Anda di halaman 1dari 16

DEAD ON ARRIVAL

DI SUSUN OLEH :
AHMAD SYAIFUL FAESAL N111 16 084
NURFITRIANI TRIPUTRI N111 16 017
ADE FITRIANI BATALIPU N111 16 114

PEMBIMBING :
Dr. dr. ANNISA ANWAR MUTHAHER, S.H., M.Kes., Sp. F
BAB I
PENDAHULUAN
 Dead on arrival merupakan istilah yang digunakan pada
pasien yang meninggal secara klinis sebelum sampai di
rumah sakit.
 Dalam menangani kasus kematian mendadak seorang
dokter harus mampu menentukan apakah kematian
tersebut merupakan kematian wajar (natural sudden death)
atau kematian tidak wajar (unnatural sudden death).
 Penentuan cara dan sebab kematian seseorang dapat
menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum,
membantu penyelesaian klaim asuransi yang adil,
membantu upaya keselamatan kerja dalam bidang industri
dan otomotif dengan pengumpulan data korban kecelakaan
industri maupun kecelakaan lalu lintas lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Death on Arrival
 Death on arrival istilah yang digunakan pada pasien
yang meninggal secara klinis sebelum sampai di
rumah sakit.
 Kematian mendadak menurut WHO didefinisikan
sebagai suatu proses kematian yang terjadi dalam 24
jam semenjak gejala-gejala mulai timbul. Mekanisme
kematian mendadak dapat disebabkan oleh cara
yang wajar dan tidak wajar
Penyebab Kematian Mendadak

 Penyebab kematian mendadak dapat


diklasifikasikan menurut sistem tubuh,
yaitu sistem susunan saraf pusat, sistem
kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem
gastrointestinal, sistem hemopoietik, dan
sistem endokrin
Penyebab Kematian Mendadak

Sistem Sistem
Kardiovaskular Respirasi

Sistem Sistem Saraf


Pencernaan Pusat

Sistem Sistem
Hematopoietik Endokrin
Mekanisme Kematian Mendadak

Natural Unnatural
Sudden sudden
Death death
Aspek Medikolegal
 Dokter sebagai seseorang yang ahli mempunyai
kewenangan untuk memberikan surat keterangan
kematian harus bersikap sangat hati-hati dalam
mengeluarkan dan menandatangani surat kematian
pada kasus kematian mendadak (sudden death)
karena dikhawatirkan kematian tersebut setelah
diselidiki oleh pihak penyidik merupakan kematian
yang terjadi akibat suatu tindak pidana. Kesalahan
prosedur atau kecerobohan yang dokter lakukan
dapat mengakibatkan dokter yang membuat dan
menandatangani surat kematian tersebut dapat
terkena sangsi hukuman pidana.
Aspek Medikolegal
Maka dari itu ada beberapa prinsip yang harus diketahui oleh
dokter berhubungan dengan kematian mendadak akibat
penyakit yaitu:

a. Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-


tanda kekerasan yang signifikan dan dapat diprediksi dapat
menyebabkan kematian?
b. Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda
yang mengarah pada keracunan?
c. Apakah almarhum merupakan pasien yang rutin datang
berobat ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit?
d. Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan
merupakan penyakit tersering penyebab natural sudden death?
Aspek Medikolegal

 Pada tahap medikolegal, setelah dipastikan


penyebab kematian, pada kematian wajar dokter
akan menerbitkan surat kematian dan pada
kematian tidak wajar dokter melaporkan kepada
polisi, polisi akan membuat Surat Pembuatan
Visum (SPV) dan sebagai dokter berkewajiban
membuat VeR berdasarkan Pasal 133 KUHAP
ayat 1 dan ayat 2. Permintaan tersebut
dilanjutkan dengan pasal 179 KUHAP ayat 1
Aspek Medikolegal
 Untuk meminimalisirkan dan mengetahui sejauh mana
perjalanan penyakit atau keadaan korban yang
menyebabkan meninggal, dokter dapat melakukan
pembadahan untuk meneggakan diagnosis dan sesuai pada
pasal 199 KUHAP ayat 2. Lalu dilanjutkan dengan pasal 121
KUHAP ayat 1 dan ayat 2.
Pengelolaan Death on Arrival

 Pada kasus kematian mendadak, autopsi dan


pemeriksaan histopatologi merupakan suatu
keharusan. Sampel diambil dari semua organ
yang dianggap terlibat dengan perjalanan
penyakit hingga menyebabkan kematian, juga
kelainan pada organ yang tampak secara
makroskopik, walau mungkin kelainan
tersebut tidak berhubungan langsung dengan
penyebab kematian. Setiap jenis organ
dimasukkan pada wadahnya sendiri,
menghindari bias pembacaan mikroskopik.
Pengelolaan Death on Arrival

 Eksisi sampel organ haruslah mencakup


daerah yang normal dan daerah yang kita
curigai secara mikroskopik terjadi proses
patologi. Informasi mengenai temuan-temuan
pada autopsi perlu disertakan dalam
permintaan pemeriksaan histopatologi.
Sedangkan pada unnatural sudden death
selain dilakukan autopsi forensik, dilakukan
juga pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan laboratorium dan toksikologi.
Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus yang diduga kematian mendadak hampir
semua pemeriksaan toksikologi harus dilakukan. Tanpa
pemeriksaan toksikologi penegakkan sebab kematian
menjadi kurang tajam. Pemeriksaan yang rutin dilakukan
diantaranya:
1. Pemeriksaan Darah
2. Urin
3. Muntahan atau isi lambung
4. Feses
5. Pemeriksaan rambut
6. Hati
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryani L, Zaidar Z. Aspek medikolegal dead on arrival. Tersedia di:
http://www.scribd.com/doc/119875322/forensik (diunduh 24
Desember 2017).

2. James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpson’s forensic


medicine. 13th edition. 2011. p. 54.

3. Sharma RK. Concise textbook of forensic. 3rd edition. 2011. p 22-


27.

4. Staf pengajar bagian kedokteran forensik FK UI. Teknik autopsi


forensik. Jakarta: bagian kedokteran forensik, fakultas kedokteran
universitas Indonesia; 2000.

5. Kerkutanto. Aspek medikolegal pelayanan gawat darurat. Maj.


Kedokt Indon,Volum:57, nomor: 2, Pebuari 2007.
DAFTAR PUSTAKA
6. Payne-James J. Simpson’s Forensic Medicine. Thirteenth edition. New
York: Arnold. 2011: 54-64.

7. Rahmawati ALM. Hubungan Antara Usia Dengan Prevalensi Dugaan Mati


Mendadak. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2010.

8. Moerdowo. Sekitar Masalah Serangan Jantung. Jakarta: Bharata Karya


Aksara. 1984.

9. Wujoso, Hari. Pola Penyakit Penyebab Kematian Medadak Di


Laboratorium Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran UNS
Tahun 1990-1998. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Negeri
Surakarta. 2000.

10. Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
DAFTAR PUSTAKA
11. Sidharta P, Mardjono, M. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat. 2008. p : 290−2.

12. Olshaker JS, Jackson MC, Smock. Forensic Emergency Medicine.


2nd edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia:2007. P.
55-71.

13. Draper R. Sudden death. 2011. Tersedia di:


http://www.patient.co.uk/doctor/sudden-death (diunduh 24
Desember 2017).

14. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

15. Draper R, Willacy H. tersedia di: http://www.


Patient.co.uk/doctor/suddendeath. (diunduh: 24 Desember 2017).

Anda mungkin juga menyukai