Anda di halaman 1dari 28

A.

TERMINOLOGI BENGKAK DAN BENJOLAN

BENGKAK

Pembengkakan adalah akibat dari akummulasi cairan di bawah kulit di ruang

dalam jaringan. Pembengkakan tersebut dapat terjadi di salah satu bagian tubuh

tertentu, contohnya karena cedera, gagal jantung, atau gagal ginjal.

Pembengkakan sering merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang

mendasarinya. Hal ini dapat terjadi sebgai akibat dari kondisi atau pengobatan

sebgai berikut :

- Kehamilan
- Penyakit Ginjal
- Gagal jantung
- Penyakit paru kronis
- Penyakit Tiroid
- Penyakit Hati
- Malnutrisi
- Obat-obatan, seperti kortikosteroid atau obat tekanan darah tinggi

(Hipertensi)

Neoplasma (Benjolan)

Adalah kumpulan sel anormal yan gterbentuk oleh sebagian sel-sel yang tumbuh

terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.

- Terjadi perubahan sifat , sehingga sebagian besar energy digunakan

untuk berkembang biak.

- Tumor jinak biasanya tidak menginvasi, dan tidak menyebar kejaringan

lain sekitarnya. Tumor jinak biasanya tidak mengancam jiwa kecuali bila

ia terletak pada area struktur viral. Tumor jinak terdiri dari sel-sel yang

serupa dengan struktur pada sel asalnya. Sel-sel tumor jinak ini lebih
lebih kohesif daripada sel-sel tumor ganas. Pertumbuhan terjadi pada

bagian tengah massa benigna, biasanya mengakibatkan batas tegas.

Tumor benigna menimbulkan efek-efeknya berupa obstruksi, tekanan,

dan sekresi.

- Tumor ganas dapat menginvasi jaringan lain dan beranak sebar ke

tempat jauh (metastasis) bahkan dapat menimbulkan kematian. Tumor

ganas mempunyai struktur selular atipikal, dengan pembelahan dan

kromosom nuclear abnormal. Sel maligna kehilangan diferensiasinya atau

menyerupai sel asalnya. Sel tumor tidak kohesif dan akibatnya, pola

pertumbuhan tidak teratur; tidak kapsul yang terbentuk, dan perbedaan

separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat.

Perbedaan Tumor Jinak dan Ganas

Sifat tumor Tumor ganas Tumor jinak

Pertumbuhan Cepat lambat


Simpai/kapsul Tidak bersimpai/berkapsul Bersimpai/berkapsul
Tangkai Tidak bertangkai Kadang bertangkai, kadang tidak
Infiltratif Infiltratif ke jaringan sekitar Non infiltratif tetapi ekspansif
Perlekatan Melekat dengan jaringan Tidak melekat dengan jaringan

sekitar sekitar
Metastase Umumnya terjadi metastase Tidak ada metastase
Residif/rekurensi Umumnya residif Non residif, kecuali ekstirpasi

tumor tidak bersih


Gambaran PA - Mitosis multipolar - Mitosis bipolar
- Pleomorfi dan hiperkromasi - Tidak ada pleomorfi dan
- Lost of polarity hiperkromasi
- Anaplasia/differensiasi buruk - Tidak lost of polarity
- Berdiferensiasi baik
Kematian Tidak ditentukan lokasi tumor Ditentukan lokasi tumor
kaheksia Ada Tidak ada

TUMOR ODONTOGENIK DAN NON-ODONTOGENIK

TUMOR JINAK RONGGA MULUT

1. EPULIS

Epulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor

pada gingiva (gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki

karakteristik yang unik dan khas.

Faktor predisposisi

- Iritasi kronis lokal misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi.

Jenis-jenis Epulis

A. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)

Definisi

Tumor kehamilan yang juga dikenal dengan epulis gravidarum atau

granuloma pyogenic, merupakan kelainan gingiva yang sangat jarang

terjadi pada kehamilan. Telah dilaporkan terjadi sekitar 0,2 sampai 5% dari

kehamilan. Tumor kehamilan merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat

dan jinak, terjadi biasanya pada trimester pertama kehamilan. Jika terjadi,

tumor kehamilan mempunyai tendensi untuk terjadi kembali pada

kehamilan berikutnya.

Lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi ini, yang


kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan

dapat mencapai diameter 2 cm. Tumor kehamilan ini tidak menimbulkan

rasa sakit. Meskipun dapat timbul dari setiap tempat di gingiva, tapi

kebanyakan timbul di papila interdental gingiva, biasanya di daerah labial

dan lebih sering di rahang atas daripada rahang bawah. Gigi yang

berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi lebih mudah

goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang

terlibat. Penyebab tumor kehamilan ini belum diketahui, walaupun adanya

pengaruh hormon kehamilan sangatlah jelas. Tumor kehamilan terjadi

selama masa kehamilan tetapi juga dikaitkan terhadap konsumsi pil

kontrasepsi. Diperkirakan lesi ini timbul dari papila gingiva yang memang

telah meradang, sehingga plak dianggap sebagai faktor pencetus yang

penting..

Etiologi

Perkembangannya cepat seiring

dengan peningkatan hormon estrogen

dan progestin pada saat kehamilan.

Penyebab dari tumor kehamilan hingga

saat ini masih belum dipastikan, namun

diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi

pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah

kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

Epulis gravidarum pada wanita hamil


Perawatan

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera

setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan

lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit

dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang

optimal dan rutinitas sehari-hari.

B. Epulis fibromatosa

Epulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan

sering mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak

sempurna. Umumnya dijumpai pada orang dewasa. Terutama pada bagian

gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal

etiologi: iritasi kronis

klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal

pengobatan : eksisi

terjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidah

Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering

terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis

yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat,

konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah

berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan

dan menjadi trauma serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi jaringan

ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi.Permukaan

lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan eksisi biopsi
bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi/neoplasma lainnya.

Epulis fibromatosa

C.Epulis Granulomatosa

Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling

banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan

terutama terjadi pada wanita.

Epulis granulomatosa pada daerah

palatal gigi insisif atas

Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi,

kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan

umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran

kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm.

Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan yang

dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell

epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran

radiografis akan terlihat erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan
granulasi. Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila tersenggol.

Perawatan

Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang

terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah

tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling)

dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10

% sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

D.Epulis Kongenital

Definisi

Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para

ilmuwan meyakini bahwa epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang

asalnya dari neural crest.

Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui,

dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis

kongenital lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki

dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas)

dibandingkan mandibula (rahang bawah).

Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis,

kasus yang pertama kali dilaporkan pada tahun

1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian

yang pernah dilaporkan.

Gejala
Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya,

biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus

yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga

berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun

ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan

terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar,

dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.

Perawatan

Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan

sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan.

Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan

perawatan.

Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui

sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan

keberhasilan penggunaan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi

epulis yang besar. Dari kasus- kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak

mengganggu proses pertumbuhan gigi.

Penatalaksanaan

Ekskokleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari ginggiva,

pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas

akar gigi.

a. Indikasi operasi

Epulis kecuali epulis gravidarum

b. Kontra indikasi Operasi Ko morbiditas berat

c. Diagnosis Banding
Karsinoma gingiva

d. Pemeriksaan Penunjang FNA

E. Epulis Fissuratum

Definisi

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan

kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai

akantoma fissuratum pada kulit.

Patofisiologi

Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu.

Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.

Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari

dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu.

Jenis Kelamin

Kebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya,

wanita lebih suka menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama,

karena alasan estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi

pada wanita menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang

lebih tua.

Umur

Epulis fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat

ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan

pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan penggunaan gigi palsu

dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih tinggi pada individu yang
lebih tua.

Riwayat Penyakit

Epulis fissuratum berkembang lambat pada periode yang panjang

pada pasien dengan nyeri pada penggunaan gigi palsu.

Biasanya, pasien dengan epulis fissuratum adalah asimptomatik.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pada pasien epulis

fissuratum patient typically ditemukan

pembengkakan pada mukosa hiperplastik,

dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu.

Lesi lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual

jarang ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang.

Permukaan dari massa epulis fissuratum : halus, biasanya

berbentuk ulseran atau papiler. Ukuran dari lesi epulis fissuratum lesion

bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh mukosa

vestibuler yang kontak dengan gigi palsu.

Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema juga bisa terjadi, jika

terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik,

disebabkan proliferasi kapiler.

Epulis Fissuratum pada anterior mandibula, pada tempat gigi palsu

biasa dipasang. Terlihat fambaran eritema. Pada permukaan lesi biasanya

halus seperti pada gambar.

Etiologi
Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat

pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang

alveolar, supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa vestibuler,

mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi

palsu tersebut.

Perawatan

Perawatan Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi

tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki

kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa

supaya mencegah iritasi yang lebih berat

Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel

skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan

pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut.

massa pada mukosa vestibuler posterior ini,

berhubungan dengan penggunaan gigi palsu

total. Pada pasien ini, massa sudah berubah

menjadi skuamous sel karsinoma.

F. Giant Cell Epulis

Defenisi

Granuloma giant cell perifer merupakan nodul ekstraosseus yang terdiri

dari proliferasi mononuklear dan multinukleasi giant cell yang berhubungan

dengan vaskularisasi yang ditemukan pada gingiva atau ridge alveolar.


Granuloma giant cell perifer adalah reaksi hiperplastik pada jaringan ikat

gingiva yang didominasi oleh komponen seluler histiositik dan endotelial. Kedua

jenis sel tersebut bercampur baur dan tersusun pada pola lobular yang

dipisahkan oleh jaringan ikat fibrous yang mengandung pembuluh darah sinusoid

yang besar.

Nama lesi ini diambil dari kecenderungan histiosit mononuklear untuk

membentuk giant cell multinukleasi yang luas; lokasi perifer (ekstraosseus) dari

lesi ini lebih sempit, lebih cenderung ke tengah (intraosseus); dan gambaran

klinis dari lesi gingiva ini mirip dengan respon terhadap granuloma yang reaktif.

Faktor-faktor yang mengawali terjadinya lesi tidak diketahui. Lesi

mengandung jaringan giant cell mirip dengan yang ditemukan pada bagian lain

dari tubuh tetapi utamanya pada tulang.

Etiologi

Penyebab granuloma giant cell perifer tidak diketahui, meskipun iritasi

lokal yang disebabkan oleh plak gigi atau kalkulus, penyakit periodontal, restorasi

gigi yang buruk, protesa yang buruk, atau pencabutan gigi, telah dianggap ikut

berpartisipasi pada perkembangan lesi ini. Penelitian baru-baru ini,

menggambarkan perkembangan dari granuloma giant cell perifer yang

berhubungan dengan implan gigi. Granuloma giant cell perifer muncul sebagai

akibat dari komplikasi yang tidak umum pada penempatan implan, berkembang

dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah penempatan implan gigi.

Gambaran Klinis

Lesi diawali dengan pembengkakan berbentuk kubah berwarna kemerah-

merahan atau keungu-unguan pada papilla interdental atau ridge alveolar. Pada
pasien dentulous lesi sering terlihat lebih kemerahan disebabkan oleh adanya

ulserasi yang terjadi ketika makanan dikunyah dan mengenai epitelium yang tipis

dari massa yang menonjol.

Lesi yang lebih luas biasanya mengelilingi satu atau lebih gigi, sering

melibatkan ligamen periodontal, termasuk apeks gigi. Lesi ini menyebabkan

hilangnya dan bergeraknya gigi. Pada daerah edentulous lesi berbentuk kubah,

ungu, dan biasanya mempunyai permukaan yang utuh. Radiografi periapikal

umumnya menunjukkan hilangnya lapisan superficial dari tulang kortikal, dan

sisa tulang di bagian tengah yang tidak ikut terlibat.

Granuloma sel raksasa perifer ditandai oleh suatu pembengkakan

berbatas jelas , keras, dan jarang berulserasi. Dasarnya tidak bertangkai,

permukaannya licin atau sedikit bergranula dan warnanya merah muda sampai

merah ungu tua. Nodula tersebut biasanya beberapa mm sampai 1 cm

diameternya, meskipun pembesaran yang cepat dapat menciptakan

pertumbuhan besar yang mengganggu pada gigi-gigi disampingnya. Lesi

tersebut umumnya tanpa gejala, tatapi karena sifatnya yang agresif, maka tulang

alveolar dibawahnya seringkali terlibat dan membuat radiolusensi “peripheral

cuff” superfisial patognomonik.

Perawatan

Granuloma giant cell perifer dirawat dengan eksisi bedah, termasuk dasar

lesi dan kuretasi tulang di bawahnya. Pembuangan yang tidak tuntas

mengakibatkan kecenderungan yang jelas untuk kambuh. Pasien dentulous

biasanya perlu pengangkatan satu atau lebih banyak gigi dan kuretase

soket. Granuloma giant cell perifer memiliki prognosis yang baik.3 Kira-Kira 10%
kasus yang dilaporkan dapat kambuh kembali, hal ini mungkin disebabkan oleh

pengangkatan yang tidak sempurna.

G. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum)

Merupakan respon granulasi yang berlebihan yang merupakan reaksi endotel

(proliferasi) dan etiologinya disebabkan oleh trauma atau tidak diketahui namun

diduga karena hemangioma gingiva. Dikatakan respon berlebihan karena

pertumbuhan cepat, berbatas jelas, konsistensi lunak seperti spons, merah cerah

dan mudah berdarah. Epulis angiomatosa seringkali di differential diagnosis

dengan epulis granulomatosa dan epulis gravidarum.

2. GRANULOMA

Granuloma adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit atau

membran mukosa yang tampak senagai papul atau nodul vaskular yang cepat

sembuh. Granuloma paling tidak menujukkan gejala kecuali untuk nyeri ringan

dan cenderung untuk berdarah dengan trauma sedikit atau bahkan tidak ada

trauma.

Jenis – jenis Granuloma dalam Rongga Mulut:

DENTAL GRANULOMA

Nama lainnya adalah Periapical granuloma, Periodontitis apikalis kronis.

Dental granuloma adalah massa jaringan granulasi yang berkaitan dengan apeks

giginon vital dan terbentuk sebagai akibat infeksi saluran akar. Secara klinis

dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi keradangan periapikal

lainnya. Untuk membedakan dengan leri periapikal lainnya diperlukan


pemeriksaan radiografi. Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang

hanya beberapa milimeter hingga 2 centimeter. Dental granuloma terdiri dari

jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan ikat fibrous. Pada

dental granuloman yang sudah cukup lama, cenderung memberikan gambaran

adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histosit, dan eosinofil, serta sel epithelial

rest of Malassez. Pada gigi karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan

didapatkan mikroaerofilik bacterium acynomices.

Tampak gambaran radiolusen dengan batas tepi yang kadang terlihat

jelas pada perapikal. Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan

menunjukkan hilangnya gambaran lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya

resorbsi akar, namun ada juga yang menunjukkan gambaran resorbsi akar.

Dental granuloma disebabkan oleh kelainan patologis dari reaksi keradangan

pulpa yang berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks. Dental granuloma tidak

menimbulkan gejala-gejala yang pasti. Gigi yang bersangkutan akan

memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik pulpa.

Treatment yang dapat dilakukan, diantaranya mempertahankan gigi yang

masih dapat dipertahankan dengan cara melakukan perawatan saluran akar.

Pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan

penyabutan. Kegagalan dalam proses penyembuhan bisa terjadi, karena

berubah menjadi bentukan kista, kegagalan perawatan saluran akar, adanya

penyakit periodontal. Diagnosis bandingnya adalah Kista radikuler ; abses

periapikal.

PYOGENIC GRANULOMA

Granuloma piogenik adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat

pada kulit atau membran mukosa yang tampak sebagai papul atau nodul
vaskular yang cepat tumbuh, dapat berukuran 0,5-1 cm, jarang yang kenyal,

warna kemerahan , permukaan licin, mengkilat. Penyakit ini biasanya pada anak-

anak, dengan rata-rata umur 6-7 tahun dan jarang pada anak kurang dari 6 bulan

dan lesi ini akan berkurang dengan bertambahnya umur. Tempat predileksi sering

mengenai muka, jari, gingiva dan daerah lain yang mudah terkena. Diagnosis

bandingnya adalah hemangioma karena gambaran klinisnya yang menyerupai

pyogenic granuloma yaitu papul atau nodul merah. Penyebab belum diketahui

pasti tetapi sejak lalu trauma dianggap sebagai penyebab utama. Bila tidak

ditangani maka lesi granuloma pyogenic cenderung menetap. Pada granuloma

pyogenic yang kecil dan superfisial dapat terjadi regresi spontan. Penanganan

granuloma pyogrnic meliputi bedah eksisi, kauterisasi dan kuretase, laser.

CENTRAL GIANT CELL GRANULOMA

Central giant cell granuloma diklasifikasikan oleh WHO pada tahun 2005

sebagai lesi idiopatik jinak intraosseous jarang agresif yang terjadi hampir secara

eksklusif di rahang. Hal ini paling sering terjadi pada wanita muda (usia <30

tahun). Secara histologis lesi terdiri dari proliferasi jaringan fibrosa, hemorrhagic

berfokus, deposit hemosiderin, sel raksasa seperti osteoklas, dan pembentukan

tulang reaktif.

FIBROMA

Fibroma merupakan suatu neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat

fibros. Bagaimanapun, sebuah fibroma adalah istilah yag umum digunakan

dalam kaitannya dengan lesi jaringan lunak yang sering dijumpai pada mukosa

mulut. Secara garis besar fibroma tidak dipikirkan sebagai salah satu neoplasia,

tetapi cukupt jaringan fibrosis hiperplastik. Sebenarnya nama yang lebih akurat

untuk gangguan ini adalah hiperplasia fibros.


Secara klinis lesi menunjukkan suatu benjolan yang kenyal dan dapat

digerakkan. Dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mukosa mulut. Lesi ini

pada pertumbuhannya tidak menimbulkan rasa sakit. Daerah yang sering

mendapatkan trauma atau injuri seperti tergigit, atau karena gesekan plat protesa

gigi palsu. Gambaran histologis menunjukkan suatu proliferasi dari sel-sel fibrous

yang mature dan padat, dengan pembentukan pembuluh darah yang kurang dan

lesi dibatasi oleh kapsul fibrous.

Terapi yang tepat untuk lesi fibroma adalah eksisi. Secara klinis menunjukkan

prognosis yang baik karena tidak menunjukkan suatu kekambuhan.

Fibroma Odontogenik

1. Cementifying Fibroma  Fibroma yang diselingi sel-sel sementoblast

2. Fibroma Odontogenik  Fibroma yang diselingi sel-sel epitel odontogenik

3. Fibroma Ameloblastik  Ameloblastoma yang diselingi sel-sel ameloblast

4. Fibroma Ameloblastik Sel Granuler  Fibroma dengan sel ameloblast dan sel

granuler

5. Fibro Odontoma Ameloblastik  Fibroma dengan odontoblast dan sel-sel

ameloblast

Fibroma Non Odontogenik

1. Ossifying Fibroma  Fibroma dengan osteoma

2. Fibroma  Fibroma murni, terletak pada gusi identik dengan epulis

fibromatosa
3. Fibrosis Submukosa  Diskeratosis epitel mukosa dan jaringan fibrosis

dibawahnya

4. Fibroma Iritasi  Terletak pada gusi identik dengan epulis granulomatosa

5. Fibroma perifer  Pada gusi hampir identik dengan epulis fibromatosa

6. Fibroma Sel Datia  Identik dengan rpulis gigantoseluler dan Giant Cell

Granuloma

7. Neurofibroma  Fibroma dan struktur jaringan saraf selubung saraf/

neurilema

8. Fibromatosis  Hiperplasia fibrotik yang luas pada gusi

4. Ameloblastoma

Definisi

 Ameloblastoma merupakan tumor yang berasal dari epithelial, gingival

mucosa atau gengivomaxillary yang muncul pada gigi (Price, Sylvia A,

2006).
 Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling sering terjadi di

mandibula dan maksila. Tumor ini berasal dari epitelium yang terlibat dalam

proses pembentukan gigi, akan tetapi pemicu transformasi neoplastik pada

epitel tersebut belum diketahui dengan pasti. Secara mikroskopis,

ameloblastoma tersusun atas pulau-pulau epitelium di dalam stroma

jaringan ikat kolagen. Ameloblastoma juga mempunyai beberapa variasi

dari tampilan histopatologis, akan tetapi tipe yang paling sering terlihat yaitu

tipe folikular dan pleksiform. Pada sebagian besar kasus, ameloblastoma

biasanya asimptomatik, tumbuh lambat, dan dapat mengekspansi rahang


 Ameloblastoma (ame, yang berarti enamel dan blastos, yang berarti kuman)

adalah tumor epithel odontogenik (ameloblast, atau bagian luar, pada gigi

selama perkembangan) jauh lebih sering muncul di rahang bawah daripada

rahang atas.

Berasal dari:

- Epitel enamel organ


- Sisa-sisa sel epitel Malassez sebagai sisa disiintegrasi selubung hertwig
- Epitel kista odontogenik terutama kista folikuler dan radikuler
- Sel-sel lapisan basal mukosa rahang

Insidensi:

- Umumnya terjadi pada usia 30-50 tahun


- Lebih sering pada mandibula dan 80% terjadi di bagian posterior mandibula
- Pria lebih sering dibanding wanita

Etiologi:

Sampai saat ini belum diketahui jelas etiologi dari ameloblstoma, tetapi beberapa

ahli mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi setelah pencabutan gigi,

pengangkatan kista dan atau iritasi lokal dalam rongga mulut.

Klinis:

- Pertumbuhan lambat, umumnya diketahui pada 4 sampai 6 tahun


- Membentuk benjolan yang meyebabkan deformitas wajah
- Perluasan tumor bersifat lokal invasif/ekspansif destruktif yaitu tidak hanya

menekan/ mendesak tetapi juga merusak jaringan disekitarnya


- Tumor ini disebut semi malignan, lokal malignan/klinik malignan, meskipun

secara patologi anatomi sifatnya jinak


- Tumor meluas ke segala arah meskipun telah menembus kosteks, berbeda

dengan kista hanya kan meluas di bagian korteks yan tertembus


- Karena sifatnya invasif, enukleasi lebih sulit dan sering rekurenakibat

pengangkatan tumor tidak bersih


Patofisiologi

Tumor ini muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan

oleh zat-zat karsinogen. Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap:

1 Tahap pertama merupakan inisiasi yaitu kontak pertama sel normal

dengan zat karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi

ganas
2 Tahap kedua yaitu promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon

melalui pembelahan proliferasi)


3 Tahap terakhir yaitu progresi, sel yang telah mengalami proliferasi

mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas

Klasifikasi ameloblastoma berdasarkan gambaran histopatologis


1 Epithelial ameloblastoma
a Ameloblastoma  terdiri dari sel epitel enamel organ/sel ameloblast
b Acanthomatous ameloblastoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel gepeng


c Adeno ameloblastoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel epithel silindris kelenjar


d Melano ameloblastoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel epitel kuboid yang mengandung melanin

2 Mixed (epithelial dan mesechymal) ameloblastoma


a Ameloblastic fibroma  terdiri dari epitel enamel organ/sel ameloblast

+ sel fibroblast
b Granular cell ameloblastic fibroma  terdiri dari epitel enamel

organ/sel ameloblast + sel fibroblast + sel granular


c Ameloblastic fibro odontoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel fibroblast + sel pembentuk gigi


d Ameloblastic odontoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel pembentuk gigi


e Granular cell ameloblastoma  terdiri dari epitel enamel organ/sel

ameloblast + sel granuler

Pemeriksaan radiologis

- Radiolusensi multiokuler berbatas jelas


- Jika lokusnya kevil-kecil memberi gambaran “Honey Comb Appearrance”

Terapi

- Kuretasi sampai reseksi tulang yang luas, dengan atau tanpa rekonstruksi
- Radioterapi tidak diindikasikan karena lesi ini radioresiste
- Elektrokauterisasi

5. Angioma (tumor jinak pembuluh darah/pembuluh getah bening)

Definisi

 Angioma adalah sekumpulan tumor jinak dari pembuluh darah atau

pembuluh getah bening yang biasanya ditemukan di dalam dan di

bawah kulit dan menyebabkan warna merah atau ungu di kulit.


 Angioma seringkali merupakan bawaan lahir atau muncul segera

setelah lahir dan bisa disebut sebagai tanda lahir.


 Sepertiga dari bayi-bayi yang baru lahir memiliki angioma, yang

gambarannya bervariasi dan biasanya hanya menyebabkan masalah

kosmetik.
 Banyak angioma yang hilang dengan sendirinya.

Jenis Angioma yang sering ditemukan di Rongga Mulut :

1 Hemangioma

Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari

sel-sel endotelium pembuluh darah diikuti involusi terus menerus meyebabkan

kelainan yang merupakan hasil dari anomali perkembangan pleksus vaskular.

Hemangioma sering terjadi pada bayi yaitu 1,1% sampai 2,6% dan anak-anak

yaitu 10% sampai 12%. Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria
dengan rasio 3:1. Lesi hemangioma tidak ada pada saat kelahiran. Mereka

bermanifestasi pada bulan pertama kehidupan, menunjukkan fase proliferasi

yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju bentuk lesi yang sempurna.

Sampai saat ini etiologi hemangioma masih belum jelas, ada banyak

hipotesis yang menyatakan tentang etiologi hemangioma. Namun proses

angiogenesis memegang peranan penting. Sitokin, seperti basic fibroblast

growth factor (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) telah terbukti

berhubungan dengan proses angiogenesis. Peningkatan kadar faktor

angiogenesis tersebut dan atau berkurangnya kadar angiogenesis inhibitor

seperti gamma interferon (Ύ-IF), tumor necrosis factor-beta (TNF-β) dan

transforming growth factor-beta (TGF-β) diduga menjadi penyebab terjadinya

hemangioma.

Secara umum para ahli mengklasifikasikan hemangioma menjadi tiga jenis

yaitu (1) hemangioma kapiler, yang terdiri atas hemangioma kapiler pada anak

(nevus vasculosus, strawberry nevus), granuloma piogenik, dan cherry-spot. (2)

hemangioma kavernosum dan (3) hemangioma campuran. Malformasi vaskular

lebih lanjut terbagi menjadi malformasi arterial, venous, kapilari, dan malformasi

limfatik.3,7,8

Neville dkk, mengklasifikasikan hemangioma menjadi hemangioma kapiler,

hemangioma juvenile, hemangioma kavernosa dan hemangioma arterivenosa.

Hemangioma kapiler merupakan yang paling sering ditemukan, karena warnanya

disebut juga hemangioma stroberi. Hemangioma juvenile lebih sering ditemukan

pada daerah parotis, hemangioma kavernosa umumnya diameternya lebih besar

serta melibatkan struktur yang lebih dalam. Hemangioma arterivenosa


merupakan suatu keadaan dimana terjadi hubungan yang abnormal antara arteri

dan vena.4

Gambaran klinis hemangioma

bervariasi sesuai dengan jenisnya.

Hemangioma kapiler (nevus strawberry)

tampak sebagai bercak merah menyala,

tegang dan berbentuk lobular, berbatas

tegas, yang dapat timbul pada berbagai tempat pada tubuh. Berbeda dengan

hemangioma kapiler, lesi pada hemangioma kavernosum tidak berbatas tegas,

dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai

ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung kembali apabila

dilepas.

Hemangioma kavernosum

Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis

kapiler dan jenis kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah

kebiruan yang pada perkembangannya dapat memberikan gambaran keratotik

dan verukosa. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior dan biasanya

unilateral.
Hemangioma Campuran pada Bibir Atas

Hemangioma yang terjadi pada jaringan lunak mulut bentuknya sama

dengan hemangioma pada kulit. Lesi yang muncul biasanya berupa lesi

berbentuk rata atau menggembung pada mukosa, berwarna merah tua atau

merah kebiruan dan tidak berbatas tegas. Daerah yang sering terkena adalah

bibir, lidah, mukosa bukal, dan palatum. Tumor hemangioma sering diikuti trauma

dan berlanjut mengalami ulserasi dan infeksi sekunder.

Penentuan diagnosis hemangioma dilihat dari riwayat pasien dan

pemeriksaan klinis yang tepat. Secara klinis diagnosis hemangioma tidaklah sulit,

terutama pada lesi yang khas. Diagnosis banding dari hemangioma adalah

terhadap tumor kulit lainnya yaitu limfangioma, higroma, lipoma, neurofibroma,

malformasi vaskular kongenital, venous stars, dan herediter hemorragik

telangiektasis (Rendu-Osler-Weber Syndrome).

Ada berbagai jenis terapi hemangioma dengan keuntungan dan kerugian

masing-masing. Secara umum perawatan hemangioma dapat dibagi menjadi

terapi secara konservatif (observasi) di mana secara alamiah lesi hemangioma

akan mengalami perubahan dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai

besar maksimum dan setelah itu terjadi regresi spontan sekitar usia 12 bulan.

Lesi terus mengadakan regresi sampai usia lima tahun. Selain perawatan secara

konservatif, lesi hemangioma juga dapat dilakukan secara aktif yaitu tindakan

bedah, radiasi, penggunaan kortikosteroid, dan, elektrokoagulasi.8.


Perawatan dengan tindakan bedah telah banyak berkembang, beberapa

diantaranya adalah eksisi, laser, bedah krio, dan skleroterapi. Eksisi biasanya

jarang dilakukan karena hemangioma cenderung untuk berdarah. Eksisi

dilakukan dengan cara dikombinasikan dengan skleroterapi untuk mengurangi

perdarahan tersebut.

2. Limphangioma
 Limfangioma adalah tumor jinak pada pembuluh kelenjar getah

bening.
 Limfangioma tampak sebagai benjolan yang terjadi akibat pelebaran

dari sekumpulan pembuluh getah bening; kebanyakan berwarna

coklat-kekuningan, tetapi ada juga yang berwarna kemerahan.


 Jika tertusuk, akan mengeluarkan cairan bening.
 Biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus.
 Pengangkatan limfangioma melalui pembedahan harus melibatkan

dermis dan jaringan di bawah kulit karena limfangioma tumbuh jauh

ke dalam.
6. LIPOMA

Definisi

- Lipoma adalah tumor jinak dari lemak. Terjadi pada batang dan bagian

proksimal ekstrimitas. Lipoma pada oral dan maksilofasial frekuensinya

kurang.

Gambaran Klinis

- Lembut, permukaannya halus, massa

nodular, dapat sessile/pedunculated.

- Asimtomatik, Ukurannya kurang dari 3 cm,

tapi bisa lebih besar.

- Berwarna kuning, tetapi lesi yang lebih dalam berwarna pink.

- Sering terjadi di mukosa bukal, bukal vestibula.

- Jarang terjadi di lidah, dasar mulut, dan bibir.


- Kebanyakan pasien berumur 40 tahun atau lebih, jarang pada anak2.

Prefalensi pria

sama dengan wanita.

HPA

- Komposisinya terdiri dari sel lemak matang yang berbeda dengan lemak

normal.

- Tumor biasanya well circumscribed dan menampakkan kapsul fibrous

kecil.

- Sering terlihat susunan lobular jelas pada sel.

- Fibrolipoma terdiri dari komponen fibrous signifikan bercampur dengan

lobulus sel lemak

- Angiolipoma terdiri dari campuran lemak yang telah matang dan

pembuluh darah kecil yang banyak

- Myxoid lipoma menunjukkan adanya background mucoid

- Pleomorphic lipoma menunjukkan adanya spindle cell plus bizzare,

hyperchromatic giant cell

Perawatan dan Prognosis

- Dirawat dengan lokal eksisi dan kekambuhan jarang terjadi.

- Intramuskular lipoma memiliki tingkat kekambuhan lebih tinggi, tapi jarang

terjadi pada oral dan regio maksilofasial.

Lesi Pre-Ganas Rongga Mulut:

 Leukoplakia

 Erythroplakia

 Pipe smokers’ keratosis


 Snuff-dippers’ keratosis

 Carcinoma in situ

 Bowen disease

 Actinic keratosis

Tumor Ganas

Tumor ganas adalah tumor yang tumbuh dengan cepat (dalam hitungan

bulan), infiltrasi ke jaringan sekitar dan menyebar ke organ lain (metastasis).

Metastasis biasanya sudah terjadi sebelum tumor primer tersebut terdeteksi.

Metastasis disebabkan karena perubahan sel ganas. Sifat dari sel ganas yaitu

perubahan biokimia permukaan sel, pertambahan motilitas, kemampuan

mengeluarkan zat litik, angiogenesis, berkurangnya adhesi sel tumor yang satu

dengan yang lain, dan hilangnya daya pertumbuhan bersama antara sesame sel

tumor dan sel normal diantaranya.

Tumor ganas berasal dari sel-sel epitel mukosa, sel jaringan ikat mesenkim, sel-

sel pembentuk gigi, dan sel kelenjar ludah.

1. Epitel mukosa
- Karsinoma sel skuamous
- Karsinoma sel basal
2. Epitel kelenjar ludah
- Karsinoma mukoepidermoid
- Karsinoma adenoid kistik
- Karsinoma sel asinar
3. Jaringan ikat mesenkim
- Fibrosarcoma
- Neurosarcoma
- Liposarcoma
- Osteosarcoma
- Chondrosarcoma
- Angiosarcoma
- Malignan melanoma
- Leukemia
- Myeloma
- Lymphoma

Anda mungkin juga menyukai