Praise 405160057
Orbita
• Ruang berbentuk piramid bersisi empat (superior, medial, inferior,
lateral) dengan basis dan apex.
• Lapisan dalam
• Lapisan berwarna coklat tua kemerahan di antara sklera dan retina, terbentuk
sebagian besar dari lapisan vaskuler bola mata dan berbatasan dengan sklera.
• Melekat erat dengan lapisan pigmen retina, tetapi mudah dipisahkan dari sklera.
Anatomi Korpus Siliaris
• Merupakan otot polos sirkuler dan radial yang dipersarafi serabut parasimpatis dari
ganglion ciliaris melalui N.oculomotorius.
• Tempat perlekatan lensa kontraksi dan relaksasi otot polos korpus siliaris mengatur
ketebalan lensa.
• M.sphinchter pupillae
• M.dilator pupillae
Anatomi Retina
• Merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya.
• Vaskularisasi retina:
• Struktur palpebra:
• Lapisan kulit
• M.orbicularis occuli
• Jaringan areolar
• Tarsus
• Konjungtiva palpebra
• Di dalam tarsus terdapat glandula tarsales (Meibom)
modifikasi kelenjar sebaceae.
Vitreous Antara lensa dan retina Zat semi cair mirip sel yang membantu
humor mempertahankan bentuk mata yang bulat
Aquoeus Humor
Vitroeus Humor
Aqueous Humor
• Dibentuk dengan kecepatan sekitar 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus
siliaris.
• Memiliki komposisi ion anorganik yang serupa dengan plasma tetapi kadar
proteinnya kurang dari 0,1%
• Melalui celah antara iris dan lensa mengalir ke lensa mancapai camera oculi
anterior ke sudut antara kornea dan bagian basal iris menerobos limbus dalam
jalinan trabekula kanal Schlemm vena
• Kecepatan produksi = kecepatan pembuangan → tekanan intra okuler selalu konstan
Fungsi :
• Mensuplai nutrien dan O2 ke lensa dan kornea
• Mengambil metabolit yang perlu dibuang
Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.
Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.
Fisiologi penglihatan
Akomodasi lensa :
• Pada penglihatan dekat
• Otot silier berkontraksi → menarik badan siliar ke depan
Kontriksi pupil :
• Refleks untuk mencegah cahaya yang divergen ke mata → penglihatan
kabur karena tidak terfokus dengan baik
Pembentukan Bayangan Mata Normal
Stimulasi fotoreseptor
Tempat bergabungnya
2 saraf optik di otak
Cahaya + Impuls
fotoreseptor elektrik Saraf optik Optic chiasma
•Retinon = retinal
Retinon + = molekul pengabsorpsi cahaya,
opsin disintesis dari vitamin A
•Opsin : suatu protein
Respon : Aspek
•Batas kontras : terang gelap korteks talamus Ketajam-
•Radius yg mungkin an
Memonitor pergerakan obyek
Kelainan refraksi
• Emetropia= daya bias mata normal, dimana sinar jauh
difokuskan sempurna di daerah makula lutea tanpa
bantuan akomodasi
• Presbiopia= berkurangnya daya akomodasi akibat
berkurangnya elastisitas lensalensa jd sukar
mencembung. Biasanya pd orang lanjut usia
• Ametropia= Bila sinar sejajar tidak difokuskan pd makula
lutea
Kartu snellen
-Digunakan unt
mengukur tajam
penglihatan
-Dilakukan pd
jarak 5 atau 6
meter, karena pd
jarak ini mata tdk
berakomodasi
Presbiopia
• Gangguan akomodasi pd usia lanjut karena
• Kelemahan otot akomodasi
• Lensa mata tdk kenyal/ berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
• Akibatnya, pasien > 40 thn akan memberi keluhan mata pedas, berair
dan lelah setelah membaca
• Kacamata atau adisi sesuai usia:
• Kacamata atau adisi sesuai usia:
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Ametropia
• Kornea punya daya pembiasan sinar terkuat dibanding
bagian mata lainnya
• Penjang bola mata seseorang dpt berbeda2. Bila
terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea/
adanya perubahan panjang bola mata, maka sinar tdk
terfokus pd makula.
Hal ini disebut ametropia yg kelainannya dpt berupa:
- miopia
- hipermetropia
- astigmat
Klasifikasi ametropia
• Ametropia aksial
terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang/
pendek sehingga bayangan benda difokuskan didepan/
belakang retina
• Ametropia refraktif
kelainan sistem pembiasan sinar didalam mata.
daya bias > : benda didepan retina (miopia)
daya bias < : benda dibelakang retina
(hipermetropia refraktif)
• Ametropia kurvatur : kelengkungan kornea/ lensa tidak normal
• Ametropia indeks : indeks bias abnormal didalam mata
• Panjang bola mata pd ametropia diatas adalah normal
Miopia
• Panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar/ kekuatan
pembiasan media refraksi terlalu kuat
• Beberapa bentuk miopia:
a.Miopia aksial akibat panjangnya sumbu bola mata
b.Miopia refraktif lensa lebih cembungpembiasan makin kuat
Faktor yang mempengaruhi Progresifitas Miopia
• Usia
• makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan
anatomis bola matanya
• Penyakit pada mata
• Kerja dekat
• Intensitas cahaya
• Posisi tubuh
Miopia menurut derajat beratnya
a. Miopia ringan <1-3 dioptri
b. Miopia sedang >3-6 dioptri
c. Miopia berat/ tinggi >6 dioptri
Miopia menurut perjalanannya
a. Miopia stasioner= menetap setelah dewasa
b. Miopia progresif= bertambah terus pd usia dewasa akibat
bertambahnya panjang bola mata
c. Miopia maligna= bersifat progresif dpt mengakibatkan ablasia
retina dan kebutaan
Keluhan miopia
• Biasanya pasien akan mengeluh sakit kepala, sering disertai juling dan
celah kelopak yg sempit
• Pasien jg memiliki kebiasaan mengernyitkan mata untuk mencegah
aberasi sferis dan mendapatkan efek pinhole
Pengobatan
• Pasien miopia diobati dgn memberikan kacamata
sferis negatif terkecil yg memberikan tajam
penglihatan maksimal
https://www.aao.org/eyenet/article/vitreous-hemorrhage-diagnosis-treatment-2
https://www.aao.org/eyenet/article/vitreous-hemorrhage-diagnosis-treatment-2
Diplopia
• Diplopia atau penglihatan ganda adalah suatu gangguan penglihatan
yang mana obyek terlihat dobel atau ganda.
• Diplopia berasal dari bahasa Yunani, diplo = dobel atau ganda, opia =
penglihatan.
KLASIFIKASI
• Diplopia binokular yaitu penglihatan ganda terjadi apabila si pasien
melihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata
ditutup.
E/:
• gangguan pergerakan otot bola mata sehingga sudut kedua mata tidak
sinkron (tahap awal seseorang yang akan menjadi juling atau strabismus).
• kerusakan saraf yang melayani otot otot bola mata. Kerusakan saraf ini
disebabkan oleh stroke, cidera kepala, tumor otak dan infeksi otak.
• Diabetes, miastenia gravis, penyakit graves, trauma atau cedera pada otot
mata dan kerusakan pada tulang penyangga bola mata.
• Diplopia monokular yaitu diplopia yang hanya terjadi pada satu mata.
Penglihatan ganda muncul saat salah satu mata ditutup.
Terjadi pada:
• astigmatisme,
• gangguan lengkung kornea,
• pterigium,
• katarak,
• dislokasi lensa mata,
• gangguan produksi air mata dan
• beberapa gangguan pada retina.
Astigmatisme
• Kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak
sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama
• Astigmat Ireguler
• Tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus.
• Akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga
bayangan menjadi iregular.
• Infeksi kornea, trauma, dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada
meridian lensa yang berbeda
Etiologi Astigmatisme
• Umumnya diturunkan (faktor genetik)
• sering muncul sejak anak anak
• Tekanan yang berlebihan pada kornea
• Kebiasaan membaca yang buruk
• Kebiasaan menggunakan mata untuk melihat objek yang terlalu dekat
Tanda dan Gejala Astigmatisme
• Sakit kepala
• Kelelahan pada mata
• Kabur saat melihat benda berjarak dekat maupun jauh
Astigmatisme
• Berkas sinar tidak difokuskan pada 1 titik pada retina tetapi pada 2 garis titik api
yang saling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
• Bayi baru lahir biasanya kornea bulat atau sferis astigmatisme with the rule
kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau lebih kuat atau
jari2nya lebih pendek dibanding bidang horisontal lensa silinder negatif –
sumbu 180 derajat.
• Usia pertengahan, kornea menjadi lebih sferis sehingga astigmatisme againts
the rule
• Akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat dibanding vertikal.
• Sering pada usia lanjut
• Koreksi dengan silinder – sumbu tegak lurus (60-120 derajat) atau silinder positif – sumbu
horizontal (30-150 derajat)
Astigmatisme Regular Berdasarkan Letak
Daya Bias Terkuatnya
Astigmatisme Regular Berdasarkan
Letak Daya Bias Terkuatnya
AMBLIOPIA
gangguan mata berupa penurunan tajam penglihatan akibat adanya
gangguan perkembangan penglihatan selama masa kanak-kanak
• Juga dikenal dengan istilah lazy eye atau “mata malas”.
• Bila salah satu mata memiliki tajam penglihatan yang baik sedangkan
mata yang lainnya tidak, maka mata dengan tajam penglihatan yang
lebih buruk akan mengalami ambliopia.
• Masa terapi ambliopia yang paling baik adalah selama masa bayi dan
awal masa anak-anak.
ETIOLOGI
• Umumnya kondisi ini bersifat diturunkan.
• Ada 3 penyebab utama ambliopia, yaitu:
• Strabismus (Juling)
terjadi untuk menghindari penglihatan ganda (double) oleh anak tersebut. Mata yang juling
adalah mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk.
• Kelainan refraksi yang tidak seimbang antar kedua mata
ambliopia bisa muncul bila salah satu mata tidak fokus oleh karena ukuran minus, plus, atau
silinder yang lebih besar bila dibandingkan dengan mata sebelahnya.
Ambliopia juga bisa muncul pada dua mata sekaligus bila tajam penglihatan pada kedua
mata sangat buruk. Keadaan ini muncul pada penderita minus, plus atau silinder tinggi.
• Kekeruhan pada jaringan mata yang normalnya jernih, mis: katarak. Keadaan ini adalah
penyebab ambliopia yang paling buruk.
Diagnosis
• Tes tajam penglihatan.
Karena memeriksa tajam penglihatan pada anak-anak yang lebih kecil
sangat sulit, dokter mata dapat menilai tajam penglihatan anak-anak ini
dengan melihat reaksi bayi mengikuti suatu benda. Pemeriksaan
dilakukan pada masing-masing mata yang ditutup secara bergantian
(patch). Jika salah satu mata ambliopia dan mata yang tajam baik
ditutup, maka bayi akan memberikan reaksi berupa mengintip dari balik
patch, berusaha membuka patch, atau menangis.
KLASIFIKASI
a. Ambliopia Fungsional
Suatu keadaan dimana secara anatomis tidak didapatkan kelainan pada masing-masing mata, tetapi didapati gangguan
penglihatan binokuler
b. Ambliopia Strabismik
Ambliopia yang disebabkan oleh adanya juling pada anak sebelum penglihatan berkembang sempurna
c. Ambliopia Refraktif
- Ambliopia anisometropik : Ambliopia yang disebabkan perbedaan refraksi yyang besar pada kedua mata (>2,5 D)
- Ambliopia ametropik : Ambliopia yang disebabkan kelainan refraksi (miop, hipermetrop, astimatisma) yang begitu besar yang
tidak dikoreksi
d. ambliopia ex anopsia (sensorik)
Ambliopia yang terjadi akibat penglihatan terganggu saat perkembangan penglihatan bayi. Misalnya pada katarak kongenital,
ptosis, kekeruhan korena sejak lahir
e. Ambliopia Toksik/ Intoksikasi :
Ambliopia yang terjadi karena tembakau, obat-obatan, maupun minuman keras yang mengandung metil alkohol
f. Ambliopia histeria
Ambliopia yang terjadi akibat histeria
AMBLIOPIA TOKSIK
• Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak.
• Neuritis toksik optik dapat terjadi pada keracunan alkohol/ tembakau,
timah dan bahan toksik lainnya. Tanda : lapangan pandangan yg
berubah – ubah
• berkurangnya penglihatan karena keracunan alkohol ambilopia
alkohol.
STRABISMUS
Keterangan
Definisi Suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan
abnormal dari letak satu mata terhadap mata yang
lainnya, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan
pada waktu yang sama, kedua mata tidak tertuju pada
benda yang sama
Strabismus
STRABISMUS
Keterangan
Etiologi •Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot
yang menggerakan mata (strabismus non-paralitik)
•Strabismus non-paralitik biasanya disebabkan oleh
suatu kelainan di otak
•Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak
mata (strabismus paralitik). Kelumpuhan pada otot
mata bisa disebabkan oleh kerusakan saraf
•Gangguan persyarafan
•Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi
•Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang
mempunyai riwayat strabismus dalam keluarganya
beresiko tinggi menderita strabismus juga
• Beberapa keadaan yang bisa ditemukan bersamaan dengan strabismus:
# Ambliopia
# Retinopati pada prematuritas
# Retinoblastoma
# Cedera otak traumatik
# Hemangioma di sekitar mata (pada masa bayi)
# Sindroma Apert
# Sindroma Noonan
# Sindroma Prader-Willi
# Trisomy 18
# Rubella kongenitalis
# Sindroma inkontinensia pigmen
# Cerebral palsy
STRABISMUS
Keterangan
Patofisiologi •Dengan penglihatan normal, kedua mata akan menuju satu titik/obyek yang
menjadi pusat perhatian
•Kemudian otak menyatukan kedua bayangan yang terbentuk dari masing-masing
mata menjadi satu bayangan tunggal yang tiga dimensi
•Bayangan tiga dimensi inilah yang memberikan kita persepsi kedalaman (depth
perception)
•Bila salah satu mata bergulir, dua gambar yang berbeda akan dikirim ke otak
•Pada anak-anak usia muda, otak belajar mengabaikan bayangan dari mata yang
bergulir dan hanya melihat satu bayangan dari mata yang lurus atau mata yang
melihat lebih baik
•Kemudian anak tersebut kehilangan depth perception (kedalaman penglihatan)
•Orang dewasa yang mengalami juling sering mengeluh penglihatan ganda/ dobel
karena otaknya sudah terlatih untuk menerima bayangan dari kedua mata dan tidak
dapat mengabaikan bayangan dari mata yang bergulir/menyimpang.
STRABISMUS
Keterangan
Tanda dan gejala - mata juling (bersilangan)
- mata tidak mengarah ke arah yang sama
- gerakan mata yang tidak terkoordinasi
- penglihatan ganda
- kedua mata tidak sejajar
- kedua mata tidak bisa bergerak bersama-sama
- kehilangan penglihatan pada salah satu mata, termasuk kehilangan
kemampuan untuk melihat obyek tiga dimensi
Pemeriksaan Cover test, Cover uncover test, Hirschberg test, Krymsky test
Penatalaksanaan
• Penanganan strabismus
• Menutup mata yang sehat
• Kacamata khusus
• Operasi
• Prevalensi:
• Biasanya pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital atau penyulit mata lokal menahun
• Individu umur 65-74 tahun 50%
• Umur >75 tahun 70%
13/08/2014
Patofisiologi
Perubahan protein pada dapat mengubah Warna lensa berubah
lensa mata kuning atau coklat
• Komplikasi
• Makula lutea tidak berkembang sempurna, nistagmus, dan strabismus
Halo + serangan - -
13/08/2014 152
Glaukoma Akut / Sudut Tertutup
• Glaukoma ini terjadi jika terdapat :
• Kenaikan mendadak TIO akibat penutupan sudut COA oleh iris perifer
sehingga menghalangi keluarya akuos humor mll trabekula
• Sakit mata disertai penurunan ketajaman mendadak
• Tanda2 kongesti ( mata merah, kelopak mata bengkak)
• Glaukoma akut hanya terjadi pada orang yg memiliki sudut bilik mata
yg sempit dg predisposisi anatomis
Gejala Klinik
Prodormal Kongestif
• Injeksi perikornea ringan • Palpebra : bengkak
• Konjungtiva bulbi : hiperemi kongestif
• Kornea agak suram (edem) • Kornea : keruh, insensitif krn tekanan saraf pd kornea
• BMD : dangkal
• BMD dangkal • Iris : kelabu ( edem)
• Pupil sedikit melebar saat reaksi • Funduskopi : penggaungan dan atrofi
• Tonometri : TIO kongestif lebih tinggi
cahaya • Tonografi : outflow baik tapi ada perlengketan iris dan
• TIO tinggi trabekula
• Genioskopi : COA tetep sempit (24 jam)
• Tes provokasi jika meragukan : tes kamar gelap, tes
midriasis, tes membaca, tes bersujud (prone test)
Pengobatan
• Pada fase non-kongestif : pilokarpin, CAI, operasi
• Pada fase kongestif :
• Miotikum ( pilokarpin) : mengecilkan pupil
• CAI : mengurangi produksi HA
• Obat hiperosmotik (gliserin)
• Mengurangi nyeri (morfin) mengecilkan pupil
• Operasi : iridektomi perifer, operasi filtrasi
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
(CHRONIC SIMPLE GLAUKOMA)
• Penyakit yang berlangsung lama / kronik
• Tidak ada tanda yang jelas dari luar
• TIO meningkat
• Tidak memberi banyak keluhan pada penderita bahaya
• Saat mulai mengeluh dan pergi ke dokter penyakit sudah lanjut
• Tonometri rutin dianjurkan dan cara termudah untuk mendeteksi
• Ada riwayat keluarga
Mekanisme
• Hambatan terletak di dalam jaringan trabekulum sendiri
• Akuos humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum,
sampai di dalam terbentur celah-celah trabekulum yang sempit
akuos humor tidak dapat keluar dari bola mata dengan bebas.
Gejala Klinik
• Tidak memberi tanda-tanda dari luar
• Perjalanan penyakit perlahan dan progresif dengan merusak papil saraf optik
(ekskavasi)
• Penderita baru sadar bila keadaan sudah lanjut
• Bilateral, tapi yang satu mulai lebih dahulu
• Ditemukan pada penderita umur 40 tahun keatas
• PENGOBATAN
• Diberi secara teratur dan pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan tidak
mencapai hasil memuaskan
Pengobatan dengan obat-obatan
• Miotik
• Pilokarpin 2-4%, 3 – 6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan
mata – outflow)
• Eserin ¼ - 1%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata –
outflow)
• Simpatomimetik
• Epinefrine 0.5 – 2%, 1-2x I tetes sehari (menghambat produksi akuos humor)
• Beta-blocker
• Timolol maleate 0,25 – 0,50%, 1-2x tetes sehari. (menghambat produksi
akuos humor)
• Carbonic anhidrase inhibitor
• Asetazolamid 250 mg, 4x1 tablet (menghambat produksi akuos humor)
• Obat diberikan satu demi satu atau kalau perlu kemudian baru dikombinasi
• Kalau tidak berhasil, frekwensi tetes mata dinaikkan atau presentase obat
ditingkatkan atau ditambah dengan obat tetes lain seperti epinefrin atau
tablet asetazolamid
• Apabila tekanan diatas 21 mmHg maka penderita dirujuk ke dokter spesialis
mata
Pembedahan
• Dilakukan apabila obat-obatan yang maksimal tidak berhasil menahan
tekanan bola rata dibawah 21 mmHg dan lapang pandang terus
mundur
• Jenis pembedahan :
• Trepanasi Elliot atau pembedahan skleretomi Scheie
• Trabekulektomi
RETINOPATI
Keterangan
Definsi Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
Gambaran Cotton wool patches gambaran eksudat pada
retina akibat penymbatan arteri prepapil sehingga
terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Faktor resiko Terdapat pada hipertensi, retinopati diabetes,
penyakit kolagen, anemia,penyakit hodgkin dan
keracunan monooksida
RETINOPATI ANEMIA
• Pada anemia dapat terlihat perubahan perdarahan dalam dan superfisial,
termasuk edema papil.
RETINOPATI HIPOTENSI
• Wet form
• Characterized by the growth of abnormal blood vessels from the choroid underneath the
macula (choroidal neovascularization) leak blood and fluid into the retina distortion of
vision that makes straight lines look wavy, as well as blind spots and loss of central vision.
• These abnormal blood vessels eventually scar, leading to permanent loss of central vision.
• Risk Factor:
• Age > 60
• Genetics
• Smoking, high blood pressure, high cholesterol, obesity, and being light skinned,
female, and having a light eye color.
• Symptoms:
• Dark, blurry areas in the center of vision
• Diminished or changed color perception
• Diagnosis:
• Eye examination: the presence of drusen or pigment clumping.
• Amsler grid (a pattern of straight lines that resemble a checkerboard) some of
the straight lines may appear wavy or missing.
• Angiography/OCT to see if there are new vessels or vessels leaking fluid or
blood in the macula.
• Treatments: to prevent severe vision loss or slow the progression of the disease.
• Anti-angiogenesis drugs. Avastin, Eyelea, Lucentis, Macugen block the development of
new blood vessels and leakage from the abnormal vessels within the eye that cause
wet macular degeneration.
• Vitamins. For certain individuals, vitamins C, E, beta-carotene, zinc and copper can
decrease the risk of vision loss in patients with intermediate to advanced dry macular
degeneration.
• Laser therapy. Destroy actively growing abnormal blood vessels.
• Photodynamic laser therapy. A light-sensitive drug (Visudyne) & cold laser are used to
damage the abnormal blood vessels.
• Low vision aids. Special lenses/electronic systems that produce enlarged images of
nearby objects.
• Prognosis:
• People rarely lose all of their vision from age-related macular
degeneration. They may have poor central vision, but they are still
able to perform many normal daily activities.
• The wet form of macular degeneration is a leading cause of
irreversible vision loss.
• The dry form of age-related macular degeneration is much more
common and tends to progress more slowly.
• The condition can recur and require repeated treatments.
ABLASI RETINA
Keterangan
Definisi Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dengan
dari sel epiel pigmen retina
Epidemiologi Biasanya > 45thn, laki-laki > perempuan
Bentuk Ablasi retina regmatogenosa, Ablasi retina eksudatif , Ablasi retina
traksi (tarikan)
Etiologi Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel
pigmen epitel gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah
koroid yang bila berlangsung lama gangguan fungsi yang
menetap
Patofisiologi Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan
membran Bruch. Antara sel kerucut dan sel batang tidak terdapat
suatu perlekatan struktural dengan koroid atau pigmen epitel
titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis
ABLASI RETINA REGMATOGENOSA
Keterangan
Definisi Ablasi akibat robekan retina sehingga carian masuk ke belakang antara sel pigmen
epitel dengan retina.
Tanda dan gejala Gangguan penglihatan (spt tabir yang menutup)
Riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapang penglihatan
Faktor resiko Miopia tinggi, pasca retinitis, degenerasi retina di perifer
Pemeriksaan Funduskopi terlihat retina terangkat berwarna pucat + pembuluh darah
diatasnya dan adanya robekan retina berwarna merah
Bila bergerak retina ablasi bergoyang
Pigmen dlm badan kaca
Pupil defek aferen pupil
TIO rendah; dapat meninggi bila terjadi neovaskular glukoma pada ablasi yang
telah lama
Diagnosis Banding Iskemik otak neuropati, edema papil akut, hipertensi berat, toksik
neuropati
Pemeriksaan Foto sinar X kanal optik, sela tursika, CT orbita dan kepala
Prognosis Sembuh sempurna, mengakibatkan atrofi papil saraf optik parsial atau
total
NEURITIS OPTIK
NEURITIS INTRAOKULAR ATAU
PAPILITIS
Keterangan
Definisi Papilitis – radang serabut retina saraf optik yang masuk pada papil
saraf optik dalam bola mata
Tanda dan gejala •Lapangan pandang menciut, bintik buta melebar, skotoma sentral,
sekosentral dan altitudinal
•Defek pupil aferen
Papil perdarahan, eksudat, arteri retina menciut dan vena
melebar
•Edema papil <2-3 dioptri
•Eksudat star figure dari papil ke makula
•Papil saraf optik memucat
•Sel radang di badan kaca
• Tidak sakit