Disusun oleh:
Rahmita Dewi K (4151121402)
Dessy Mira Vitaloka (4151121405)
Noventy Sutarman (4151121410)
Rachmayanti Nur (4151121417)
Aviryandi Wibawamukti (4151121425)
Annisa Halimatussadiah (4151121435)
Patricia Meilroviane S (4151121437)
Nathasya Beani Winde (4151121438)
Achmed Irfan Naseer (4151121454)
Raden Ayu Listya (4151121455)
Zahra (4151121465)
Pembimbing:
Nurul Aida, dr., Sp.F
yang biasa dikenal dengan istilah dead on arrival sering ditemukan dalam praktik
dokter sehari-hari. Dead on arrival merupakan istilah yang digunakan pada pasien
sudden death) atau kematian tidak wajar (unnatural sudden death) serta penyebab
Penentuan cara dan sebab kematian seseorang dapat menjadi penting terkait
keterangan kematian sementara saat diperiksa pertama kali oleh dokter. Dead on
sebab kematian pastinya melalui hasil otopsi klinis atau otopsi forensik.
Prosedur yang medikolegal dokter pada kasus dead on arrival adalah untuk
menentukan apakah termasuk kematian wajar atau tidak wajar. Maka dari itu
diperlukan pemahaman yang baik bagi seorang dokter tentang materi dead on
TINJAUAN PUSTAKA
pasien berada pada pelayanan kesehatan, tetapi dapat terjadi ketika pasien berada
perjalanan disebut dengan istilah Death On Arrival (DOA). Istilah ini sering
digunakan pada penemuan pasien yang ditemukan telah meninggal secara klinis
tepat ketika dilakukan pemeriksaan awal (Primary Survey) oleh tenaga medis di
dan hal pertama yang paling penting untuk memastikan dan menentukan apakah
kematian termasuk wajar atau tidak wajar. Ketika mendapatkan pasien dengan
kematian mendadak, hal pertama yang dilakukan adalah mencari tau mengenai
lebam mayat, kaku mayat, dan penurunan suhu tubuh. Namun, perlu
dipertimbangkan mengenai kemungkinan kematian tidak wajar. Sehingga tubuh
pasien dijauhkan dari manipulasi berlebihan karena bila pasien telah dicurigai
sebagai korban kematian yang tidak wajar, tempat ditemukannya korban dapat
yang dibawa atau berada pasien, seperti botol obat kosong, surat yang ditulis oleh
korban sebelum kematian, dan sejenisnya. Dokter umum harus dapat menentukan
mayat, lebam mayat, dan penurunan suhu tubuh. Bila didapatkan kecurigaan
kematian yang tidak wajar, dokter wajib menginformasikan kepada keluarga dan
pihak yang berwajib. Setelah itu, pihak yang berwajib akan mengirimkan surat
permintaan visum dan dokter harus dapat meyakinkan keluarga korban agar dapat
merupakan suatu keharusan. Sampel diambil dari semua organ yang dianggap
pada organ yang tampak secara makroskopik, walau mungkin kelainan tersebut
Eksisi sampel organ haruslah mencakup daerah yang normal dan daerah yang kita
1. Pakaian
Pakaian mayat dicatat dengan teliti meliputi bahan, warna dasar, warna,
corak atau motif, bentuk atau model, ukuran, dan merek. Indentifikasi bila ada
pengotoran atau robekan dan bila ditemukan saku maka harus diperiksa isinya.3
2.Tanda-tanda Kematian
a. lebam mayat: lebam mayat dapat digunakan sebagai tanda pasti kematian yaitu
keracunan CO atau CN, warna kecoklatan pada keracunan aniline, nitrit, nitrat,
persendian dan mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari
c. penurunan suhu tubuh: kecepatan penurunan suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu
keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh dan pakaian.
Selain itu suhu saat mati perlu diketahui untuk perhitungan perkiraan saat
kematian.4
1. Pemeriksaan Lidah
Pada permukaan lidah, perhatikan adanya kelainan bekas gigitan baru atau
lama. Bekas gigitan yang berulang dapat ditemukan pada penderita epilepsi.
Bekas gigitan ini dapat pula terlihat pada penampang lidah. Pengirisan lidah
sebaiknya tidak sampai teriris putus, agar setelah selesai autopsi, mayat masih
Untuk melihat kelenjar gondok dengan baik, otot-otot leher terlebih dahulu
tangan kiri, ujung bawah otot-otat leher dijepit dan sedikit diangkat, dengan
gunting pada tangan kanan, otot leher dibebaskan dari bagian posterior. Setelah
otot leher ini terangkat, maka kelenjar gondok akan tampakjelas dan dapat
pada kedua baga kelenjar gondok dan catat perangai penampang kelenjar ini.3
epiglotis. Perhatikan adakah edema, benda, asing, perdarahan dan kelainan lain.
Perhatikan pula pita suata dan kotak suara.Pembukaan trakea dilakukan dengan
trakea) sampai mencapai cabang bronkus kanan dan kiri. Perhatikan adanya benda
dengan menggunakan pinset dan gunting. Perhatikan adanya patah tulang, resapan
darah. Rawan gondok dan rawan cincin seringkali juga menunjukkan resapan
darah pada kasus dengan kekerasan pada daerah leher (pencekikan, penjeratan,
gantung).3
pemukaan depan ruas tulang leher. Perhatikan adanya tanda kekerasan pada
sekitar arteri ini. Buka pula arteri ini, dengan menggunting dinding depannya dan
perhatikan keadaan intima. Bila kekerasan pada daerah leher mengenai arteri ini,
kadang-kadang dapat ditemukan kerusakan pada intima, di samping terdapatnya
Kelenjar kacang biasanya telah berganti menjadi thymic fat body pada orang
bekas penekanan iga. Perhatikan warnanya, serta adanya bintik perdarahan atau
bercak perdarahan akibat aspirasi darah ke dalam alveoli (tampak pada permukaan
darah, luka, buih, dan sebagainya.Perabaan paru-paru yang normal terasa seperti
melakukan pengirisan paru-paru yang dimulai dari apeks sampai ke basal, dengan
jantung dengan jalan memegang apeks jantung dan dengan kepalan tinju kanan
mayat. Perhatikan akan adanya resapan darah, luka atau bintik-bintik
dipertahankan terus sampai autopsi jantung selesai. Vena kava superior dan
Dengan gunting buka pula aurikel kanan. Perhatikan akan adanya kelainan baik
pada aurikel kanan maupun atrium kanan.Dengan pisau panjang, masuki bilik
jantung kanan sampai ujung pisau menembus apeks di sisi kanan septum dengan
mata pisau mengarah ke lateral, lakukan irisan menembus tebal otot dinding
sebelah kanan. Dengan demikian, rongga bilik jantung sebelah kanan dapat
terlihat.3
katup, apakah terdapat penebalan, benjolan atau kelaman lain. Tebal dinding bilik
kanan diukur dengan terlebih dahulu membuat irisan tegak lurus pada dinding
belakang bilik kanan ini, 1 sentimeter di bawah katup.Irisan pada dinding depan
bilik kanan dilakukan menggunakan gunting, mulai dari apeks, menyusuri septum
pada jarak setengah sentimeter, ke arah atas menggunting dinding depan arteria
diiris ke arah lateral sehingga bilik kiri terbuka. Lakukan pengukuran lingkaran
katup mitral serta perulaian terhadap keadaao katup. Tebal otot jantung sebelah
kiri diukur pada irisan tegak yang dibuat 1 sentimeter di sebelah bawah katup
pada dinding belakang. Dengan gunting, dinding depan bilik kiri dipotong
menyusun septum pada jarak ½ sentimeter, terus ke arah atas, membuka juga
dinding depan aorta dan memotong katup semilunaris aorta. Lingkaran katup
diukur dan daun katup dinilai.Pada daerah katup semilunaris aorta dapat
ditemukan dua muara a. koronaria, kiri dan kanan. Untuk memeriksa keadaan a.
koronaria sama sekali tidak boleh menggunakan sonde, karena ini akan dapat
septum, dan a.koronaria kanan ke luar dari dinding pangkal aorta ke arah
belakang. Pada penampang irisan diperhatikan tebal dinding arteri, keadaan lumen
kelainan otot, baik merupakan kelainan yaug bersifat degeneratif maupun kelainan
bawaan.3
Nilai pengukuran pada jantung normal orang dewasa adalah sebagai berikut:
ukuran jantung sebesar kepalan tangan kanan mayat, berat sebesar 300 gram,
ukuran lingkaran katup serambi bilik kanan sekitar 11 cm, yang kiri sekitar 9,5
cm, lingkaran katup pulmonal sekitar 7 cm dan aorta sekitar 6,5 cm. Tebal otot
ditemukan tanda kekerasan merupakan resapan darah atau luka. Pada kasus
kematian bunuh diri dengan jalan menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi, bila
belakangnya mulai dari tempat percabangan a. iliaka komunis kanan dan kiri.
ateroma.Perhatikan pula muara dari pembuluh nadi yang keluar dari aorta
abdominalis ini, terutama muara a. renalis kanan dan kiri. Mulai pada muaranya,
a. renalis kanan dan kiri dibuka sampai memasuki ginjal. Perhatikan apakah
pemeriksaan lanjut pada bloc alat rongga perut dan panggul. Hal ini perlu
mendapat perhatian, karena bila telah dilakukan pemeriksaan atau telah dilakukan
pemisahan alat rongga perut dan panggul, anak ginjal sukar ditemukan. Anak
ginjal kanan terletak di bagian mediokranial dari kutub atas ginjal kanan, tertutup
oleh jaringan lemak, berada antara permukaan belakang hati dan permukaan
bawah diafragma. Untuk menemukan anak ginjal sebelah kanan ini, pertama-tama
Pada tempat yang disebutkan di atas, lepaskan dengan pinset dan gunting
jaringan lemak yang terdapat dan akan tampak anak ginjal yang berwarna kuning
Anak ginjal kiri terletak di bagian mediokranial kiri kutub atas ginjal kiri,
juga tertutup dalam jaringan lemak, terletak antara ekor kelenjar liur perut
(pankreas) dan diafragma. Dengan cara yang sama seperti pada pengeluaran anak
ginjal kanan, anak ginjal kiri yang berbentuk bulan sabit tipis dapat dilepaskan
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, ginjal digenggam pada tangan kiri dengan
pelvis ginjal dan ureter terletak antara telunjuk dan jari tengah. Irisan pada ginjal
dibuat dari arah lateral ke medial, diusahakan tepat di bidang tengah sehingga
penampang akan melewati pelvis ginjal. Pada tepi insan, dengan menggunakan
pinset bergigi, simpai ginjal dapat di”cubit” dan kemudian dikupas secara tumpul.
Pada ginjal yang normal, hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Pada ginjal yang
mengalami peradangan, simpai ginjal mungkin akan melekat erat dan sulit
Juga perhatikan pelvis ginjal akan kemungkinan terdapatnya batu ginjal, tanda
pada permukaan hati dapat ditemukan kelainan berupa jaringan ikat, kistakecil,
Pada perabaan, hati normal memberikan perabaan yang kenyal. Tepi hati
melintang pada punggung hati sehingga dapat terlihat sekaligus baik bagian kanan
maupun kiri. Hati yang normal menunjukkan penampang yang jelas gambaran
hatinya. Pada hati yang telah lama mengalami perbendungan dapat ditemukan
terdapatnya batu empedu. Untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan pada saluran
empedu, dapat dilakukan pemeriksaan dengan jalan menekan kandung empedu ini
cairan coklat hijau keluar dari muara tersebut, ini menandakan saluran empedu
Buatlah irisan penampang limpa, limpa normal mempunyai gambaran limpa yang
jelas, berwama coklat-merah dan bila dikikis dengan punggung pisau, akan ikut
jaringan limpa. Jangan lupa mencatat ukuran dan berat limpa. Catat pula bila
lambung dan simpan dalam botol atau kantong plastik bersih bila isi lambung ini
Pertama-tama lepaskan lebih dahulu kelenjar liur perut ini dari sekitarnya.
Kelenjar liur perut yang normal mempunyai warna kelabu agak kekuningan
Perhatikan permukaan luar otak dan catat kelainan yang ditemukan. Adakah
laserasi.Pada edema serebri, girus otak akan tampak mendatar dan sulkus tampak
otak, perhatikan keadaan sirkulus Willisi. Nilai keadaan pembuluh darah pada
Pisahkan otak kecil dari otak besar dengan melakukan pemotongan pada
pedunkulus serebri kanan dan kiri. Otak kecil ini kemudian dipisahkan juga dari
pemotongan haruslah sedemikian rupa agar struktur penting dalam otak besar
dapat diperiksa dengan teliti. Kelainan yang dapat ditemukan pada penampang
otak besar antara lain adalah: perdarahan pada korteks akibat kontusio serebri,
serta keadaan lain yang menimbulkan hipoksia jaringan otak, infark jaringan otak,
baik yang bilateral maupun unilateral akibat gangguan pendarahan oleh arteri,
sebagainya.3
mematikan.3
Pada mayat laki-laki, testis dapat dikeluarkan dari skrotum melalui rongga
perut. Jadi tidak dibuat irisan baru pada skrotum Perhatikan ukuran, konsistensi
serta kemungkinan terdapatnya resapan darah. Perhatikan pula bentuk dan ukuran
Pada mayat wanita, perhatikan bentuk serta ukuran kedua indung telur,
dinding depan, melalui saluran serviks serta muara kedua saluran telur pada
fundus uteri. Perhatikan keadaan selaput lendir uterus, tebal dinding, isi rongga
normal dan yang mengalami kelainan.Jumlah potongan yang diambil dari setiap
kemudian dimasukkan ke dalam botol yang berisi cairan fiksasi yang dapat
merupakan larutan formalin 10% (= larutan formaldehid 4%) atau alkohol 90-
96%, dengan jumlah cairan fiksasi sekitar 20-30 kali volume potongan jaringan
yang diambil.3
Bahan yang diambil untuk pemeriksaan toksikologi umumnya adalah urin, darah,
isi lambung, dan organ-organ lain seperti hati, ginjal, dan sebagainya tergantung
dari jenis dugaan racunnya. Sedapat mungkin setiap jenis organ ditaruh dalam
botol tersendiri. Bila diperlukan pengawetan, agar digunakan alkohol 90%. Pada
juga turut dikirimkan di samping keterangan klinik dan hasil sementara autopsi
1. Pemeriksaan Darah
darah merah. Cara ini tidak dapat dilakukan bila telah terjadi kerusakan pada sel-
sel darah. Cara pemeriksaannya darah yang masih basah atau baru mengering
ditaruh pada kaca objek dan ditambahkan satu tetes garam faal, kemudian ditutup
dengan kaca penutup. Darah diambil dengan semprit dan jarum yang bersih.
kanan dan kiri. Dua contoh darah tepi diambil masing-masing 30 ml dari tempat
yag berlainan, biasanya dari vena leher atau subaxila dari arteri femoralis.
hemolisis (bias ular, pirogalol, hodroquinon, dinitrofenol dan arsen) darah dan
sianida, alkohol, kloroform, maka darah dalam jantung dan pembuluh darah besar
2. Urin
Ambil 1 ml atau 2 ml urin dengan semprit dan jarum yang bersih, seluruh
rapat, pada autopsi isi lambung dapat dimasukkan ke dalam wadah yang sama
jugaakan meminta sampel dinding lambung karena bubuk atau debris tablet dapat
4. Feses
Isi rektum umumnya tidak diperlukan untuk analisa kecuali ada kecurigaan
keracunan logam berat, sampel sebanyak 20-30 gram dapat dimasukkan ke dalam
5. Pemeriksaan rambut
makroskopis pada rambut dicatat keadaan warnanya, panjangnya, bentuk, dan zat
pewarna rambut. Untuk pemeriksaan mikroskopisnya. Rambut dibersihkan
dengan air, alcohol dan eter kemudian letakkan pada glas objek dan tetesi gliseril
kemudian tutup dengan glass penutup dengan cara ini dapat dilihat gambaran
medula dari rambut. Untuk melihat pola sisik dari rambut dibuat cetakan rambut
pada sehelai film selulosa dengan menteteskan asam asetat glacial, lalu letakan
rambut yang telah dibersihkan diatasnya dan ditekan menggunakan glass objek. 4
6. Hati
Bahan yang penting untuk analisis tosikologi, diambil seluruh hati atau
paling sedikit 500 gram untuk pemeriksaan histologik. Bila hanya sebagian hati
yang diambil sebagai sampel maka berat total hati harus dicantumkan dalam
bersih yaitu tanpa diketahui oleh keluarga, masyarakat dan pihak penyidik
(polisi). Salah satu bentuk modus pembunuhan dapat berupa kecelakaan atau
tindak pidana. Kesalahan prosedur atau kecerobohan yang dokter lakukan dapat
tersebut dapat terkena sangsi hukuman pidana.Maka dari itu ada beberapa prinsip
yang harus diketahui oleh dokter berhubungan dengan kematian mendadak akibat
penyakit yaitu:6
yang
pada keracunan?
kematian wajar dokter akan menerbitkan surat kematian dan pada kematian tidak
wajar dokter melaporkan kepada polisi, polisi akan membuat Surat Pembuatan
Visum (SPV) dan sebagai dokter berkewajiban membuat VeR berdasarkan Pasal
133 KUHAP ayat 1 yaitu “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya”. Serta ayat 2 “Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat”. Permintaan tersebut dilanjutkan dengan pasal 179 KUHAP ayat 1 yaitu
“Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan”.6,7
pembadahan untuk meneggakan diagnosis dan sesuai pada pasal 199 KUHAP
ayat 2 “bedah mayat klinis sebagaimana dimaksud pada ayat ditujukan untuk
dilanjutkan dengan pasal 121 KUHAP ayat 1 “Bedah mayat klinis dan bedah
mayat anatomis hanya dapat dilakukan oleh dokter sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya” dan ayat 2 yaitu “Dalam hal pada saat melakukan bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomis ditemukan adanya dugaan tindak pidana, tenaga
undangan”.7
2.4 Permasalahan Death On Arrival (Doa) Di Indonesia
adalah:
1. Faktor transportasi
perjalanan.8
pasien.8
sakit rujukan yang sering kali hanya didampingi oleh paramedis ataupun
maksimal. 8
a. Syarat penderita
diperlukan, perdarahan dihentikan, luka ditutup, patah tulang di fiksasi dan selama
perjalanan harus di monitor kesadaran, pernafasan, tekanan darah dan denyut nadi
transportasi
2. Nilai beban yang diangkat, jika tidak mampu jangan memaksakan diri
KESIMPULAN
secara klinis sebelum sampai di rumah sakit. Seorang dokter dalam menangani
kasus kematian mendadak dan mampu menentukan cara dan sebab kematian
korban.
sudden death) atau kematian tidak wajar (unnatural sudden death) serta penyebab
penting terkait dengan kepentingan hukum. Hal ini bertujuan untuk membantu