PERIKORONAL KISTA FOLIKULER Dibentuk di dalam folikel dental Asimptomatik, kecuali jika sudah berakspansi luas pada rahang Dibatasi oleh lapisan tipis sel apitel datar yang menyerupai potongan epitel enamel Ketika menyelubungi mahkota gigi dan berada dalam tulang kista dentigerous, etika sepenuhnya di dalam jaringan lunak kista erupsi. 2-3% dari orang dengan erupsi gigi yang terlambat ditemukan mempunyai kista dentigerous dan kira-kira 0.8% sangat berhubungan dengan impaksi molar ketiga Aspirasi kista menghasilkan cairan kekuningan yang terdiri dari kristal kolesterol. Tidak ada predileksi jenis kelamin. Radiografi: terdapat gambaran raidolusen homogen unilokuler yang tegas menyelubungi mahkota dari gigi imbeded radiolusensi dimulai dari cemento-enamel junction pada leher gigi terdapat garis tipis radiopak yang bersambung dengan lamina dura celah ligamen periodontal pergeseran dari gigi yang terpengaruh tidak jarang ditemukan Juga dapat menggeser gigi tetangga dan sering menghasilkan resorbsi akar dari gigi tetangga tersebut. Kista dentigerous berkembang dalam ruang folikel gigi yang mengakibatkan kantung jaringan lunak yang mengelilingi mahkota gigi yang terpengaruh dan melekat di pertemuan enamel-cementum. a Foto gigi yang diekstraksi dengan perlekatan kista dentigerous. b Kista dentigerous kecil yang mengelilingi sebuah gigi molar ketiga impaksi distoangular. c Impaksi gigi molar ketiga horizontal dengan kista dentigerous ukuran sedang. d Panoramic detail kista dentigerous besar dari sebuah impaksi kaninus kiri mandibula. Kaninus yang terkena telah bergeser ke batas bawah mandibula. Ada perpindahan gigi yang berdekatan dan ditandai resorpsi akar gigi molar pertama yang berdekatan dengan lesi ini. Manajemen dari kista dentigerous biasanya dicapai dengan enukleasi, namun dalam kasus kist yang sangat besar marsupialisasi dapat digunakan untuk mengurangi ukuran kista sebelum eksisi. Berbagai patologi lainnya dapat tumbuh ke dalam ruang folikel dan menyerupai klinis dan radiologi kista dentigerous, penting untuk membuang semua jaringan dari lesi dan diperiksakan secara histologi. Rakprasitkul (2001) menyelidiki apakah kejadian kondisi patologis mempengaruhi jaringan perikoronal pada molar ketiga imbeded Insidensi jaringan normal folikel gigi adalah 41%, dan insidensi jaringan patologi adalah 59% (kista dentigerous, 51%; jaringan inflamasi kronis non spesifik, 5%; tumor odontogenik keratokistik, 2%; ameloblastoma, 1%). Pada pasien yang lebih muda, jaringan normal lebih umum ditemukan, tapi pada pasien yang lebih dari 20 tahun, kejadian jaringan patologis lebih tinggi dari kejadian jaringan normal gigi molar ketiga imbeded harus diambil sebelum perubahan patologis dapat terjadi di jaringan perikoronalnya ENVELOPMENTAL KERATOCYSTIC ODONTOGENIC TUMOR Patogenesis tumor odontogenik keratocystic (Sebelumnya dikenal sebagai keratocyst odontogenik) diyakini dari proliferasi dental lamina gigi. Radiogfari: radiolusen homogen unilocular atau multilocular dapat menyelubungi mahkota dari gigi imbeded Ekspansi rahang merupakan temuan akhir. Lesi ini mungkin sporadis atau bagian dari sindrom karsinoma sel basal nevoid. Enam puluh dua persen ditemukan di mandibula, dan 38% pada rahang atas. Lam dan Chan (2000) mengevaluasi keratocystic tumor odontogenik meninjau catatan klinis dan ciri patologis odontogenik keratocystic tumor dari 69 etnis China Hong Kong diagnosis praoperasi benar dalam 78% kasus dan kesalahan diagnosa paling umum adalah kista dentigerous pemeriksaan patologis dari keratocyst adalah penting karena berisiko terjadi kesalahan diagnosis klinis. a Lesi crenulated dari tumor odontogenik keratocystic soliter kebetulan melibatkan impaksi terbalik dari gigi molar ketiga mandibula. b analisis histologi menunjukkan epitel parakeratinisasi dengan sel basal cuboidal dan tidak ada rete dan sedikit atau tidak ada sel-sel inflamasi dalam ketiadaan stimulus inflamasi sekunder(Hematoxylin dan eosin, pembesaran tinggi). c Multipel tumor keratocystic odontogenik di keempat kuadran, kebanyakan membungkus gigi imbeded, dalam kasus sindrom karsinoma sel basal multipel. AMELOBLASTOMA UNICYSTIC 80% kasus terjadi di mandibula, terutama pada angulus mandibula. Jenis unicystic mewakili sekitar 5% dari semua ameloblastoma dan dapat berkembang dari perubahan mural dalam kista dentigerous atau invasi sekunder dari ruang folikel gigi. Dapat terjadi di lokasi yang belum tentu berhubungan dengan gigi. Cenderung terjadi pada kelompok usia muda dibandingkan jenis ameloblastoma yang lain, rata-rata pada 22 tahun, suatu kelompok usia di mana kista dentigerous juga cukup umum. Radiografi: Radiolusen homogen Ekspansi kortikal adalah temuan yang sering. Cenderung menggeser mahkota gigi dan meresorbsi akar gigi yang berdekatan. a Ameloblastoma terlihat sebagai radiolusen crenulated yang meluas di ramus mandibula, kebetulan terkait dengan pergeseran gigi molar ketiga. b ameloblastoma folikuler. Histologinya ini terdiri dari folikel dengan sel basal kolumnar mengelilingi jaringan yang berhubungan dengan retikulum stellate pada perkembangan gigi. Hematoxylin dan eosin, pembesaran sedang c Ameloblastoma adalah neoplasma jinak yang relatif agresif. Histologi menunjukkan infiltrasi tulang. Hematoxylin dan eosin, pembesaran rendah. d Kasus ameloblastoma unicystic dengan sedikit crenulations (superior) dan perluasan melewati junction enamel-cemental (Radiografi lateral miring). e Unicystic ameloblastoma menyelubungi mahkota dari dua gigi molar (lateral miring radiografi). f radiografi lateral-miring menunjukkan radiolusen homogen multilocular yang meluas membungkus dan menggeser molar ketiga mandibula. ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR Paling sering ditemukan pada anak-anak atau remaja. Sering, tapi tidak selalu, menyelubungi mahkota dari gigi imbeded, terutama gigi kaninus maksila. Radiografi: Unilocular, tapi dapat loculated. Margin yang tegas. Homogen pada awalnya tapi kemudian berkembangkan kalsifikasi "floccules" sebagai struktur internal. Ekspansi kortikal mungkin terjadi. Cenderung untuk menggeser daripada menyebabkan resorpsi gigi yang berdekatan. a Proteksi Waters dibuat menggunakan "Ceph" attachment mengungkapkan unilocular, radiolusen tegas yang membungkus mahkota gigi kaninus rahang atas yang sedang berkembang dan menyebabkan perpindahan gigi. Lesi ini terbukti menjadi tumor odontogenik adenomatoid tumor. b Detil kasus yang sama dari tumor odontogenik adenomatoid. c Pemeriksaan histologi menunjukkan tampilan yang khas dari "adenomatoid". Duktus- duktus semu benar-benar memiliki membran basal yang terletak di sentral dan menggambarkan lipatan- lipatan di lembar epitel neoplastik daripada duktus- duktus yang sebenarnya. Hematoxylin dan eosin, pembesaran rendah. d Spesimen besar dari tumor odontogenik adenomatoid di regio kaninus maksila. e Spesimen besar yang dipotong. f radiografi dari spesimen besar menunjukkan kalsifikasi floccules. Floccules tersebut adalah umum untuk lesi tumor odontogenik adenomatoid akhir. Awalnya lesi muncul sebagai radiolusen homogen dan dapat terjadi misdiagnosa sebagai kista dentigerous. AMELOBLASTIC FIBROMA DAN FIBRO ODONTOMA Paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Keduanya agak jarang. Radiogfari: unilocular, crenulated, atau multilokular Batasnya biasanya berupa gambaran tegas dan berlapisan luar. Radiolusen homogen, sedangkan ameoblastic fibro odontoma dapat mengandung kalsifikasi salt and pepper Ekspansi kortikal adalah temuan akhir. Menyebabkan perpindahan gigi. Biasanya kurang agresif secara lokal dibandingkan ameloblastoma nonunicystic. ODONTOGENIC MYXOMA Radiografi: radiolusen homogen ditemukan di atas gigi imbeded. Memiliki trabekulasi angular yang Cenderung tidak menimbulkan ekspansi kortikal atau erosi. Resorpsi gigi yang berdekatan juga jarang. CALCIFYING ODONTOGENIC CYST Ditemukan pada rentang usia yang luas tetapi biasanya terdeteksi pada individu di bawah 40 tahun. 70% terjadi pada rahang atas. Radiografi: Unilocular atau multilocular Sering ditemukan menyelubungi mahkota gigi yang imbeded atau jarang pada odontoma. Radiolusen homogen atau kalsifikasi "salt and pepper". CALCIFYING EPITHELIAL ODONTOGENIC TUMOR Paling sering ditemukan pada orang dewasa. Radiografi: unilocular, crenulated, atau multilocular batasnya dapat tegas atau difus Radiolusen homogen awalnya tapi kemudian berkembang kalsifikasi "floccules." Ekspansi kortikal mungkin terjadi. apat menyebabkan pergeseran atau resorbsi akar gigi. MALIGNANCIES ASSOCIATED WITH ENVELOPMENTAL RADIOLUCENCIES Leukemia akut kadang-kadang dikaitkan dengan kumpulan sel leukemia di rahang. Kumpulan dari sel-sel ganas kadang-kadang dapat menyelubungi gigi yang sedang berkembang. Karsinoma dilaporkan muncul dalam folikel gigi atau kista dentigerous. a Tumor odontogenik epitel terkalsifikasi. Lesi ini adalah tumor odontogenik jinak yang relatif agresif umumnya ditemukan dalam kelompok usia tua. Lesi menyelubungi gigi molar imbeded sepenuhnya terbentuk dalam contoh ini. b sel leukemia akut mengendap sepenuhnya di sekitar gigi molar yang sedang berkembang. Tidak semua lesi perikoronal jinak. c Enam minggu kemudian lesi telah menggeser gigi menjadi erupsi dini dengan perluasan deposit sekarang sebagian besar di bawah gigi REGIONAL ODONTODYSPLASIA Kegagalan lokal gigi permanen (dan jarang gigi susu) untuk berkembang secara normal. Etiologi lesi ini tidak diketahui. "Ghost teet" yang tidak erupsi terbentuk dalam segmen gigi-geligi sedangkan sisanya berkembang secara normal. Pelebaran ruang folikel dengan kalsifikasi baik kadang-kadang ditemukan. a Tampilan radiologi jaringan perikoronal pada odontodysplasia regional. "The Ghost" gigi premolar dipengaruhi oleh kondisi tidak erupsi dan perpindahan tempat; namun, jaringan perikoronal tidak sepenuhnya radiolusen. b Pulau- pulau sel dengan kalsifikasi ("Osteodentin") di daerah dari regional odontodysplasia memperlebar folikel gigi. Hematoxylin dan eosin, pembesaran menengah. c Untaian sel dengan kalsifikasi ("osteodentin") di daerah dari regional odontodysplasia memperlebar folikel gigi. Hematoxylin dan eosin, pembesaran menengah CHERUBISM Kondisi herediter Pembengkakan bilateral yang progresif pada sudut mandibula Selama masa anak-anak. Turunan autosomal dominan dengan berbagai ekspresivitas. Radiografi: Multilocular bilateral di sudut rahang dan kadang-kadang di belakang maksila Kasus unilateral telah dilaporkan dan jarang. Perpindahan gigi dan benih gigi biasa terjadi. Lesi ini menghindari kondilus mandibula. a Radiografi Panoramic menunjukkan perluasan radiolusen multilocular bilateral mandibula dengan perpindahan gigi molar yang sedang berkembang yang tersebung. b penampilan klinis pasien di (a). c Kasus berbeda dari cherubism. Pasien ini juga ditandai dengan pergeseran gigi yang sedang berkembang.