Siklus pertumbuhan sel normal : 1. Siklus pertumbuhan morphologis a. Fase mitosis : profase,metafase,anafase, telofase (ProMAT)
b. Interfase : Sinteis DNA, RNA, Enzim dan protein dan duplikasi rantai tunggal kromosom 2. Siklus pertumbuhan biokimiawi : a. Fase G1 ( Growth phase1 ) : Membentuk enzimdan RNA untuk sintesis DNA b. Fase S ( Synthesa ) : Membentuk rantai DNA c. Fase G2 : Membentuk RNA, enzim untuk fase mitosis berikutnya d. Fase M ( Mitosis ) : 1 sel menjadi 2 dengan sifat sama dengan induknya Sel tumor : 1. Sel tumor jinak 2. Sel tumor ganas
Perbedaannya tergantung dari derajat differensiasinya, aotonominya, tingkat invasinya dan kemampuan metastase Carcinogenesis : 1. NK cell function 2. Modulation of apoptosis 3. Poorer repair of damage cellular DNA (buruk pengembalian dari dna seluler yg rusak) Sifat2 sel tumor ganas : 1. Bentuknya polimorfi ( ber-macam2 ) 2. Hiperkromasi dan polikromasi 3. Inti lebih besar 4. Mitosis bertambah 5. Anaplastik ( Susunan sel tidak teratur ) 6. Tumbuh terus tanpa batas 7. Infiltrasi ke sel normal di sekitarnya 8. Metastase 9. Merusak bentuk dan fungsi organ Sifat tumor ganas : 1. Bentuk tidak teratur 2. Konsistensi padat dan keras 3. Kapsul tak jelas/ tak ada 4. Batas tidak tegas 5. Hipervaskularisasi/ neovaskularisasi 6. Rapuh dan mudah berdarah 7. Nekrosis dan ulserasi 8. Infiltrasi dan perlekatan ke organ sekitar Pertumbuhan kanker dibagi menjadi 2 : 1. Pertumbuhan lokal a. Pertumbuhan lokal in situ b. Pertumbuhan lokal invasif 2. Metastatis ke organ lain a. Kelenjar limfe regional b. Organ yang letaknya jauh Pertumbuhan lokal : Untuk terjadinya perubahan dari sel normal menjadi sel kanker oleh karsinogen/onkogen Diperlukan 3 hal, yaitu : 1. Fase inisiasi : inisiator 2. Fase promosi : promotor 3. Fase progresi : progresor Cara penyebaran sel kanker : 1. Perkontinuitatum, pertumbuhan ke jaringan sekitar 2. Limfogen ke kelenjar limfe regional (dekat) 3. Hematogen (regiovaskular jauh) 4. Transluminal lewat dinding saluran nafas saluran cerna dan urin 5. Transerosa/ transcoulum dalam cavum abdominal, thoracal dan pelvis (interstisial) 6. Iatrogen karena tindakan kita mis operasi, pemijatan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kanker : 1. Waktu siklus 2. Derajat differensiasinya 3. Populasi sel kanker terdiri dari 3 macam : a. Sel yang dapat tumbuh b. Sel yang tidak dapat tumbuh c. Sel yang hilang/ mati
Pertumbuhan kanker menjadi cepat bila sel yang dapat tumbuh populasinya lebih besar dan cepat tumbuh
4. Ruang tempat tumbuh 5. Pertahanan alami tubuh - Barier mekanis mis tulang, fasia - Barier imunologis Seluler oleh limfosit dan pagosit; dan humoral oleh Ag-Ab 6. Suply darah, tumor menghasilkan angitrofin untuk neovaskularisasi ( Angiogenesis ) Gambaran Makroskopis tumor : 1. Bentuk plaque, Melanoma maligna, basalioma, karsinoma yang kecil 2. Bentuk nodus : tumor/ pembengkaan 3. Bentuk erosi/ ulkus : batas tepi lebih tinggi, mudah berdarah, ditutupi jaringan nekrotik, tidak teratur 4. Bentuk campuran antara plaque, ulkus dan nodus 5. Tanpa bentuk, mis Kanker darah
Staging Neoplasma maligna secara klinis
Berdasarkan American Joint Commite for Cancer Staging ( sistem TNM ) : Menggunakan sistem TNM T : Tumor primer N : Nodus Limfatikus/ Kel Limfe regional M : Metastasis
T : Primary tumor : To : Tidak ditemukan tumor primer T1S : Carsinoma insitu T1 : Tumor besarnya sampai 2 cm/ lebih kecil T2 : Tumor besarnya antara 2-4 cm T3 : Tumor besarnya lebih dari 4 cm N : Regional Lymph Node N0 : Tidak teraba lymph node N1 : Teraba unilateral, tidak melekat N2 : Teraba di kontra lateral, tidak melekat N3 : Teraba dan melekat M : Distant metastasis MO : Tidak ada metastasis jauh M1 : Klinis dan radiografis terjadi metastasis
B. Odontogenic epithelium with odontogenic ectomesenchyme, with or without dental hard tissue formation 1. Ameloblastic fibroma 2. Ameloblastic fibrodentinoma 3. Odontoameloblastoma 4. Adenomatoid odontogenic tumor ( AOT ) C. Odontogenic Ectomesenchyme with or without included odontogenic epithelium : 1. Odontogenic fibroma 2. Mixoma/ odontogenic mixoma/ mixo fibroma 3. Benign cementoblastoma ( cementoma ) 4. Complex odontoma 5. Compound odontoma Non odontogenic tumor and fibro-osseous lesions of the jaw bones : 1. Non odontogenic tumors a. Central fibroma b. Mixofibroma c. Ossifiyng fibroma d. Osteoma e. Osteoid osteoma f. Benign osteoblastoma g. Chondroma h. Giant cell granuloma i. Central hemangioma j. Benign tumors of nerve tissue 2. Fibro-osseous lesions a. Fibrous displasia of bone b. Inherited fibrooseous bone disease (Cherobism) c. Ossifyng fibroma d. Central giant cell granuloma Ameloblastoma ( Adamantinoma ) : - Benign odontogenic neoplasm - Locally-invasive epithelial tumor - Tendency to recur (cenderung recurrent) - Consisting proliferative odontogenic epithelium in a fibrous connective tissue stroma - Anatomically-benign and Clinically-persistent
Malignant ameloblastoma and Ameloblastic Carcinoma : - Shows the picture histophatologically as ameloblastoma - Primary tumor - Metastatic deposits Clinical features of ameloblastoma : - Slow growing - Long duration initially symtomless (tanpa gejala) - Gradually increased in size - Expansion is much more than distruction - The teeth in that area maybe vital or may shows resorption
Radiological findings : - Unilocular ( monocystic ) or multilocular (multicystic) - Radiolucency in different forms and shape - Soap bubble or honey comb-like- appearance (bentuk sarang lebah/gelembung) - Resorption of the root of the teeth - The margin of the radiolucent zone often showing the irregular scalloping Site, age and sex - Ratio mandible and maxilla 5 : 1 - Posterior tooth areas and ramus - The age usually the second and third decades (20 -30 thun) - Pria > Wanita
Calcifyng Epithelial Odontogenic Tumor ( CEOT ) / Pindborg Tumor - Slowly growing - Asymtomatic - Male and female are equally affected - Mosly occur in the M region of mandible - Painless (tanpa rasa sakit) - Pericoronal area of unerupted tooth (tidak erupsi gigi M) Radiological appearance Very much characteristic : 1. A pericoronal radiolucentcy 2. A pericoronal radiolucentcy with radio opaque foci 3. A mixed radiolucent and radio opaque lesion 4. A driven snow appearance 5. Diffuse radio-opacities with radiolucent area Odontoma Characteristic : - Odontogenic origin - Composed of hard dental tissues - Occur at any age and in both sexes - Affect the maxilla and mandible equally - Asymtomatic non-aggressive - Non-invasive - Slow growing Two types of odontoma 1. Compound odontoma, crudely formed teeth in varying size and shape (bentuk n ukuran gigi bervarisi)
2. Complex odontoma, The radio-opacity does not represent any spesific shape but appears as a disorganise irregular mass (kumpulan disorganisasi irreguler / teratur) Non-odontogenic lesions of the jaws Ossifying Fibroma - True osteogenic benign neoplasma with significant grow potential - This lesion previously termed as Cementifyng fibroma - Originally derived from undifferentiated cells of the periodontal ligament Clinical features : - Third and fourth decades of life (30-40 thun) - The ratio male and female 1 : 5 - Mostly seen in the mandible premolar and the molar areas in maxilla - Composed of fibrous tissue that contains a variable mixture of bony trabecule and cementum like spherules ((bulatan kecil memb. Peridontium) Radiological appearance : - Sharply-demarked margins with unilocular radiolucency and with varying degree of radio-opacity - Encapsuleted fibrous capsule surounding a tumor Kanker Jaringan lunak Rongga Mulut Insidensi : - Kanker rongga mulut 5% pada pria dan 2% pada wanita - Di India paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker - 80% kanker rongga mulut dapat dicegah dengan deteksi dini (pencegahan sekundair ) dan menghindari faktor resiko ( pencegahan primer )
Etiologi kanker rongga mulut : 1. Faktor lokal : OHIS, iritasi kronis faktor lokal spt tambalan, karies/radiks yang tajam, gigi palsu 2. Faktor luar seperti karsinogen, agen fisik, virus 3. Faktor host yang meliputi umur, jenis kelamin, genetik, nutrisi dan imunologi Gambaran Klinis : 1. Riwayat lesi pre-kanker spt leukoplakia, eritroplakia, sub mukus fibrosis 2. Tahap dini tidak menimbulkan gejala 3. Kebanyakan berwarna merah dan/tanpa disertai lesi putih 4. Ulkus yang tidak sembuh > 2 minggu 5. Ulkus tidak sakit dan tepi bergulung/ lebih tinggi dari dasar
Tipe pertumbuhan karsinoma mulut : 1. Pertumbuhan endofilik berbentuk ulkus (krepte/melipat) Prog : buruk 2. Pertumbuhan eksofilik, superfisial berbentuk bunga kol/ papiler yang mudah berdarah
Tipe pertumbuhan eksofilik mempunyai prognosa yang lebih baik
Kanker lidah : - 80% lokasi kanker di 2/3 anterior lidah - Pada bagian lateral dan bawah lidah - Keluhan utama adanya masa yang tidak sakit - Adanya metastase ke kel. Limfe kadang mrpk tanda awal - Tanda klinis awal berupa bercak, leukoplakia, penebalan dan berkembang secara eksofilik/ endofilik - Rasa sakit akibat infeksi sekundair Kaker bibir - Lebih banyak pada bibir bawah - Aktifitas diluar ruang/ sinar UV - Pada petani dan nelayan - Lesi berupa ulkus yang tidak sembuh2 - Lesi lanjut berupa papilari, ulkus dan infiltratif - Tipe papilomatus diawali epitel yang menebal dan tetap berada di permukaan - Tipe ulseratif dan infiltratif diawali epitel yang menebal dan mengalami infiltrasi ke dalam Kanker di Dasar Mulut : - Pada peminum alkohol, penyunyah sirih dan perokok - Tidak bergejala - Lokasi didasar mulut sekitar frenulum lingualis - Ulcerasi dengan tepi yang timbul dan mengeras - Penebalan mukosa yang kemerahan, nodul yang tidak sakit ataupun leukoplakia - Pertumbuhan eksofilik dan endurasi Kanker mukosa pipi : - Dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah tembakau, sirih dan pinang dan kapur ( sugi/ susur ) - Asimtomatis - Lesi eritromatus, ulserasi yang kecil atau noduler, kemerahan dengan endurasi dan kadang dihubungkan denga leukoplakia tipe nuduler
Kanker pada Gingiva : - Pada regio tempat tembakau diisap bagi pengunyah tembakau - Gingiva mandibula > maksila - Lesi awal berupa ulcer endolen, granuloma kecil atau sbg nodul - Pertumbuhan bisa ekfoliatif seperti bunga kol atau atu infiltratif yang mendistruksi tulang rahang Kanker pada Palatum - Pada orang dengan kebiasaan merokok secara terbalik - Lesi ulserasi dan erosi pada daerah nodul dan bercak - Pertumbuhan eksofilik dengan dasar yang luas dengan permukaan bernodul - Bisa menyebabkan perforasi palatum dan meluas ke dasar hidung (sinusitis)
Neoplasma Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva 1. Mayor : Parotis, submandibularis dan sublingualis 2. Minor : Lebih dari 600 kelenjar saliva yang tersebar di lamina propia mukosa, tidak dilapisi jaringan ikat tapi dikelilingi jar ikat, sekret bersifat mukus kecuali pada kelenjar Von Ebner yang terletak pada papila sirkumfalata lidah
Ductus Glandula Salivarius Minor : - Mukosa palatum mole - Mukosa bukal - Mukosa labial Duct Associated Limphoid Tissue ( DALT ) : Respon imun spesifik dan non spesifik
Fungsi Saliva : 1. Membantu pencernakan makanan : Ezim 2. Aktivitas self cleansing 3. Fungsi imunologis - Komplekx IgA-musin - Kompleks IgA-laktoferin (cegah replikasi virus) - Kompleks IgA-laktoperoksidase - Kompleks IgA-lisosim 1.Tumor Kelenjar saliva jinak - Phleuromorfik adenoma (Mixed tumor jinak) Tumor painborg (gigi M) - Warthins tumor (Kista adenoma limfomatosum kapiler /adenoma kistik papiler - Papiloma intra-ductal - Oxyphil adenoma
2.Tumor jinak non epitel : - Hemangioma - Limfangioma - Lipoma
Pleuromorfik adenoma : - Tumor jinak yang paling sering dijumpai - Campuran jaringan ikat dan epitel - Bentuk bulat - Konsistensi lunak Gambaran PA : Seperti lembaran dan pulau2 dari spindle