Anda di halaman 1dari 7

TENSION TYPE HEADACHE

Tension type headache (TTH), atau disebut juga sakit kepala tegang, adalah
tipe nyeri kepala yang paling sering terjadi pada populasi umum. TTH ditandai
dengan episode berulang dari nyeri kepala dengan manifestasi berupa nyeri kepala
yang menekan atau menyempit, intensitas ringan hingga sedang pada kedua sisi
kepala, dan tidak dipengaruhi aktivitas.

TTH dahulu dikenal sebagai psychogenic headache, stress headache,


psychomyogenic headache, dan  muscle contraction headache, namun berganti
menjadi TTH sejak ditetapkan oleh International Classification Headache Diagnosis
I (ICHD I) tahun 1988.

Episode dari sakit kepala ini berulang dan durasi dapat bervariasi dari beberapa menit
hingga beberapa minggu. International headache Society classification (ICHD II)
mengkategorikan TTH menurut frekuensinya menjadi episodik (frekuen dan
infrekuen) dan kronik.

Epidemiologi Tension Type Headache


• Data epidemiologi menunjukkan bahwa tension type headache  (TTH)
merupakan tipe nyeri kepala dari nyeri kepala primer yang tersering.
• Sebuah penelitian tahun 2007, menyatakan bahwa 46% populasi global
mengalami nyeri kepala, dengan prevalensi global dari tension type
headache  (TTH) merupakan yang terbesar yaitu 42% pada orang dewasa.
• Studi Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors (GBD) studies
pada 2016 menyatakan bahwa terdapat 1,89 juta orang di dunia yang
menderita TTH pada tahun 2016.
• Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan pada mahasiswa senior fakultas
kedokteran, melaporkan bahwa TTH ditemukan pada 60,3% dari 73 orang

Etiologi Tension Type Headache

Etiologi dari tension type headache (TTH) belum diketahui secara pasti,


namun diduga berkaitan dengan kontraksi berkepanjangan pada otot leher dan kepala,
misalnya akibat stres, postur yang buruk, dan ansietas.
Sebuah studi oleh Madsen et al menunjukkan bahwa pasien dengan TTH
memiliki kekuatan otot leher untuk ekstensi yang lebih rendah dibandingkan kontrol.
Studi ini juga menemukan adanya kecenderungan kekuatan otot abduksi bahu yang
lebih rendah dibandingkan kontrol.
Faktor Risiko

Sebuah penelitian pada anak berusia 11 tahun melaporkan bahwa


kejadian tension type headache (TTH) berhubungan dengan kebiasan merokok ibu
saat hamil, lemak tubuh yang tinggi, dan masalah psikososial (bullying).
Studi lain oleh Lebedeva et al menyatakan bahwa TTH berkaitan dengan jenis
kelamin perempuan, hipertensi arterial, riwayat cedera otak traumatik, dan konsumsi
alkohol.
Patofisiologi Tension Type Headache
Patofisiologi tension type headache (TTH) masih belum diketahui sepenuhnya,
namun diduga berhubungan dengan kontraksi serta aktivasi dari sistem saraf di otot
dan leher.

Mekanisme Nyeri

Pada otot yang berkontraksi lama, dapat terjadi kontraksi otot iskemik akibat
penurunan aliran darah. Substansi seperti asam piruvat dan asam laktat yang
dikeluarkan dalam keadaan ini menyebabkan stimulasi nyeri pada lokasi dimana saraf
perifer tersebut terdistribusi. Pada tension type headache (TTH), lokasi nyeri adalah
pada area insersi otot leher posterior di area oksipital. Nyeri juga dapat menjalar ke
samping kepala serta area retroorbita.

TTH Episodik

Pada tension type headache  (TTH) episodik, diperkirakan mekanisme aktivasi


neuron afferent perifer di otot kepala dan leher menyebabkan nyeri kepala. Aktivitas
perikranial myofasial menyebabkan aktivasi trigger point sehingga terjadi sensitisasi
nosireseptor perifer.

TTH Kronik

Pada tension type headache (TTH) kronik, patofisiologi berhubungan dengan


mekanisme perikranial myofasial dimana terjadi sensitisasi nyeri jalur nosiseptif
sentral dari jaringan myofasial, yaitu nociceptive second-order neuron pada  spinal
dorsal horn (segmen servikal 2 dan 3) atau nukles trigeminal. Sensitisasi yang terus
memberikan stimulus menyebabkan TTH berubah dari episodik menjadi kronik.

Nitrik oksida juga diperkirakan menjadi mediator lokal dari TTH. Pemberian
dari NO menimbulkan gejala TTH pada pasien dengan TTH kronik, sedangkan
inhibisi dari produksi NO justru menurunkan ketegangan otot dan nyeri.

Diagnosis Tension Type Headache


Anamnesis

Nyeri kepala yang dirasakan pada tension type headache (TTH) adalah nyeri


kepala yang tumpul, rasa tertekan atau dijepit pada kepala. Nyeri kepala umumnya
dirasakan pada kedua sisi (bilateral) kepala, lokasi nyeri dapat berupa dahi, belakang
kepala, dan area temporal.  Derajat nyeri bervariasi dari intensitas ringan hingga
sedang. Durasi dari episode TTH berkisar 30 menit – 7 hari. Ciri khas dari TTH yaitu
gejala tidak dipengaruhi oleh aktivitas, tidak berdenyut, dan tidak terdapat kelainan
neurologi.

Pemeriksaan Fisik

Tension type headache  (TTH) dapat terjadi bersamaan dengan pericranial


tenderness. Pemeriksaan dilakukan dengan palpasi manual. Pergerakan rotasi dengan
jari telunjuk atau tengah dengan penekanan kuat (atau dengan palpometer) akan
menghasilkan nyeri pada otot frontal, temporal, massester, pterygoid,
sternocledoimastoid, splenius, dan trapezius. Pemeriksaan neurologi tidak
menunjukkan defisit neurologi.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dalam tension type headache (TTH) berfungsi bukan untuk


menegakan diagnosis namun untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan
penunjang yang disarankan yaitu pemeriksaan CT Scan kepala, MRI, dan funduskopi
yang berfungsi mencari kelainan organik yang dapat menyebabkan nyeri kepala.

Klasifikasi dan Diagnosis TTH

Klasifikasi dan kriteria diagnosis tension type headache menurut The


International Classification of Headache Disorders adalahs sebagai berikut :

TTH Episodik Infrekuen

A. Episode nyeri kepala minimal 10 dalam <1 hari per bulan (<12 hari/tahun) dan
memenuhi kriteria B-D.

B. Durasi nyeri kepala berkisar 30 menit – 7 hari.

C. Memenuhi 2 dari 4 kriteria :

 Lokasi bilateral

 Terasa menekan atau menyempit (tidak berdenyut)

 Intensitas ringan atau sedang

 Tidak diperparah oleh aktivitas seperti berjalan atau menaiki tangga

D. Gejala meliputi :

 Tidak ada mual atau muntah

 Tidak ada fotofobia atau fonophobia

E. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya.


TTH Episodik Frekuen

A. Episode nyeri kepala minimal 10 dengan rata – rata dalam 1-14 hari per bulan
dalam >3 bulan (>12 hari dan <180 hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D.

B. Durasi nyeri kepala berkisar 30 menit – 7 hari.

C. Memenuhi 2 dari 4 kriteria :

 Lokasi bilateral

 Terasa menekan atau menyempit (tidak berdenyut)

 Intensitas ringan atau sedang

 Tidak diperparah oleh aktivitas seperti berjalan atau menaiki tangga

D.  Gejala meliputi :

 Tidak ada mual atau muntah

 Tidak ada fotofobia atau fonofobia

E. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya.

TTH Kronik

A. Nyeri kepala terjadi rata – rata 15 hari dalam 1 bulan selama > 3 bulan (>180
hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D.

B. Durasi nyeri kepala berkisar 30 menit – 7 hari.

C. Memenuhi 2 dari 4 kriteria :

 Lokasi bilateral

 Terasa menekan atau menyempit (tidak berdenyut)

 Intensitas ringan atau sedang

 Tidak diperparah oleh aktivitas seperti berjalan atau menaiki tangga

D. Gejala meliputi :

 Tidak ada mual atau muntah

 Tidak ada fotofobia atau fonofobia

E. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya.

Klasifikasi Lanjutan
Dari ketiga klasifikasi tersebut tension type headache  (TTH) dapat dibagi menjadi
TTH dengan dan tanpa pericranial tenderness.

TTH Episodik Infrekuen Propable :

A. Satu atau lebih episode yang memenuhi seluruh kriteria kecuali satu kriteria dari
A-D dari TTH episodik infrekuen

B. Tidak memenuhi kriteria ICDH-3 untuk penyakit nyeri kepala lainnya.

C. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya.

TTH Episodik Frekuen Probable :

A. Satu atau lebih episode yang memenuhi seluruh kriteria kecuali satu kriteria dari
A-D dari TTH episodik frekuen probable

B. Tidak memenuhi kriteria ICDH-3 untuk penyakit nyeri kepala lainnya.

C. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya.

TTH Kronik Probable :

A. Satu atau lebih episode yang memenuhi seluruh kriteria kecuali satu kriteria dari
A-D dari TTH kronik

B. Tidak memenuhi kriteria ICDH-3 untuk penyakit nyeri kepala lainnya.

C. Tidak diperhitungkan sebagai diagnosis ICDH-3 lainnya. [17]

Penatalaksanaan Tension Type Headache


Abortif ( untuk mengurangi gejala )

Pada tension type headache (TTH) akut, obat yang dapat digunakan adalah :

 Ibuprofen 200-800 mg

 Ketoprofen 25 mg

 Aspirin 500-1000 mg

 Naproxen 375-550 mg

 Paracetamol 1000 mg

Profilaksis Tension Type Headache

Obat lini pertama untuk pencegahan tension type headache (TTH)


adalah amitriptyline. Lini keduanya adalah mirtazapine dan venlafaxine. Lini ketiga
adalah clomipramine, maprotiline, dan mianserin. Dosis yang direkomendasikan
adalah :

 Amitriptyline 30-75 mg per hari dibagi menjadi 3 dosis

 Mirtazapine 30 mg per hari

 Venlafaxine 150 mg per hari

 Clomipramine 75-150 mg per hari

 Maprotiline 75 mg per hari

 Mianserin 30-60 mg per hari

Terapi Nonfarmakologi

Terapi Psychobehaviour

Electromyographic biofeedback therapy merupakan terapi yang paling


dianjurkan. Electromyograph digunakan untuk menilai aksi potensial dari otot pasien
sehingga terdeteksi tegangan dari otot. Otot yang menegang tersebut akan diberikan
latihan relaksasi.

Latihan relaksasi dengan olahraga atau meditasi bertujuan untuk menurunkan


tegangan otot dan autonomic aurosal yang dapat menimbulnya nyeri kepala.

Cognitive behavioral therapy dapat diberikan agar pasien lebih baik dalam mengelola
stres.

Terapi Fisik

Terapi fisik yang berupa terapi olahraga yang merelaksasi otot leher dan
daerah oksipital dapat dianjurkan pada pasien TTH. Terapi fisik lainnya bisa meliputi
pemijatan, acupressure, stimulasi elektrik dan ultrasound, perbaikan postur, dan
terapi oromandibular.

Komplikasi
Komplikasi tension type headache (TTH) antara lain adalah ketergantungan
terhadap analgesik narkotik, perdarahan gastrointestinal karena
penggunaan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID), risiko epilepsi 4 kali
lebih tinggi dari orang tanpa TTH, dan penggunaan medikamentosa berlebihan.

Prognosis
Sebuah studi yang memantau pasien selama 10 tahun mengungkap bahwaa
44% pasien TTH kronik mengalami perbaikan gejala signifikan atau resolusi komplit.
29% pasien dengan TTH episodik berkonversi menjadi TTH kronik.
Hasil yang mirip juga dilaporkan oleh sebuah penelitian yang melibatkan 146
pasien dengan TTH episodik frekuen dan kronik, 45% pasien berubah menjadi tidak
ada TTH atau TTH episodik infrekuen setelah diperiksa 3 tahun kemudian.
Sedangkan 39% tetap menjadi TTH episodik frekuen dan 16% berubah menjadi atau
tetap sebagai TTH kronik.

Luaran yang buruk dari TTH berkaitan dengan adanya komorbiditas


berupa migraine atau gangguan tidur, dan status belum menikah.

Anda mungkin juga menyukai