Oleh: Dina Eklesia Agapa, S. Ked Pembimbing: dr. Nelly Y. Tan Rumpaisum, Sp. S
SMF NEUROLOGI RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA-PAPUA 2021 Nyeri kepala primer Nyeri kepala sekunder (tanpa lesi organik) (dengan lesi organik)
Nyeri kepala karena trauma
kepala Migraine Nyeri Kepala Nyeri kepala karena kelainan vaskular
(Headache) Tension Type Nyeri kepala karena kelainan
intracranial nonvaskular Headache (TTH ) Nyeri kepala karena penggunaan suatu zat Cluster headache Nyeri kepala karena infeksi, dll
Internatonal Headache Society (HIS), 2004
Tension Type Headache (TTH) Tension-type headache merupakan jenis nyeri kepala yang paling sering. Angka kejadian 63% pada pria dan 86% pada wanita selama waktu estimasi 1 tahun. Lebih Epidemiologi sering terjadi pada wanita dewasa (4:3). Onset awal tension-type headache terjadi 40% pada usia <20 tahun dan puncaknya pada usia 20 dan 50 tahun. TTH episodik bila nyeri kepala berlangsung selama 30 menit hingga 7 hari atau < 15 hari dengan episode serangan dengan rerata < 1 hari/bulan (< 12 hari /tahun). Klasifikasi TTH kronis bila nyeri kepala terjadi ≥ 15 hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan (≥ 180 hari/tahun). Penderita TTH kronis sangat sensitif terhadap rangsangan. Patofisiologi
Kontraksi Asam laktat,
vasokstriksi ↑ Nyeri pada otot yang Suplai darah as. Piruvat pembuluh metabolisme otot dan terus ↓ dsb. darah anaerob ligamen menerus menumpuk Kebiasaan posisi kepala ditekuk kebawah dalam waktu lama (mis.:membaca dan menulis), Pasien yang sering tidur dengan posisi kurang baik ataupun menggunakan bantal terlalu tinggi. Hipotensi dan Anemia (rendahnya suplai oksigen menuju otot Faktor Pemicu yang mengakibatkan kondisi iskemia pada otot) Stres dan Depresi bukan pemicu langsung (munculnya kontraksi otot yang berlebihan) Sensinitasi Sentral dan Perifer karena nyeri dan stres yang berulang terus menerus ↓ ambang nyeri. Nyeri akan lebih mudah muncul oleh penyebab yang sederhana sekalipun, dengan durasi yang lebih lama KRITERIA DIAGNOSA 1. Kualitas nyerinya khas, yaitu: menekan (pressing), mengikat (tightening), tidak berdenyut (nonpulsating). biasanya didaerah frontal dan leher. 2. Nyeri bersifat bilateral 3. Intensitas ringan-sedang Manifestasi 4. Nyeri berlangsung dari 30 menit dan dapat berlangsung Klinis sampai 7 hari (akut). Nyeri berlangsung beberapa jam/secara terus-menerus (kronik). 5. Tidak diperberat dengan aktivitas rutin (mis.: berjalan/naik tangga) 6. Tidak ditemukan fotofobia dan fonofobia 7. Tidak ada mual dan muntah Digambarkan seperti ada tali yang mengikat kencang sekali di TENSION kepala Diagnosis Migraine headache Sakit yang berdenyut dan sering kali hanya Banding Cluster headache MIGREN terjadi di salah satu sisi kepala
Sakit di dalam &
sekitar mata yang terjadi secara berulang dalam siklus tertentu CLUSTER Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor pencetus TTH.
Mayoritas (80%) penyebab TTH adalah stres dan postur tubuh yang tidak benar (mis.: duduk/bekerja didepan komputer selama berjam- Penatalaksanaan jam) (Terapi non-farmakologi)
Secara non-farmakologi, bisa dilakukan cognitive behavioral therapy
(CBT), menajemen stres, konseling, terapi relaksasi, latihan postur dan posisi, masase (pemijatan), ultrasound, kompres panas/dingin, akupuntur transcutaneus electrical simulation (TENS). Pilihan untuk TTH akut adalah : Analgesik: Aspirin 1000 mg/hari, paracetamol 1000 mg/hari, NSAIDs : Naproksen 660-750 mg/hari, ketoprofen 25-50 mg/hari, ibuprofen 800 mg/hari, dilofenak 50-100 mg/hari). Pemberian analgesik dalam waktu lama memiliki efek samping berupa Penatalaksanaan ulkus gaster, ulkus duodenum, penyakit ginjal, penyakit hepar, dan (Terapi farmakologi) gangguan fungsi platelet.
Kafein (analgesik adjuvan) 65 mg.
Kombinasi: 325 mg (aspirin/asetaminofen) + 40 mg kafein. Pemakaian obat analgesik yang dikombinasi dengan kafein dapat memunculkan ketergantungan.
Terapi farmakologi yang diberikan pada serangan akut
tidak boleh diberikan > 2 hari/minggu. Pilihan untuk TTH kronik adalah : Antidepresan gol. trisiklik: amitriptilin 30-75 mg/hari efek samping berupa penambahan berat badan (meningkatkan Penatalaksanaan nafsu makan), gangguan jantung, hipotensi ortostatik, dan (Terapi farmakologi) efek anti kolinergik (mulut kering, mata kabur, tremor, disuria, retensi urin, dan konstipasi).
Antiansietas gol. Benzodiazepin : diazepam 5-
30mg/hari, klordiazepoksoid 10-75 mg/hari, alprazolam 0,25-0,5 mg 3xhari. Obat ini terutama diberikan untuk pasien dengan komorbid ansietas. Intervensi non-farmakologis misalnya: 1. Latihan relaksasi, 2. Terapi kognitif, biofeedback training, 3. Cognitive-behavioural therapy, atau kombinasinya. 4. Modifikasi perilaku dan gaya hidup : Istirahat di tempat tenang atau ruangan gelap. Pencegahan Peregangan leher dan otot bahu 20-30 menit, idealnya setiap pagi hari, selama minimal seminggu. Hindari terlalu lama bekerja di depan komputer, beristirahat 15 menit setiap 1 jam bekerja, Saat tidur, upayakan dengan posisi benar, Bekerja, membaca, menonton TV dengan pencahayaan yang tepat. Thank You daftar pustaka :
Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI, 2013, Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Konsenses Nasional IV. Airlangga University Press. Surabaya. p. 11-30. Kusumoputra S, 1986, Nyeri Kepala Migren. Nyeri Kepala Menahun. UI Press. Jakarta. p. 11-16. Sjahrir H, 2004, Nyeri Kepala. Buku 1. USU Press and Publishing. Medan. p. 1- 56. Anindhita, T. dan Wiratman, W. 2017, Buku Ajar Neurologi, Departemen Neurologi FKUI, Jakarta. p. 579- 586 S.King, Deborah and Khaterina C, 2015, Herndon. Headache in Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach.. McGraw-Hill Companies Busdh and Mayer. 2011. Serotonin : Reseptor Agonist and Antagonist in The Pharmocologival Basic of Therapeutic, Ten Edition. The United States of America: McGraw-HillCompanies