Anda di halaman 1dari 11

Gawat Nafas

dan
Penanganannya

Lab / SMF Anestesiologi & Reanimasi


FK. Unair – RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Pendahuluan
• Gawat nafas (Respiratory Distress) masih
merupakan salah satu faktor penyebab
morbiditas & mortalitas yang tinggi
• Pada umumnya kegawatannafas dapat
disebabkan oleh penyakit pada paru
maupun di luar paru
• Ketika kegawatan terjadi dan tidak
diketahui maka hal ini akan mengancam
jiwa penderita
Tanda – tanda Kegawatan Nafas
• Keluhan sesak / sukar bernafas
• Gelisah
• Nafas cepat dan dangkal
Frekwensi > 35 x / menit (dewasa)
• Ada gerak cuping hidung (flare positif)
• Ada cekungan sela iga / jugulum waktu inspirasi
• Cyanosis (tanda yang terlambat)
• Tanda – tanda sekunder :
• Takhikardi
• Aritmia
• Tek.darah ↑
• Keringat di tangan & dahi
Penyebab
1. Gangguan pada sentrum nafas / CNS
• Trauma kepala
• Intoksikasi narkotik & sedative
2. Gangguan pada saraf nafas
• Patah tulang leher (lesi spinal)
3. Gangguan pada cavum thorax
• Patah iga, pneumothorak
• Nyeri pasca bedah dll
4. Gangguan pada otot nafas
• Myasthemia gravis
5. Gangguan parenchym paru dan jalan nafas
• Aspirasi cairan lambung
• Edema paru
• Pneumonia
• Dll
Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium

1. Diagnosis dilakukan dengan melihat & memeriksa :


– Tanda – tanda klinis
– ABCD
– Airway :
• Lihat : sesak, gelisah, retraksi otot nafas
• Dengar : suara nafas tambahan cyanosis
• Raba : trachea, krepitasi
– Breathing :
• Lihat : sesak, RR, ritme
• Dengar : wheezing, rales
– Circulation :
• Nadi : rate, ritme, pengisian, cap, refill time
• Perfusi : perifer, urine, status mental
– Dissability :
• Orientasi : tempat & waktu dll
2. Pemeriksaan laboratorium
• AGD ( Analisis Gas Darah )
• Hasil AGD biasanya menunjukkan hipoksia
dn hiperkarbia
• Diagnose gawat nafas bila shunt < 200
Catatan :
Bagi daerah yang tidak mempunyai fasilitas
AGD tanda klinis sudah cukup untuk melakukan
tindakan
Penanganan Gawat Nafas
• Terapi tahap awal
diagnosis gawat nafas segera ditegakkan dengan melihat
tanda – tanda klinis dan sama sekali tidak mengandalkan
hasil pemeriksaan laboratorium
1. Berikan oksigen ( oxygenisasi )
 O2 masker 8 – 10 L / menit
Catatan : COPD nasalprong 1 – 2 L / menit
Jika dalam 10 – 15 menit keadaan tidak membaik (nadi tidak
turun,tetap gelisah) maka diberikan terapi selanjutnya.
2. Berikan oksigen 100% bag – mask
10 – 15 L / menit (menggunakan jackson ress)
3. Bersihkan jalan nafas bila ada sumbatan oleh benda asing
4. Jika penyebab sesak nafas adalah pneumothorak atau
hemothorak segera lakukan  Water Sealed Drainage (WSD)
Terapi Tahap Lanjut
1. Nafas buatan manual
– Bag dipompa mengikuti nafas penderita (sewaktu inspirasi)
– Pemompaan dilakukan makin sering dengan tidal volume
(TV) > TV pasien
– Tindakan ini berhasil bila pasien mengikuti setiap pompa
yang kita berikan dan tidak lagi bernafas sendiri
2. Intubasi Endotracheal
– Merupakan syarat mutlak tindakan yang efektif dalam
memberi nafas buatan :
– Namun : intubasi pasien hipoksia oleh karena sesak nafas
adalah sangat sulit. Sedikit langkah kurang tepat, penderita
akan mengalami cardiac arrest.
3. Respirator
4. Terapi penyebab & atasi penyulit
Gagal Nafas (Respiratory Failure)
• Sistem pernafasan tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh
• Type I : hypoxemic respiratory failure
– PaO2 < 50 mmHg
– Agitasi, resless, tachycardia, tachypnea, hipertensi,
vasokonstriksi
• Type II : hypercapnic respiratory failure
– PaCO2 > 50 mmHg
– Nyeri kepala, kesadaran menurun, flushed, warm skin
• Penanganan RF adalah intubasi & control nafas dengan
respirator serta terapi penyebab gagal nafas & atasi
penyulit yang timbul
Penutup
• Gawat nafas jangan sampai jauh ke gagal nafas
dengan melakukan :
• Monitoring yang baik
• Penanganan awal yang tepat
• Perawatan yang baik
• Penanganan awal segera dilakukan dengan
melihat tanda – tanda klinis tanpa menunggu
hasil laboratorium (AGD)
• Keberhasilan penanganan gawat nafas bila
penyebab utama & penyulit yang timbul dapat
diatasi dengan baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai