Anda di halaman 1dari 6

2.1.

DEFINISI, ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI NEOPLASMA


Definisi
Pembentukan jaringan baru yang abnormal yang bertumbuh dengan kecepatan yang tidak biasa,
progresif, dan tidak dapat dikontrol oleh tubuh. Neoplasma dapak jinak(benigna) maupun
ganas(maligna).
Neoplasia jinak : pertumbuhan jaringan baru yang lambat, ekspansif, terlokalisir, berkapsul, dan
tidak bermetastasis
Neoplasia ganas : pertumbuhan jaringan baru yang cepat, infiltratif ke jaringan sekitarnya, dan
dapat menyebar ke organ-organ lain/ metastase, sering juga disebut kanker.
Etiologi
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia ganas (malignant
neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan
pembentukan jaringan baru yang abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol
dan penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan sel sudah tidak
terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah
selama masih mendapat suplai makanan.
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem kontrol pembelahan sel
terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat mengganggu proses pembelahan sel
sehingga dapat menyebabkan neoplasma. Kerusakan sel pada bagian kecilnya, misalnya gen, dapat
menyebabkan neoplasma ganas. Tetapi jika belum mengalami kerusakan pada gen digolongkan pada
neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan pada faktor-faktor pertumbuhan (growth factors)
sehingga fungsi gen masih berjalan baik dan kontrol pembelahan sel masih ada.
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non odontogen.
Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi normal, merupakan interaksi antara epitel
odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian proses pembentukan gigi
sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen rongga mulut dapat berasal
dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringanikatmulut, dan kelenjar ludah.
Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang tanpa disertai perubahan
atau mutasi gen. Faktor penyebab yang merangsang tumor jinak digolongkan dalam dua kategori,
yaitu :
Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan faktor-faktor pertumbuhan,
misalnya gangguan hormonal dan metabolisme.
Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis (panas/dingin), kebiasaan buruk yang
kronis, dan obat-obatan.
Klasifikasi Neoplasma
A. Neoplasma Jinak (Benigna)
1. Odontogenik
a. Epitelium odontogenik (berdasarkan asal jaringan)
-Ameloblastoma
-Calcifyng epitelial odontogenik tumor (pinborg tumor)
-Clear cell odontogenik tumor
-Squamos odontogenik tumor
-Adenomatoid odontogenik tumor
b. Epitelium dan ectomesenkim odontogenik
-Ameloblastic fibroma
-Ameloblastic fibroodontoma
-Odontoameloblastoma
-Complex Odontoma
-Compound Odontoma
c. Ektomesenkim( dengan atau tanpa epitelium odontogenik)
-Odontogenik fibroma
-Odontogenik Myxoma
-Benigna cementoblastoma
2. Non odontogenik
a. Osteogenik neoplasm
-cemento-ossifyng fibroma
b. Lesi tulang non neoplastik
-cherubism -central giant cell granuloma, dll
B. Neoplasma Ganas (Malignant)
1. Odontogenik
a. Ektodermal : intraalveolar carcinoma
b. Mesodermal : odontogenik sarcoma
c. Ektodermal & mesodermal : ameloblastic fibrosarcoma
2. Non odontogenik
-osteosarcoma
-Ewing sarcoma
-Multiple myeloma
Carcinoma : tumor ganas yang berasal dari jar. epitel
Sarkoma : tumor ganas yang berasal dari jar.ikat
Benigna pada rongga mulut dapatdijumpai pada :
Pd jar. Gusi / membran mukoperiosteal dari pros.alveolar RA/RB Fibroma, Hyperplasia, pyogenic
granuloma, pregnancy tumor, papilloma, hemangioma, peripheral giant cell reparative granuloma,
peripheral giant cell tumor, neuroma
Pada tulang kortikal RA/RB Exostoses, torus palatina, torus mandibula, chondroma,
osteochondroma, osteoma atau diffus hiperostosis
Dalam tulang kanselus RA/RB Diffuse hyperostosis osteoma, ossifyng fibroma, asteoid osteoma,
ameloblastoma, myxoma, odontoma, dll
Diatas atau dibawah mukosa pipi Fibroma, neuro fibroma, lipoma, fibropapilloma, hemangioma,
epulis fisuratum, pleomorpic adenoma,dll
Pada palatum Fibroma, fibromatosis, fibropapilloma, myxofibroma, rhabdomyoma, mixed tumor, dll
Pada lidah Papilloma, hemangioma, rhabdomyoma, myoblastoma, leiomyoma, lympangioma
Pada dasar mulut Mixed tumor (plemorpic adenoma), myxofibroma, dll


2.2. PATOGENESIS dan GAMBARAN KLINIS NEOPLASMA
Patogenesis
Ploriferasi gen diatur oleh DNA pada setiap sel di jaringan. Gen yang mengatur ploriferasi sel (ki-67
gene) dan gen yang menghentikan ploriferasi sel pada suatu waktu yaitu repressor gen, e.g. P53,
krev-1/ Gas 1.
Repressor gen berfungsi untuk mengontrol. Pada keadaan tertentu bila repressor gen terganggu
atau mengalami kerusakan, maka sel akan berploriferasi & tidak terkontrol. Pada jaringan permanen
(otot, syaraf) repressor gen terikat dengan kuat, sehingga sangat sulit dipisahkan pada waktu sel
berdiferensiasi. Pada sumsum tulang, repressor gen sangat mudah dipengaruhi oleh stimuli dari
lingkungan seperti hormon, bahan-bahan kimia, virus, radiasi, dan panas.
Pertumbuhan terkontrol bila ada stimulus, dapat menyebabkan hiperplasia, sedangkan
pertumbuhan tidak terkontrol, ploriferasi sel terganggu dan sel tumbuh tidak terkontrol menjadi
neoplasia.
Gambaran Klinis
Benigna Gambaran klinis Histopatologi Radiograf Terapi
Amelobastoma -Menyerang usia 20-40 thn
-80%RB, 75% molar-ramus
-jarang sakit
-tumbuh lambat. Persistensi ekpansif
-locally malignant -folikular : massa sentral sel polihedral dikelilingi oleh lapisan sel kuboid
-flexiform: massa tdk beraturan. Setiap massa dilekatkan dgn lap.sel kolumnar -Lesi multilokular/
multicystik
- unilokular/ unicystik
Resorbsi gigi yang terlibat
-honey comb appearance Kuretase berulang
Eksisi dr dinding tulang kista
Pinborg tumor -regio P/ M
-lebih sering RB
Expansi, tidak sakit, lambat
Sering dihub. Dgn gigi impaksi
-usia pertengahan Memiliki gambaran pulau tersendiri, beruntai, dan lapisan sel polihedral di dlm
stroma eosinofilik. Diluar sel terdpt struktur berhialin. Unilokuler/ multilokuler lebih sering dgn tepi
scallop. Radiopasitas difus didlm lesi
Sering mjd multilokuler/ honeycomb Reseksi marginal/segmental
Enukleasi
Squamos odontogeik tumor -usia 11- 57 (rata-rata 37 thn)
-melibakan prosesus alveolar RB danRA
-rasa sakit ringan
-gigi dapat menjadi goyang Terdiri dari pulau-pulau yang bentuknya berlainan
Menunjukan gambaran epitelium skuamosa dlm stroma jar.ikat fibrosa Adanya kerusakan triangular
di lateral akar gigi
Tepi lesi mjkn gmbr sklerosis
Berdiameter lbh besar dr 1,5 cm Eksisi lokal konservativ
Clear sel odontogenik tumor Usia >50thn
RA & RB
Bbrp penderita mngeluh rasa sakit dan pembesaran rahang
Bbrp lainnya asimptomaitk Adanya sarang epitel dgn sitoplasma eosinofilik yg krg jelas. Sarang tsb
dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat berhialin Lesi radiolusen unilokuler/ multilokuler, dgn tepi
dari radiolusen tsb tidak mempunyai batas yg jelas atau tidak teratur Pembedahan radikal karena
invasinya dan tendensi rekurennya.
Adenomatoid odontogenik tumor Pembengkakan lambat dan sedikit nyeri biasanya pada anterior RA
Usia 10-21 thn
Lbh sering pd wanita
Kebanyakan lesi sering trdpt pd kaninus Nodula-nodula atau lingkaran bbentuk kumparan ,
terkapsulasi dgn baik
Material trkalsifikasi dpt terlihat, massa eosinofilik besar Radiolusensi berbatas jelas dg tepi sklerosis
yg nyata
Dpt menyertai/ melibatkan akar, biasanya pd aspek lateral Kuretase/ enukleasi
Complex odontoma Asymtomatik
Biasanya pd mandibula, regio M2, & M3
Lesi kecil jarang mjd besar, bila besar 6cm tjd ekspansi rahang Susunan enamel, dentin, pulpa dan
sementum tidak teratur, jaringan ini biasanya dikelilingi suatu kapsul tipis jar. ikat Masa radopak
irregular, dikelilingi oleh suatu area radiolusensi tipis diatas gigi yg tidak erupsi Eksisi
enukleasi
Compound odontoma Perkembangan lambat , lesi tdk infiltrstif
Sering tjd RA, khususnya pd regio I & C
Gagalnya erupsi gigi permanen, akibat gangguan dr compound odontoma Mengandung struktur yg
multiple menyerupai gigi berakar satu didlm matriks jar.longgar. jar pulpa mgkn terlihat dikorona
atau akar dr struktur yg menyerupai gigi tsb. Kumpulan struktur yg mirip gigi dgn ukuran dan bentuk
bervariasi dikelilingi oleh daerah radiolusensi tipis Enukleasi

2.3. PEMERIKSAAN KLINIS dan PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anamnesis
Dalam hal ini pasien ditanyakan mengenai tanda dan gejala seperti :
Nyeri (jarang ada, jika ada biasanya karena infeksi sekunder atau lesi invasif)
Bengkak(selalau ada, jika lambat lesi menyebar, jika cepat terjadi infeksi bersamaan/ lesi yang
agresif)
Fungsi yang terganggu (termasuk fungsi mobilisasi rahang)
Perubahan motorik/ sensorik
Riwayat keganasan (fatktor predisposisi)
Riwayat keluarga (sindrom nervus sel basal dan sindrom Gardner)
Pemeriksaan Fisik
Periksa bagian epitel, jaringan ikat, otot, tulang, vaskular, dan kelenjar getah bening
Melihat perubahan permukaaan sepeerti trauma, neoplasma, metabolik atau inflamasi.
Perhatikan adanya edema, lokasi, jaringan asal onset dan kecepatan pembesarannya. Kemudian
ukurannya, ditanyakan juga mengenai perubahan ukuran yang berhubungan dengan makan, fungsi
rahang dan adanya massa.
Melihat terganggunya fungsi rahang berhubungan dengan penyakit yang mengenai TMJ, tumor
ganas, atau tumor jinak yang agresif.
Fraktur patologis pada mandibula dapat mengakibatkan gangguan akut pada oklusi, mobilitas
rahang, dan bentuk wajah.
Tumor/ penyebaran kista dari maksila dapat menyebabkan sumbatan pada hidung dan telinga
serta deviasi nasal septum.
Untuk semua lesi pada rahang, harus dilakukan auskultasi untuk mendengar adanya bruit atau
pulsasi.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan melalui pembauan, karena masing-masing jaringan memiliki
bau tersendiri yang dapat diidentifikasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Roentgen
Tomography
CT scan
MRI
Radionuclide imaging
Biopsi
Sialography
Alat Kegunaan Kelebihan Kekurangan
Roentgen Skrining -dapat dilakukan
-mudah
-murah
-eliminasi struktur overlyng -diskriminasi yang rendah
-2 dimensi

Tomography Memberikan informasi secara proporsional -struktur terlihat dalam keadaan
preselected plane
-dimensi yg akurat -Tinggi radiasi
-mahal
-alat terbatas
CT scan -lokasi & staging tumor
-Evaluasi pengobatan - menghasilkan gambar dari banyak sisi
- dapat mengetahui sampai densitas yg kecil - peralatan yg rumit
-mahal
-alat terbatas
MRI -tumor jaringan lunak
-metastasis
-ekstensi tumor pd rahang ke jaringan lunak -tidak ada radiasi
- noninvasif
-tissue contrast
-diskriminasi jaringan -mahal
-alat terbatas
-gambaran detil tulang yang kurang baik
-lama
Radionuclide Imaging -metastasis
-artritis
-infeksi skeletal - deteksi penyakit yg menyebar luar
-menunjukan anatomi -lama
-semua organ terekspos

BIOPSI
Merupakan pengambilan jaringan patologi untuk tujuan pemeriksaan mikroskopik.
Indikasi :
Jika pemeriksaan klinis& tanda gejala tdk cukup untuk menegakan diagnosis
Lesi yg persistensi setelah dilakukan removal
Untuk melihat perubahan malignansi
Kontraindikasi :
Lesi yang pulsatile (vaskularisasi aktif)
Lesi radiolusen intrabony(sepsis pada lesi & jaringan sekitar)
Lesi yang berpigmen (tingkat malignansi tinggi)
Jenis -jenis:
Biopsi insisi : lesi ganas & tumor jinak agresif
Biopsi eksisi : lesi kecil (<1cm) & lesi jinak, dilakukan sampai 1-2mm
Punch biopsi : jarang dilakukan dimulut, lebih sering untuk kulit
Biopsi aspirasi : massa jaringan lunak dikepala dan leher( KGB & kel.saliva)
Cytological smear : lesi epitel dipermukaan, terutama yg tdk brkeratin tebal

Anda mungkin juga menyukai