Anda di halaman 1dari 34

Kista, Tumor Jinak & Tumor

Ganas Odontogenik

RICHARD E. S. KARUBUY

Definisi

Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisasisa epitelium pembentuk gigi (epitelium
odontogenik) yang mampu berproliferasi dan
potensial menjadi tumor.

Berdasarkan etiologinya, kista ini dapat dibagi lagi


menjadi tipe developmental dan inflammatory.
Kista developmental yaitu kista yang tidak
diketahui penyebabnya, namun tidak terlihat
sebagai hasil reaksi inflamasi.
kista inflammatory merupakan kista yang terjadi
karena inflamasi.

Etiologi
Ada tiga macam sisa jaringan yang masing-masing berperan
sebagai asal-muasal kista odontogenik :

The epithelial rests or glands of Serres yang tersisa


setelah terputusnya dental lamina. Ini merupakan
penyebab odontogenik keratosis. Selain itu, juga dapat
menjadi penyebab beberapa kista gingival dan
periodontal lateral developmental.

Email epitelium tereduksi yang berasal dari organ email


dan selubung gigi yang belum erupsi namun telah
terbentuk sempurna. Kista dentigerous (folikular) dan
kista erupsi berasal dari jaringan ini.

The rests of Malassez yang terbentuk melalui fragmentasi


dari epithelial root selubung Hertwig.

Klasifikasi
Klasifikasi kista odontogenik.
Developmental

Inflammatory

Kista Dentigerous

Kista periapikal (radikular)

Kista Erupsi

Kista residual periapical


(radikular)

Kista Odontogenik
Keratosis

Buccal bifurcation cyst

Kista Orthokeratinisasi
Odontogenik
Kista Gingival (alveolar)
pada bayi
Kista Gingival pada dewasa
Kista Lateral Periodontal
Calcifying Odontogenic
Cyst
Kista Glandular

Persentase Kejadian Kista Odontogenik


Kista
Odontogenik

Presentase (%)

Kista Radikular

60-75%

Kista Dentigerous

10-15%

Keratosis
Odontogenik
Kista Paradental
Kista Gingiva dan
Periodontal Lateral

5-10%
3-5%
<1%

Kista radikular

Kista odontogenik yang paling sering ditemukan.


Tumbuh pada apeks gigi sebagai respon terhadap nekrosis
pulpa akibat karies dentis atau trauma.

Tumbuh dari proses stimulasi inflamasi dan proliferasi sisa


dari Malassez.

Debris seluler dalam lumen kista meningkatkan gradien


osmotik dan cairan diangkut melewati dinding kista.

Volume cairan kista makin meningkat dan akhirnya


meningkatkan ukuran kista karena tekanan hidrolik.
Gambaran klinis

Kista bersifat asimptomatis dengan proses pembesaran


yang perlahan dan tidak disadari oleh penderita sampai
ukurannya membesar dan bisa tampak secara klinis.

Pemeriksaan fisik dan radiologis

1. Sebagian besar kista radikuler yang simptomatik,


biasanya ditemukan secara tidak sengaja dari
pemeriksaaan radiologi.

2. Kista radikuler jarang berdiameter lebih dari 1 cm,


kecuali terjadi devitalisasi gigi yang berdekatan karena
trauma.

3. Secara radiologis, kista radikuler berbentuk bundar atau


oval, berbatas tegas, dan berdekatan/bersinggungan
dengan apeks gigi.

4. Kista dibatasi epitel skuamos berlapis dengan ketebalan


yang bervariasi. Terdapat infiltrasi sel inflamatori yang
bervariasi pada dindingnya, termasuk limfosit dan
neutrofil.

5. Lumen kista mengandung debris seluler nekrotik.

Pemeriksaan dengan cara biopsi

1. Aspirasi jarum halus (FNAB). Ujung jarum ditusukkan


5x, kemudian dibuat hapusan (smear) one layer smear.

2. Eksisi digunakan untuk pengambilan lesi kecil yang


secara klinis merupakan lesi yang jinak (< 1cm).

3. Insisi dlakukan bila lesi berukuran besar dan potensial


ganas atau untuk menghindari strukstur penting di
sekitarnya.

Penatalaksanaan
1. Perawatan endodontik (perawatan saraf gigi) dilakukan bila
kista terbentuk belum parah.

2. Antibiotik : Penicillin, clarytromycin dan clindamycin (px.alergi),


Cephalosporin dan cefadroxil (infeksi luas)

3. dilakukan ekstraksi gigi yang terinfeksi diikuti dengan


enukleasi.

4. ekstraksi gigi tanpa diikuti pengambilan kista dapat


menyebabkan pertumbuhan kista yang persisten. jika
pengambilan kista tidak dilakukan secara komplit, kista
residual dapat tumbuh.

5. Proses penyembuhan/pertumbuhan tulang terjadi dalam


6 bulan setelah kista radikuler diambil.

KLASIFIKASI NEOPLASMA ODONTOGEN


berdasarkan keganasan :
A. Benign / Jinak antara lain :
1. Ameloblastoma
2.

Denomatoid odontogenic tumor

3.

Calcifying epithelial odontogenic tumor

4.

Ameloblastic Fibroma

5.

Dentinoma

6.

Odontoma : - Complex Composite Odontoma


- Compound Composite Odontoma

7.

Ameloblastic Fibro-odontoma

8.

Odonto-Ameloblastoma

9.

Odontogenic Fibroma
10. Odontogenic Myxoma
11. Cementoma : - Begign Cementoblastoma
- Cementifying fibroma
- Periapical Cemental dysplasia
- Gigantiform Cementoma
12. Melanotic neuro-ectodermal tumor of infancy (Melano-ameloblastoma)

b. Maligant / Ganas antara lain :


1. Odontogenic Carcinoma
- Malignant Ameloblastoma
- Primary intra-osseus Carcinoma
- Carcinoma dari epithel Kista Odontogen
2. Odontogenic Sarcoma
- Ameloblastic Fibro-Sarcoma
- Ameloblastic Odonto-Sarcoma

1.Ameloblastoma
Sifat biologis: Neoplasia Benign, tetapi locally invasive (locally
malignant)

Frekwensi : hanya 1% dari Oral Neoplasma


Usia : - Dekade ke-3 6 (20-50 th) } pada Solid Ameloblastoma
- Rata-rata pada usia : 39 tahun }
- Usia rata-rata untuk Unicystic Ameloblastoma pada usia yang lebih
muda

Jenis Kelamin : Laki laki > wanita


Etnis : Afrika > Caucasoid
Prediksi Lokasi :
- Intra osseous : di dalam tulang rahang yang terbanyak
(solid/unicystic ameloblastoma)
- Extra osseous : di jaringan lunak sangat jarang peripheral
ameloblastoma

Mandibula > Maxilla ( 4 : 1 )

Klinis :
- Tumbuh lambat
- Biasanya tanpa keluhan sakit (kecuali ada ulcerasi/infeksi)
- Perluasan pembengkakan : ekstensi arah mesio-distal >
medio-lateral
- Ukuran dapat besar sekali ulcerasi/rasa sakit
- Palpasi : konsistensi keras/kenyal, tetapi bila besar sekali
terdapat terjadi krepitasi.
- Mukosa penutup : warna normal atau ulcerasi
- Gigi-gigi yang terlibat : goyang atau berubah
letak/inclinasi

Roentgenologis :
- Multicystic : soap buble appearance ini yang
terbanyak solid type
- Monolocular/unilocular : (biasanya ada gigi impaksi dari
M3 bawah)
- Sering terjadi mis-diagnosed sebagai :Dentigerous Cyst
- Odontogenic Keratocys
- Gigi-gigi yang terlibat : sering terjadi resorpsi
gigi.

akar-2

Therapy :
* Konservative : (Kemungkinan kambuh tinggi)
- Curettage
- Enucleasi/Eksterpasi/Excisi
- Dredging method
- Cara Konservative ini nampaknya cocok diterapkan
untuk kasus unicystic ameloblastoma.
* Radikal : (Resection) :
- Marginal (Segmental) resection
- Partial resection
- Total resection

2. ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR


- Frekwensi : Penderita usia muda (decade ke 2-3)
- Jenis lesi : Ada yang menggolongkan sebagai neoplasia benign,
tetapi ada juga yang menggolongkannya sebagai hamartoma.
- Jenis kelamin

: Laki-laki > wanita

- Lokasi Rahang : Maxilla > Mandibula


- Terutama pada regioanterior maxilla
- Klinis
- Tumor / Pembengkakan
- Kecepatan tumbuh : tumbuh lambat dan biasanya asymptomatic
- Mungkin dapat terjadi rasa sakit dan ada gigi impaksi.
- Dilaporkan pula adanya lesi extra-osseous, terutama pada
gingival anterior maxilla (sangat jarang terjadi).

- Roentgenologis :
- Cystic appearance yaitu monolocular
(D.d. dengan dentigerous cyst) sering terlibat
dengan gigi yang impaksi
- Pada beberapa kasus ada proses calcifikasi di
dalam massa jaringan tumor, yang menghasilkan
radiopacitas yang agak kabur.
- Sifat biologis : Jinak / tidak infiltratif

3. ODONTOMA
- Sifat biologis : Neoplasia benign, tumbuh
ekspansif
- Frekwensi : Agak sering terjadi
- Usia : Anak-anak atau dewasa
- Jenis Kelamin : Laki-laki > wanita
- Lokasi Rahang: Mandibula > maxilla
- Macam

* Complex composite odontoma


* Compound composite odontomea

ODONTOGENIC MYXOMA
(Myxofibroma)

Jenis : Myxoma jenis odontogen yang terbanyak ditemui.


Jenis : non-odontogen jarang

Sifat biologis : Neoplasia benign, tumbuh invasive


Usia : Pada umumnya terdapat pada kelompok usia
decade ke 2 & 3

Klinis

- Pada umumnya tumbuh lambat


- Pembengkakan dapat menyebabkan deformitas rahang
- Gigi yang terlibat dapat goyang
- Paraesthesi bibir bawah, bilamana canalis mandibularis
terlibat invasi neoplasia

Roentgenologis, Bentuk dapat :


- Unilocular
- Multilocular (harus di-d.d. dengan ameloblastoma)

HPA :
- Neoplasia tak berkapsul
- Sel-sel bulat/stellate dengan tonjolan cytoplasmic
panjang
- Zat intercellulair terdiri dari mucin

Terapi :
- Pembedahan conservative :
- Enucleasi/curettage
- (Recurrence rate kira-kira 25%)
- Pembedahan radikal :
- Reseksi (ini yang tersering dikerjakan, atau bila
dengan cara conservative mengalami kekambuhan
atau melibatkan tulang rahang yang luas).

TUMOR GANAS

Tumor ganas rongga mulut adalah tumor yang


tumbuhnya cepat, infiltrasi ke jaringan sekitar, dan dapat
menyebar ke organ-organ lain (metastase).

berasal dari sel-sel epitel mukosa, sel jaringan ikat


mesenkim, sel-sel pembentuk gigi, dan sel kelenjar
ludah.
a. Penyebaran tumor ganas :
1.Lokal : Penjalaran sel sel tumor dari tumor induk ke jaringan
sehat sekitarnya secara infiltratif, massa sel tumor berhubungan
dengan sel induk tumor.
2.Metastasis / penyebaran jauh : pelepasan sel tumor dari
tumor induk, diangkut oleh aliran darah/ getah bening ke tempat
jauh, membentuk anak sebar/ metastase.Massa tumor anak
sebar tak berhubungan dengan massa tumor induk.

b. Stage Kanker Mulut


Untuk menentukan stage kanker mulut menggunakan TNM
sistem dari UICC (Union Internationale Contre le Cancer) atau
dari AJCC (American Joint Committee on Cancer).

c. Klasifikasi Tumor Ganas Rongga Mulut


1) Tumor Ganas Rongga Mulut Berasal dari Epitel Mukosa.
Karsinoma sel skuamous

2) Tumor Ganas Rongga Mulut Berasal dari Epitel Kelenjar Ludah.


Karsinoma mukoepidermoid ( Mucoepidermoid carsinoma)
Karsinoma adenoid kistik ( Adenod cystic carsinoma)
Karsinoma Sel Asinar ( Acinic cell carsinoma)

3) Tumor ganas rongga mulut dari jaringan ikat mesenkim


Fibrosarcoma
Neurosarcoma
Liposarcoma
Osteosarcoma
Chondrosarcoma
Angiosarcoma
Malignant melanoma
Myeloma
Lymphoma

Karsinoma sel skuamous


Gambaran klinis

Merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut.


Plak keratosis
Ulserasi
Tepi lesi indurasi dan kemerahan.
Dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut.
Pemeriksaan DNA menunjukkan mutasi oncogenes p53.
Etiologi

Belum diketahui dengan pasti.


Beberapa kondisi yang diduga berperan adalah infeksi kronis
yang mengikuti karies gigi, permukaan gigi yang tajam,
tambalan yang kasar, dan gigi palsu yang tidak baik.

Faktor lainnya : tembakau, alkohol, sifilis, lesi intra-oral


lainnya seperti leukoplakia, herpes simpleks, liken planus,
kandidiasis, serta melanosis oral

Gambaran HPA

Adanya proliferasi sel-sel epitel skuamous infiltrasi sel-sel

karsinoma ke jaringan di bawahnya membentuk anak tumor


( tumor nest).

Disertai infiltrasi sel-sel limfosit di tumor stromal


Terlihat sel-sel yang atipia yang disertai perubahan bentuk rete
peg processus.

Pembentukan keratin yang abnomal.


Pertambahan proliferasi basaloid sel.
Susunan sel menjadi tidak teratur dan mebentuk tumor nest
( anak tumor) yang berinfiltrasi.

WHO mengkasifikasikan SSC secara histologis menjadi :

1. Well differentiated ( Grade I)


2. Moderate differentiated ( Grade II)
3. Poorly differentiated ( Grade III)

Terapi Kuratif
diberikan pada kanker rongga mulut stadium I, II, dan III.
1. Terapi utama

stadium I dan II ialah operasi atau radioterapi.


stadium III dan IV yang masih operabel ialah kombinasi
operasi dan radioterapi pasca bedah.
a. Operasi

Indikasi operasi:
1) Kasus operabel
2) Umur relatif muda
3) Keadaan umum baik
4) Tidak terdapat ko-morbiditas yang berat

b. Radioterapi
Indikasi radioterapi
1) Kasus inoperabel

2) T1,2 tempat tertentu

3) Kanker pangkal lidah

4) Umur relatif tua

5) Menolak operasi

6) Ada ko-morbiditas yang berat

B. Terapi Paliatif
Terapi paliatif ialah untuk memperbaiki kwalitas hidup penderita
dan mengurangi keluhannya terutama untuk penderita yang sudah
tidak dapat disembuhkan lagi.

Terapi paliatif diberikan pada penderita kanker rongga mulut yang:


1. Stadium IV yang telah menunjukkan metastase jauh
2. Terdapat ko-morbiditas yang berat dengan harapan hidup yang
pendek
3. Terapi kuratif gagal
4. Usia sangat lanjut
Keluhan yang perlu dipaliasi antara lain:

1. Loko regional
a) Ulkus di mulut/leher

b) Nyeri

c) Sukar makan, minum,


menelan

d) Mulut berbau e) Anoreksia

f) Fistula oro-kutan

2. Sistemik:
a) Nyeri

b) Sesak nafas

d) Batuk-batuk

c) Sukar bicara

e) Badan mengurus f) Badan lemah

Terapi utama
1. Tanpa meta. jauh: Radioterapi dengan dosis 5000-7000 rads.

Kalau perlu kombinasikan dengan operasi

2. Ada metastase jauh: Kemoterapi

Kemoterapi yang dapat dipakai antara lain:

1) Karsinoma epidermoid:

Obat-obat yang dapat dipakai: Cisplatin, Methotrexate,

Bleomycin, Cyclophosphamide, Adryamycin, dengan angka

remisi 20 -40%. Misalnya:

a) Obat tunggal: Methotrexate 30 mg/m 2 2x seminggu

b) Obat kombinasi:

V = Vincristin

: 1,5 mg/m 2 hl

B = Bleomycin

: 12 mg/m 2 hl + 12 jam diulang tiap

M = Methotrexate : 20 mg/m 2 h3, 8

2-3 minggu

Anda mungkin juga menyukai