7. Tumor jinak yang paling sering pada rongga mulut (papilloma, fibroma,
ameloblastoma)
Etiologi
Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan
neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara
keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru
yang abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol dan
penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan
sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas,
sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai makanan.
Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem
kontrol pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel
dapat mengganggu proses pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan
neoplasma. Kerusakan sel pada bagian kecilnya, misalnya gen, dapat
menyebabkan neoplasma ganas. Tetapi jika belum mengalami kerusakan
pada gen digolongkan pada neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan
pada faktor-faktor pertumbuhan (growth factors) sehingga fungsi gen masih
berjalan baik dan kontrol pembelahan sel masih ada.
Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel
odontogen atau non odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti
pembentukan gigi normal, merupakan interaksi antara epitel odontogen dan
jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian proses pembentukan
gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen
rongga
mulut
dapat
berasal
dari
epitel
mulut,
nevus/pigmen,
jaringanikatmulut, dan kelenjar ludah.
Klasifikasi Neoplasma
A. Neoplasma Jinak (Benigna)
1. Odontogenik
a. Epitelium odontogenik (berdasarkan asal jaringan)
Ameloblastoma
Calcifyng epitelial odontogenik tumor (pinborg tumor)
Clear cell odontogenik tumor
Squamos odontogenik tumor
Adenomatoid odontogenik tumor
b. Epitelium dan ectomesenkim odontogenik
Ameloblastic fibroma
Ameloblastic fibroodontoma
Odontoameloblastoma
Complex Odontoma
Compound Odontoma
c. Ektomesenkim( dengan atau tanpa epitelium odontogenik)
Odontogenik fibroma
Odontogenik Myxoma
Benigna cementoblastoma
2. Non odontogenik
a. Osteogenik neoplasm
Cemento-ossifyng fibroma
b. Lesi tulang non neoplastik
Cherubism -central giant cell granuloma, dll
B. Neoplasma Ganas (Malignant)
1. Odontogenik
a. Ektodermal : intraalveolar carcinoma
b. Mesodermal : odontogenik sarcoma
c. Ektodermal & mesodermal : ameloblastic fibrosarcoma
2. Non odontogenik
Osteosarcoma
Ewing sarcoma
Multiple myeloma
Carcinoma : tumor ganas yang berasal dari jar. Epitel
Sarkoma : tumor ganas yang berasal dari jar.ikat
Benigna pada rongga mulut dapatdijumpai pada Pd jar. Gusi / membran
mukoperiosteal dari pros.alveolar RA/RB Fibroma, Hyperplasia, pyogenic granuloma,
pregnancy tumor, papilloma, hemangioma, peripheral giant cell reparative
granuloma, peripheral giant cell tumor, neuroma.
Pada tulang kortikal RA/RB Exostoses, torus palatina, torus mandibula, chondroma,
osteochondroma, osteoma atau diffus hiperostosis
Dalam tulang kanselus RA/RB Diffuse hyperostosis osteoma, ossifyng fibroma,
asteoid osteoma, ameloblastoma, myxoma, odontoma, dll
Diatas atau dibawah mukosa pipi Fibroma, neuro fibroma, lipoma, fibropapilloma,
hemangioma, epulis fisuratum, pleomorpic adenoma,dll
Pada palatum Fibroma, fibromatosis, fibropapilloma, myxofibroma, rhabdomyoma,
mixed tumor, dll
Pada lidah Papilloma, hemangioma, rhabdomyoma, myoblastoma, leiomyoma,
lympangioma
Pada dasar mulut Mixed tumor (plemorpic adenoma), myxofibroma, dll
Amelobastoma
Usia >50thn
RA & RB
Bbrp penderita mngeluh rasa sakit dan pembesaran rahang
Bbrp lainnya asimptomaitk Adanya sarang epitel dgn sitoplasma
eosinofilik yg krg jelas. Sarang tsb dipisahkan oleh lapisan tipis
jaringan ikat berhialin Lesi radiolusen unilokuler/ multilokuler, dgn
tepi dari radiolusen tsb tidak mempunyai batas yg jelas atau tidak
teratur Pembedahan radikal karena invasinya dan tendensi
rekurennya.
Compound odontoma
Perkembangan lambat
lesi tdk infiltrstif
Sering tjd RA, khususnya pd regio I & C
Gagalnya erupsi gigi permanen, akibat gangguan dr compound odontoma
Mengandung struktur yg multiple menyerupai gigi berakar satu didlm matriks
jar.longgar.
jar pulpa mgkn terlihat dikorona atau akar dr struktur yg menyerupai gigi tsb.
Kumpulan struktur yg mirip gigi dgn ukuran dan bentuk bervariasi dikelilingi
oleh daerah radiolusensi tipis
Enukleasi
PEMERIKSAAN KLINIS dan PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anamnesis
Dalam hal ini pasien ditanyakan mengenai tanda dan gejala seperti :
Nyeri (jarang ada, jika ada biasanya karena infeksi sekunder atau lesi
invasif)
Bengkak(selalau ada, jika lambat lesi menyebar, jika cepat terjadi infeksi
bersamaan/ lesi yang agresif)
Fungsi yang terganggu (termasuk fungsi mobilisasi rahang)
Perubahan motorik/ sensorik
Riwayat keganasan (fatktor predisposisi)
Riwayat keluarga (sindrom nervus sel basal dan sindrom Gardner)
Pemeriksaan Fisik
Periksa bagian epitel, jaringan ikat, otot, tulang, vaskular, dan kelenjar
getah bening
Melihat perubahan permukaaan sepeerti trauma, neoplasma, metabolik
atau inflamasi.
Perhatikan adanya edema, lokasi, jaringan asal onset dan kecepatan
pembesarannya. Kemudian ukurannya, ditanyakan juga mengenai
perubahan ukuran yang berhubungan dengan makan, fungsi rahang dan
adanya massa.
Melihat terganggunya fungsi rahang berhubungan dengan penyakit yang
mengenai TMJ, tumor ganas, atau tumor jinak yang agresif.
Fraktur patologis pada mandibula dapat mengakibatkan gangguan akut
pada oklusi, mobilitas rahang, dan bentuk wajah.
Tumor/ penyebaran kista dari maksila dapat menyebabkan sumbatan
pada hidung dan telinga serta deviasi nasal septum.
Untuk semua lesi pada rahang, harus dilakukan auskultasi untuk
mendengar adanya bruit atau pulsasi.
Dapat pula dilakukan pemeriksaan melalui pembauan, karena masingmasing jaringan memiliki bau tersendiri yang dapat diidentifikasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Roentgen
Tomography
CT scan
MRI
Radionuclide imaging
Biopsi
Alat
Kegunaan
Kelebihan
Roentgen Skrining
-dapat dilakukan
-mudah
-murah
-eliminasi struktur overlyng -diskriminasi yang rendah
-2 dimensi
Kekurangan
CT scan
-lokasi & staging tumor
-Evaluasi pengobatan
- menghasilkan gambar dari banyak sisi
- dapat mengetahui sampai densitas yg kecil - peralatan yg rumit
-mahal
-alat terbatas
MRI
-tumor jaringan lunak
-metastasis
-ekstensi tumor pd rahang ke jaringan lunak -tidak ada radiasi
- noninvasif
-tissue contrast
-diskriminasi jaringan
-mahal
-alat terbatas
-gambaran detil tulang yang kurang baik
-lama
Radionuclide Imaging
-metastasis
-artritis
-infeksi skeletal
- deteksi penyakit yg menyebar luar
-menunjukan anatomi
-lama
-semua organ terekspos
BIOPSI
Merupakan pengambilan jaringan patologi untuk tujuan pemeriksaan
mikroskopik.
Indikasi :
Jika pemeriksaan klinis& tanda gejala tdk cukup untuk menegakan
diagnosis
Lesi yg persistensi setelah dilakukan removal
Untuk melihat perubahan malignansi
Kontraindikasi :
Lesi yang pulsatile (vaskularisasi aktif)
Lesi radiolusen intrabony(sepsis pada lesi & jaringan sekitar)
Lesi yang berpigmen (tingkat malignansi tinggi)
Jenis -jenis:
Biopsi insisi : lesi ganas & tumor jinak agresif
Biopsi eksisi : lesi kecil (<1cm) & lesi jinak, dilakukan sampai 12mm
Punch biopsi : jarang dilakukan dimulut, lebih sering untuk kulit
Biopsi aspirasi : massa jaringan lunak dikepala dan leher( KGB &
kel.saliva)
Cytological smear : lesi epitel dipermukaan, terutama yg tdk
brkeratin tebal
LAMAN BARU
Latar Belakang
Neoplasia secara harafiah berarti pertumbuhan baru. Dapat diartikan pula
bahwa neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal.
Neoplasia dan tumor sebenarnya adalah sesuatu yang berbeda. Tumor
Modul 5. Tumor/Neoplasma dalam RMPage 6
1.4 Tujuan
1. Mengetahui etiologi dan patogenesis dari tumor jinak rongga mulut.
1.5 Mapping
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Sel labil. Sel ini terus membelah (dan terus-menerus mati). Regenerasi terjadi
dari suatu populasi sel stem dengan kemampuan berproliferasi yang relatif
tidak terbatas. Pada saat sel stem membelah satu anak sel mempertahankan
kemampuannya untuk membelah (perbaruan diri), sementara sel lainnya
berdiferensiasi menjadi sel non mitotic yang melanjutkan fungsi normal
jaringan. Sel labil meliputi sel hematopoiesis dalam sumsum tulang yang juga
mewakili sebagian besar epitel permukaan yaitu permukaan skuamosa
bertingkat pada kulit, rongga mulut, vagina, dan serviks; epitel kuboid pada
duktus yang mengalirkan produksi organ eksokrin (misalnya kelenjar liur
pancreas traktus biliaris; epitel kolumnar pada traktus gastrointestinal, uterus
dan tuba falopii; serta epitel transisional pada saluran kemih.
Sel stabil. Dalam keadaan normalnya sel ini dianggap istirahat (atau hanya
mempunyai kemampuan replikasi yang rendah)\ tetapi mampu membelah
diri dengan cepat dalam hal merespon cidera. Sel stabil menyusun parenkim
pada jaringan kelenjar yang paling padat, yaitu hati, ginjal, pancreas, dan sel
endotel yang melapisi pembuluh darah,serta fibroblast dan sel jaringan ikat
otot polos (mesenkim); proliferasi fibroblast dan sel otot polos sangat penting
dalam hal merespons cedera dan penyembuhan luka. (Robbins, 2007)
Sel permanen. Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir dan
nonproliferatif dalam kehidupan pascakelahiran. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah sebagian besar neuron dan sel otot jantung. Oleh karena
itu, cedera pada otak atau jantung bersifat irreversible dan hanya
menimbulkan jaringan parut karena jaringan tidak dapat berproliferasi.
Meskipun otot rangka biasanya dikategorikan sebagai jenis sel permanen, sel
satelit yang melekat pada selubung endomisium benar-benar memberikan
suatu kemampuan regenerasi. Terdapat juga beberapa bukti bahwa sel otot
jantung dapat berproliferasi setelah terjadi nekrosis miokard.
Mediator Terlarut
Gambaran umum. Pertumbuhan dan diferensiasi sel bergantung pada
sinyal ekstraksel yang berasal dari mediator terlarut dan matriks ECM.
Meskipun banyak mediator kimiawi memengaruhi pertumbuhan sel, yang
terpenting adalah factor pertumbuhan polipeptida yang beredar di dalam
serum atau yang diproduksi secara local oleh sel. Sebagian besar factor
pertumbuhan memiliki efek pleiotropik; yaitu selain merangsang proliferasi
sel, factor ini juga memerantarai beragam aktivitas lainnya, termasuk
migrasi dan diferensiasi sel serta remodeling jaringan sehingga terlibat
dalam berbagai tahap penyembuhan luka. Faktor pertumbuhan menginduksi
proliferasi sel dengan memengaruhi pengeluaran gen yang terlibat dalam
jalur pengendalian pertumbuhan normal, yang disebut protoonkogen.
Pengeluaran gen ini diatur secara ketat selama regenerasi dalam pemulihan
normal. Perubahan pada struktur atau pengeluaran protoonkogen dapat
mengubah gen tersebut menjadi onkogen, yang berperan pada karakteristik
pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada kanker; oleh karena itu,
proliferasi sel normal dan abnormal dapat mengikuti jalur yang serupa.
Terdapat suatu daftar panjang (dan terus bertambah) mediator terlarut yang
dikenal. Daripada berupaya untuk menyusun daftarnya yang melelahkan,
dalam bab selanjutnya kami akan menyoroti molekul terpilih dan terbatas
pada molekul yang berperan pada proses penyembuhan. Untuk saat ini,
kami membahas konsep umum serta jalur pemberian sinyal yang lazim.
(Robbins, 2007)
Pemberian Sinyal oleh Mediator Terlarut. Pemberian sinyal dapat terjadi
secara langsung antara sel yang berdekatan, atau melewati jarak yang lebih
jauh. Sel yang berdekatan berhubungan melalui gap junction yaitu saluran
hidrofilik sempit yang menghubungkan kedua sitoplasma sel dengan baik.
Saluran tersebut memungkinkan pergerakan ion kecil, berbagai metabolit
dan molekul second-messenger potensial, tetapi bukan makromolekul yang
lebih besar. Pemberian sinyal ekstrasel melalui mediator terlarut terjadi
dalam empat bentuk yang berbeda.
2. FGF
3. IL_3
: interleukin_3
4. IL_6
: interleukin_6
5. PDGF
: pletelete derived GF
6. IGF_1
7. IGF_2
8. GM_SCF
2. TGFR
3. IGFR
4. CSF-1R
5. PDGFR
6. NGFR
7. ILGFR
8. SCGFR
Growth factors merupakan faktor luar yang berperan dalam siklus sel dan
berhubungan dengan hormonal. Abnormalitas dalam growth factors dapat
menyebabkan protein terlalu terekspresi sehingga siklus sel menjadi terlalu
terstimulasi atau dapat pula dengan ketidakhadiran protein menyebabkan
siklus sel ter-inhibisi.
Di setiap membran sel terdapat banyak reseptor. Ketika terdapat rangsangan
dari growth factor akan menyebabkan membran sel menghasilkan beberapa
macam zat seperti DAG (diacetylglycerol), proteinkinase c dan second
messager yang berupa phospholipid. DAG berfungsi untuk mengaktifkan
protein kinase c, protein kinase c berfungsi untuk mempercepat proses
transkripsi RNA. Setelah terbentuk RNA massanger dari proses transkripsi,
RNA massanger akan bergerak keluar dari membran inti menuju ke ribosom,
kemudian dari ribosom terjadi proses translasi RNA. Pada proses translasi
RNA messanger akan membentuk anti sense dan kemudian ribosom akan
mulai membentuk rantai polpeptida sesuai dengan kode gen pada RNA
messanger. kemudian protein-protein itu tadi akan masuk kembali kedalam
inti untuk keperluan replikasi DNA.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Etiologi dan Patogenesis Tumor Jinak Rongga Mulut
Neoplasia/tumor jinak adalah pertumbuhan jaringan baru abnormal yang
tanpa disertai perubahan atau mutasi gen. Faktor penyebab yang
merangsang tumor jinak digolongkan dalam dua kategori, yaitu :
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan herediter dan
faktor-faktor pertumbuhan, misalnya gangguan hormonal dan
metabolisme.
2. Faktor eksternal, misalnya trauma kronis, iritasi termal kronis
(panas/dingin), kebiasaan buruk yang kronis, dan obat-obatan.
Jika etiologi dihilangkan maka perkembangan tumor ini akan berhenti, karena
seperti yang dijelaskan di awal neoplasia ini tidak mengalami mutasi gen
yang membawa keabnormalan terus-menerus.
Bahan Pemicu Tumor
1. Tembakau dan Alkohol
Tembakau dan alkohol tujuh puluh lima persen tumor mulut dan faring di
Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaa tembakau untuk susur
atau suntildan konsumsi alkohol. Merokok sigaret dan peminum alkohol
mempunyai resiko yang tinggi menderita tumor lidah dan mulut.
Merokok cerutu dan pipa mempuyai resiko yang lebih tinggi mendapatka
tumor mulut dibandingkan dengan perokok sigaret.Meskipun demikian masih
terdapat keraguan tentang seberapa besar peranan panas yag dihasilkan
oleh tembakau dan batang pipa dapat menyababkan penyakit tumor mulut.
Modul 5. Tumor/Neoplasma dalam RMPage 14
2. Bahan Kimia
7. Makanan
Bud Stage
Cap Stage
Setelah tahap bud stage, proliferasi berjalan terus sehingga bentuk kuncup
tidak tetap bulat sel-sel pada daerah tepi berkembang lebih cepat ke arah
bawah sehingga bentuknya seperti topi. Sel-sel di bagian luar yang meliputi
bagian cembung berbentuk kubus dan disebut epitel email luar (OEE).
Lapisan sel pada bagian dalam disebut epitel email dalam (IEE).
Cairan antar sel yang terdapat diatara epitel email dalam dan email luar
bertambah banyak sehingga memisahkan sel-sel pada daerah tersebut. Selsel hanya berhubungan melalui cabang-cabang sel sehingga member
gambaran seperti jala, oleh karena itu disebut stellate reticulum seperti karet
busa yang kemudian berguna sebgai penyangga dan pelindung bagi sel-sel
pembentuk email.
Di bawah organa yang sedang berkembang jaringan mesenkim dibawah
turut proliferasi memadat menjadi papilla dentis yang nantinya akan menjadi
organ pembentuk dentin dan bakal pulpa dentis. Perubahan-perubahan pada
papilla terjadi bersamaan dengan perubahan pada organa email.
c.
Bell Stage
Merupakan tumor yang berasal dari sel-sel odontogen yang meliputi jaringan
epitel gigi, jaringan ikat mesenkim atau gabungan dari keduanya
Sekelompok lesi yang kompleks dan punya sifat klinis dan gambaran histologi
yang bervariasi. Berupa neoplasia sebenarnya (true neoplasma) dan
neoplasia bentukan salah menyerupai tumor (tumor-like malformation atau
hamartomas)
Menurut WHO 1992, berdasarkan asal sel / jaringan tumor, tumor jinak dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa
melibatkan ektomesenkim odontogen.
Tumor ini dibagi menjadi empat tipe, yaitu :
A.
Ameloblastoma
Merupakan tumor yang secara klinis sering ditemui dan paling umum, tumor
ini tumbuh lambat, terlokalisir, sebagian besar jinak.
2. Type Plexiform
: Jaringan stroma
3. Type akantomatous
Ameloblastoma akantotik
Ket :
1 : Proliferasi sel sel tumor membentuk prosessus (seperti jari)
: Suatu proliferasi sel sel tumor dengan pembentukan seperti duktus kelenjar
5. Type desmoplastik
Ameloblastoma Unikistik
Gambaran Klinis Pada umumnya pada usia muda, 90% didapatkan pada
mandibula khususnya region posterior, asymptomatik, menimbulkan
pembengkakan pada rahang, pertumbuhan lambat, lokalis.
Rontgenologis Tampak gambaran radiolusen berbatas jelas mengelilingi
mahkota M3 yang tidak erupsi.
DD: kista primordial, kista radikuler, dan kista residual.
HPA Variasi gambaran histologis yang tampak: Luminal ameloblastoma,
Intraluminal ameloblastoma, Mural ameloblastoma.
B.
Calcifying ephitelial odontogenic tumor (Pinborg
Tumor)
Gambaran Klinis Jarang ditemukan, tidak ada faktor predileksi,
kebanyakan pada regio posterior madibula, symptomatis berupa sakit
ringan, terdapat pembengkakan, terlokalisir, pertumbuhan lambat.
Rontgenologis Dijumpai lesi unilokuler, tetapi juga ditemukan multilokuler
lebih sering dari pada skallop. Adanya strktur berkalsifikasi dengan ukuran
dan densitas yg variatif. Berhubungan dengan adanya impaksi pada gigi M3.
Campuran antara radiolusen dan radiopak, dengan pulau-pulau padat
banyak tersebar dan bervariasi di seluruh bagian.
HPA Mempunyai gambar pulau-pulau tersendiri, epitel beruntai dan
lapisan sel epitel polihedral di dalam stroma fibrous yang eosinofilik. Strukur
hialin pada ekstraseluler. Struktur berkalsifikasi berkembang di dalam masa
tumor berbentuk cincin konsentral (liesegang ring calsification) yang dapat
bergabung &membentuk masa yang besar dan kompleks.
Menunjukkan suatu bahan hyaline diantara sel-sel epitel tumor yang
berbentuk kuboid atau polyhedral
Menunjukkan suatu bahan perkapuran ditandai dengan tanda panah
C.
Gambaran Klinis Tumor ini berasal dari transformasi neoplasi dari sisa-sisa
epitel mallasez. Kelihatan berasal dari ligamen periodontal dan berhubungan
dengan permukaan lateral akar gigi dan gigi tidak erupsi. Melibatkan proc.
alveolar dan maksila. Tidak ada faktor predileksi sisi dan jenis kelamin.
Symptomatis berupa sakit ringan berupa pembengkakan gingiva, Gigi
goyang, pertumbuhan lambat.
Rontgenologis Gambaran rontgen tidak menunjukkan gambaran yang
spesifik, menunjukkan kerusakan tulang yang berbentuk triangular di
sebelah lateral akar gigi. Kadang juga adanya kerusakan tulang arah vertical,
lesi menunjukkan gambaran sklerosis, diameter > 1,5cm
D.
Ameloblastic fibroma
Ameloblastic fibro-odontoma
Odontoma
3.
Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen
dengan atau tanpa melibatkan epitel odontogen.
A.
Fibroma odontogen
Cementoblastoma
HPA Lesi merupakan jaringan kalsifikasi yang mirip tulang, seluler, lesi
melekat ke apeksi gigi. Batas lesi dengan tulang sekitarnya dipisahkan oleh
kapsul fibrous.
1
Cementoblastoma,terlihat pembentukan lesi pada apek gigi, (1) pulpa pada
apek gigi penyebab, masa dari lesi yang merupakan proliferasi dari sel sel
cementoblast (selullar) dan mengandung sum-sum tulang (2) dengan
dipisahkan oleh suatu kapsul jaringan ikat dari tepi tulang normal (3).
A.
Papiloma skuamos
B.
Veruka Vulgaris
Lesi ini merupakan neoplasia epitel jinak yang dihasilkan oleh infeksi dengan
tipe-tipe tertentu, contohnya Human Pappiloma Virus.
2.
Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Nevus /
Pigmen
1. Nevus pigmentosi
Nevus pigmentasi atau tahi lalat adalah lesi sangat umum dikulit. Tapi dapat
dijumpai di jaringan lunak Rongga Mulut. Merupakan proliferasi jinak dari selsel yang menghasilkan melanin (pigmen endogen).
Gejala Klinis Nevus yang sering terjadi di kulit dan Rongga Mulut adalah
nevus intradermal dan nevus penghubung.
Nevus intradermal mrupakan nevus pigmentasi yg umum, melibatkan kulit
maupun mukosa mulut. Pada umumnya asymptomatis, lunak, menonjol,
Modul 5. Tumor/Neoplasma dalam RMPage 27
berwarna mulai merah jambu, coklat terang hingga coklat gelap, warnanya
seragam, berbentuk kubah, permukaan nodul halus. Diameter kurang dari
1cm, mungkin bisa lebih, permukaan kasar.
Nervus penghubung (Junctional nevus) memiliki gambaran klinis agak beda,
permukaan rata seperti macula, halus, berwarna coklat, pigmentasi merata.
Lokasi: palatum keras dan gingiva.
3.
Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Jaringan
Ikat Mulut
1. Jaringan ikat fibrous
Fibroma
Merupakan neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous. Fibroma
dipakai dengan kaitan lesi jaringan lunak yang sering di jumpai pada mukosa
mulut. Sebenarnya nama yang tepat adalah hiperplasia fibrous.
Neurofibroma
o
Neoplasia berkembang dari berkas syaraf dan batang saraf yang besar,
menghasilkan pembesaran tumor.
Gambran Klinis:
Pada pemeriksaan palpasi tampak lebih kenyal dari pada jaringan lunak
sekitarnya, sering digambarkan sebagai konsistensi kistik, menyerupai
tekstur jaringan adiposa. Batas dengan jaringan lunak sekitarnya sulit
dibedakan, menunjukkan adanya variasi warna, antara warna pucat hingga
agak kekuningan dengan dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit atau
mukosa terlihat normal.
Neurofibroma memiliki variasi bentuk antara lain tumor-tumor bertangkai
nodular terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular, lesi
besar, menimbulkan deformasi, mempunyai masa tumor, dan kecil.
Terlihat lesi yang bernodul multiple melibat seluruh wajah dan tubuh.
Neurilemoma / Schawannoma
Terlihat peningkatan proliferasi sel sel Anthony B di bagian tengah lesi (1)
dan Anthony A di bagian perifer
Tumor sel granular
Jaringan Adiposa
Lipoma
Gambaran klinis:
Pleomorphic adenoma/mixed tumor merupakan tumor Jinak yang berasal
dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun
mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat
digerakkan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor
dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.
Gambaran mikroskopis:
Secara mikroskopik pleomorphic adenoma menunjukkan campuran
proliferasi jaringan epitel dalam daerah jaringan myxoid, mucoid, atau
chondroid. Campuran jaringan sel-sel epitel dengan beberapa matriks
mesenkin inilah yang disebut tumor campur (mixed tumor). Komponen
jaringan epitel terdiri dan 2 tipe sel, yaitu sel-sel mioepitel dan sel-sel
duktus. Sel-sel duktus akan membentuk tubulus, duktus, atau struktur
rongga kistik yang berisi cairan atau eosinopilik material yang positif dengan
pewamaan PAS. Di sekitar struktur duktus terdapat proliferasi sel-sel
mioepitelial yang membentuk lembaran (sheaths), untaian (cord), dan jala
(nest) dan seringkali dipisahkan oleh bahan substansi dasar yang mirip
jaringan kartilago, miksoid, dan bahan mukoid. Tumor sebagian mempunyai
kapsul fibrous.
(A)Tumor dibungkus oleh fibrous kapsul (1) dan (B),proliferasi sel-sel kelenjar
(2) didalam suatu matriks jaringan myxoid, mucoid atau chondroid (3)
B.
Monomorphic adenoma
Nama tumor
Nama tumor
2. Veruka Vulgaris
3. KeratoakantomaB. Tumor yang berasal dari nevus / pigmenNevus
pigmentosiC. Tumor yang berasal dari jaringan ikat rongga mulut1. Fibroma
(Jaringan ikat fibrous)
Modul 5. Tumor/Neoplasma dalam RMPage 31