Anda di halaman 1dari 6

TENSION TYPE HEADACHE

• Nyeri kepala dengan rasa nyeri dalam, seperti tertekan berat atau terikat
erat, umumnya bilateral.
• Menurut lama berlangsungnya dibagi menjadi tension type headache
episodik dan kronik.
• Etilogi:
• Disfungsi oromandibular
• Stres psikologik
• Ansietas
• Depresi
• Nyeri kepala sebagai delusi
• Stres otot
• Kelebihan minum obat pereda nyeri kepala tipe tegang
I. ANAMNESIS
• Nyeri difus seluruh kepala hingga tengkuk dan bahu
• Rasa nyeri yang menjalar
• Berlangsung selama 30 menit hingga 1 minggu penuh
• Rasa nyeri seperti terikat tali kencang, kepala berat, pegal, tidak
berdenyut.
• Terasa tidak nyaman pada leher
• Dapat ditemukan insomnia, nafas pendek, konstipasi, penurunan berat
badan, palpitasi dan gangguan haid.

II. PEMERIKSAAN FISIK


• Umumnya normal.
• Pemeriksaan skala nyeri menggunakan VAS.
III. DIAGNOSIS KLINIS
• Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik normal.

IV. DIAGNOSA BANDING


• Migrain
• Cluster headache
• Sinusitis
• Penggunaan analgetik berlebih
• Tumor
• Nyeri kepala psikosomatis
• Nyerikepala servikogenik
Algoritma
Tatalaksana
TENSION TYPE
HEADACHE

 Ibuprofen 200-400mg, dosis maksimal 2400 mg/hari,


3-4 kali sehari
 Parasetamol 1000-2000 mg/hari 3-4 kali perhari
 Aspirin
 Antidepresan : amitriptilin 30-75 mg/hari dosis
tunggal, maksimal 150 mg/hari
• Saat serangan akut, diajurkan untuk segera konsumsi analgesik,
monitoring dilakukan dengan memantau perubahan VAS sebelum
dan setelah mengkonsumsi analgesik.
• Pertimbangkan untuk merujuk:
1. Bila nyeri kepala tidak membaik dengan terapi adekuat setelah 2 minggu
atau keluhan bertambah berat, maka dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.
2. Bila nyeri kepala disertai defisit neurologis, maka pasien langsung dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis
saraf.
3. Bila disertai depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien
harus dirujuk ke pelayanan sekunder yang memiliki dokter spesialis jiwa.
• Komplikasi
• Akibat pemakaian analgesik jangka panjang
• Beresiko menderita epilepsi 4 kali lebih tinggi

• Prognosis umumnya bonam

• Pencegahan
• Menjalani pola hidup sehat
• Menghindari faktor pemicu terjadinya nyeri kepala seperti stress dengan melakukan
relaksasi tubuh.
• Menghindari penggunaan obat analgesik berlebihan dan menggunakan obat secara
teratur dan tepat.

1. BPJS Kesehatan. (2016). Panduan tatalaksana 20 kasus non spesialistik di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
2. Pengurus Besar Ikatan Dokter indonesia. (2015). Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer edisi 1.
3. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. (2015). Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer edisi 1.
4. Yogarajah, M. (2015). Headache and craniofacial pains. In M. Yogarajah, Crash course neurology: Headache and craniofacial pain. 4th Ed (pp. 139-143). US: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai