Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM

CECKLIST PEMERIKSAAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

Nama Mahasiswa : __________________________________


NIM : __________________________________
Semester/Kelas : __ / ______________________________
Hari/Tanggal : __________________________________
SKOR KE
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 T
DEFINISI :
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan
mahasiswa dalam teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi sistem
pencernaan yang mencakup teknik inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi.

TUJUAN :
1. Mendapatkan data lengkap untuk menegakan diagnosa keperawatan
yang akurat.
2. Membantu individu mengatasi perubahankehidupan sehari-hari
secara efektif dan perawatan diri baik potensial maupun actual yang
disebabkan oleh adanya masalah kesehatan atau penyakit.

INDIKASI :
Pada pasien yang mengalami gangguan sistem pencernaan.

KONTRA INDIKASI :
-

A. FASE PRE INTERAKSI


1. Cek catatan perawatan dan catatan medis pasien (jika sudah ada)
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Stetoskop
b. Penggaris
c. Bullpen
d. Selimut mandi
e. Bengkok
f. Sarung tangan/handscoen
g. Handrub
h. Sampiran/skerem
i. Anjurkan pasien untuk BAK terlebih dahulu

B. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik & panggil klien dengan namanya
2. Perkenalkan diri (jika pertemuan pertama)
3. Tanyakan keluhan dan kaji keadaan spesifik klien
4. Jelaskan pada klien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan
dan prosedurnya
5. Jelaskan kontrak waktu dan perkiraan lama prosedur
6. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
7. Minta persetujuan klien/keluarga (informed consent)
8. Persiapkan lingkungan: tutup jendela/gorden atau pasang sampiran untuk
menjaga privasi klien, pastikan pencahayaan yang cukup

C. FASE KERJA
1. Atur berbaring pada posisi supinasi
2. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi
3. Letakkan satu bantal dibawah kepala dan lutut
4. Buka abdomen dari prosesus xipoideus sampai atas simpisis

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015


1
5. Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan cukup
6. Hangatkan tangan dan stetoskop
7. Visualissasikan struktur/organ dibawahnya sebelum memulai pemeriksaan
8. Anjurkan pasien mengendurkan otot abdomen dengan cara mengambil
nafas dalam berkali-kali
9. Minta pasien untuk menunjukkan area yang nyeri (area ini diperiksa
terakhir)
10.Berdiri disamping kana pasien
11.Lakukan pemeriksaan dengan urutan inspeksi, auskultasi, perkusi, dan
palpasi

Inspeksi
1. Kontur dan kesimetrisan
- Observasi bentuk abdomen antara batas tulang rusuk dengan simpisis
pubis (dengan posisi setinggi mata/pemeriksa susuk atau berlutut)
- Observasi kesimetrisan abdomen (berdiri disamping, didepan kaki
tempat tidur), bandingkan kiri dan kanan. Perhatikan ada tonjolan atau
distensi kandung kemih.
- Abdomen rata, bundar dan menonjol, cekung adalah normal jika simetris
2.Kulit
- Perhatikan warna (konsisten dengan warna kulit), jaringan parut, pola
vena, dilatasi vena, lesi, striae, edema, kulit yang menegang dan
mengkilat (ascites), jaundice, sianosis, luka operasi, ostomi.
3. Umbilikus
- Apakah berada ditengah abdomen, inverted atau menonjol, perhatikan
kebersihan, adanya inflamasi, cairan, atau massa
4. Pergerakan dan pulsasi
- Inspeksi adanya gerakan, pembatasan gerakan (nyeri), normalnya pria
bernapas dengan abdomen dan wanita dengan kosta
- Perhatikan adanya pergerakan peristaltic dan pulsasi aorta
- Pulsasi aorta abdomen dibawah px dan gelombang peristaltic dapat
terlihan pada indisidu dewasa yang kurus.

Auskultasi
1.Peristaltik
- Letakkan diafragma stetoskop pada keempat kuadran
- Mulai auskultasi pada kuadaran kanan bawah
- Identifikasi adanya suara bergemuruh ireguler/klik pelan yang
berlangsung sekitar ½ detik sampai beberapa detik.
- Normalnya suara usus 5 – 35 kali per menit
- Dibutuhkan 5 – 20 detik untuk mendengar satu suara usus dan
dibutuhkan 5 menit untuk menentukan bising usus yang tidak ada
- Peristaltic dideskripsikan sebagai normal, terdengar, tidak ada, hiperaktif,
atau hipoaktif
- Tidak ada bising usus menunjukkan obstruksi, ileus paralitik, atau
peritonitis, post operasi dengan operasi umum. Bising usus
hiperaktif/bunyi mengeram (borborygmi) menunjukkan peningkatan
motilitas gastrointestinal yang disebabkan radang usus, kegelisahan,
diare, perdarahan, laksatif berlebihan, dan reaksi terhadap makanan.

2.Suara vaskuler (bruit) dan friction rub


- Gunakan bel stetoskop
- Bruit berupa bunyi seperti desiran, dengung, terhembus, atau berisik
- Dengarkan pada daerah abdominal dan arteri renalis, iliaca, dan
femoralis. Letakkan bel sejajar garis midklavikula disamping aorta diatas
umbilicus
- Pada umumnya tidak ada bunyi yang terdengar, tetapi pada dewasa muda
dan kurus normal jika terdengar.
- Friction rub dengarkan suara kasar dan mengganggu pada daerah hepar
dan limfa
- Fiction rub disebabkan oleh dua organ yang bersentuhan/bergesekan, atau
organ dengan peritoneum. Friction rub biasanya menunjukkan tumor,
infeksi, atau peritonitis.

Perkusi
1. Perkusi pada empat kuadran abdomen untuk menentukan tingkat suara
tympany dan dullness

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015


2
2. Perkusi hepar
- Untuk menentukan batas atas dan bawah atau tinggi hepar
- Mulai perkusi pada daerah setinggi umbilicus bergerak keatas sepanjang
garis midklavicula kanan
- Suara pertama yang terdengar adalah tympany, bila suara berubah
menjadi dullness, itu adalah batas bawah hepar (beri tanda)
- Perkusi kearah bawah dari intercosta 4 sepanjang garis mid klavikula
kanan (suara pertama yang terdengar seharusnya adalah resonance),
lanjutkan perkusi kebawah sampai terdengar bunyi dullness, ini adalah
batas atas hepar (beri tanda)
- Batas atas biasanya setinggi intercosta 6, jarak kedua titi ± 6 – 12 cm
- Perkusi sepanjang garis midsternum dengan teknik yang sama seperti
sebelumnya
3. Perkusi limfa
- Menentukan ukuran dan lokasi limfa
- Perkusi pada sisi kiri abdomen ke posterior sampai garis midaksila kiri,
splenic dullness biasanya terdengar dari intercosta ke -6 sampai 10

Palpasi
- untuk menentukan ukuran dan letak organ, ketegangan otot, massa, nyeri
dan adanya cairan
- identifikasi daerah nyeri sebelum palpasi (palpasi dilakukan terakhir
didaerah tersebut)
- tangan harus hangat, pasien se relax mungkin
- lakukan palpasi dangkal dan palpasi dalam
1. palpasi abdomen secara dangkal
- letakkan telapak tangan dan jari pada abdomen
- tekan secara dangkal dengan menggunakan jari tangan
- pindahkan tangan keseluruh area abdomen dengan cara menganggkan
dan meletakkan kembali (jangan menggeser tangan)
2. palpasi abdomen dengan tekanan sedang
- lalukan seperti langkah no 1
- berikan penekanan abdomen ± 6 cm
- untuk pasien yang gemuk lakukan secara bimanual (jaritangan non
dominan diatas tangan dominan)
- identifikasi ukuran organ dibawahnya, apakah ada massa dan nyeri
3. Palpasi hepar
- Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
- Latakkan tangan kiri dibawah toraks posterior kanan pada tulang rusuk
ke 11 dan 12 (pinggang), angkat daerah tersebut
- Instruksikan pasien untuk rileks
- Letakkan tangan kanan pada abdomen kanan atas atau dibawah hepar,
kemudian tekan kedalam dan keatas sepanjang batas lengkung tulang
rusuk
- Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam, pada saat inhalasi
perawat meraba tepi hepat
- Normalnya hepar tidak teraba keuali pada beberapa pasien yang kurus.
Jika teraba, maka tepi hepar harus halus, tegas dan tidak nyeri

4. Palpasi limfa
- Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
- Letakkan tangan kiri dibawah lengkung rusuk sebelah kiri untuk
memindahkan posisi limfa ke anterior
- Tekan ujung jari-jari tangan kanan kedalam batas tulang rusuk kiri kearah
pasien
- Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut, sehingga
diafragma turun dan limfa bergerak kearah ujung-ujung jari tangan kanan
pemeriksa
- Normalnya limfa tidak teraba

Rapikan kembali pasien, atur posisi yang nyaman dan ganti selimut mandi
dengan selimut pasien.
Cuci tangan (6 langkah)

D. TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan (subjektif dan objektif)
2. Berikan reinforcement positif pada klien atas kerjasamanya

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015


3
3. Lakukan kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
4. Akhiri kegiatan dengan baik dan salam terapeutik

E. DOKUMENTASI
1. Dokumentasikan hasilpemeriksaan
2. Catat respon klien yang ditemukan saat pemeriksaan

F POINT PENTING
Komunikasi
SKOR TOTAL

Referensi :
1. Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2009). Fundamental of Nursing. (7th ed.). Vol.2.
Mosby: Elsevier Inc.
2. Bagian DKKDFIK UI., 2001. Pelatihan Pemeriksaan Fisik Dasar Bagi Perawat.

Pedoman Penilaian:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi tidak sempurna (langkah benar atau tidak lengkap)
2 = Dilakukan dengan sempurna (sesuai prosedur)

NILAI AKHIR = Jumlah nilai yang didapat X 100%


Jumlah aspek yang dinilai X 2
= ...................
Catatan Observer :
________________________________________________________________________
______________________________________________________________________
MATARAM, .......................................................
OBSERVER

( __________________________________ )

SOP Pemeriksaan fisik abdomen_Nova Yanti_KMB III.2014/2015


4

Anda mungkin juga menyukai