Anda di halaman 1dari 8

1. Apa yang dimaksud dengan epulis?

Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas gingival dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous, hiperplastik atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai atau biasa disebut sensile dan dan bisa pula bertangkai (peduncullated).
Greenberg, MS. Burkets Oral Medicine. 10th ed. Hamilton Ontario: Bc Decker Inc, 2003:94-101

2. Kenapa epulis bisa terjadi pada ibu hamil? Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk. Perubahan hormon yang terjadi saat hamil berpengaruh besar terhadap kesehatan gigi dan mulut, termasuk gusi. Perubahan hormon ini menyebabkan terjadinya perlunakan pembuluh darah gusi sehingga bisa menimbulkan peradangan pada gusi. Masalah lain adalah pembengkakan pada gusi (epulis gravidarum) yang terjadi di gusi di antara dua gigi. Tampak klinis bertangkai dapat pula tidak, permukaan halus (lobulated) dan mudah berdarah dan merupakan lanjutan inflamasi gingiva.Epulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya pada tempat yang sama
Baweeja, Sangeeta Kamra. Granuloma Gravidarum. J Obstetric Gynecol India Vol 59 No.4: Juli/Agustus 2009 PG 349-51

3. Bagaimana terjadinya epulis? 4. Jenis epulis? Epulis Congenitalis/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans Biasa disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular cytoplasm. Epulis Fibromatosa Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit. Epulis Granulomatosa Epulis granulomatosa merupakan lesi yang timbul akibat dampak pasca bedah dari soket setelah dilakukan ekstraksi.Epulis ini terjadi pada interdental gingiva, benjolan massa irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai dan mudah berdarah. Epulis ini memiliki differential diagnosis dengan tampak klinis yang mirip antara lain pyogenic granulomas, atau herniation dari sinus maksilaris.

Epulis Fissuratum (Dentuer Granulomatosa/D. Hiperplasia/D. Fibrous Hiperplasia/Inflammatory fibrous hyperplasia) Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih pada vestibulum, tidak menimbulkan rasa sakit, mungkin terjadi reaksi inflamasi, fibrous hyperplasia, proliferasi epitel/ ulkus. Iritasi kronis yang diakibatkan oleh pemakaian gigitiruan yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini akibat basis/sayap protesa. Epulis fissuratum merupakan lesi reaktif hiperplastik. Penampakan histologis dapat bervariasi dan frekuensinya kebanyakan tampaknya fibrous hyperplasia. Karena proliferasi kapiler terjadi, maka tampak pula pyogenic granuloma. Mukosa glandula selalu muncul pada spesimen dan akan menimbulkan sialadenitis kronis. Kadang glandula akan memiliki hubungan dengan lymphoid hyperplasia and papillary ductal hyperplasia. Epitelium yang atropi atau hiperplastik dan kadang memunculkan pseudoepitheliomatous hyperplasia. Ulserasi dapat muncul. Metaplasia kondroid atau tulang dapat berkembang seiring munculnya benjolan. Epulis Gravidarum (Epulis Pregnancy) Epulis ini terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal dan atau iritasi kronis. Tampak klinis bertangkai dapat pula tidak, permukaan halus (lobulated) dan mudah berdarah dan merupakan lanjutan inflamasi gingiva. Epulis ini biasa terjadi pada wanita hamil mulai tampak pada trimester II dan terutama region posterior. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum) Merupakan respon granulasi yang berlebihan dan etiologi belum diketahui. Dikatakan respon berlebihan karena pertumbuhan cepat, konsistensi lunak seperti sponge, merah cerah dan mudah berdarah.

Australian Institute of Health and Welfare. Patterns of tooth loss in the Australian population 2004 06. DSRU Research Report 2008; 38: 1-4.

5. Penyebab dari epulis? 6. Faktor resiko terjadinya epulis? Faktor predisposes dari epulis adalah iritasi kronis lokal misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi. 7. Gejala dari epulis? a. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan) Definisi Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Etiologi Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

Pemeriksaan Fisik Gejala tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas. Riwayat Penyakit Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan. Perawatan Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari. Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah melahirkan.Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Namun terkadang tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan laser karena memberi keuntungan yaitu sedikit perdarahan. b. Epulis fibromatosa Epulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. Umumnya dijumpai pada orang dewasa. Terutama pada bagian gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal etiologi : iritasi kronis klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal pengobatan : eksisi terjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidah Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit. Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan dan menjadi trauma serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi jaringan ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi.Permukaan lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan eksisi biopsi bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi/neoplasma lainnya. Mikroskopis Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi dengan ditandai oleh adanya rate peg tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen yang tersusun dalam berkas yang tidak beraturan. Juga ada sel radang kronis dalam stroma. c. Epulis Granulomatosa

Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada wanita. Gejala Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah keunguan.Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila tersenggol. Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi dengan rete peg (papil epitel yang masuk ke dalam stroma jaringan ikat dibawah epitel) yang tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi yang disusun oleh jaringan ikat, pembuluh darah, sebukan sel radang akut dan kronis. Bila ada ulserasi, biasnya sel radang yang banyak dijumpai adalah PMN sehingga dambarannya menyerupai granuloma piogenikum. Perawatan Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali. d. Epulis Kongenital Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest. Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah). Gejala Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu. Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan. Perawatan Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan. Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan

laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi. Penatalaksanaan Ekskokleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari ginggiva, pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas akar gigi. Indikasi operasi Epulis kecuali epulis gravidarum Kontra indikasi Operasi Ko morbiditas berat Diagnosis Banding Karsinoma gingiva Pemeriksaan Penunjang FNA Teknik Operasi Menjelang operasi Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent). Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi. Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis. Tahapan operasisteril di orofaring. Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas. Posisi penderita telentang sedikit head-up(20-250), ekstensi (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi). Desinfeksi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring. Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000. Posisikan penderita tengadah dengan mengganjal bantal pundaknya. Dengan menggunakan mouth spreader mulut dibuka sehingga lapangan operasi lebih jelas. Insisi dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan yang sehat dengan menggunakan couter-coagulation, lakukan rawat perdarahan, lakukan pembersihan lebih lanjut dengan jalan mencabut gigi yang terlibat serta lakukan kerokan pada sisa sekitar tumor. Surat pengantar PA diberi keterangan klinis yang jelas. Komplikasi operasi Perdarahan Infeksi Residif Mortalitas Sangat rendah Perawatan Pascabedah Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari). Antibiotik profilaksis diteruskan 1 hari. Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6 jam tidak mual bisa diberi makan.

Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi untuk menghentikan perdarahan pada bekas akar gigi, bisa dilepas setelah 1 jam dari operasi atau ancaman perdarahan sudah berhenti. Kumur-kumur/Oral hygiene penderita di teruskan terutama sebelum dan sesudah minum/makan. Penderita boleh pulang sehari kemudian. Follow-Up Tiap minggu sampai luka operasi sembuh e. Epulis Fissuratum Definisi Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma fissuratum pada kulit. Patofisiologi Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula. Ras Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu. Jenis Kelamin Kebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi pada wanita menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang lebih tua. Umur Epulis fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan penggunaan gigi palsu dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih tinggi pada individu yang lebih tua. Riwayat Penyakit Epulis fissuratum berkembang lambat pada periode yang panjang pada pasien dengan nyeri pada penggunaan gigi palsu. Biasanya, pasien dengan epulis fissuratum adalah asimptomatik. Pemeriksaan Fisik Pemeriksa pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan pembengkakan pada mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu. Lesi lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual jarang ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang. Permukaan dari massa epulis fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran atau papiler. Ukuran dari lesi epulis fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh mukosa vestibuler yang kontak dengan gigi palsu. Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema juga bisa terjadi, jika terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik, disebabkan proliferasi kapiler. Etiologi Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang alveolar, supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.

Perawatan PerawatanLesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut. Pencegahan Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum. Pasien yang menggunakan gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu memeriksakan kesehatan mulut mereka ke dokter gigi, sehingga meningkatkan resiko terjadinya epulis fissuratum. Prognosis Dengan penatalaksanaan segera, prognosis dari epulis fissuratum ini adalah baik. Masalah yang mungkin terjadi adalah, massa pada daerah mukosa vestibuler dan berhubungan dengan gigi palsu sering lolos dari diagnosis sebagai epulis fissuratum. Sayangnya, pada kasus yang jarang, massa ini dapat menjadi skuamos sel karsinoma atau sudah bermetastase. Karena itu, jaringan ini, setelah diesktirpasi harus diperiksa secara histologis. Edukasi pasien Menyarankan kepada pasien untuk memeriksakan gigi mereka secara rutin jika dibutuhkan dan jika ada gangguan pada jaringan mulut. f. Epulis Telangiectatica (gingival pyogenic granuloma) Pembengkakan lunak pada ginggiva, yang karakteristik jaringan granulasi merah pucat. Mudah berdarah oleh karena dilatasi pembuluh darah kapiler. Mudah berdarah, pertumbuhan yang cepat, resorbsi tulang, rekurensi bila operasinya inkomplit menyebabkan secara klinis mirip suatu neoplasma. Gambaran histopatologis juga suatu proses inflamasi.

g. Cara mendiagnosis suatu epulis? Pemeriksaan ideal untuk kasus ini adalah pemeriksaan histopatologi Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan histopatologi. Lesi yang telah dieksisi di kirim ke bagian Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Hasil pemeriksaan adalah sediaan dari labial berlapis epitel skuamous komplek berbentuk polipoid, subepitel terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen, pembuluh darah proliferasi lumen berisi RBC, bersebuk sel radang limfosit dan sel plasma dan dijumpai sulfur granul. Tanda ganas tidak dijumpai pada sediaan ini.
Greenberg, MS. Burkets Oral Medicine. 10th ed. Hamilton Ontario: Bc Decker Inc, 2003:94-101

h. Pada pasien ini kenapa diobservasi, dan bagaimana cara mengobservasi pada pasien ini? Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari. i. DD dari epulis? Peripheral Giant Cell Granuloma Pyogenic Granuloma Hemangioma Kaposi Sarcoma

j. Pengaruh epulis pada kehamilannya? k. Terapi epulis? Fase I (Fase Etiotropik) Kontrol Plak Scalling Ekstraksi gigi (bila terjadi nekrose) DHE

Fase II (Fase Bedah) Eksisi bedah epulis

Fase III (perawatan restorative pada gigi geligi) Fase IV (Fase Maintanance) Kontrol plak Kontrol Epulis DHE Perawatan ideal untuk lesi ini sebaiknya ditunda setelah kelahiran Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah eksisi bedah konservatif dan dibantu dengan elektrokauter untuk mengontrol pendarahan selama operasi dilakukan. Pasien kemudian diberikan medikasi post operatif untuk 5 hari dan kontrol 1 minggu kemudian. Medikasi post operatif yang diberikan: Metronidazole tab 500 mg 3x1 Amoxicillin tab 500 mg 3x1 Paracetamol tab 500 mg 3x1 As. Mefenamat tab 500 mg 3x1 Vitamin K 2x1 Vitamin C 2x1 Obat kumur H2O2
Australian Institute of Health and Welfare. Patterns of tooth loss in the Australian population 2004 06. DSRU Research Report 2008; 38: 1-4.

l. Pencegahan epulis? m. Prognosis dari epulis?

Anda mungkin juga menyukai