Anda di halaman 1dari 70

Tumor & Neoplasia

Oromaxillofacial

Dr. Drg. M. Taha Ma’ruf, M.Erg


Kelainan Pertumbuhan & Perkembangan
Sel

Aplasia
Kegagalan total perkembangan jaringan, ex:
Molar tiga.
Hipoplasia / Involution
Ketidakmampuan organ berkembang sampai
ukuran normal, ex: hipoplasia enamel,
amelogenesis imperfecta
Atrofi
Pengurangan massa organ / jaringan o.k.
penurunan jumlah dan ukuran sel
Kelainan Pertumbuhan & Perkembangan
Sel

Hipertropi
Meningkatnya masa jaringan atau organ
o.k. kenaikan ukuran sel
Hiperplasia
Meningkatnya masa organ atau jaringan
karena kenaikan jumlah selnya
Hamartoma
Kelebihan satu atau lebih unsur normal
yang ditemukan dalam jaringan atau
organ. (contoh: odontoma)
Kelainan Pertumbuhan & Perkembangan
Sel
Heterotopia
Pertumbuhan organ atau jaringan pada tempat
yang abnormal
Metaplasia
Perubahan dari satu jenis jaringan ke jenis lain
yang seringkali tidak khas dan mengenai epithel
Displasia
Perkembangan jaringan yang abnormal yang
menunjukkan gangguan umum pada bentuk epithel
Atipia
Kelainan yang menimbulkan perubahan morfologis
dari tiap sel epitel, dengan proliferasi dan
diffrensiasi abnormal, hiperkromatosis nuclear,
mitosis abnormal dan hilangnya maturasi normal.
Definisi Neoplasia

‘Moops’ ;
Pertumbuhan jaringan baru bersifat
otonom (tidak mementingkan
tubuhnya sendiri), tidak mempunyai
tujuan yang berguna dan
mengorbankan kepentingan tubuhnya
sendiri
Definisi Neoplasia

‘Willis’ ;
Massa abnormal dari jaringan dimana
pertumbuhannya yang terjadi adalah
melebihan kebutuhan jaringan normal
dan tidak terkoordinir. Pertumbuhan
tetap ada walaupun ‘stimuli’ berhenti
Neoplasia
Adalah massa jaringan atau populasi
sel abnormal dengan kemampuan
untuk tumbuh dan berkembang secara
tidak terkendali.
Kebanyakan berupa gumpalan
sehingga diberi istilah tumor
Pengertian
Neoplasia  Semua pertumbuhan
baru pada suatu jaringan selain
hiperplasia dan inflamatory
Semua jaringan di dalam tubuh yang
memiliki kemampuan untuk
membelah  memiliki kemampuan
berkembang menjadi neoplasia
Pengertian

Terjadi perubahan secara seluler,


sedikit perbedaan morfologi atau sifat
dari keadaan normal.
Pada keadaan yang lain  sel baru
tidak menyerupai atau tidak memiliki
sifat seperti sel asalnya (diffrensiasi
tidak baik)
Istilah – Istilah Lain
‘Precancerous
Lession’ ;
Perubahan
morfologi jaringan
dan cenderung
terjadi pada
jaringan normal
yang terletak
dipermukaan /
superfisial.
Istilah – Istilah Lain

Carcinogenic agent / Oncogenic


agent
Bahan yang dapat menyebabkan
terjadi kanker,
Faktor Eksternal, dapat berupa bahan
kimia / fisik, misalkan: radiasi, elektrik,
panas, virus dsb.
Faktor Internal, misalkan: herediter,
kecenderungan, usia, habits dsb.
KARAKTERISTIK KLINIK
Sign Benign Malignant
History Long Short
Induration Absent Present
Ulceration Rare Frequent
Margin Well defined Irreguler
Mobility Freely, Moveable Fixed
Papillary out growth Frequent Infrequent
Regional adenopathy Absent Frequent
Neoplasia Jinak

Sel menyerupai sel asalnya,


pertumbuhan lambat dan meluas
tanpa mengindahkan jaringan yang
normal.
Seiring dengan perluasan 
terbentuk kapsul jaringan ikat di
sekelilingnya dan pertumbuhan tetap
terlokalisir
Neoplasia Ganas
Sel mengalami penyimpangan yang nyata
dari sel-sel asalnya.
Inti mengalami pembesaran dan
menempati lebih banyak bagian sel
dibandingkan dengan keadaan normal.
Ukuran sel mengalami pembesaran dan
dapat terjadi pembentukan sel raksasa
(giant cell).
Sel ini dapat kehilangan semua
kemiripannya dengan sel normal dan tidak
dapat dikenali (anaplasia)
Neoplasia Ganas
Terjadi mitosis yang abnormal dan sel
akan kehilangan kontak dengan sel lainnya
sehingga susunan menjadi tidak teratur
Tidak terdapat pembentukan kapsul dan
pertumbuhan sel dengan infiltrasi dan
invasi menuju jaringan normal di
sekitarnya
Ciri khas  metastase melalui pembuluh
darah atau pembuluh limfe
Tumor Jinak Rongga Mulut
Fibroma: sering pada pipi
Hemangioma
Lymphangioma
Lipoma
Papiloma
Pleomorphic Adenoma
Osteoma
Odontogenik tumor :
Odontoma
Ameloblastoma
Cementoma
Periapikal Cemental Dysplasia
Fibrous Displasia
Condensing Osteitis
Eusinophilic Granuloma
Tumor Ganas Rongga Mulut

Epitelial : + carsinoma
Non epitelial : + Sarcoma
Struktur jaringan Neoplasia :

Parenchym : Komponen jaringan


neoplasia yang menyebabkan
proliferasi jaringan
Stroma : Komponen dari sel
neoplasia yang menyangga/
menyokong pertumbuhan dari tumor
tersebut. (P. darah / Syaraf, dll)
Diagnosa Neoplasia :

Anamnese : Secara Umum


Riwayat Lesi
Pemeriksaan klinis : E.O / I.O
Rontgenologis
Pem. Lab : darah, urine
Pemeriksaan HPA : Biopsi
Klasifikasi stadium neoplasia
didasarkan pada ;

1. Ukuran Tumor primer (T),


2. Ekstensi penyebaran ke kelenjar
lymphe regional / Nodus (N),
3. Ada/tidaknya Metastase (M).
Klasifikasi :

American Joint Commite for Cancer


Staging (AJCCS) :
T : Ukuran & derajat infiltrasi tumor
primer
N : Kondisi Lymphonodus regional
M : Ada/tidaknya perluasan
Metastase.
Kriteria
T0 = tidak terlihat tumor primer
T1 = tumor berdiameter ≤ 2 cm
T2 = tumor berdiameter >2 dan < 4 cm
T3 = tumor berdiameter > 4 cm
N0 = limfe node regional tidak teraba
N1 = node homolateral bergerak
N2 = node bilateral/kontralateral bergerak
N3 = node tidak bergerak
M0 = tidak terlihat metastase
M1 = terlihat metastase
Stage / stadium :

1. I = T1 N0 M0.
2. II = T2 N0 M0.
3. III = T3 N0 M0 atau T1,2,3 N1 M0
4. IV =T apa saja N2,3 M0
T apa saja N apa saja M1 .
Berdasarkan Border’s Grading / Line :

Grade I : Tumor terdiri dari < 25% sel


abnormal,
Grade II : Tumor terdiri dari 25% - 50%
sel abnormal,
Grade III : Tumor terdiri dari 50% - 75%
sel abnormal,
Grade IV : Tumor terdiri dari > 75% sel
abnormal.
Terapi Neoplasia
Pembedahan,
Radioterapi,
Chemoterapi,
Palliative
Tumor Odontogenik
Pada Rahang
Klasifikasi

I. Epithelial Tumor
1. Ameloblastoma
2. Acanthomatous Ameloblastoma
3. Odontogenik Adenomatoid tumor
(Adenoameloblastoma)
4. Neuroectodermal tumor of infancy
(Melanoameloblastoma)
Klasifikasi
II. Mesenchymal Tumor :
1. Cementoma
2. Benign Cementoblastoma (true
cementoma)
3. Cementifying Fibroma
4. Odontogenic Myxoma
5. Odontogenic Fibroma
6. Dentinoma
Klasifikasi
III. Mixed Tumor (Epithelial &
Mesenchymal)
1. Ameloblastik Fibroma
2. Granular Cell Ameloblastik Fibroma
3. Ameloblastik fibroodontoma
4. Ameloblastic Odontoma
(Odontoameloblastoma)
5. Odontoma (compound, Complex,
Cystic)
ODONTOMA
ODONTOMA
CONDENSING OSTEITIS
PAPILLOMA
LIPOMA
AMELOBLASTOMA
AMELOBLASTOMA

Tumor embrional yang jinak pada


rahang
Pertumbuhan lambat, lokal invasif
Mudah rekurent dan dapat
bermetastase.
Berasal dari dental lamina atau
derivatnya seperti enamel organ,
sisa-sisa epitel, jaringan follikuler.
AMELOBLASTOMA
Terjadi pada usia 20-50 tahun dan
terbanyak pada usia diatas 30 tahun
Lebih sering dijumpai pada laki-laki
Lebih sering berlokasi pada RB yaitu dimulai
pada angulus kemudian meluas ke corpus
dan ramus mandibula.
Pada RA dapat meluas ke sinus maksillaris,
dasar orbita dsampai ke nasofarink.
Penyebab
antara lain :
Trauma
Pencabutan Gigi
Tekanan dari protesa
Maloklusi
Periodontal Desease
Kehilangan Gigi
Ricketsia
Infeksi rongga mulut
Supernumerary teeth
Gambaran Klinis (Anamnesa)

Pembengkakan pada salah satu sisi rahang


atau keduanya tanpa ada rasa sakit kecuali bila
terjadi infeksi sekunder
Pertumbuhan lambat shg penderita tidak
menyadari sampai menjadi besar. Dapat
menyebabkan deformitas wajah.
Rasa kesemutan dijumpai bila tumor ini
menekan N. alveolaris inferior
Pada akhirnya dijumpai keluhan gangguan
bicara, mengunyah dan membuka mulut.
Pem. E.O :
• Pembengkakan dengan permukaan licin
• Batas tegas
• Warna dan suhu sama dengan jaringan
sekitarnya
• Konsistensi keras dan tidak nyeri
• Pada stadium lanjut, permukaan teraba
elastis yg disebut Pimpong Ball
Phenomena
Pem. I.O
Terlihat pembengkakan ke arah bukal dan
lingual
Permukaan licin
Warna sama dengan jaringan sekitarnya
Konsistensi keras
Pada stadium lanjut elastik
Gigi dapat mengalami migrasi
Gigi Bisa goyang
Gambaran Radiologis
Terlihat daerah trabecule yang kasar
sekali dari tulang yang rusak
Dapat dijumpai adanya gambaran
yang solid dan kistik
Terlihat daerah radiolusent yang
unicystik atau multicystic.
Gamb. Radiologis (Unicystik)
Gamb. Radiologis (Multicystik)
Gambaran Radiologis
Pada tipe unicystic / monokistik terlihat
rongga dengan dinding yang ireguler, akar
gigi sekitar tumor mengalami resorbsi.
Pada tipe multicystic / polikistik terlihat
beberapa rongga yang dibatasi oleh septa
yang terdiri dari trabekulasi tulang
sehingga menyerupai bentuk sarang
tawon ( honeycomb) atau seperti busa
sabun (soap buble appearance).
Therapi
Marginal Reseksi / Segmental Reseksi
Pengambilan tumor secara keseluruhan dan
sedikit jaringan sehat disekitarnya tetapi
continuitas tulang dipertahankan
Total Reseksi / Mandibulectomy
Seluruh tumor diambil dengan menyertakan
seluruh jaringan tulang
Partial Reseksi
Pengambilan sebagian mandibula pada rahang
Reseksi Komposit
Pengambilan tumor serta rahang dan jaringan
sehat sekitarnya diambil seperti bibir, dll.
Therapi
Karena ameloblastoma mempunyai sifat
invasi lokal dan rekuren, maka dianjurkan
pengangkatan tumor sampai jaringan
sehat, osteotomi, reseksi segmental dan
hemimandibulektomi.
Tidak dianjurkan untuk melakukan
enukleasi dan kuretase.
Radioterapi mempunyai sifat radioresisten.
Thank You………..
GRADING KEGANASAN
JUMLAH SEL-SEL GANAS MENURUT BRODER
I. 0-25%
II. 25-50%
III. 50-75%
IV. 75%- LEBIH
VON HANSENMAN DAN BRODER
I. WELL DIFF.
II. MODERATE DIFF.
III. POORLY DIFF.
IV. UNDIFF
ARTI PENTING
- WELL DIFF LAMBAT MEMBESAR, LAMBAT METASTASE,, TUMOR BESAR
- UNDIFF CEPAT MEMBESAR, CEPAT METASTASE, TUMOR KECIL
- WELL DIFF, TERAPI PEMBEDAHAN BAIK, RESISTEN TERHADAP RADIASI.
- UNDIFF. TERAPI PEMBEDAHAN TIDAK BAIK, HARUS DIBERI TERAPI SISTEMIK DAN
LEBIH SENSITIF TERAPI RADIASI
MEMBEDAKAN NEOPLASMA GANAS DAN JINAK

KARAKTERISTIK JINAK GANAS


DIFRENSIASI BERDIFRENSIASI BAIK: DIFRENSIASI BAIK,
ANAPLASIA STRUKTUR MENYERUPAI SEDANG, JELEK DGN
JARINGAN BASAL ANAPLASIA STRUKTUR
SELALU ATIPIK
KECEPATAN PERTUMBUHAN BIASANYA PROGRESIF TUMBUH LAMBAT, CEPAT,
LAMBAT, BISA TETAP ATAU MITOSIS BANYAK DAN
REGRESIF MITOSIS JARANG ABNORMAL
DAN NORMAL
LOCAL INVASI BIASANYA KOHESIF, INVASIF LOKAL, INFILTRATIF
EKSPANSIF DAN TIDAK DISEKITAR, KADANG-
INFILTRATIF, BATAS TEGAS KADANG KOHESIF DAN
EKSPANSIF
METASTASE TIDAK TERJADI SERING TERJADI
DIFRENSIASI/ANAPLASIA
Tumor terdiri dari sel-sel ganas parenkhimal dan stroma (jaringan ikat dan pembuluh darah +
pembuluh limfa)
ORGAN NORMAL:
Parenkhimal dan stroma sesuai dengan proporsinya
Tumor jinak-berdifrensiasi baik
Tumor ganas:
1. Berdifrensiasi baik(well)
2. Sedang (moderate)
3. Jelek (poorly)
4. Jelek (undifentiated)
KLINIK:
1. Diff. baik-mudah dikenal, konsistensi mengarah normal
2. Diff. jelek-jaringan sukar dikenal, konsistensi rapuh
3. Berdasarkan jumlah stroma neoplasma ganas dapat dibedakan menjadi 3 kelompok seperti
kasinoma simplek, karsinoma skirus, karsinoma medulare
Contoh Diffrensiasi Skuamus Karsinoma
Well Diff. Moderate Diff.

Undifentiated
Poorly Diff.
ANAPLASIA
Anaplasia histologi merupakan tanda pasti neoplasma ganas
KRITERIA:
1. PLEOMORFIA - UNIFORM
- PLEOMORFIA: BULAT, SPINDEL POLIHIDRAL BIZZARE DAN
CAMPURAN

2. ANISOSITOSIS - KECIL, SEDANG, BESAR

3. INTI - HIPERCHROMASI DNA


- MEMBESAR N/C 1:1 1:3
- BENTUK TIDAK TERATUR
- MITOSIS - MITOSIS ABNORMAL
- BIPOLAR
- TRIPOLAR
- KWADRIPOLAR
- NUKLEOLI PROMINEN

4. KEHILANGAN POLARITAS +FUNGSI


CONTOH GAMBAR HISTOLOGIK ANAPLASIA
PERTUMBUHAN EKSPANSIF

Terjadi pada tumor dalam PARENKHIM ORGAN dan BERSIMPAI seperti


Adenoma tiroid, fibroadenoma mama, dan Fibroma.

AKIBAT:
1. Akan menimbulkan penekanan jaringan/ organ sekitar gangguan fungsi
2. Bila tumor terletak dipermukaan organ, maka akan menimbulkan atrofi
dan ulkus
3. Bila tumor lebih dari 6 cm bisa menimbulkan kel. Retrogresif
Tumor jinak dipermukaan mukosa biasanya bertangkai, sehingga mengisi
ruangan tersebut ( sessile)
Tumor jinak yang tidak bersimpai tumbuh invasi terbatas tanpa metastase
PERTUMBUHAN INVASIF / INFILTRATIF

SEL-SEL GANAS MASUK (MENYEBAR) DIANTARA SEL NORMAL


DAN BISA JAUH DARI TUMOR INDUK

AKIBAT:
1. MENIMBULKAN DESTRUKSI ORGAN SEKITAR (NEKROSIS)
2. DESTRUKSI KEPERMUKAAN ORGAN SEHINGGA TERJADI ULKUS
3. TIMBUL HUBUNGAN SATU ORGAN DENGAN ORGAN LAIN ( FISTULA)
4. ULKUS MERUPAKAN TEMPAT MASUK KUMAN SEHINGGA TERJADI
INFEKSIS
5. PERTUMBUHAN SEKITAR TUMOR INDUK AKAN TERJADI TUMOR
INVASIF/ SATELET NODULE
6. PERTUMBUHAN INVASIF + FIBROSIS PERLEKATAN
7. INVASIF KE PEMBULUH DARAH DAN PEMBULUH DARAH LIMFA
MENYEBABKAN TERJADI METASTASE
8. RUSAKNYA PEMBULUH DARAH – PERDARAHAN
METASTASE

SEL GANAS MASUK KE PEMBULUH DARAH / LIMFA BERUPA EMBOLI DAN TERSANGKUT PADA TEMPAT TERTENTU,
DAN TUMBUH MEMBENTUK TUMOR SEKUNDER
JALAN DAN CARA
1. SALURAN ALAMIAH (TERTUMPAH,
PEGETOID)
2. TRANSPLANTASI
3. LIMFOGEN
4. HEMATOGEN

FAKTOR MEMUDAHKAN
1. SIFAT SEL GANAS : KOHESI, KONTAK INHIBISI, MAMAPU BERGERAK, TIDAK MENGIKUTI UNIT PERTUMBUHAN,
MAMPU MELEKAT
2. SALURAN ALAMIAH
3. JUMLAH EMBOLI
4. JUMLAH PEMBULUH DARAH
5. TRAUMA
6. STATUS HORMONAL
7. STATUS IMUNOLOGIK
8. BESAR TUMOR, DERAJAT ANAPLASIA

AKIBAT:
1. LIMFOGEN – LIMFODENOPATI
2. TUMOR SEKUNDER MULTIPEL – PERDARAHAN, DESTRUKTIF ORGAN
3. PERDARAHAN DALAM CAVUM SEROSA

Anda mungkin juga menyukai