Sumber:Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997
Penggolongan
Berdasarkan Sumber - Racun dari tumbuh-tumbuhan: Opium (dari papaver somniferum), kokain,
kurare, aflatoksin (dari aspergilus niger)
- Racun dari hewan: Toksin ular / laba-laba / hewan laut
- Racun dari mineral: Arsen, timah hitam
- Racun dari sintetik: Heroin
Berdasarkan Organ - Hepatotoksik
Tubuh - Nefrotoksik
Berdasarkan - Contoh: Racun yg mengikat gugus -SH (Sufidril) Pb, yg berpengaruh pd
Mekanisme Kerja ATP-ase, yg membentuk met-Hb (nitrat dan nitrit)
Berdasarkan Racun - Di alam bebas: Gas racun di alam
Berada - Di rumah tangga: Deterjen, desinfektan, insektisida, pembersih (cleners)
- Di pertanian: Insektisida, herbisida, pestisida
- Di industri dan laboratorium: Asam dan basa kuat, logam berat
- Di makanan: CN dalam singkong, toksin botulinus, bahan pengawet, zat aditif
- Di obat: Hipnotik, sedatif, dll
Sumber:Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997
Penggolongan
Berdasarkan Cara Lokal:
Kerja - H2SO4, HNO3, NaOH, KOH, golongan halogen (fenol, lisol, dan senyawa
logam)
- menimbulkan reaksi perangsangan, peradangan atau korosif
menimbulkan rasa nyeri hebat dan dapat menyebabkan kematian akibat
syok neurogenik.
Sistemik:
- Barbiturat, alkohol, morfin thd SSP, digitalis, oksalat thd jantung, CO thd Hb
darah.
Lokal dan Sistemik:
- Asam karbol menyebabkan erosi lambung dan sebagian yg diabsorbsi akan
menimbulkan depresi SSP
Sumber:Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997
Toksikologi Zat
• Carbon Monoxide Poisoning
• Carbon monoxide (CO) poisoning is probably the most common toxic condition to be
met with in routine forensic pathology.
• Causes of carbon monoxide poisoning
• Motor vehicle exhaust gases
• Domestic appliances
• Structural fires
• Industrial processes
• Incomplete combustion
• The autopsy in carbon monoxide poisoning
• colour of the skin, especially in areas of post mortem hypostasis
• The classical ‘cherry pink’ colour of carboxyhaemoglobin is usually evident if the
saturation of the blood exceeds about 30 per cent
• Blood analysis
Knights Forensic Pathology 4th edition (2016)
• Organophosphorus Poisoning
• Paraquat poisoning
• The autopsy in paraquat poisoning
• There may be ulceration around the lips and mouth from escape of paraquat
concentrate
• The mucosa of the mouth may be reddened or desquamated, and the oesophagus
may show worse changes, including casts of shed epithelium.
• The stomach may show erosion and patchy haemorrhages, or may be unremarkable
• The liver may show pallor or mottled fatty change to the naked eye. It is unusual for
any gross charges to be visible.
• Other organs show no specific changes, apart from the lungs; the kidneys may
reveal cortical pallor if there is renal failure
• Toxicology interpretation
• A fatal outcome is usually associated with plasma paraquat concentrations greater
than 0.2 mg/l at 24 h after ingestion and 0.1 mg/l at 48 h after ingestion.
• Paraquat is excreted over a long period and can be detected in urine at autopsy
many days after ingestion.
• Concentrations in excess of 0.07 mg/l have been found 26 days later
• Keracunan akut :
• Racun yg ditelan cepat menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian
timbul dalam beberapa menit
• Pada interval antara menelan racun sampai kematian ditemukan gejala-
gejala dramatis, mengeluh terasa terbakar pada kerongkongan dan lidah,
sesak nafas, hipersalivasi, mual muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobi,
tinitus, pusing, dan kelelahan
• Bisa juga ditemukan sianosis pada wajah, busa keluar dari mulut, nadi
cepat dan lemah, pernafasan cepat dan tidak teratur, pupil dilatasi dan
refleks melambat,udara nafas berbau amandel, muntahan tercium bau
amandel, dan saat menjelang kematian timbul kedut otot dan kejang dg
inkotinensia urin dan alvi
• Bila racunnya diinhalasi menimbulkan palpitasi, kesukaran bernafas, mual,
muntah, sakit kepala, salivasi, lakrimasi, iritasi mulut dan kerongkongan,
pusing dan kelemahan ekstremitas, dapat kejang dan koma hingga
meninggal
• Keracunan kronik :
• Korban pucat, berkeringat dingin, pusing, rasa tidak enak dalam
perut, mual dan kolik, rasa tertekan pada dada, dan sesak nafas
• Bisa menyebabkan goiter dan hipotiroid
Keracunan Arsen
• Sering digunakan untuk membunuh orang lain, kadang bisa
juga karena meminum/ memakan minuman dan makanan yg
terkontaminasi dg arsen
• Kematian dengan arsen sering tidak menimbulkan kecurigaan
karena gejala keracunan akutnya menyerupai gejala gangguan
GI tract yang hebat sehingga sering salah diagnosa sebagai
suatu penyakit
• AsH3 (arsin) adalah golongan arsen yg paling berbahaya. Dia
tidak berwarna dan baunya seperti bawang
• Biasanya yang digunakan untuk membunuh As2O3 (racun
tikus). Bentuknya bubuk berwarna putih/ kristal, jernih, tidak
ada rasa dan tidak berbau, serta dalam larutan dia tidak
berwarna. Bentuk kristal > mudah larut dibanding bubuk
• Sumber :
• Industri dan pertanian ( penyemprot buah-buahan, insektisida, pembunuh lalat, racun
tikus, cat)
• Tanah
• Air yg terkontaminasi
• Bir
• Kerang ( keong, kepiting, ikan)
• Tembakau ( asapnya mengandung arsen)
• Obat-obatan( carbarsone, tryparsamide)
• Once the blood or urine has been withdrawn from the body, however,
further changes can be arrested by preservatives. It would seem that
for general use, a concentration of 1–2 per cent of sodium or
potassium fluoride is satisfactory. Fluoride should also be added to
urine and vitreous humour if alcohol estimations are required.
Cocaine and its metabolites are also labile in vitro, and fluoride should
be added to samples submitted for analysis for this drug.
• In all analyses for pharmaceutical drugs, two samples of blood should
be submitted, one plain in large volume of at least 25 ml and another
smaller sample in fluoride.
blood
Using needle
• Femoral vein
• Jugular vein
• Except from cardiac
Keracunan Barbiturat
• Long acting: barbitone, phenobarbitone, phenytoin. Msih digunakan
untuk epilepsi
• Intermediate acting: amylobarbitone, sodium amytal, pentobarbitone,
allobarbitone, butobarbitone and pentobarbitone.
• Short-acting: hexobarbitone, cyclobarbitone, secobarbital and
thiopentone.
Tanda dan Gejala
• Terjadi bila yang masuk >10x takaran hipnotik, tp ada juga yang bilang 15-20x
• Gejala bahaya timbul jika diminum PO 5 gram barbital, atau 1 gram luminal
atau amytal, atau 0,5 gram nembutal atau seconal
• takaran mematikan bagi orang dewasa 50-70 grain (1 gr=4,8 grain), tetapi
dapat pula dengan takaran 125,200 atau 300 grain
30-40 mg% penciutan lapang pandang, ↓ ketajaman penglihatan, dan pemanjangan waktu reaksi
30-50 mg% Keterampilan mengemudi mulai turun, lebih jelas pada 150mg%
80 mg% Ggg penglihatan 3dimensi, kedalaman pandangan, ggg pendengaran serta ↓ kemampuan
pemusatan perhatian, konsentrasi, asosiasi dan analisa.
200 mg% Ggg bnyak bicara, refleks menurun, inkoordinasi otot2 kecil, kadang2 nistagmus dan sering
terdapat pelebaran PD kecil
250-300 mg% Penglihatan kabur, tdk dpt mengenali warna, konjungtiva merah, dilatasi pupil, diplopia, sukar
memusatkan pandangan, nistagmus.
Bila kadar tambah meningkat timbul : tremor tangan dan bibir, bicara kacau, keterampilan
menurun, inkoordinasi otot dan otot tonus muka menghilang
400-500 mg% Aktivitas tonus otot menghilang sama sekali, timbul stupor atau koma, pernafasan perlahan dan
dangkal, suhu tubuh menurun.
KELAINAN DAN KERACUNAN ALKOHOL KRONIK
Saluran cerna Kelainan selaput lendir mulut, kerongkongan dan lambung berupa gastritis kronik
dgn aklorhidia, gastritis erosif hemoragik akut, pangkreatitis hemoragik, tumor
ganas mulut dan kerongkongan dan dapat timbul malabsopsi
Hati Penimbunan lemak pada sel hati, kadar SGOT, trigliserid dan as.urat meningkat.
Dpt timbul hepatitis alkololik kemudian sirosis dan hepatoma
Jantung Kardiomiopati alkoholik dgn payah jantung kiri/kanan dgn distensi pembuluh balik
leher, nadi lemah dan edem perifer.
Saraf Polineuritis/ neuropati perifer akibat degenerasi serabut saraf dan mielin
Nutrisi Mengalami ggg akibat kebiasaan makan tidak baik shg timbul kelainan dgn gejala
spt defisiensi B1, B6, asam riboflavin dan nikotinat.
Sebab dan mekanisme kematian
KERACUNAN ALKOHOL
• Akibat gagal hati dan ruptur varises esofagus akibat hipertensi portal.
• Bisa akibat secara sekunder oleh pneumonia dan TBC.
• Pada peminum alkohol yg jatuh dlm keadaan mabuk dpt
menyebabkan memar korteks serebri, hematom subdural akut atau
kronik.
• Depresi pusat pernafasan terjadi pada kadar alkohol otak >450mg%
PEMERIKSAAN KERACUNAN ALKOHOL
• bau alkohol keluar dari udara • Kelainan pada korban mati tidak khas
pernafasan (mungkin ditemukan gejala asfiksia) :
• Kadar alkohol urin seluruh organ ada tanda pembendungan,
• Kadar alkohol darah darah lebih encer, berwarna hitam gelap.
Mukosa lambung ada tanda
pembendungan, kemerahan, dan tanda
inflamasi tapi kadang tidak ada kelainan.
• Organ2 termasuk otak dan darah berbau
alkohol
• Histopatologi : edem dan pelebaran PD
otak dan selaput otak, degenerasi bengkak
keruh pada parenkim organ dan inflamasi
organ sal cerna
PEMERIKSAAN LAB KERACUNAN
ALKOHOL
• Diagnosis pasti dengan pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah
• Kadar alkohol dr udara ekspirasi dan urin merupakan pilihan kedua
• Pada korban meninggal dpt ditambah pemeriksaan kadar alkohol
otak,hati atau organ lain atau cairan tubuh seperti cairan
serebrospinal.
• Pemeriksaan kadar alkohol dlm darah dan urin yg cukup sederhana
adalah teknik modifikasi mikrodifusi (conway) dengan reagen antie :
warna kuning kenari menunjukkan hasil negatif, warna kuning
kehijauan kadar etanol sekitar 80mg%, warna hijau kekuningan sekitar
300mg%
Bitter
• Pengambilan dan pengiriman • Orang mati:
bahan (orang hidup): • Seperti orang hidup.
• Secepatnya (sebelum tindakan • Sebagian jaringan organ, contoh:
terapi), jenis dan jumlah bahan • Hati 100 gram (dugaan keracunan
tergantung cara masuknya racun insektisida)
dan dugaan jenis racun. • Seluruh empedu (dugaan
• Umumnya: urin, keracunan morfin)
muntahan/bilasan lambung, • Darah yang diencerkan 1:5 utk
periksa Met-Hb (dugaan
darah, rambut, tinja keracunan Na nitrit)
• Dikemas di botol tanpa pengawet • Disertakan hasil autopsi.
masuk ke kotak tertutup
segel beri label. • Jika menggali mayat dalam
kuburan: hanya organ-organ
• Sertakan bahan pada TKP sbg tubuh ttt dan isi lambung , tanah
pembanding kirim ke lab tepat dibawah lambung dan
secepatnya jika lama beri tanah norma (utk pembanding).
pengawet
LI 3 : Visum et repertum
Visum et Repertum
keterangan yg dibuat dokter atas permintaan penyidik yg berwenang
mengenai hasil pemeriksaan medis thdp manusia, hidup maupun mati,
ataupun bagian/ diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya
dan di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Peran & fungsi Visum et repertum
• Salah satu keterangan tertulis pengganti barang bukti dan saksi ahli
yang sah berdasarkan pasal 133 KUHP
• Berperan dlm proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap
kesehatan dan jiwa manusia
• Pemberitahuan atau hasil pemeriksaan dokter merupakan alat bukti
merupakan pengganti benda bukti
• Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil
pemeriksaan medik yg tertuang di dalam bgian kesimpulan
Tujuan Visum et Repertum
• Sebagai salah satu barang bukti (corpus delicti) yang sah di pengadilan karena barang
buktinya sendiri telah berubah pada saat persidangan berlangsung. Jadi VeR merupakan
alat bukti yang sah karena termasuk surat sah sesuai dengan KUHAP pasal 187 butir C.
• Ada 5 alat bukti yang sah menurut KUHP pasal 184 (petunjuk untuk hakim), yaitu:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
5. Penutup
• Uraian kalimat penutup yg menyatakan penulisan ini dibuat dgn sebenarnya,
berdasar keilmuan, mengingat sumpah dan sesuai KUHAP
antiseptik
Jenis & bentuk VeR
• VeR perlukaan (termsk keracunan)
• VeR kejahatan susila Korban Tindak Pidana
• VeR jenasah
• VeR repertum psikiatrik mengenai mental manusia (untuk pelaku
kejahatan/tersangka)
68
• Dokter berkewajiban untuk membuktikan adanya persetubuhan atau perbuatan
cabul, adanya kekerasan (termasuk keracunan), serta usia korban
• Periksa adakah penyakit hub. Seksual, kehamilan, dan kelainan psikiatrik sbg akibat
dr tindakan pidana tsb
• Dokter tidak dibebani pembuktian adanya pemerkosaan, krn istilah pemerkosaan
adalah istilah hukum yang harus dibuktikan di depan sidang
• Dalam kesimpulan: tercantum perkiraan usia korban, ada atau tidaknya tanda
persetubuhan, dan bila mungkin menyebutkan waktu perkiraan kejadian, dan ada
tidaknya tanda kekerasan
• Bila ditemukan adanya tanda2 ejakulasi atau adanya tanda2 perlawanan (cth: darah
pd kuku korban), dokter berkewajiban mencari identitas tersangka mll pem. Gol.
Darah serta DNA
69
VeR pada kasus perlukaan
• Dokter hrs membuat catatan medis walaupun belum ada permintaan
surat VeR dari polisi.
• Di dlm pemberitaan disebutkan keadaan umum korban sewkt dtg,
luka2 atau cedera atau pnykt yg ditemukan pd PF berikut uraian ttg
letak, jenis dan sifat luka serta ukurannya, pp, tindakan yg dilakukan,
riwayat perjlnan pnykt selama perjalanan, dan keadaan akhir saat
perawatan selesai.
Visum et Repertum Jenazah
• Jenazah yang akan dimintakan VeR harus diberi label yang memuat : identitas
mayat, di-lak dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada bagian tubuh
jenazah.
• Pada surat permintaan VeR harus jelas pemeriksaan apa yang diminta untuk
jenazah.
• Autopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak keberatan atau bila dalam 2
hari tidak ada tanggapan dari keluarga, diatur dalam pasal 134 KUHP.
• Jenazah yang diperiksa dapat berupa jenazah yang didapat dari penggalian
kuburan (pasal 135 KUHP).
• Bila tidak dilakukan pemeriksaan bedah jenazah maka penyebab kematian
dinyatakan tidak ditentukan pada kesimpulan.
VeR PSIKIATRIK
• Pasal 44 (1) KUHP: ‘Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya cacat
dalam tumbuhnya atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana
• Diperuntukkan bagi tersangka/terdakwa pelaku tindak pidana, bukan
bagi korban.
• Pembuat visum sebaiknya seorang dokter psikiatri yang bekerja di RSJ
atau RSU
• Keadaan tertentu dmn kesaksian seseorang yang amat diperlukan
sedangkan ia terganggu kejiwaannya, jika ia bersaksi di pengadilan
maka kadang hakim juga meminta VeR psikiatrik
72
Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidiki untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, Ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya
(2) Permintaan keterangan ahli sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan
tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat
Prosedur pengadaan
• Prosedur permintaan VeR mayat (korban mati) telah diatur dalam
pasal 133 dan 134 KUHAP (untuk otopsi), yaitu dimintakan secara
tertulis
• Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, di lak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat ( pasal 133
KUHAP (3)
Pasal 134 KUHAP
(1) Dalam hal yang sangat diperlukan dimana untuk keperluan
pembuktan bedah mayat yang tidak mungkin dihindari lagi, penyidik
wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-
jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan tersebut
(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari
keluarga atau pihak yang perlu diberitahu penyidik akan
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133
(3)
Pasal 322 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib
disimpannya karena jabatan atau pencahariannya baik yang
sekarang maupun yang dulu, diancam dengan pidana paling lama
sembilan bulan atau denda paling banyak Rp. 600
(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap orang tertentu maka perbuatan
itu hanya dapat dituntut atas pengadilan orang itu
Pasal 170 KUHAP
(1)Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya
diwajibkan menyimpan rahasia, dapat diminta dibebaskan dari
kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi yaitu tentang hal
yang dipercayakan kepada mereka
LI 4 : SURAT KETERANGAN
KEMATIAN
Surat keterangan kematian
Surat keterangan u/ keperluan penguburan identitas jenazah,
tempat, dan waktu meninggal
• Surat keterangan (laporan) kematian
• Harus diisi sebab kematian kematian secara klinik (hanya untuk pelaporan
ke dinas kesehatan)
• Lama menderita sakit hingga meninggal dunia
• Jenazah dibw keluar negeri adanya penyakit menular harus dicantumkan
Prosedur pembuatan akta kematian
• Bedasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2008, bahwa pencatatan kematian di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilakukan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil tempat terjadinya kematian.
• Jika warga yang meninggal di Rumah sakit, syaratnya harus
melampirkan surat keterangan kematian dari dokter, surat pengantar
pelaporan kematian dari RT/RW kemudian dibawa ke kelurahan. Di
kelurahan, pemohon akan mengisi formulir F-2.29, kemudian akan
mendapatkan surat pelaporan kematian. Kemudian pemohon ke
kecamatan untuk melakukan pemrosesan pencoretan Kartu Keluarga.
• Jika warga yang meninggal di rumah, pengurusan akta kematian
dilengkapi dengan surat keterangan kematian dari Puskesmas setempat
sebagai pengganti surat kematian dari RS. Pengurusan ini juga
menyertakan fotokopi Kartu Keluarga baru (baik dipisah ataupun tidak
tergantung yang meninggal kepala keluarga atau anggota keluarga),
fotokopi identitas pelapor, fotokopi identitas dua orang saksi dimana
saksi tersebut hadir di Disdukcapil setempat.
LI 5 : Analisis Kasus dan VeR
Pasien 1
• Dibawa ke IGD RS tidak sadarkan diri Triase Hitam (sudah meninggal)
• Tanda kematian: lebam mayat berwarna merah keunguan gelap pada seluruh tubuh bagian
belakang, hilang pada penekanan (mulai 20 – 30 menit sampai 8 – 12 jam kematian) dan kaku
mayat pada seluruh tubuh, masih mudah dilawan (2 sampai 12 jam kematian)
• Perkiraan waktu kematian 2 – 8 jam sebelum dimulai pemeriksaan
• Berpesta sambil minum + membawa beberapa botol minuman keras curiga intoksikasi alkohol
• Alkohol bersifat iritatif terhadap mukosa lambung gastrititis terjadi muntah (ditemukan
bekas muntahan, pinggir mulut terlihat bekas cairan mengering)
• Penyebab kematian belum dapat ditentukan
• Secara teori, etanol ≥ 450 mg% di otak depresi pusat pernafasan henti nafas kematian
• Posisi korban telentang gaya gravitasi sehingga darah mengumpul ke bagian kepala, darah
yang terkumpul < o2, hipoksia jaringan ilusi optik menyebabkan kepala terlihat lebih gelap
(dugaan sementara)
Pasien 2
• Tergantung bunuh diri / dibunuh? • Luka lecet tekan daerah leher depan
Mekanisme kematian: kerusakan pada jejas jerat simpul letaknya dibelakang
batang otak / medulla spinalis akibat (180drjt dari luka lecet tekan)
dislokadi atau fraktur vertebra cercival,
asfiksia, iskemi otak, reflex vagal • Wajah tampak sembab jerat lebar dan
lunak, menghambat sal. nafas dan vena
• Bubuk Kristal putih : metamfetamin dari kepala ke leher (arteri tidak)
(stimulan), kokain (stimulan), heroin tampak bedungan pada sebelah atas
karena ditemukan bersamaan jarum ikatan
suntik (depresan)
• Bintik perdarahan pada konjungtiva, paru
• Pil : ekstaksi (stimulan), LSD (halusinogen), tanda-tanda asfiksia (peningkatan
barbiturat (depresan)
tekanan vena akut saat asfiksia fase 2
• Jika zat yang ditemukan berupa stimulan, yang menyebabkan overdistensi dan
diduga korban dibunuh. pecahnya venula perifer berdinding tipis,
• Jika zat yang ditemukan depresan - > hipoksia juga merusak endotel kapiler)
menimbulkan tendensi untuk bunuh diri [Tardieu's spots]
-> kemungkinan korban gantung diri • Memar dan resapan darah pada jaringan
bawah kulit dan otot leher bagian depan
tanda memar akibat kekerasan tumpul
Pasien 1
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur
Jalan Rs. Polri No.18 1 5, RT.1/RW.5, Kec. Kramat jati,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13510
Nomor : 1234-SK.III/5678/2-95
Lamp : Satu sampul tersegel
-----------------------------------------------------------------
Perihal : Hasil pemeriksaan pembedahan
--------------------------------------------------
atas jenazah Tn.T-------------------------------------------------------------
VISUM ET REPERTUM
PRO JUSTITIA No. 666/AB/RSX/2019 Jakarta, 27 November 2019
Yang bertanda tangan dibawah ini dr. X , dokter IGD RS XXX atas permintaan Kepolisian Sektor Jakarta
dengan nomor surat 1234/BC/KKX/2019 tertanggal dua puluh tujuh November tahun dua ribu
sembilan belas telah dilakukan pemerikaan autopsi pada tanggal dua puluh tujuh Desember tahun
dua ribu sembilan belas pukul sepuluh Waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang bedah jenazah
Bagian Forensik RS XXX telah melakukan pemeriksaan atas jenazah menurut surat permintaan
tersebut adalah :
Nama :…………………
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : .................
Pekerjaan : ……………….
Alamat :………………..
-------------------------HASIL PEMERIKSAAN LUAR MAYAT ------------------------
1. Label mayat tidak ada.-------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------
2. Tutup mayat tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Pakaian mayat : Satu buah kaos dan satu buah celana jeans ----------------------------------------------------------------------
5. Benda di samping mayat : Botol-botol minuman keras. ----------------------------------------------------------------------------
6. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada bagian belakang tubuh berwarna
merah keunguan gelap, hilang pada penekanan-------------------------------------------------------------------------
7. Mayat adalah seorang laki-laki, ras mongoloid, berumur dua puluh sampai dua puluh lima tahun, kulit berwarna sawo
matang, gizi baik, tinggi badan seratus tujuh puluh sentimeter, zakar disunat. -----------------------------------------
8. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang lima sentimeter. Wajah tampak berwarna lebih gelap dari bagian
tubuh lainnya. Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang nol koma lima sentimeter. Bulu mata berwarna hitam,
tumbuh lurus, panjang nol koma lima sentimeter, kumis dan jenggot berwarna hitam tumbuh jarang dengan panjang nol
koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------
9. Mata kanan dan mata kiri tertutup. Pada mata kanan dan mata kiri, selaput bening mata agak keruh, teleng mata bulat
dengan garis tengah lima millimeter, tirai mata berwarna kecoklatan, selaput bola mata dan selaput kelopak mata berwarna
pucat.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
10. Hidung berbentuk sedang. Kedua daun telinga berbentuk oval. Mulut terbuka nol koma lima sentimeter dan lidah tidak
terjulur. Di pinggir mulut tambpak beks cairan yang mengering ---------------------------------------------------------
11. Gigi geligi lain lengkap, berjumlah dua puluh delapan buah. -------------------------------------------------------------------
12. Dari lubang mulut dan lubang hidung kiri keluar cairan kemerahan. Dari lubang hidung kanan, telinga kanan, telinga kiri,
lubang kemaluan dan lubang pelepasan tidak keluar apa-apa.----------------------------------------------------
13. Luka-luka tidak ada. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN
Pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia dua puluh lima tahun ini tidak ditemukan luka
akibat kekerasan.--------------------------------------------------------------------------------
Perkiraan waktu kematian 2 – 8 jam sebelum pemeriksaan dimulai. Sebab matinya mayat ini
tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah
mayat.----------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah visum et repetum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan
keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.----------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa
dr.X
Pasien 2
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur
Jalan Rs. Polri No.18 1 5, RT.1/RW.5, Kec. Kramat jati, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13510
Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah, terikat
pada ibu jarikaki kanan. -----------------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pemeriksaan : 1. Ditemukan bubuk kristal putih berupa
metamfetamin , pil barbiturat dan satu
I. Pemeriksan Luar. jarum suntik berisi heroin
1. Luka lecet tekan di daerah leher bagian 2. Lebam mayat pada kaki, tangan dan
depan kelamin (kalo udh lama)
2. Wajah sembab dengan warna merah 3. Kaku
kebiruan 4. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa
3. Bintik bintik perdarahan di konjungtiva indonesia, umur kurang lebih tiga puluh
4. Mayat tidak terbungkus tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi
5. Mayat berpakaian sebagai berikut : - sedang, panjang badan seratus enam
kemeja lengan panjang warna biru puluh lima sentimeter dan berat badan
bergaris vertikal memanjang warna putih, enam puluh tiga kilogram dan zakar
merek Globe ukuran L dengan satu buah disunat.
saku pada bagian dada kiri, yang kosong. 5. Kedua mata tertutu, kedua teleng mata
Pada ujung lengan baju kanan dan kiri bundar dengan garis tengah empat
terdapat serbukan metamfetamin(?). - milimeter. Tirai mata berwarna coklat.
celana panjang tetrex tidak bermerek Tampak bintik-bintik perdarahan pada
berwarna hitam dengan dua buah saku selaput kedua bola mata
pada bagian belakang dan dua buah saku 6. Wajah tampak sembab dengan warna
pada bagian depan, yang kosong. merah kebiruan
6. Terdapat cincin dari logam berwarna 7. Pada leher bagian depan terdapat luka
kuning pada jari manis tangan kiri lecet tekan, jejas jerat membentuk sudut
yang membuka kearah bawah, diatas
krikoid. kulit mencekung ke dalam,
II. Pemeriksaan Dalam (bedah jenazah)
1. Jaringan dibawah kulit dan otot-otot leher bagian depan pada jejas jerat
terdapat memar dan resapan darah
2. Pada kedua permukaan paru tampak bintik-bintik perdarahan, berwarna
merah
Kesimpulan
Telah diperiksa mayat laki-laki berusia sekitar 30 tahun, pada pemeriksaan luar ditemukan
luka lecet tekan di daerah leher bagian depan akibat kekerasan tumpul, wajah sembab dengan
warna merah kebiruan, bintik bintik perdarahan di konjungtiva, dan pada pemeriksaan dalam
ditemukan memar dan resapan darah pada jaringan di bawah kulit dan otot-otot leher bagian
depan, permukaan paru terdapat bintik-bintik perdarahan.--------
Sebab matinya mayat adalah kekerasan tumpul dengan karatekteristik luka lecet tekan yang
melingkari leher dan menekan jalan nafas sehingga menimbulkan mati lemas.
Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sebenarnya berdasarkan keilmuan yang
sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa