Anda di halaman 1dari 13

Bed Side Teaching

KOMANDO 78

Kematian Yang Tidak Jelas Penyebabnya


Supervisor : dr. Denny Mathius, M.Kes, Sp.F

Rolly Riksanto B (105505403919) Muh. Zulfahmi (105505404419)

Yusqadriani Yusbar (105505403819) Suryanti Sultan (105505404319)


Egah Auvia Ambri M(105505406119) Rahma Rama Dani(105505404219)
Muliana Hijrah (105505405319) Astriani Wulandari (105505405519)
Ida Wahyuni (105505405419) Sri Gistia Rahman (105505404119)
Pendahuluan
● Kematian mendadak sering disamakan dengan kematian wajar yang tidak terduga (sudden
natural unexpected death), yaitu suatu kematian yang disebabkan oleh karena penyakit
alamiah bukan akibat trauma atau keracunan ari sudut pandang patologi forensik sangat
penting ditentukan cara kematian yaitu wajar (natural) atau tidak wajar (unnatural).
● Pada kasus-kasus kematian forensik diperlukan adanya suatu pembuktian mengenai cara
kematian (manner of death), sebab kematian (cause of death) dan mekanisme kematian
(mechanism of death) seseorang yang akan dituangkan pada visum et repertum (VeR)
Definisi
• Kematian mendadak dapat didefinisikan sebagai kematian alamiah yang tidak terduga
dalam jangka waktu yang pendek, kurang lebih 1 jam dari timbulnya gejala atau pada
24 jam tanpa ada gejala terlebih dahulu, yang berakibat fatal.
• Kematian mendadak secara umum dapat disebabkan berbagai kelainan sistem tubuh
diantaranya sistem kardiovaskular, respirasi, saraf pusat, gastrointestinal, urogenital,
endokrin metabolik dan hemopoetik.
• Menurut Nandy, kematian mendadak adalah kematian yang tidak diketahui apakah
disebabkan oleh berbagai jenis trauma, keracunan, kekerasan atau asfiksia, dan
kematian terjadi secara tiba-tiba atau dalam waktu 24 jam dari timbulnya gejala
terminal.
Kematian mendadak dapat berupa:

1. Kematian seketika (Instantaneous death) Contoh: Seorang yang dalam keadaan sehat
bertamu ke rumah temannya, baru duduk beberapa menit kemudian orang tersebut
langsung meninggal.
2. Kematian tak terduga (Unexpected death)
Contoh: Seorang yang hanya mengeluh sakit perut dikira gastritis biasa, sehingga ia
bekerja seperti biasa, kemudian orang tersebut langsung meninggal di tempat kerja
3. Kematian tanpa saksi atau sebab kematian yang tidak jelas (Unwitness death)
Contoh: Seorang yang hidup sendiri tanpa teman di sebuah rumah,
kemudianorang tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dengan sebab
kematian tidak diketahui dengan jelas.
Epidemiologi
• Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan.
• Usia 45-75 tahun
• Di Indonesia, seperti yang dilaporkan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit ini meningkat dari 5,9% (1975)
menjadi 9,1% (1981), 16,0% (1986) dan 19,0% (1995).
• Hasil penelitian mendapatkan jumlah kasus kematian tidak wajar yang diautopsi di RS
Bhayangkara Manado dan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2017-2018
sebanyak 77 kasus. Pada tahun 2017 terdapat 45 kasus (58%) kematian tidak wajar yang
diautopsi, kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan jumlah kasus sebanyak 32
kasus (42%).
Penyakit Penyebab Kematian Mendadak
Berdasarkan penyebab yang mendasarinya, kematian mendadak dapat diklasifikasikan
menurut sistem tubuh, yaitu sistem kardiovaskular, dan sistemnon kardiovaskular termasuk
didalamnya adalah sistem respirasi, sistem saraf pusat, sistem gastro-intestinal dan sistem
urogenital.
1. Sistem Kardiovascular
• Penyakit jantung koronerPenyakit pembuluh darah koroner merupakan penyebab
kematian terbanyak.
• Infark Miokard
• Penyakit Katup Jantung
• Miokarditis
• Aneuresmia
Penyakit Penyebab Kematian Mendadak
2. Sistem Non Kardiovaskuler
• Sistem Respirrasi :
o Bronkiektasis
o Abses Paru
o Pneumothoraks
o TB Paru
o Asma Bronkial
• Sistem Saraf Pusat : pecahnya aneurisma serebri
• Sistem Gastrointertinal : Varises Esofagus
• Sistem Urogenital : Gagal Ginjal Akut
Autopsi

Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi


pemeriksaan luar dan dalam untuk kepentingan pendidikan, hukum dan ilmu
kesehatandengan tujuan merumuskan proses penyakit dan atau adanya cedera,
melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut, menerangkan
penyebab kematian serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-
kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian
Jenis Autopsi berdasarkan tujuannya :

1. Autopsi Anatomi
Autopsi yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas kedokteran untuk mengetahui susunan
jaringan dan organ tubuh.Dalam autopsi ini digunakan mayat yang tidak dikenal siapa
keluarganya atau kerelaan tertulis dari seseorang yang merelakan tubuhnya dipakai untuk
pendidikan.

2. Autopsi Klinik
Autopsi yang dilakukan pada penderita yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit dengan
tujuan untuk menentukan proses patologis yang terdapat dalam tubuh korban, menentukan
penyebab kematian yang pasti, menganalisis kesesuaian antara diagnosis klinis dengan diagnosis
postmortem, perjalanan penyakit dan sebagainya
3. Autopsi Forensik
Autopsi forensik dilakukan atas permintaan yang berwenang untuk membantu
penegak hukum melakukan penyidikan terhadap mayat yang diduga meninggal akibat
suatu sebab yang tidak wajar seperti pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas,
keracunan, kematian mendadak dan kematian yang tidak diketahui sebabnya.
Pemeriksaan Jenazah :

1. Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan bagian luar tubuh korban seperti pakaian dan benda-benda yang
dipakai, identitas korban, tanda-tanda khusus, warna kulit, rambut, perkiraan usia, mata,
bagian wajah, leher, dada, perut, ekstremitas, alat kelamin dan tanda- tanda kekerasan/luka

2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dengan membuka semua rongga tubuh korban, yaitu rongga kepala,
dada, perut dan panggul. Organ tubuh yang diperiksa dimulai dari lidah, usus halus, usus
besar, otak besar, otak kecil, batang otak, dan alat kelamin.
Kepentingan Autopsi

• Pada kasus kematian mendadak, sangat perlu mendapat perhatian terhadapkeadaan korban
sebelum kematian, mengingat kemungkinan dalam kematian mendadak tersebut terdapat unsur
kriminal, atau kematian tersebut berhubungan dengan kelalaian perbuatan orang lain
• Apakah korban baru menjalankan aktivitas, atau sewaktu istirahat sehabis melakukan aktivitas.
• Keadaan lingkungan tempat kejadian perkara juga harus dijadikan perhatian, dengan tujuan
menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, menerangkan penyebab kematian serta
mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab
kematian.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai