volume

 Resusitasi Cairan
 Pasang Infus 2 Jalur dgn jarum besar
(G 16)
Alur pikir penderita trauma yg
mengalami syok:

 Syok hemoragik (trauma)


 Pasang Infus
 Balut Tekan bila perdarahan eksternal
 Bila Internal cari pada 5 tempat !
 Evaluasi respon penderita terhadap
pemberian cairan
D = DISABILITY (DEFISIT
NEUROLOGIS)

Yang dinilai :
 Tingkat Kesadaran
 Ukuran pupil dan reaksi pupil
 Kekuatan otot motorik bandingkan
kedua sisinya
 Resusitasi
D = DISABILITY (DEFISIT
NEUROLOGIS)

Teknik penilaian :
 Sapa atau penggil korban dengan suara
yang keras “ pak!, Pak!...Apa anda baik –
baik saja ?
 Tepuk atau goyang tubuh korban
Interpretasi :
 Berespon (sadar)
 Tidak bersepon (kemungkinan kesasadaran
menurun)
Disability/Kesadaran

TEKNIK PENILAIAN :
- VERBAL RESPON
- PAIN RESPON
- UNRESPONS
INTERPRETASI :
- VERBAL RESPON = BERESPON DENGAN PANGGILAN /
SUARA
- PAIN RESPON = BERESPON DENGAN RANGSANGAN NYEI
- UNRESPON = TIDAK SADAR / KOMA
E = EXPOSURE (control lingkungan)

• Gunting Pakaian dan lihat jejas


• Lakukan Posisi Log Roll (nilai bagian
belakang)
• Catat kelainan yg ditemukan terutama yg
mengancam
• Cegah hipotermia
• Pakaikan selimut hangat
 ABC-NYA PENDERITA STABIL
 DILAKUKAN SETELAH PRIMARY SURVEY SELESAI DAN
MASALAH TERATASI PASIEN SUDAH STABIL
 PEMERIKSAAN TELITI KEPALA SAMPAI KAKI
 BERTUJUAN MENCARI CEDERA YANG MENGANCAM
JIWA ATAU DAPAT MENYEBABKAN KECATATAN
 SEGERA KEMBALI KE PRIMARY SURVEY JIKA ABC
MEMBURUK
ANAMNESA

 MUNGKIN DARI PENDERITA SENDIRI TIDAK MUNGKIN,


SERING DARI PETUGAS LAPANGAN ATAU KELUARGA
 RIWAYAT PERLUKAAN
 RIWAYAT AMPLE
- A = ALLERGIC/RIWAYAT ALERGI
- M = MEDICATION/OBAT YANG TELAH ATAU SEDANG
DIKONSUMSI OLEH KORBAN
- P = PAST ILLNES
(PENY.DAHULU)/PREGNANCY(KEHAMILAN)
- L = LAST MEAL/MAKANAN YANG DIKONSUMSI
TERAKHIR
- E = EVENT/ENVIRONT (LINGKUNGAN) YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PERLUKAAN
ANAMNESA

 KOMPAK
• Keluhan
• Obat
• Makan Terakhir
• Penyakit Penyerta
• Alergi
• Kejadian
PEMERIKASAAN FISIK

 DILAKUKAN PEMERIKSAAN LENGKAP HEAD TO TOE SECARA


TELITI
 PEMERIKASAAN ISPEKSI, PALPASI, PERKUSI DAN
AUSKULTASI

PADA TAHAP INI DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN


PENUNJANG. MIS : ROETGEN, CT-SCAN, EKG, LAB, DLL
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
 Pada tahap ini penentuan kesadaran dilakukan dengan
menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)
 Ukuran dan reaksi pupil (isokor atau anisokor)
 Status motorik
 Status sensorik
 Refleks – refleks ( ada refleks patologi atau tidak

Anda mungkin juga menyukai