Anda di halaman 1dari 24

PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK PARU

No Nilai
Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1 Memperkenalkan diri dan menyapa pasien
2 Memberi penjelasan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan
meminta persetujuan pasien
3 Meminta pasien untuk membuka pakaian seperlunya dan berbaring
terlentang
4 Menjaga privasi pasien
5 Melakukan cuci tangan 6 langkah WHO
6 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
7 Memperhatikan dan menghitung frekuensi serta irama pernafasan
(sambil pura-pura ngitung denyut nadi )
8 Melakukan inspeksi dari sisi anterior (inspeksi dari kepala-dada-
ekstremitas. Lihat mata anemis/tidak, napas cuping hidung, sianosis,
pembesaran KGB leher, clubbing finger, pelebaran pembuluh vena cava
di dada)
9 Melakukan palpasi, untuk mengamati gerakan dinding dada
(simetris/tidak gerakan naik turun, ibu jari menjauh saat inspirasi
Dilakukan di dua tempat : atas sama bawah
10 Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan
kedua telapak tangan pada punggung penderita dan meminta penderita
untuk mengucapkan kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran
getaran suara pada dinding toraks, seperti “sembilan puluh
sembilan”(atas, tengah, bawah)
11 Melakukan perkusi pada isthmus Kronig, untuk mengetahui apex
pulmonum. Perkusi dilakukan pada supraclavicula, dimulai dari sisi
lateral (pundak) ke medial sampai terdengar suara sonor (diberitanda),
kemudiandari medial (leher) ke lateral sampaiterdengarsuarasonor
(diberitanda). Isthmus Kronig adalah area yang berada di antara ke-2
tanda tersebut.
Istmus kronig normalnya lebar 6cm
12 Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kiri dan kanan (tiap SIC)
13 Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – jantung
14 Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar
15 Melakukan perkusi untuk menentukan peranjakan paru
16 Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah (bagian
depan), membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masing-
masing pada satu siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi).
17 Meminta pasien untuk duduk
18 Melakukan inspeksi dari sisi posterior
19 Melakukan palpasi, untuk mengamati gerakan dinding dada
20 Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua
telapak tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk
mengucapkan kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran
suara pada dinding toraks, seperti “sembilan puluh sembilan”(atas,
tengah, bawah)
21 Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kiri dan kanan. Perkusi dilakukan di paravertebra, pada
sela iga yang tertutup os scapula.
22 Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar
(sonorpekak)
23 Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – ginjal (sonor 
redup)
24 Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah (bagian
belakang) membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan
masing-masing pada satu siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi).
25 Membereskan alat dan mencuci tangan
26 Mencatat hasil pemeriksaan dan menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada pasien
Jumlah
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
PETUNJUK :Cara kerja dan semua hasil pemeriksaan dilaporkan dengan naratif
No
Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
1.
Sebelum memeriksa pasien, cuci tangan dahulu sesuai prosedur
WHO
2.
Mengucapkan salam pembuka (selamat pagi/siang/sore),
memperkenalkan diri dan menanyakan Identitas pasien.
3. Meminta ijin memeriksa,menjelaskan apa yang akan dilakukan pada
pasien dan mempersilahkan pasien untuk ke tempat pemeriksaan.
4. Meminta pasien untuk membuka baju, berusaha membuat pasien siap
diperiksa (santai) dengan mengajak berkomunikasi. (Ucapkan: Maaf,
sebut Nama, terimakasih)
5. *Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien

6. INSPEKSI DADA:

Meminta pasien untuk berbaring terlentang dan membuka baju


daerah dada sd pusar untuk pasien pria.(Pasien Wanita dengan
perlakuan khusus/ payudara tetap tertutup bra) Melakukan inspeksi
dada pasien dari sisi kanan pasien. Menilai apakah ada kemerahan,
bekas luka, deformitas.Apakah bentuk dada simetris,dan mencari
ictus cordis,
7. PALPASI DADA:
Letakkan ke 2 telapak tangan pada sisi kanan dan kiri dinding dada
pasien untuk membandingkan pergerakan dinding dada. Meminta
pasien untuk menarik nafas panjang. Laporkan: Simetris?
8. Meraba ictus cordis dengan ke-4 jari tangan kanan pada SIC 4 dan 5,
linea midclavicula sinistra. Setelah teraba, letakkan jari telunjuk di
ictus cordis. Laporkan teraba tidaknya, lokasi, kuat angkat, diameter,
“Thrill” penjalaran, dan amplitudo.
9.
PERKUSI JANTUNG:.

Melakukan perkusi untuk mencari batas-batas jantung (atas-


kanan-kiri).
Menentukan batas kiri jantung dengan melakukan perkusi dari sisi
lateral sinistra ke medial

10. Menentukan batas kanan jantung dengan melakukan perkusi dari sisi
dextra ke medial
11. Menentukan batas atas jantung dengan melakukan perkusi dari atas
(fossa supraclavicula) ke bawah
12. Selama perkusi dapat menghasilkan perubahan suara dari sonor ke
redup jantung
13. Dapat menyebutkan batas-batas jantung sesuai dengan pemeriksaan
diatas.
*Batas kanan atas jantung : SIC 2 Linea parasternal dextra
*Batas kanan bawah jantung : SIC 4 linea parasternal dextra
*Batas kiri atas jantung : SIC 2 linea parasternal sinistra
*Batas kiri bawah jantung : SIC 5 Linea midclavicula sinistra
14. AUSKULTASI JANTUNG:
Meminta pasien untuk bernafas biasa dalam suasana rileks
15. Melakukan auskultasi jantung pada SIC II parasternal dextra = katup
aorta
16. Melakukan auskultasi jantung pada SIC II parasternal sinistra =
katup pulmonal
17. Melakukan auskultasi jantung pada SIC III-IV sepanjang garis
parasternal dextra = katup trikuspidalis
18. Melakukan auskultasi apex jantung pada SIC IV-V liniea
midclavicula sinistra = katup mitral/ bikuspidalis
19. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatian
pada suara tambahan jantung.
20. Perhatikan irama dan frekuensi jantung. “irama regular dan frekuensi
normal”
21. Tentukan ada/tidaknya suara tambahan jantung. “tidak ada suara
jantung tambahan”
22. Memberi tahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai. Meminta
pasien untuk memakai pakaian kembali dan dipersilahkan menuju
meja anamnesis.
23 Rapikan dan bersihkan peralatan. Cuci tangan WHO.
24 Dokumentasikan, memberikan informasi resume hasil pemeriksaan,
Tanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan dan mengucapkan
terimakasih.
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHE

Nilai
No 0 1 2 3
Aspek Yang Dinilai
1 Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan
menanyakan identitas pasien.
2 Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3 Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih.
4 Menjaga privasi pasien (menutup jendela/pintu).
5 Membantu dan mempersilahkan pasien untuk berbaring dengan
posisi yang benar.
6 Meminta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana),
hingga regio analis terlihat jelas.
7 Mencuci tangan sesuai prosedur dan menggunakan sarung tangan
steril.
8 Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan.
9 Inspeksi regio analis, perineum dan perianal : menilai adanya
kelainan (abses, luka, hemoroid, sikatrik, fistula, fisura, massa,
dll)
10 Meminta pasien tenang, meletakkan ujung jari telunjuk kanan
pada anal orificium dan menekan dengan lembut sampai sfingter
relaksasi. Kemudian memfleksikan ujung jari dan memasukkan
jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam
canalis analis.
Masuk ½ jari -> mukosa rektum apakah licin (normal), masuk
lagi -> cek prostat (laki).
11 Palpasi daerah canalis analis, menilai adanya kelainan
Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik
acuan(arah jam 12).
Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai
titik acuan (narasiin aja).
12 Menilai tonus sfingterani (kekuatannya) disuruh ngeden bapake
13 Menilai struktur dalam rektum:
Mukosa rektum (licin atau tidak)
14 Jika teraba massa, deskripsikan: lokasi (arah jam), massa di intra
atau ekstra lumen, diameter, konsistensi, permukaan (kasar atau
halus), nyeri tekan.
15 Menilai ampula rekti kolaps atau tidak.
16 Pemeriksaankhusus
- Prostat : Menilai ketiga lobus prostate, sulcus mediana,
permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis,
keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), nyeri
tekan/tidak, polus superior teraba/tidak, ukuran (normal,
hyperplasia, atropi).
- Uterus dan adneksa : Memeriksa dan nilai kavum Douglas
pada forniks posterior vagina
17 Mengeluarkan jari telunjuk dari rectum, memperhatikan apakah
pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.
18 Membersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio
analis.
19 Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air
mengalir
20 Melepas sarung tangan dan meletakkan pada wadah yang
disediakan
21 Mencuci tangan sesuai prosedur.
22 Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mempersilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah
disediakan.
TOTAL
PEMERIKSAAN OBSTETRI
(Belajar dari Video juga yaaa )
INGAT!!
Leopold I, II, III pemeriksa menghadap pasien
Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki pasien

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
1. Baca catatan medik klien(tanya usia kandungan, harusnya diatas 5 bulan),
anamnesis dan tanyakan apakah sudah ada cairan yang merembes dari
vagina ibu
2. Cuci tangan dan siapkan alat-alat(handscoon, spekulum, stetoskop laenec,
penlight)
3. Beri salam, panggil klien dengan namanya
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5 Beri kesempatan bertanya
6. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk buang air kecil
7. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien untuk melepaskan
pakaian luar dan dalam
8. Persilahkan klien untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal dibagian
kepala, kemudian tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan diperiksa. Tarik selimut di bawah symphisis pubis
9. Melakukan pemeriksaan 4 T ( Tinggi badan, Timbang Berat badan, Suhu,
Tekanan darah ) disebutkan
Melakukan maneuver leopold I:
10. - Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
11. - Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien (jangan
lupa hangatkan tangan terlebih dahulu)
12. - Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan apa
yang ada di bagian fundus uteri
13. - Tentukan apa yang ada di bagian fundus uteri (bulat keras mobile
melenting (kepala)/ bulat lunak immobile tidak mudah digerakkan
(bokong))
Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri :
14 - Letakkan ujung alat ukur (meteran) di batas atas simphisis pubis
15 - Ukur spanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurve
fundus (atau tanpa mengikuti fundus bagian atas). Ukur dengan meteran
dalam satuan inchi dulu, lalu dibalik untuk melihat cm biar ga subjektif
hasilnya.
16 - Tentukan tinggi fundus uteri
17 - Hitung perkiraan usia kehamilan dengan menggunakan rumus
McDonald’s.
Rumus McDonald’s
Usia kehamilan (hitungan mgg) = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7
(Dianjurkan Bu Mimil)
Melakukan manuver leopold II :
18 - Posisi pemeriksaan menghadap ke kepala klien
19 - Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien.
20 - Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu
21 - Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus disisi yang lain
22 - Tentukan dimana letak punggung janin (Jika terdapat tahanan panjang,
rata datar keras, kontinyu berarti itu punggung. tentukan punggung di
kanan atau kiri abdomen, kalau itu ekstremitas berarti terasa bagian
kecil, irreguler, dan mobile)
PUKA/PUKI tentukan sesuai kasus atau ga sesuai manekin.
Lakukan manuver leopold III (bisa dilakukan jika yang ada di fundus
uteri adalah bokong):
23 - Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien.
24 - Dengan menggunakan ibu jari dan 4 jari lainnya pada satu tangan, bagian
terbawah abdomen maternal dicengkeram sedikit di atas symphisis osiss
pubis
25 - Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
26 - Tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam kesekitar bagian
presentasi, pada saat klien menghembuskan nafas.
27 - Tentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk panggul atau belum
(kalau mobile berarti belum masuk PAP, kalau udah immobile berarti
udah masuk PAP. Jika immobile maka bisa dilanjutkan ke leopold 4)
Lakukan manuver leopold IV masih tanda tanya buat yg bagian
batas2 PAP (skill lab sm dr.Trisno) :
28 - Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien
29 - Letakkan kedua belah telapak tangan di sisi kanan kiri abdomen
30 - Gerakkan jari tangan secara perlahan kearah pelvis sambil palpasi
menyusuri bagian bawah janin

31 - Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin telah masuk ke dalam rongga
panggul dengan melihat sudut yang dibentuk oleh kedua tangan saat
menyususri bagian bawah janin ( konvergen, sejajar atau divergen ).

Deteksi Ruptur Selaput Ketuban ( cukup disebutkan saja )


32 - Dari anamnesis

33 - In spekulo ( dilihat ada tidaknya cairan yang terkumpul di forniks


posterior, ada tidaknya cairan yang keluar dari OUE, dengan tes kertas
lakmusperubahan warna kertas lakmus menjadi biru) why? Karena
pengaruh ph.
PemeriksaanAuskultasi DJJ
34 - Stetoskop Laenec diletakkan di punggung bayi sambil agak ditekan
Yang lebar dan ceper di telinga
35 - Hitung DJJ pada 5 detik I, III dan V (sambil melihat jam dan memeriksa
denyut arteri radialis ibu, trus denyutnya harus beda, stetoskop langsung
ditempeli telinga dan tidak dipegangi)
Hasil : jumlah denyut pada detik I, III, V dikali 4. Normalnya : 120-
160x/menit
Pemeriksaan Kapasitas Panggul
36 - Menentukan Konjugata Diagonalis (- 1,5 cm) dan konjugata Vera
(normal ga nyentuh depan) dari promontorium
37 - Menilai Linea terminalis/inominata
38 - Menilai Kelengkungan sacrum
39 - Menilai Penonjolan Spina Ischiadica
40 - Menilai mobilitas/kelenturan os coxigis
41 Evaluasi pemeriksaan klien dan simpulkan hasil kegiatan
42 Cuci tangan dan catat hasil pemeriksaan leopold di dalam catatan medis
TOTAL SKOR
PEMERIKSAAN VASKULER

PENILAIAN TES (BRODIE) TRENDELENBURG

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur
Tujuan : menilai kompetensi katup vena saphena magna dan vena
komunikan.
2 Melakukan persiapan alat dengan benar dan mencuci tangan
Alat : torniquet
3 Mempersiapkan pasien dengan benar
Instruksi pasien melepas celana
Posisikan pasien untuk berbaring
4 Mengangkat tungkai yang diperiksa 45-90°
5 Memasang ikatan Torniquet dengan benar 1/3 proximal femur
(vena saphena magna)
6 Meminta pasien berdiri tegak
7 Mengamati pengisian vena perifer tungkai
8 Setelah pasien berdiri selama 20 detik, lepaskan ikatan tourniquet
9 Mengamati kembali pengisian vena perifer tungkai
10 Menginterpretasikan hasil tes Brodie
Normal: tidak ada inkompetensi katub vena komunikans, tidak ada
inkompetensi katub vena saphena
Skor Total

PENILAIAN TES Ankle–Brachial Index

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Menerangkanpadapasientujuandanprosedur
Tujuan: Menilai aliran darah di arteri perifer
2 Melakukan persiapanalat dan pasiendengan benar dan mencuci tangan
Alat: spignomanometer, stetoskop, kalkulator
3 Memasang ikatan sfigmomanometer di lengan atas dengan benar
4 Memberikan gel di sekitararteribrakialis
5 Memompa sfigmomanometer hingga 20 mmHg diatas tekanan
sistolik/ setelah suara hilang dengan benar hitung seperti nensi biasa
6 Menurunkan tekanan sfigmomanometer secara perlahan
7 Menentukan tekanan darah sistolik arteri brakialis
8 Melakukan pengukuran ini dua kali dan menentukan reratanya
9 Melepaskan ikatan sfigmomanometer
10 Melakukan pemeriksaan ini pada sisi kontra lateral
11 Memasang ikatan sfigmomanometer di pergelangan kaki dengan benar
12 Memberikan gel di sekitar arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior
13 Memompa sfigmomanometer hingga 20 mmHg diatas tekanan
sistolik / setelah suara hilang dengan benar
14 Menurunkan tekanan sfigmomanometer secara perlahan
15 Menentukan tekanan darah sistolik arteri dorsalis pedis
16 Melakukan pengukuran ini dua kali dan menentukan reratanya
17 Melakukan pengukuran ini pada arteri dorsalis pedis sebanyak 2 kali
dan tentukan reratanya
18 Melepaskan ikatan sfigmomanometer
19 Melakukanpemeriksaaninipadasisikontra lateral
20 Membereskan peralatan dan mencuci tangan
21 Menginterpretasikan hasil tes ABI
Eksremitas bawah HARUS lebih rendah dari eksremitas atas
Ex: bawah=110 atas=120 ABI=0,9 NORMAL
Normalnya : 0,9-1,3

𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙 𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛/𝑘𝑖𝑟𝑖


ABI kanan/kiri = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛/𝑘𝑖𝑟𝑖
HAPALKAN!!
Interpretasi Ankle–Brachial Index
>0.90 (rentang 0.90 - 1.30) = Aliran darah ke ekstremitas inferior
normal
0.6- 0.89 = penyakit arteri perifer ringan
0.4- 0.59 = penyakit arteri perifer sedang
<0.39 = penyakit arteri perifer berat

Skor Total

PENILAIAN TES RUMPLE LEEDE

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur.
Tujuan : mengetahui ketahanan dinding pembuluh darah terhadap
tekanan.
2 Melakukan persiapan alat (sfigmomanometer , jam tangan) dan pasien
dengan benar dan mencuci tangan
3 Memasang ikatan sfigmomanometer dengan benar
4 Sebelumnya dilakukan pengukuran tekanan darah seperti biasanya.
Memompa sfigmomanometer hingga tekanan pertengahan antara sistolik
dan diastolic dengan benar(sistolik + diastolik : 2)
5 Mempertahankan tekanan tersebut selama 5 menit dengan mengunci klep
raksa biar tdk turun.
6 Melepaskan ikatan sfigmomanometer dan menunggu sampai tanda stasis
darah lenyap
7 Membereskan peralatan dan mencuci tangan
8 Menginterpretasikan hasil tes Rumple Leede
Ptekie normal <10 dalam satu kotak yg ditentukan.
Skor Total
SPIROMETRI

Pelaksanaan (sesuai borang) :

1. Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur


2. Mempersiapkan alat dengan benar dan mencuci tangan
a. Spirometer
b. Mouth Piece
c. Nose clip
Jangan lupa tulis identitas pasien di spirometer
3. Mempersiapkan pasien dengan benar. Minta pasien untuk beridiri, apabila
menggunakan ikat pinggang minta pasien untuk melonggarkan/melepas ikat
pinggang. Pasang nouse clip dan mouth piece, minta pasien untuk bernafas
menggunakan mulut.
4. *Klo pake alat biasanya udah di setting jd langsung start aja.
5. Memberikan instruksi kepada pasien untuk pemeriksaan SVC dan lakukan
pemeriksaan.
Intinya :
a. minta pasien bernafas biasa sampai terdengar bunyi “beep”.
b. Apabila bunyi sudah terdengar, pasien harus langsung mengeluarkan nafas
secara maksimal (pada saat bunyi “beep” terdengar saat pasien inspirasi,
selesaikan dulu inspirasinya baru ekspirasi maksimal, apabila bunyi terdengar
saat sedang ekspirasi, lanjutkan ekspirasinya sampai maksimal), kemudian
inspirasi maksimal, kemudian ekspirasi maksimal.
c. Ulangi 3 kali
d. Baca hasil : ambil 2 yang tertinggi, apabila selisihnya >5% ulangi lagi. Jika
selisihnya <5% tetapkan.
6. Memberi instruksi pada pasien dan melakukan pemeriksaan FVC
Intinya :
a. Minta pasien bernafas biasa sebanyak 3 kali.
b. Tepat setelah itu, minta pasien untuk inspirasi maksimal.
c. Kemudian ekspirasi maksimal dan secepat-cepatnya.
d. Kemudian inspirasi maksimal secepat-cepatnya.
e. Tekan tombol stop.
f. Ulangi 3 kali.
7. Memberi instruksi pada pasien dan melakukan pemeriksaan MVV
Intinya :
a. Minta pasien untuk bernafas semaksimal mungkin dan secepat-cepatnya.
b. Apabila pasien sudah tidak kuat, tekan STOP.
c. Apabila pasien masih kuat, berhentikan pasien setelah bunyi “beep”
8. Menilai reproduksibilitas spirogram
9. Membereskan alat dan mencuci tangan
10. Menginerpretasikan hasil
<80 % = ada gangguan
CHEKLIST KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN MAMMAE

No Prosedur Score
0 1 2
Persiapan
1 Meminta persetujuan penderita dan menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan.
2 Meminta penderita membuka pakaian sebatas pinggang.
3 Asepsis (cuci tangan dengan sabun / larutan detol / anti septis) dan
keringkan dengan handuk kering.
Pemeriksaan fisik payudara.
Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
Manekin dapat diletakkan di kursi ataupun di bed pemeriksaan,
a. Inspeksi (pada ke 4 regio + papilla mamae)

4 - Kedua lengan di samping badan, inspeksi payudara dan papila


mamae.

5 - Kedua lengan di atas kepala, inspeksi payudara dan


papilamamae.

6 - Kedua tangan di pinggang, inspeksi payudara dan papila


mamae.

7 - Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke depan,


bersandar pada punggung kursi atau lengan pemeriksa, jika
payudara penderita besar atau pendular, inspeksi payudara dan
papila mamae.

Perhatikan bentuk dan ukuran payudara; kulit apakah kemerahan,ada


benjolan, darah, pus, nanah, air susu ; warna dan bentuk papilla
mamae.
b. Palpasi

8 - Penderita berbaring, jika perlu gunakan bantal tipis di bawah


punggung.

- Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.

- Periksa salah satu payudara terlebih dahulu, tutupin payudara


yang lain.

9 - Palpasi pada setiap kuadran, payudara bagian perifer, kauda


aksilaris dan areola mamae, bandingkan payudara kanan dan
kiri. Adakah nodul, benjolan dan retraksi.
10 - Palpasi papilla mamae, tekan papilla dan areola mamae sekitar
dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran
discharge.

11 - Jika dijumpai discharge, atau riwayat mengeluarkan discharge,


coba cari asalnya dengan menekan areola mamae dengan ibu jari
dan telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papilla mamae.

Pemeriksaan fisik aksila


a. Inspeksi

12 - Penderita duduk, kedua lengan rikleks di samping badan.

13 - Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus,


benjolan.

b. Palpasi

14 - Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan


untuk mencapai sejauh mungkin apex fossa aksilaris. Suruh
lengan kiri penderita rileks, dan topang lengannya dengan
tangan/lengan kiri pemeriksa.

15 - Tekan jari-jari pemeriksa ke dinding dada, cari nnll grup aksila


sentralis, nnll grup aksila lateral, nnll grup pectoral, nnll grup
subskapular, adakah pembesaran nnll, perubahan konsistensi,
bentuk dan adakah nyeri tekan..

16 - Lakukan pula untuk aksila kanan dengan menggunakan tangan


kiri pemeriksa.

17 - Palpasi nnll grup supraklavikular dan infraklavikular, adakah


pembesaran nnll, perubahan konsistensi, bentuk dan adakah
nyeri tekan, bandingkan kanan dan kiri.

18 Pemeriksaan selesai, penderita dipersilakan mengenakan pakaian


kembali dan duduk di kursi yang telah disediakan.
19 Asepsis (cucitangan dengan sabun / larutan detol / antiseptis) dan
keringkan dengan handuk kering.
TOTAL SKOR
PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS (<28 hari)
Penilaian Keterampilan Pemeriksaan Fisik Neonatus

Nilai
No 0 1 2 3
Aspek Yang Dinilai
1. Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan menanyakan
identitas padapasien/ orang tuapasien

Taruh bayinya di timbangan, lakukan anamnesis. Anamnesis tanyakan berat


lahir, usia kandungan saat melahirkan, tanggal lahir (umur) bayi, jalur
kelahiran (normal/c-section). Lihat berapa berat bayi.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mempersilahkan pasien berbaring pada meja pemeriksaan
4. Mencuci tangan (sesuai WHO, 2005)
5. Melakukan pemeriksaan umum pasien
1. KU : kesadaran ; tangis kuat /lemah, kulit :
anemis/sianosis/ikterik/kemerahan, Keadaan Gizi : pernapasan spontan
teratur/cepat dan dalam, tanda prematuritas : kulit tipis transparan, pembuluh
darah terlihat, kulit keriput, lanugo banyak, payudara belum tampak
2.Tanda vital
HR = 120x-160x
RR = 40-60
Lakukan selama satu menit
6. Melakukan pemeriksaan kepala : anencephal, mesochepal, ubun – ubun
cembung/cekung/datar Meletakkan pita pengukur dengan erat melingkar di
kepala pasien melalui bagian yang paling menonjol (protuberantia
occipitalis) dan dahi (glabella)
Melakukan Pemeriksaan muka : TIDAK hipertelorisme, mongoloid, facies
cholerica (keriput)

Lingkar kepala
Cewek : 31-37cm
Cowok : 32-38cm
7. Melakukan pemeriksaan mata: conjungtiva anemis / tidak, sklera ikterik/
tidak, mata cekung atau tidak, air mata ada/tidak, discharge, edem, palpebra
normal/tidak
8. Melakukan pemeriksaan hidung: nafas cuping hidung,discharge
9. Melakukan pemeriksaan mulut : sianosis, basah/kering, mukosa bucal
10. Melakukan pemeriksaan telinga : tidak low set ear, tidak ada discharge, tulang
rawan sempurna
11. Melakukan pemeriksaan leher : Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening
leher;
12. Melakukan pemeriksaan thorak (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi)
Pemeriksaan paru : (dilakukan)
1. inspeksi : ada retraksi intercostal/tidak
2. perkusi : sonor diseluruh lapang paru
3. palpasi : vocal fremitus kanan = kiri/ictus cordis
4. auskultasi : suara dasar (vesikuler), tidak ada suara tambahan ronkhi /
wheezing (auskultasi dilakukan dari depan dan belakang)
pemeriksaan jantung
SJ I – II N, tidak ada suara bising/galop
Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening axila (ada pembesaran/ tidak)
13. Melakukan pemeriksaan abdomen:
1. inspeksi : datar,cembung,ada venektasi atau tidak
2. Auskultasi : Bising Usus meningkat/tidak
3. Perkusi : tympani diseluruh lapang abdomen
4. Palpasi :nyeri tekan ada/tidak (nanti bayinya nangis), teraba massa atau
tidak.

14. Melakukan pemeriksaan ekstremitas: akral dingin/hangat, capilary reffil,


sianosis
15. Melakukan pemeriksaan genitalia : jenis kelamin wanita atau pria, testis udah
turun/belum, testis +/-
16. Melakukan pemeriksaan anus : anus ada/tidak, dalam batas normal

17. Pemeriksaan refleks primitif: R moro (seperti dijatuhkan), R menghisap, R


palmar, R plantar
R moro : bayi diturunkan tiba-tiba  tangan fleksi
R menghisap : tangan disentuhkan ke ujung bibir bayi
R palmar-plantar : jari-jari fleksi

18. Cuci tangan dan dokumentasikan hasil pemeriksaan

TOTAL
PEMERIKSAAN EKG

NO KETERANGAN SCORE
0 1 2
1. Persiapan alat
2. Pastikan alat sudah tertancap ke sumber listrik
3. Cek kaliberasi alat
4. Pasang/jepit elektroda pengaman ke besi bed pemeriksaan
untuk mencegah adanya aliran listrik yang berlebihan.
5. Persiapan penderita. (baju, sabuk, kalung, gelang, dll)
6. Oleskan jelly pada tempat pemasangan elektroda (boleh di
kulit penderita maupun di alat elektroda)
7. Pasang elektrode pada kulit extremitas.
8. Narasikan warna dan kode lead dan tempat
pemasangannya.
*kabel merah/R = lengan kanan bawah
*kabel kuning/L = lengan kiri bawah
*kabel hijau/F = kaki kiri
*kabel hitam/N = kaki kanan
9. Pasang elektrode precordial*
*Kabel merah/C1 = SIC IV linea parasternal dextra
*Kabel kuning/C2 = SIC IV linea parasternal sinistra
*Kabel coklat/C4 = SIC V linea midclavicula sinistra
*Kabel hijau/C3 = pertengahan C2 dan C4
*Kabel hitam/C5 = setinggi C4 linea aksilaris anterior
sinistra
*Kabel violet/C6 = setinggi C4 dan C5 linea midaxilaris
sinistra
10. Instruksikan kepada pasien agar tidak berbicara dan tidak
bergerak karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran
11. Lakukan perekaman di semua lead
12. Menulis identitas penderita, waktu perekaman pada
elektrokardiogram
13. Memberikan tanda pemisah pada tiap lead
14. Lepaskan eletroda, rapikan dan bersihkan peralatan.
15. Memintapasien untuk memakai kembali bajunya dan
kembali ke meja anamnesis.
16. Cuci tangan WHO
17 Baca dan analisis hasil perekaman EKG
TOTAL
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan menanyakan identitas
1 pasien. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan. Meminta
persetujuan pasien. minta pasien kosongkan kandung kemih
2 Menjaga privasi pasien dan mencucuci tangan sesuai posedur.
3 Berdiri disebelah kanan pasien. *critical point
4 Meminta penderita untuk membuka bajunya seperlunya agar daerah
pemeriksaan terbuka (dari bawah payudara sampai pelvis).
5 Meminta penderita untuk memberikan respons terhadap pemeriksaan
(rasa sakit).
INSPEKSI ke meja pemeriksaan
6 Inspeksi abdomen pada saat pasien berdiri, nilai apakah ada kelainan
atau tidak.Posisi abdomen menggantung atau tidak (normal
menggantung)
7 Meminta pasien berbaring, inspeksi: perubahan yang terjadi dari
berdiri ke berbaring (pada ascites seperti perut katak). Dinilai apakah
ada massa, ikterus, alopesia pectoralis/aksilaris, spider navy,
venektasi, caput medusa, striae, sikatrik, umbilicus (infeksi/hernia),
pulsasi aorta (di epigastrium), darm steifung, darm contour. (Inspeksi
dengan berdiri).Posisi abdomen melebar ke samping atau tidak
(normalnya tidak)
8 Melakukan inspeksi terhadap peristaltic dengan membungkuk atau
duduk.Kitanya yaa yg liat sambil bungkuk atau duduk. Liatin geter
atau ga perutnya.
AUSKULTASI
9 Melakukan auskultasi sebelum perkusi dan palpasi. Why? Klo
perkusi/palpasi dulu nanti bisa menimbulkan suara palsu saat
auskultasi.
10 Auskultasi periumbilikal sembilan regio, tp narasiin aja kita lakuin di
satu regio sekitar udel 15-20 detik. (menilai bising usus didengarkan
15-20 detik per regio).
Yang harus diperhatikan: ada / tidak suara usus, kuantitas
(meningkat/melemah), perkirakan asal suara. (suara usus : tek /
kletek, terjadi 2-5 detik).
11 Auskultasi Arteri (aorta, renal kanan-kiri, iliaka kanan-kiri). Bilang
aja tidak terdengar suara murmur. Pake bagian stetoskop bell
PERKUSI
Lakukan di 4 kuadran untuk membedakan suara redup/timpani
Hati : pekak
Colon yang terisifeses : redup
Organ visera : timpani.
Paru-paru : sonor
NICE TO KNOW 
12 Perkusi 9 regio abdomen (sebutkan regionya). Diketuk menggunakan
ujung 3 jari, 2-3 ketukan
13 Perkusi hepar: menilai batas paru-hepar, pekak relatif dan pekak
absolut, mengukur Liver span.
Perkusi Hepar :menentukan ukuran hepar (Liver Span). Mulai
perkusi dibawah payudara, tepatnya di linea midclavicula.
Pada saat perkusi, suaranya mula mula terdengar sonor (paru-paru).
Apabila sudah terdengar pekak (menunjukan sudah masuk ke
daerah hepar), tandai titik ini, kemudian lanjut perkusi lagi. Apabila
suara yang terdengar berubah menjadi timpani, tandai titik terakhir
yang suaranya pekak. Titik awal dan titik akhir kemudian diukur,
itulah ukuran hepar (normalnya 6-12 cm).

14 Perkusi lien: menilai Traube’s space.


Perkusi Lien :suara lien redup, tujuannya untuk mengetahui ukuran
lien.
Perkusi spatium intercosta terbawah, dari line axillaris anterior
sampai ke SIC 6 (Area Traube Space). Normalnya terdengar timpani.
Apabila terjadi pembesaran lien suaranya menjadi redup. Apabila
redup, perkusi ke segala arah untuk mengetahui seberapa besar
pembesaran pada lien.
PALPASI
15 Menghangatkan tangan dengan menggosok kedua telapak tangan.
16 Meminta pasien melipat kedua lutut kaki
17 Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh9 regio abdomen
18 Melakukan palpasi hepar: menilai batas, tepi, permukaan, konsistensi, nyeri
tekan/tidak.
Tarik napas trus tekan. Gunakan permukaan jari telunjuk pinggir, jgn tekan pakai ujung
jari. 3 kali miring dari umbilicus sampai costae terakhir
19 Melakukanpalpasi lien. Bila lien teraba laporkan: garis schuffner (1
– 8), permukaan, konsistensi, pinggir, nyeri tekan dan diingat adanya
incisura lienalis.Dimulai dari SIAS lewati umbilicus sampai ujung
costae.
20 Melakukan palpasi aorta abdominalis.
Di epigastric normal tidak membesar.
KETERAMPILAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI ANAK

NO. ASPEK PENILAIAN NILAI


1 Menyampaikan salam 1 2 3
2 Memperkenalkan diri
3 Mencatat nama, kelamin dan umur (tanggal lahir) anak
4 Menjelaskan cara dan tujuan pengukuran :
 berat badan,
 panjang (tinggi badan)
 lingkar kepala
PENGUKURAN BERAT BADAN
5. Memilih dengan benar alat yag akan dipakai
6. Memastikan jarum penunjuk skala pengukuran pada
angka 0
7 Memastikan anak memakai pakaian minimal dan tanpa
alas kaki
8 Memposisikan anak secara benar di atas timbangan
9 Membaca dengan benar skala yang ditunjukkan oleh
jarum pada timbangan
10 Mencatat hasil pengukuran
PENGUKURAN PANJANG / TINGGI BADAN
11 Memilih dengan benar alat yang akan dipakai
12 Memastikan anak tidak memakai topi dan alas kaki
13 Memposisikan anak secara benar
 Anak berdiri tegak, kepala dalam posisi horisontal,
kedua kaki dirapatkan, lutut lurus, dan tumit,
bokong, serta bahu menempel pada dinding atau
permukaan vertikal stadiometer atau
anthropometer.
 Papan di bagian kepala yang dapat bergerak
(movable headboard) diturunkan perlahan hingga
menyentuh ujung kepala.
14 Membaca skala dengan benar, tinggi badan dicatat saat
anak inspirasi maksimal dan posisi mata pemeriksa paralel
dengan papan kepala.
15 Mencatat hasil pengukuran hingga milimeter terdekat
MENGHITUNG BMI/ IMT DENGAN KALKULATOR
16 Tentukan BMI dengan menggunakan kalkulator
BB (kg)
BMI (IMT) = -------------
[TB ]2 (cm2)
17 Memasukkan nilai BMI ke dalam kurva yang sesuai
menurut kelamin.
PENGUKURAN LINGKARAN KEPALA BAYI /
NO ANAK 1 2 3
18 Memilih dengan benar alat yang akan dipakai
19 Meletakkan bayi / anak pada posisi yang benar
20 Meletakkan pita pengukur dengan erat melingkar di
kepala pasien melalui bagian yang paling menonjol
(protuberantia occipitalis) dan
dahi (glabella).
21 Mencatat hasil pengukuran hingga milimeter terdekat
INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN
22 Memasukkan semua hasil pengukuran ke dalam kurva
yang sesuai menurut kelamin dan umur untuk : berat
badan, panjang / tinggi badan, lingkar kepala .
23 Menilai hasil pengukuran berat badan, panjang / tinggi
badan, lingkar kepala berdasarkan standar dan
menyebutkan hasilnya : “normal” atau “tidak normal”.
24 Dapat menjelaskan hasil yang tidak normal ( berdasarkan
klasifikasi hasil pemeriksaan )
25 Menyampaikan salam
TOTAL SKOR

HAPALKAN!!!
Penilaian Keterampilan Pemeriksaan Fisik Anak
Nama :
NIM :
Nilai
No 0 1 2 3
Aspek Yang Dinilai
1. Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan menanyakan
identitas pada pasien/ orang tua pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Mempersilahkan pasien berbaring pada meja pemeriksaan
4. Mencuci tangan (sesuai WHO, 2005)
5. Melakukan pemeriksaan umum pasien
1. KU : kesadaran, kulit : anemis/ sianosis/ ikterik/ kemerahan, keadaan gizi,
pernapasan spontan teratur / cepat dan dalam
2.Tanda vital
7. Melakukan pemeriksaan kepala : mesochepal,ubun – ubun
cembung/cekung/normal
Melakukan Pemeriksaan muka : hipertelorisme,mongoloid,facies cholerica
Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening kepala
8. Melakukan pemeriksaan mata: conjungtiva anemis/tidak,sklera
ikterik/tidak,mata cekung atau tidak,air mata
ada/tidak,discharge,edem,palpebra normal/tidak
9. Melakukan pemeriksaan hidung : nafas cuping hidung,discharge
10. Melakukan pemeriksaan mulut : sianosis,basah/kering,mukosa bucal
11. Pemeriksaan tenggorok : faring hiperemis/tidak,tonsil membesar/tidak
(menggunakan spatel tongue dan pen light)
12. Melakukan pemeriksaan telinga : low set ear, discharge
13 Melakukan pemeriksaan leher : simetris/ tidak, Melakukan pemeriksaan
kelenjar getah bening leher; JVP meningkat/tidak
. 14 Melakukan pemeriksaan thorak (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi)
Pemeriksaan paru : (dilakukan)
5. inspeksi : ada retraksi intercostal/tidak
6. perkusi : sonor diseluruh lapang paru
7. palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
8. auskultasi : suara dasar,tidak ada suara tambahan ronkhi/wheezing
(auskultasi dilakukan dari depan dan belakang)
pemeriksaan jantung
1. inspeksi : posisi ictus cordis,ictus cordis tampak atau tidak
2. palpasi : ictus cordis teraba di SIC 4/5, kuat angkat/tidak
3. perkusi : dari axilaris anterior ke arah medial
4. auskultasi : S I-II normal, suara tambahan (-)
Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening axila
15.. Melakukan pemeriksaan abdomen:
1. inspeksi : datar,cembung,ada venektasi atau tidak
2. Auskultasi : Bising Usus meningkat/tidak
3. Perkusi : tympani diseluruh lapang abdomen
4. Palpasi :nyeri tekan ada/tidak, perabaan hepar dan lien
Pemeriksaan hepar :
metode Blank Hart: 1.dari umbilikus ke processus xiphoidues dan dari
umbilikus ke angulus costae
Pemeriksaan limfa : schuffner: Tarik garis sias dekstra ke 1/3 medial costae
terakhir sinistra melewati umbilicus, dibagi 8 bagian.Normal tidak teraba
Melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening inguinal
16. Melakukan pemeriksaan ekstremitas: akral dingin/hangat,capilary reffil,
sianosis
17. Melakukan pemeriksaan genitalia : jenis kelamin wanita atau pria, testis
18. Melakukan pemeriksaan anus : anus ada/tidak, dalam batas normal
19. Cuci tangan dan dokumentasikan hasil pemeriksaan
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai