Anda di halaman 1dari 54

NEOPLASMA ODONTOGENIK

DAN NON ODONTOGENIK


MUSTAFA NOER
Neoplasma :
Neos dan plasein : Jaringan bentukan
baru yang abnormal ( Bahasa Yunani )

Tumor : Pembengkaan
1. Peradangan Tumor ( bengkak )
2. Trauma Hematom
3. Benjolan : Nevus

Siklus pertumbuhan sel normal :
1. Siklus pertumbuhan morphologis
a. Fase mitosis : profase,metafase,anafase,
telofase (ProMAT)

b. Interfase : Sinteis DNA, RNA, Enzim dan
protein dan duplikasi rantai
tunggal kromosom
2. Siklus pertumbuhan biokimiawi :
a. Fase G1 ( Growth phase1 ) : Membentuk
enzimdan RNA untuk sintesis DNA
b. Fase S ( Synthesa ) : Membentuk rantai
DNA
c. Fase G2 : Membentuk RNA, enzim untuk
fase mitosis berikutnya
d. Fase M ( Mitosis ) : 1 sel menjadi 2 dengan
sifat sama dengan induknya
Sel tumor :
1. Sel tumor jinak
2. Sel tumor ganas

Perbedaannya tergantung dari derajat
differensiasinya, aotonominya, tingkat
invasinya dan kemampuan metastase
Carcinogenesis :
1. NK cell function
2. Modulation of apoptosis
3. Poorer repair of damage cellular
DNA (buruk pengembalian dari
dna seluler yg rusak)
Sifat2 sel tumor ganas :
1. Bentuknya polimorfi ( ber-macam2 )
2. Hiperkromasi dan polikromasi
3. Inti lebih besar
4. Mitosis bertambah
5. Anaplastik ( Susunan sel tidak teratur )
6. Tumbuh terus tanpa batas
7. Infiltrasi ke sel normal di sekitarnya
8. Metastase
9. Merusak bentuk dan fungsi organ
Sifat tumor ganas :
1. Bentuk tidak teratur
2. Konsistensi padat dan keras
3. Kapsul tak jelas/ tak ada
4. Batas tidak tegas
5. Hipervaskularisasi/ neovaskularisasi
6. Rapuh dan mudah berdarah
7. Nekrosis dan ulserasi
8. Infiltrasi dan perlekatan ke organ sekitar
Pertumbuhan kanker dibagi menjadi 2 :
1. Pertumbuhan lokal
a. Pertumbuhan lokal in situ
b. Pertumbuhan lokal invasif
2. Metastatis ke organ lain
a. Kelenjar limfe regional
b. Organ yang letaknya jauh
Pertumbuhan lokal :
Untuk terjadinya perubahan dari sel normal
menjadi sel kanker oleh karsinogen/onkogen
Diperlukan 3 hal, yaitu :
1. Fase inisiasi : inisiator
2. Fase promosi : promotor
3. Fase progresi : progresor
Cara penyebaran sel kanker :
1. Perkontinuitatum, pertumbuhan ke
jaringan sekitar
2. Limfogen ke kelenjar limfe regional (dekat)
3. Hematogen (regiovaskular jauh)
4. Transluminal lewat dinding saluran nafas
saluran cerna dan urin
5. Transerosa/ transcoulum dalam cavum
abdominal, thoracal dan pelvis (interstisial)
6. Iatrogen karena tindakan kita mis operasi,
pemijatan


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kanker :
1. Waktu siklus
2. Derajat differensiasinya
3. Populasi sel kanker terdiri dari 3 macam :
a. Sel yang dapat tumbuh
b. Sel yang tidak dapat tumbuh
c. Sel yang hilang/ mati

Pertumbuhan kanker menjadi cepat bila sel yang
dapat tumbuh populasinya lebih besar dan cepat
tumbuh

4. Ruang tempat tumbuh
5. Pertahanan alami tubuh
- Barier mekanis mis tulang, fasia
- Barier imunologis Seluler oleh limfosit
dan pagosit; dan humoral oleh Ag-Ab
6. Suply darah, tumor menghasilkan angitrofin
untuk neovaskularisasi ( Angiogenesis )
Gambaran Makroskopis tumor :
1. Bentuk plaque, Melanoma maligna,
basalioma, karsinoma yang kecil
2. Bentuk nodus : tumor/ pembengkaan
3. Bentuk erosi/ ulkus : batas tepi lebih tinggi,
mudah berdarah, ditutupi jaringan nekrotik,
tidak teratur
4. Bentuk campuran antara plaque, ulkus dan
nodus
5. Tanpa bentuk, mis Kanker darah

Staging Neoplasma maligna
secara klinis

Berdasarkan American Joint Commite
for Cancer Staging ( sistem TNM ) :
Menggunakan sistem TNM
T : Tumor primer
N : Nodus Limfatikus/ Kel Limfe regional
M : Metastasis

T : Primary tumor :
To : Tidak ditemukan tumor primer
T1S : Carsinoma insitu
T1 : Tumor besarnya sampai 2 cm/ lebih kecil
T2 : Tumor besarnya antara 2-4 cm
T3 : Tumor besarnya lebih dari 4 cm
N : Regional Lymph Node
N0 : Tidak teraba lymph node
N1 : Teraba unilateral, tidak melekat
N2 : Teraba di kontra lateral, tidak melekat
N3 : Teraba dan melekat
M : Distant metastasis
MO : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Klinis dan radiografis terjadi
metastasis

Penentuan Clinical Staging :
Stadium 1 : T1NoMo / T1N1Mo
Stadium 2 : T2NoMo / T2N1Mo
Stadium 3 : T1N2Mo / T2N2Mo
N1Mo / N2Mo

Stadium 4 : T4No-1-2Mo/ T1-2-3N3M1
atau T123N12M1



Prinsip penetalaksanaan tumor :
1. Megakkan diagnosis
2. Menentukan stadium tumor
3. Menentukan status penampilan
(performance status )
4. Perencanaan terapi
5. Pelaksanaan terapi
6. Evaluasi

Neoplasma di mulut :
1. Odontogenik Jinak/ ganas
2. Non odontogenik jinak/ ganas

Neoplasma di mulut :
1. Jaringan lunak jinak/ ganas
2. Jaringan keras jinak/ ganas
Klasifikasi menurut WHO :

A. Odontogenic epithelium without odontogenic
ectomesenchyme :
1. Ameloblastoma
2. Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor /
CEOT ( Pinborg Tumor )
3. Clear cell odontogenic tumor
4. Squamous odontogenic tumor

B. Odontogenic epithelium with odontogenic
ectomesenchyme, with or without
dental hard tissue formation
1. Ameloblastic fibroma
2. Ameloblastic fibrodentinoma
3. Odontoameloblastoma
4. Adenomatoid odontogenic tumor ( AOT )
C. Odontogenic Ectomesenchyme with or
without included odontogenic epithelium :
1. Odontogenic fibroma
2. Mixoma/ odontogenic mixoma/ mixo fibroma
3. Benign cementoblastoma ( cementoma )
4. Complex odontoma
5. Compound odontoma
Non odontogenic tumor and fibro-osseous
lesions of the jaw bones :
1. Non odontogenic tumors
a. Central fibroma
b. Mixofibroma
c. Ossifiyng fibroma
d. Osteoma
e. Osteoid osteoma
f. Benign osteoblastoma
g. Chondroma
h. Giant cell granuloma
i. Central hemangioma
j. Benign tumors of nerve tissue
2. Fibro-osseous lesions
a. Fibrous displasia of bone
b. Inherited fibrooseous bone disease
(Cherobism)
c. Ossifyng fibroma
d. Central giant cell granuloma
Ameloblastoma ( Adamantinoma ) :
- Benign odontogenic neoplasm
- Locally-invasive epithelial tumor
- Tendency to recur (cenderung
recurrent)
- Consisting proliferative odontogenic
epithelium in a fibrous connective tissue
stroma
- Anatomically-benign and Clinically-persistent

Malignant ameloblastoma and
Ameloblastic Carcinoma :
- Shows the picture histophatologically
as ameloblastoma
- Primary tumor
- Metastatic deposits
Clinical features of ameloblastoma :
- Slow growing
- Long duration initially symtomless (tanpa
gejala)
- Gradually increased in size
- Expansion is much more than distruction
- The teeth in that area maybe vital or may
shows resorption

Radiological findings :
- Unilocular ( monocystic ) or multilocular
(multicystic)
- Radiolucency in different forms and shape
- Soap bubble or honey comb-like-
appearance (bentuk sarang
lebah/gelembung)
- Resorption of the root of the teeth
- The margin of the radiolucent zone often
showing the irregular scalloping
Site, age and sex
- Ratio mandible and maxilla 5 : 1
- Posterior tooth areas and ramus
- The age usually the second and
third decades (20 -30 thun)
- Pria > Wanita

Calcifyng Epithelial Odontogenic Tumor
( CEOT ) / Pindborg Tumor
- Slowly growing
- Asymtomatic
- Male and female are equally affected
- Mosly occur in the M region of mandible
- Painless (tanpa rasa sakit)
- Pericoronal area of unerupted tooth
(tidak erupsi gigi M)
Radiological appearance
Very much characteristic :
1. A pericoronal radiolucentcy
2. A pericoronal radiolucentcy with radio
opaque foci
3. A mixed radiolucent and radio opaque lesion
4. A driven snow appearance
5. Diffuse radio-opacities with radiolucent area
Odontoma
Characteristic :
- Odontogenic origin
- Composed of hard dental tissues
- Occur at any age and in both sexes
- Affect the maxilla and mandible equally
- Asymtomatic non-aggressive
- Non-invasive
- Slow growing
Two types of odontoma
1. Compound odontoma, crudely formed
teeth in varying size and shape (bentuk
n ukuran gigi bervarisi)

2. Complex odontoma, The radio-opacity
does not represent any spesific shape but
appears as a disorganise irregular
mass (kumpulan disorganisasi
irreguler / teratur)
Non-odontogenic lesions of the
jaws
Ossifying Fibroma
- True osteogenic benign neoplasma with
significant grow potential
- This lesion previously termed as
Cementifyng fibroma
- Originally derived from undifferentiated cells of
the periodontal ligament
Clinical features :
- Third and fourth decades of life (30-40 thun)
- The ratio male and female 1 : 5
- Mostly seen in the mandible premolar and
the molar areas in maxilla
- Composed of fibrous tissue that contains a
variable mixture of bony trabecule and
cementum like spherules
((bulatan kecil memb.
Peridontium)
Radiological appearance :
- Sharply-demarked margins with
unilocular radiolucency and with
varying degree of radio-opacity
- Encapsuleted fibrous capsule surounding
a tumor
Kanker Jaringan lunak Rongga
Mulut
Insidensi :
- Kanker rongga mulut 5% pada pria dan
2% pada wanita
- Di India paling tinggi, sekitar 20% dari
seluruh kanker
- 80% kanker rongga mulut dapat dicegah
dengan deteksi dini (pencegahan
sekundair ) dan menghindari faktor resiko
( pencegahan primer )



Etiologi kanker rongga mulut :
1. Faktor lokal : OHIS, iritasi kronis
faktor lokal spt tambalan,
karies/radiks yang tajam, gigi palsu
2. Faktor luar seperti karsinogen, agen
fisik, virus
3. Faktor host yang meliputi umur, jenis
kelamin, genetik, nutrisi dan
imunologi
Gambaran Klinis :
1. Riwayat lesi pre-kanker spt leukoplakia,
eritroplakia, sub mukus fibrosis
2. Tahap dini tidak menimbulkan gejala
3. Kebanyakan berwarna merah dan/tanpa
disertai lesi putih
4. Ulkus yang tidak sembuh > 2 minggu
5. Ulkus tidak sakit dan tepi bergulung/ lebih
tinggi dari dasar

Tipe pertumbuhan karsinoma mulut :
1. Pertumbuhan endofilik berbentuk ulkus
(krepte/melipat) Prog : buruk
2. Pertumbuhan eksofilik, superfisial
berbentuk bunga kol/ papiler yang
mudah berdarah

Tipe pertumbuhan eksofilik mempunyai
prognosa yang lebih baik


Kanker lidah :
- 80% lokasi kanker di 2/3 anterior lidah
- Pada bagian lateral dan bawah lidah
- Keluhan utama adanya masa yang tidak
sakit
- Adanya metastase ke kel. Limfe kadang
mrpk tanda awal
- Tanda klinis awal berupa bercak,
leukoplakia, penebalan dan berkembang
secara eksofilik/ endofilik
- Rasa sakit akibat infeksi sekundair
Kaker bibir
- Lebih banyak pada bibir bawah
- Aktifitas diluar ruang/ sinar UV
- Pada petani dan nelayan
- Lesi berupa ulkus yang tidak sembuh2
- Lesi lanjut berupa papilari, ulkus dan infiltratif
- Tipe papilomatus diawali epitel yang menebal
dan tetap berada di permukaan
- Tipe ulseratif dan infiltratif diawali epitel yang
menebal dan mengalami infiltrasi ke dalam
Kanker di Dasar Mulut :
- Pada peminum alkohol, penyunyah sirih
dan perokok
- Tidak bergejala
- Lokasi didasar mulut sekitar frenulum
lingualis
- Ulcerasi dengan tepi yang timbul dan
mengeras
- Penebalan mukosa yang kemerahan, nodul
yang tidak sakit ataupun leukoplakia
- Pertumbuhan eksofilik dan endurasi
Kanker mukosa pipi :
- Dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah
tembakau, sirih dan pinang dan kapur ( sugi/
susur )
- Asimtomatis
- Lesi eritromatus, ulserasi yang kecil atau
noduler, kemerahan dengan endurasi dan
kadang dihubungkan denga leukoplakia tipe
nuduler

Kanker pada Gingiva :
- Pada regio tempat tembakau diisap bagi
pengunyah tembakau
- Gingiva mandibula > maksila
- Lesi awal berupa ulcer endolen, granuloma
kecil atau sbg nodul
- Pertumbuhan bisa ekfoliatif seperti bunga kol
atau atu infiltratif yang mendistruksi tulang
rahang
Kanker pada Palatum
- Pada orang dengan kebiasaan merokok
secara terbalik
- Lesi ulserasi dan erosi pada daerah nodul dan
bercak
- Pertumbuhan eksofilik dengan dasar yang luas
dengan permukaan bernodul
- Bisa menyebabkan perforasi palatum dan
meluas ke dasar hidung (sinusitis)


Neoplasma Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva
1. Mayor : Parotis, submandibularis dan
sublingualis
2. Minor : Lebih dari 600 kelenjar saliva yang
tersebar di lamina propia mukosa, tidak
dilapisi jaringan ikat tapi dikelilingi jar
ikat, sekret bersifat mukus kecuali pada
kelenjar Von Ebner yang terletak pada
papila sirkumfalata lidah

Ductus Glandula Salivarius Minor :
- Mukosa palatum mole
- Mukosa bukal
- Mukosa labial
Duct Associated Limphoid Tissue ( DALT ) :
Respon imun spesifik dan non spesifik

Fungsi Saliva :
1. Membantu pencernakan makanan : Ezim
2. Aktivitas self cleansing
3. Fungsi imunologis
- Komplekx IgA-musin
- Kompleks IgA-laktoferin (cegah
replikasi virus)
- Kompleks IgA-laktoperoksidase
- Kompleks IgA-lisosim
1.Tumor Kelenjar saliva jinak
- Phleuromorfik adenoma (Mixed tumor jinak)
Tumor painborg (gigi M)
- Warthins tumor (Kista adenoma
limfomatosum kapiler /adenoma kistik
papiler
- Papiloma intra-ductal
- Oxyphil adenoma




2.Tumor jinak non epitel :
- Hemangioma
- Limfangioma
- Lipoma

3. Tumor ganas
- Mukoepidermoid carsinoma
- Kista adenokarsinoma
- Adenokarsinoma
- Mixed tumor maligna



Pleuromorfik adenoma :
- Tumor jinak yang paling sering
dijumpai
- Campuran jaringan ikat dan epitel
- Bentuk bulat
- Konsistensi lunak
Gambaran PA : Seperti lembaran dan
pulau2 dari spindle

Anda mungkin juga menyukai