Anda di halaman 1dari 12

TENSION HEADACHE

TTH
 Tension Type Headache (TTH) ; nyeri kepala primer paling
sering ditemukan
 Faktor psikologi merupakan faktor pencetus dan comorbid

 Perempuan lebih banyak daripada laki-laki

 ETTH > CTTH


ETIOLOGI
 Penyebab dari TTH masih belum diketahui secara pasti.
 TTH dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stres,
kecemasan, depresi, dan konflik emosional.
 Dapat juga terjadi karena posisi kepala yang menetap dalam
jangka waktu lama, mengakibatkan kontraksi otot-otot
kepala dan leher, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi
tidur dan kelelahan.
TENSION TYPE HEADACHE
 Sakit kepala tegang yang rasa sakitnya biasanya menyebar
di sekitar dahi, bagian belakang kepala, sampai leher.
 Digambarkan seperti ada tali yang mengikat kencang
kepala .
 2 jenis tension headache:

1. Tension type headache episodik

2. Tension type headache kronik


TENSION TYPE HEADACHE EPISODIK
A. Terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata
<1hari/bulan (<12hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-
D
B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas
1. lokasi bilateral
2. menekan/mengikat ( tidak berdenyut)
3. intensitasnya ringan atau sedang
4. tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan
atau naik tangga.
D. Tidak didapatkan mual / muntah
E. Terdapat fotofobia atau fonofobia
TENSION TYPE HEADACHE KRONIS

 Nyeri kepala yang berasal dari ETTH, denga serangan tiap


hari / serangan episodik nyeri lebih sering dan
berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.
 Nyeri kepala bilateral, menekan/mengikat dalam kualitas,
dan intensitas ringan atau sedang.
 Nyeri tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik rutin.

 Kemungkinan terdapat mual, fotofobia/fonofobia ringan.


KRITERIA DIAGNOSIS
A. Nyeri kepala timbul >15 hari/bulan, berlangsung >3
bulan (>180hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus-
menerus
C. Memiliki paling tidak 2 karakteristik :

1. lokasi bilateral
2. menekan/mengikat ( tidak berdenyut)
3. ringan/sedang
4.tidak memberat dengan aktifitas fisik
D. Tidak didapatkan :
1. lebih dari 1 fotofobia, fonofobia
2. mual / muntah
PATOGENESIS
 Patogenesis yang pasti belum diketahui
 Faktor psikologik : ketergantungan obat, gangguan
sexualitas, gangguan pengendalian diri, broken home, dsb
 Test psikologis : anxiety, depresi, hypochondriasis.

 Hipersensitif (sensitisasi sentral) neuron di nucleus


caudalis trigeminus dan kornu dorsalis spinalis –
neurotransmitter – kontraksi otot perikranial yang
berkepanjangan – nyeri myofascial perikranial
 Faktor hormonal : kadar trombosit rendah – mekanisme
kontrol nyeri.
 Faktor vaskular : tidak terbukti
DIAGNOSA BANDING

 Migren

 Penyakit sinus
 Penyakit mata

 Penyakit tulang belakang leher

 Massa intrakranial

 Hipertensi intrakranial idiopatik

 Obat sakit kepala berlebihan

 Sakit kepala sekunder(gangguan lain)

 Arteritis giant cell (>50 tahun)

 Dermatokalasis
TATALAKSANA PENGOBATAN

a) Karena bersifat jangka panjang, hindari zat-zat adiktif


misalnya golongan benzodiazepin dan analgetik opiat.
b) Analgetik non narkotik (paracetamol,ibuprofen).
Sebagian perlu ditambahkan obat antidepresan seperti
amitriptilin dan doksepin, jika nyeri kepala disertai
gangguan pola tidur.
c) Bagi mereka dengan masalah pencernaan (maag dan
pendarahan), parasetamol dianjurkan.
d) Obat Anti cemas, seperti diazepam 5-30 mg/hari.
Alprazolam 0.25-0.50 mg.
TATALAKSANA

a) Relaksasi, hipnosis, meditasi, dsb dapat mengurangi


berat ringan dan frekuensi serangan.
b) Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas /
depresi berat.
c) Fisioterapi dan kompresi hangat
 Pastikan pasien tidak dalam keadaan dehidrasi, jika ya
beri minum air.
 Berolahraga ringan seperti peregangan pada daerah leher
dan bahu dapat membantu dalam meredakan ETTH dan
CTTH yang disertai nyeri leher
PENCEGAHAN

a. Postur tubuh yang baik dapat mencegah sakit kepala


yang disertai sakit leher
b. Konsumsi alkohol dapat membuat nyeri kepala
bertambah parah
c. Menjaga hidrasi tubuh dengan asupan minum air yang
cukup
d. Yang sering mengatupkan rahang memiliki
kemungkinan nyeri kepala, perlu mendapatkan
perawatan dokter gigi.
e. Melakukan relaksasi

Anda mungkin juga menyukai