Anda di halaman 1dari 4

CHECKKLIST TAKE VIDEO CSL BTLS

KASUS: HAMPIR TENGGELAM


Seorang laki-laki berusia 23 tahun dibawa ke -feel : tdk ada nyeri tekan, massa, ada
IGD Rumah Sakit dengan keluhan utama pengembangan dinding dada simetris pada
hampir tenggelam (near drowning) di kolam paru kanan & kiri
renang. Berdasarkan laporan rujukan dari
-frekuensi napas 28-30x/menit
puskesmas, pasien tersebut mengalami
hampir tenggelam dan rencananya akan -napas cepat dan lemah
dirujuk ke rumah sakit terdekat. Saat
diangkat dari kolam renang, pasien dalam CIRCULATION:
kondisi tidak sadarkan diri. -look : ekstremitas keriput, kulit lembab,
Pada pemeriksaan primary survey dan fisik pucat, CRT > 2 detik, denyut nadi karotis
didapatkan: pasien tampak lemah lemah

AIRWAY: -listen : suara jantung melemah

-look : bibir dan mukosa pasien sianosis, kulit -feel : akral dingin
pucat, pergerakan dinding dada -tekanan darah 90/50 mmHg
-listen : suara gurgling -laju nadi 140x/menit
-feel : ada hembusan nafas pd hidung atau -suhu tubuh 34,7 derajat celcius
rongga mulut
Setelah pemeriksaan primary survey dan
BREATHING: resusitasi dilakukan, pasien tiba-tiba henti
-look : ada pergerakan dinding dada jantung/cardiac arrest. Kemudian dokter
(simetris) segera melakukan tindakan RJP.

-listen : suara nafas vesikuler lemah/suara


nafas tambahan ronki basah
Skenario : Puskesmas menghubungi rumah sakit umum daerah buleleng dan melaporkan ada
pasien laki-laki hampir tenggelam di kolam renang dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Kemudian puskesmas akan merujuk ke RSUD Buleleng. Dokter jaga UGD akan menyiapkan
alat-alat untuk keperluan resusitasi pasien. GANTI-GANTIAN JADI PUSKESMAS & RS)
TATALAKSANA AIRWAY & BREATHING A: (RARA, EDY) B: (RADIT, ANYA)

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menyiapkan alat u/ A, B, C + melakukan tindakan aseptik (cuci tangan +
handschoon)
Diagnosis terhadap adanya gangguan jalan napas (AIRWAY)
2. Look (lihat) : Melihat gerakan nafas/pengembangan dada danadanya retraksi
sela iga (ada, simetris, tapi lemah)
3. Listen (dengar) : Mendengar aliran udara pernapasan (ada suara gurgling
menandakan adanya cairan)
4. Feel (rasa) : Merasakan adanya aliran udara pernapasan (ada, lemah)
Membuka jalan napas tanpa alat
5. Head-tilt (dorong kepala ke belakang)
Meletakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah, sehingga
kepala menjadi tengadah sehingga penyaggalidah terangkat ke depan.

6. Chin lift
Menggunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien,
kemudian angkat dan dorong tulangnya kedepan

7. Jaw thrust
Mendorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas.Atau menggunakan ibu jari ke dalam
mulut dan bersama
dengan jari-jari lain tarik dagu ke depan.
Membersihkan jalan napas
Sapuan jari
8. Membuka mulut pasien dengan jaw thrust dan menekan daguke bawah

9. Menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah yang bersih atau dibungkus
dengan sarung tangan /kassa untukmembersihkan dan mengorek semua benda
asing dalam mulut
10. Lakukan suction
Utk menyedot cairan yg ada di rongga mulut pasien hingga tdk terdengar lagi suara
gurgling
Pengelolaan jalan napas dengan alat
1. Pipa orofaring/guedel
11. Membuka mulut boneka/pasien dengan cara chin lift ataugunakan ibu jari dan
telunjuk
12. Menyiapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya (diukur dari sudut mulut hingga
tragus pd telinga)
13. Membersihkan dan membasahi pipa orofaring dengan jelly
14. Mengarahkan lengkungan menghadap ke langit-langit (kepalatal)

15. Memasukkan separuh, kemudian memutar lengkunganmengarah ke


bawah lidah.
16. Mendorong pelan-pelan sampai posisi tepat.
17. Meyakinkan lidah sudah tertopang dengan pipa orofaring
dengan melihat pola napas, rasakan dan dengarkan suaranapas pasca
pemasangan. (suara nafas sudah cukup adekuat)
Pemberian napas bantu dengan bag-valve mask
18. Memasang/menghubungkan alat-alat dengan benar (reservoir, ambubag, oksigen)

19. Menghidupkan/membuka tabung O2 (8-10 LPM)


20. Pasang pipa orofaring apabila pasien tidak sadar/lidah jatuh kebelakang (guedel
dibiarkan saja dari yang sebelumnya jangan dilepas)

21. Memasang sungkup dengan benar (CE CLAMP)


22. Memompa Bag Valve Mask dengan ventilasi diberikan per 5detik selama semenit
(10 kali dengan hitungan 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, tiup ulangi terus sampai
10 kali)
23. Evaluasi: Menilai suara nafas, pengembangan dinding dada, hembusan nafas
(suara nafas vesikuler, ada pengembangan dinding dada > simetris, ada
hembusan nafas)

TATALAKSANA CIRCULATION PELAKSANA : RARA, ANYA


ASISTEN : RADIT, EDY
1. Melakukan identifikasi dan melakukan penilain terhadap vena yangakan
dipilih
2. Cuci tangan dengan sabun antimikroba
3. Memakai sarung tangan
4. Memasang torniket dengan benar atau tindakan menepuk untuk
memunculkan vena
5. Membersihkan tempat insersi dengan desinfektan (alcohol) dan biarkansampai
kering
6. Menggenggam area di bawah tempat penusukan, dan menggunakanibu jari
untuk menstabilisasi vena dan jaringan lunak.
7. Memberikan anestesi local di daerah insersi dengan menggunakan
jarum halus (spoit 1 cc) atau crem anestesi lokal
8. Memposisikan bevel kateter IV menghadap ke atas, memegangdiantara
ibu jari dan jari telunjuk
9. Memegang kateter dengan membentuk sudut 45 diatas permukaan kulit
10. Mendorong kateter vena dengan benar sampai tampak darah vena
11. Mendorong kateter beserta mandrinnya kira-kira sejauh 3-5 mm lagisampai
kateter memasuki lumen vena
12. Menarik mandrin keluar sambil mendorong kateter sampai pangkalnyamenyentuh
kulit
13 Membuang mandrin bekas pakai ke dalam pembungkus kateter
ketempat yang aman
14. Melepaskan torniket
15. Menghubungkan kateter dengan infuse/transfuse set
16. Membersihkan daerah insersi dengan saline/cairan IV kemudian
keringkan dengan gaus steril
17. Memasang fiksasi kateter dengan plester berbentuk V sampai pangkakateter IV

18. Memasang fiksasi infuse/transfuse set dengan plester berbentuk V.


19. Memberikan label pada pembalut
20. Memberikan penjelasan bahwa pasien tdk sadar dan menunggu pasien observasi
21. Mencatat pada status
Setelah diobservasi selama 15 menit, kondisi pasien cukup stabil. kemudian pasien tiba-tiba
mengalami henti jantung/cardiac arrest. Selanjutnya dokter menyalakan code blue.

KOMPRESI : RARA, EDY


TATALAKSANA RJP VENTILASI : RADIT, ANYA
Aspek yang dinilai Nilai
No
0 1 2
Tindakan oleh 2 orang penolong
1. Amankan lingkungan, pasien, penolong > cuci tangan > pasang handschoon >
mengatur posisi pasien dan meletakkan pada dasar yang keras > penolong
berada di sebelah kanan pasien
2. Memastikan penderita tidak sadar dengan cara memanggil, menepuk
punggung, menggoyang atau mencubit. (cek AVPU > Unresponsive)
3. Meminta segera pertolongan dengan cara berteriak tanpa meninggalkan pasien
(dokter meminta tolong dan mengaktifkan code blue)
4. Memeriksa denyut nadi karotis & melihat juga ke dinding dada pasien (1001,
1002, 1003, 1004, 1005, 1006, 1007, 1008, 1009, 1010) > tidak ada nadi &
pengembangan dinding dada
5. Bila tidak teraba, melakukan pijatan jantung dari luar 30 kali pada titik
tumpu yaitu 2 jari diatas processus xyphoideus. Dilanjutkan dengan napas
bantuan dengan bag-valve mask dgn posisi CE CLAMP dan JAW THRUST
sebanyak 2 kali tiupan (LAKUKAN KOMPRESI DAN VENTILASI 15:2)
6. Membuka dan bebaskan jalan nafas bila pasien tidak bernafas
7. Meletakkan satu tangan pada titik tekan, tangan lain di atas punggungtangan
pertama.
8. Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum. Kedua lutut
penolong merapat, lutut menempel bahu korban.
9. Menekan ke bawah 4 – 5 cm pada orang dewasa , dengan caramenjatuhkan
berat badan ke sternum korban .
10. Melakukan kompresi secara ritmik & teratur 100-120 kali/menit.
11. Lakukan Resusitasi Jantung Paru sebanyak 5 siklus
Evaluasi denyut nadi & pengembangan dinding dada, kesadaran &
reaksi pupil (pake penlight > mengecil saat kena cahaya, melebar
saat tdk kena cahaya, simetris) di akhir siklus ke lima RJP > ada
napas spontan, ada pengembangan dinding dada, simetris, ada
denyut nadi)
12. Pasien sudah sadar, dilanjutkan dengan observasi dan perawatan lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai