“SKIZOFRENIA YTT’’
LAPORAN KASUS
Yuliana Litha
N 111 16 089
Pembimbing Klinik
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
I. Riwayat Penyakit
Anamnesis:
a. Keluhan Utama : Gelisah
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dan gejala:
- Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke RSD Madani dengan
keluhan gelisah yang dirasakan sejak ± 1 minggu yang lalu. Selain
merasa gelisah, pasien juga merasakan cemas dan susah tidur ± 1
minggu yang lalu. Selain itu, pasien mengatakan dirinya sering
mendengarkan bisikan-bisikan yang terdengar terkadang suara laki-
laki dan juga terkadang suara perempuan. Bisikan itu seolah
memerintah pasien untuk mengambil pisau dan menusukkannya
keperut pasien. Namun, pasien mengaku sering melawan bisikan itu
dengan cara berdoa kepada Tuhan serta berteriak mengatakan “saya
tidak percaya padamu, jika benar kau ada tampakkan dirimu agar
saya percaya”. Suara bisikan ini menurut pasien sudah sering
terdengar di telinganhya sejak pasien berusia 7 tahun.
- Saat pasien merasa cemas pasien juga mengeluhkan jantungnya
berdebar-debar, sering BAK, keringat dan perasaan dingin pada kaki
dan tangan, kepala terasa sakit dan tidak bisa tidur. pasien mengaku
bahwa Hp pasien disita oleh ayahnya. Hal ini disebabkan karena
pasien selalu menelpon suaminya bahkan setiap beberapa menit.
Pasien mengatakan bahwa ia takut suaminya menikah lagi.
- Hubungan pasien dengan suaminya kurang harmonis karena mereka
belum memiliki seorang anak selama 16 tahun pernikahannya. Pasien
sudah melakukan pemeriksaan di dr kandungan dan keadaannya
normal. Pasien mengatakan suaminya menolak diajak melakukan
cek-up dengan alasan dia tidak mandul. Sementara disisi lain
suaminya selalu mengatakan ingin memiliki anak. Hal inilah yang
selalu dipikirkan oleh pasien.
Hendaya/disfungsi :
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Masa Dewasa
Pasien melanjutkan studi di Universitas Tadulako mengambil
jurusan FKIP. Pasien mengatakan saat kuliah ia disenagi oleh teman-
temannya karena dirinya yang sangat humoris. Pasien sangat senang
melucu untuk membuat teman-temannya tertawa. Dalam pelajaran di
kampus menurut pasien ia merupakan mahaiswa yang biasa-biasa saja.
Pasien tidak pernah membuat masalah ataupun mendapatkan masalah.
Pasien menyelesaikan studinya tepat waktu.
f. Situasi Sekarang
Pasien sekarang tinggal dirumah bersama istri dan keluarganya.
b. Keadaan Afektif
- Mood : Eutimia
- Afek : Appropriate
- Keserasian : Serasi
- Empati : Tidak dapat diraba/rasakan
c. Fungsi Intelektual (kognitif)
- Taraf Pendidikan, Pengetahuan umum dan kecerdasan : Pengetahuan
umum sesuai dengan tingkat pendidikannya
- Daya konsentrasi : Baik
- Orientasi (waktu baik, tempat, orang) : Baik
- Daya ingat : Baik
- Pikiran abstrak : Baik
- Bakat kreatif : Main catur dan takrau
- Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
d. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : Auditorik (+) mendengar bisikan yang
memerintahkan pasien untuk mengambil pisau dan menusukkan ke
perutnya.
- Ilusi : (-)
- Depersonalisasi : (-)
- Derealisasi : (-)
e. Proses Berpikir
- Arus Pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, asosiasi longgar
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
- Isi Pikiran
a. Preokupasi : Pasien ingin sembuh dari penyakitnya
b. Gangguan isi pikir : Waham (-)
f. Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat di dikendalikan dengan baik.
g. Daya Nilai
Norma Sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
h. Tilikan
Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai kesembuhan (derajat tilikan 6).
V. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
a. Aksis I
- Berdasarkan autoanamnesadidapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna berupagelisah, cemas, mudah menangis, jantung berdebar-
debar, sakit kepala, susah tidur, keringat dingin pada tangan dan kaki,
sering buang air kecil. Keadaan ini menimbulkan disstress bagi
pasien, serta menimbulkan disabilitas dalam sosial dan pekerjaan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan
Jiwa.
Pada pasien tidak ditemukan hendaya dalam menilai
realita,sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Non
Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan
kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat
disingkirkan dan pasien ini didiagnosis sebagai gangguanGangguan
jiwa non psikotik non organik.
Dari anamnesis didapatkan gejala berupagelisah, cemas, mudah
menangis, jantung berdebar-debar, sakit kepala, susah tidur, keringat
dingin pada tangan dan kaki, sering buang air kecil maka berdasarkan
kriteria diagnosis dapat didiagnosis sebagai Gangguan Anxietas YTT.
b. Aksis II
Pasien sebelumnya adalah orang yang ramah, senang bergaul dan memiliki
banyak teman.Ciri kepribadian tidak khas.
c. Aksis III
Tidak ada
d. Aksis IV
Primary support group
e. Aksis V
GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
VI. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik
Masalah pada neurotransmiter GABA, serotonin, norepinefrin,
glutamat, dan kolesistokin, sehingga pasien memerlukan psikofarmaka.
2. Psikologik
Ditemukan adanya gejala cemas dan mudah menangis dan gelisah serta
perasaan yang berubah-ubah sehingga pasien memerlukan terapi
psikologi.
3. Sosial
Tidak ditemukan masalah sosial.
VII. PROGNOSIS
Bonam
Faktor Pendukung :tidak ada kelainan organik, Tidak ada riwayat
gangguan jiwa dalam keluarga, Keinginan pasien untuk sembuh dan
berobat dan dukungan dari keluarga.
Faktor Penghambat : stressor yang masih ada.
2. Selalu tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter
X. PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis dengan pasien didapatkan bahwa pasien merasa
cemas dan gelisah yang tidak ia ketahui penyebabnya, rasa ketakutan, dan mudah
menangis walaupun menonton tv atau membaca cerpen atau novel. Saat pasien
merasa cemas pasien juga mengeluhkan jantungnya berdebar-debar, sering BAK,
keringat dan perasaan dingin pada kaki dan tangan, kepala terasa sakit dan tidak
bisa tidur. pasien mengaku bahwa Hp pasien disita oleh ayahnya. Hal ini
disebabkan karena pasien selalu menelpon suaminya bahkan setiap beberapa
menit. Pasien mengatakan bahwa ia takut suaminya menikah lagi. Hubungan
pasien dengan suaminya kurang harmonis karena mereka belum memiliki seorang
anak selama 16 tahun pernikahannya. Pasien sudah melakukan pemeriksaan di dr
kandungan dan keadaannya normal. Pasien mengatakan suaminya menolak diajak
melakukan cek-up dengan alasan dia tidak mandul. Sementara disisi lain
suaminya selalu mengatakan ingin memiliki anak. Hal inilah yang selalu
dipikirkan oleh pasien.
Kecemasan (ansietas / anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas normal.3
Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang; sehingga orang itu terpaksa
mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Namun,
tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut,
sehingga timbullah keluhan-keluhan antara lain berupa cemas.3
Menurut DSM IV kriteria diagnosis gangguan campuran ansietas dan
depresi adalah:
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1
bulan
Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya
1 bulan :
1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau
gelisah, tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah
4. Iritabilitas
5. Khawatir
6. Mudah nangis
7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau
hendaknya dalam area fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting
lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth.
Penyalahgunaan obat atau pengobatan) atau keadaan medis umum
Semua hal berikut ini :
1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat,
Gangguan Campuran Cemas Dan Depresif gangguan distimik; gangguan panik,
atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas
lain (termasuk gangguan ansietas atau gangguan mood, dalam
remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.2
Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan cemas adalah :
a. penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang)
b. gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai);
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, mulut kering, dsb);
c. adanya gejala-gejala yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas.
Berdasarkan PPDGJ III Gangguan Anxietas Lainnya ( F41 )
menjelaskan bahwa:
Gangguan panik baru akan ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40)
Untuk diagnosis pasti, harus bditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat ( severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-
kira satu bulan :
a. Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui yang dapat
diduga sebelumnya (unpredictable situations)
c. Dengan keadaan relative bebas dari gejala-gejala anxietas
pada periode diantara serangan serangan panik ( meskipun
demikian, umumnya dapat terjadi juga “anxietas
antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi).1
DAFTAR PUSTAKA
P : Selamat siang
DM : Perkenalkan nama saya dea, saya dokter muda yang bertugas di sini.
Kalau boleh tahu nama ibu siapa?
P : ibu mesra.
DM : maaf ibu saya akan memeriksa ibu jadi tolong ibu bantu saya dengan
menjawab pertanyaan yang saya ajukan ya bu agar saya dapat membantu ibu.
P : iya
P : di jalan sungai wera dok, saya tinggal sama suami dan bapak saya
karenaibu saya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
DM : apa keluhannya sekarang bu? Saya liat ibu baru minggu lalu dari sini?
P : saya gelisah dok, cemas tidak tau sebabnya, dan kalau malam saya buang
air kecil terus mungkin ada lebih 10 kali jadi saya tidak bisa tidur.
P : hampir setiap hari saya menangis dok, biar masalah sepele saya bisa
menangis.
P : tidak dok, semenjak cemas yang saya rasa ini mungkin sekitar 1 tahunan
dok saya jadi gampang menangis.
P : saya sakit kepala dok dibagian belakang dan leher seperti tegang, dan
kaki tangan sayang keringat dingin.
DM : maaf sebelumya bu, apakah ada masalah dalam keluarga atau dengan
teman sebelumnya sehingga ibu seperti ini?
P : saya cemas begini awalnya karena saya belum punya anak, padahal saya
menikah sudah 16 tahun yang lalu.
DM : jadi bagaimana tanggapan suami ibu?
P : suami saya menuntut anak terus. Sekarang dia jarang dirumah hanya 2
hari saja itupun dalam beberapa minggu baru datang karena kerja di luar kota.
P : saya sudah periksa dan dokter bilang normal. Tapi suami saya tidak mau
periksa dia bilang kalau dirinya tidak mandul. Suami saya selalu menyalahkan
saya.
P : saya selalu memikirkan ini dan khawatir kalau suami saya menikah lagi
dan meninggalkan saya. Sampai-sampai Hp saya disita oleh ayah saya.
P : karena beberapa menit saya selalu menelpon suami saya. Hal itu
mengganggu suami saya jadi bapak saya menyita Hp saya.
P : SMP
DM : ibu berapabersaudara?
DM : kalau boleh tau bagaimna kehidupan ibu dari lahir sampai dewasa? Ibu
lahir dimana?
P : saya tidak TK langsung SD, saya tamat SD 6 tahun langsung masuk SMP
dikampung.
P : tidak ada biaya makanya setelah SMP saya menikah dengan suami saya.
DM : hanya itu?
P : saya juga ingin sembuh daripenyakit saya ini karena mengganggu sekali.
Biasanya saya membuat kue untuk dijual tapi semenjak sakit jadi tidak bisa.
DM : apakah ibu punya penyakit sebelumnya? Atau pernah mengalami hal ini
sebelumnya?
P : tidak pernah, palingan penyakit saya dulu itu sakit kepala biasa saja atau
maag itupun tidak terlalu mengganggu saya.
DM : maaf sebelumnya ibu, apakah ibu pernah merokok atau minum alkohol?
DM : terimakasih bu, nanti dokter didalam akan memberi ibu obat lagi tolong
diminum sesuai anjuran dokter dan ibu harus berusaha untuk mengubah pemikiran
ibu menjadi lebih positif. Dan saran saya ibu buat kue lagi supaya bisa
menghilangkan perasaan gelisah ibu